• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEM BANGAN AIR BERSIH

RPI 2JM K ab Sumba B arat Daya III-

E. TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEM BANGAN AIR BERSIH

Akses ai r ber sih di Kabupaten Sumba Bar at Daya masi h sulit, terutama bagi desa yang belum terlayani oleh ai r ledeng, baik yang sampai ke r umah maupun l edeng eceran, ti dak memi liki pompa dan sumur ter lindungi ser ta ber ada jauh dar i mata air . Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sumba Bar at Daya, 2012 yang dilahir kan oleh Pokja Sani tasi / AM PL menyebutkan bahwa akses air ber sih bar u mencapai sekitar 34,33 %. Ber ar ti masih ter dapat sekitar 65,67 % Rumah Tangga yang masih mengalami kesulitan dal am memenuhi kebutuhan ai r ber sih.

Ber dasar kan tar get M DGs, menurunkan separ uh dar i pr opor si penduduk tanpa akses air ber sih yang ber kelanjutan, kemudian membandi ngkan dengan kondisi eksisting yang ada, baik dar i aspek kelembagaan, sumber daya manusia, maupun kemampuan keuangan daer ah diper kir akan Kabupaten Sumba Bar at Daya belum dapat mencapai hal ter sebut hingga tahun 2014/ 2015. Namun demikian, capai an ter sebut tetap menjadi tar get bagi daer ah, bukan saja kar ena hal ter sebut mer upakan acuan dunia secara global tetapi yang jauh lebih penting dar i i tu adalah kar ena air mer upakan kebutuhan dasar manusi a dan semua pihak harus ber upaya ber kontr ibusi dalam memenuhi kebutuhan air ber sih. Dengan dukungan ber bagai pihak maka dir encanakan pengembangan akes sektor air bersih dapat mencapai 67,16 % dalam jangka waktu menengah.

Berikut diuraikan tujuan, sasaran serta strategi pengembangan sektor air bersih dalam bentuk tabulasi.

RPI- 2JM K ab. Sumba B arat Daya

III-100 Tabel 3.31. Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Bersih

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran Terpenuhinya kebutuhan air

bersih.

Terpenuhinya aksesibilitas, kualitas, kuantitas, serta kontiniutas air bersih bagi masyarakat.

- Capaian layanan air bersih baru mencapai 34,33 % dan akan diupayakan meningkat hingga 67,16 % pada tahun 2017.

- Mengikuti Program PPSP dan mendukung berbagai kegiatan terkait visi misi sanitasi;

- Berupaya semaksimal mungkin mencari sumber pendanaan dan membuka peluang bagi seluruh pihak untuk berinvetasi dalam sektor air bersih;

- Mengoptimalkan sumber-sumber air bersih yang potensial;

RPI- 2JM K ab. Sumba Barat Daya

III-101 3.2.4 . Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Pada bagi an ini menjelaskan tentang konsep umum per ancangan, skenar io dan komponen per ancangan tata bangunan dan lingkungan. Konsep umum per ancangan tata bangunan dan lingkungan mer upakan gambar an umum desain penataan pada kawasan per encanaan yang di tindaklanjuti dengan penjabar an konsep desain masing- masing elemen perancangan. Skenari o adalah tahapan penataan kawasan yang disusun ber dasar kan langkah- langkah usaha penyelesaian masalah, pr iori tas pengembangan kawasan dan tahapan teknis pelaksanaan di lapangan.

Visi pembangunan kawasan adal ah :

“ M enjadikan Kori dor sebagai penunjang kawasan pemer intahan kota Tambol aka yang mampu member ikan pelayanan skala kota dan r egional mel al ui per ancangan kota yang kompr ehensif”

Konsep Perancangan Tata Bangunan dan Lingkungan

- M embentuk kontinuitas ruang melalui penataan kor idor jal an

- M enci ptakan str uktur r uang kota yang lebih ter integr asi melalui infill devel opment dan penataan massa bangunan dalam kawasan

RPI- 2JM K ab. Sumba Barat Daya

III-102 3.2.4 .1 . Program Bangunan dan Lingkungan

Komponen Perancangan Tata bangunan dan Lingkungan A. Tata Guna Lahan

Rencana Per untukan l ahan di atas pada hakekatnya adalah domi nasi fungsi yang pada pener apannya masi h memungkinkan ber campur dengan per umahan, kecuali pada kawasan lindung. Per ki raan fungsi makr o kawasan yang dapat dikembangkan di masa mendatang dengan mengacu pada RTRK Kota Tambolaka dan kondi si di l apangan.

a. Fungsi hunian.

Kawasan dengan fungsi hunian pada umumnya ter dir i dar i satu lantai dengan per untukkan aktifitas ber huni di lantai satu. Juml ah lantai maksi mal adal ah 2 lantai dengan fungsi utama per tokoan dan per mukiman.

b. Kawasan perkantoran pemerintah

Kawasan per kantor an dengan fungsi utama penunjang pemer i ntahan yaitu kantor bupati , kantor DPRD, dan kantor di nas- dinas kabupaten.

c. Kawasan perdagangan dan jasa

Kawasan per dagangan dan jasa pada umumnya ber satu dengan rumah, baik ter di r i dar i satu atau dua lantai. Lantai satu umumnya digunakan untuk kegi atan per dagangan sedangkan lantai dua digunakan untuk fungsi hunian. Bila hanya terdir i dar i satu lantai, maka bagian muka r umah di fungsi kan sebagai per dagangan dan jasa, sedangkan bagian belakang mer upakan sar ana huni an.

d. Ruang terbuka hijau

Ruang ter buka yang ber sifat publik dan ter encana dengan baik berupa ruang ter buka di kawasan bangunan pemer intah yaitu alun-alun dan median jalan.

RPI- 2JM K ab. Sumba Barat Daya

III-103 B. Tata M assa Bangunan

Pengaturan M assa Bangunan

Penataan massa bangunan di lakukan dengan mel ihat komposisi ur ban solid dan ur ban void kaw asan. Teor i

figur e- ground melihat r uang kota dar i hubungan antar a bentuk yang ter bangun (building mass) sebagai massa solid/ figur e (black) dengan r uang ter buka sebagai void/ gr ound (whi te). Panduan penataan massa bangunan dipr ior itaskan pada kawasan yang bertema ur ban diatur dengan sempadan maskimal sesuai dengan kelas jal an.

RPI- 2JM K ab. Sumba Barat Daya

III-104 Konfigurasi massa bangunan diar ahkan membentuk perimeter bl ok sehingga dimana akan membentuk ruang- ruang dalam yang dapat digunakan sebagai ruang ter buka dan lebih ber orientasi pada jalan.

RPI- 2JM K ab. Sumba Barat Daya

III-105 Ketinggian dan Elevasi Lantai Bangunan

Kondisi eksisting ketinggian bangunan adalah ber agam, bel um ada panduan atau peratur an ketinggian bangunan di kawasan per encanaan. Secar a umum bangunan mempunyai ketinggian satu-dua l antai. Ketinggian bangunan diar ahkan tidak mel ebihi ketinggian bangunan kantor bupati yang menjadi tetenger kawasan.