• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam dokumen RENSTRA (RENCANA STRATEGIS) (Halaman 69-78)

Tepat Terpadu, Dan Terkoordinasi Guna Mewujudkan Masyarakat Yang Mandiri Menuju Banjar Kota

TUJUAN DAN SASARAN

4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Tujuan adalah sesuatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah beserta Indikator Kinerja yang ingin dicapai Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banjar dapat dilihat pada tabel berikut ini :

TABEL 4.1

TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PELAYANAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJAR

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN

TARGET KINERJA TUJUAN/SASARAN PADA TAHUN KE-

1 2 3 4 5 1. Penguatan ketahanan bencana melalui penurunan Indeks Resiko Bencana Meningkatkan kualitas penanganan bencana Indeks Resiko Bencana Daerah 153 151 150 149 148 Jumlah Dokumen Penanggulangan Bencana 0 3 4 2 1

Jumlah orang yang mengikuti

Simulasi/gladi penanggulangan bencana

250 260 270 280 285

Jumlah orang yang mendapatkan Pembekalan Penanggulangan Pra Bencana 0 50 60 65 70 Persentase Penanganan Bencana 100 100 100 100 100 Persentase jumlah korban yang menerima bantuan kebutuhan dasar 90 90 90 90 90

Jumlah orang yang mengikuti Pembekalan Penanggulangan Pasca Bencana 0 50 60 65 70 Persentase Penilaian Kerusakan/kerugian akibat bencana 90 90 90 90 90 2. Meningkatkan Pelayanan, Penyelamatan dan Evakuasi Korban Kebakaran Meningkatnya pencegahan, penanganan dan pengendalian serta penyelamatan bahaya kebakaran dan Non Kebakaran Persentase Layanan Pemadaman, Penyelamatan dan Evakuasi 80 80 80 80 80 Persentase Layanan Penyelamatan dan Evakuasi pada kondisi membahayakan manusia (operasi darurat Non Kebakaran) 80 80 80 80 80 3. Meningkatkan akuntabilitas kinerja dan keuangan Meningkatnya kualitas SAKIP dan LKD BPBD

SAKIP tepat syarat 90 90 90 90 90

LKD tepat syarat 90 90 90 90 90

Untuk mendukung Misi Kelima Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjar Tahun 2018-2023

adalah Meningkatkan Kualitas Lingkungan. Sesuai dengan sasarannya yaitu

Meningkatkan Kualitas Penanganan Bencana, tugas dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banjar adalah untuk melaksanakan penanggulangan Bencana di Wilayah Kota Banjar yang menyelenggarakan sebagian urusan Ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat Sub urusan bencana dan kebakaran. Maka tujuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebagai perangkat daerah untuk mendukung tujuan Pemerintah Kota Banjar adalah adalah:

1. Penguatan ketahanan bencana melalui penurunan Indeks Resiko Bencana. 2. Meningkatkan Pelayanan, Penyelamatan dan Evakuasi Korban Kebakaran. 3. Meningkatkan akuntabilitas kinerja dan keuangan.

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka disusun Sasaran Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah, yaitu :

1. Meningkatkan kualitas penanganan bencana melalui implementasi standar Teknis Pelayanan dasar pada SPM Sub Urusan Bencana Daerah Kab/Kota (Permendagri No 101 Tahun 2018) dan Pedoman Pengkajian Risiko Bencana (Perka BNPB No. 2 Tahun 2012);

Indikator Sasaran untuk mengukur Sasaran Strategis yang pertama adalah : 1.1 Indeks Resiko Bencana Daerah

Upaya menurunkan Indeks Resiko Bencana menurut Permendagri no. 101 tahun 2018 adalah :

1. Pelayanan informasi rawan bencana

2. Pelayanan Pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana 3. Pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana

Dan berdasarkan Peraturan Kepala BNPB nomor 02 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana untuk mengkaji risiko setiap bencana diantaranya adalah pengkajian tingkat acaman, kerentanan, kapasitas, tingkat risiko bencana dan kebijakan penanggulangan bencana berdasarkan hasil kajian dan peta risiko bencana. Dimana perencanaan pembangunan harus berlandaskan aspek-aspek pengurangan risiko bencana.

Perhitungan Indeks Rencana Bencana Indonesia oleh BNPB. Kota Banjar masuk di peringkat ke-27 tingkat tinggi resiko bencananya, IRBI Kota Banjar adalah 152,8.

Kajian Risiko Bencana dapat dilaksanakan dengan menggunakan rumus: Ancaman

Risiko Bencana = * Kapasitas Kerentanan

Upaya pengurangan risiko bencana berupa : - Memperkecil ancaman kawasan

- Mengurangi kerentanan kawasan yang terancam - Meningkatkan kapasitas kawasan yang terancam

Pengkajian Risiko Bencana dilaksanakan berdasarkan : - Data dan segala bentuk rekaman kejadian yang ada.

- Integrasi analisis probabilitas kejadianancaman dari para ahli dengan kearifan local masyarakat

- Kemampuan untuk menghitung potensi jumlah jiwa terpapar, kerugian harta benda dan kerusakan lingkungan

- Kemampuan untuk diterjemaahkan menjadi kebijakan pengurangan risiko bencana.

1.2 Jumlah Dokumen Penanggulangan Bencana

Perencanaan dalam penanggulangan bencana Pra bencana terbagi menjadi 2 keadaan yaitu :

- Situasi tidak terjadi bencana (Rencana Penanggulangan Bencana). - Situasi terdapat potensi bencana (Rencana Penanggulangan

Kedaruratan Bencana = rencana kontijensi).

Berdasarkan Permendagri No 101 Tahun 2018 dan Perka No 2 Tahun 2012 terdapat Dokumen Penanggulangan Bencana, maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banjar perlu membuat kegiatan :

1. Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana 2. Peta Risiko Bencana

3. Penyusunan Rencana Kontijensi 4. Penyusunan Kajian Resiko Bencana 5. Kajian Risiko Bencana

6. Kajian Kawasan Rawan Bencana

1.3 Jumlah orang yang mengikuti simulasi/gladi penanggulangan Bencana Upaya untuk mengurangi Indeks Risiko Bencana di Kota Banjar yaitu simulasi/gladi penanggulangan bencana, kegiatannya mengsimulasikan bencana kepada masyarakat agar terwujud masyarakat tangkas, tanggap dan tangguh bencana, maka BPBD Kota Banjar perlu membuat kegiatan Simulasi/gladi penanggulangan bencana banjir dan longsor dan kegiatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional

1.4 Jumlah Orang yang mendapatkan Pembekalan Penanggulangan Pra Bencana

Meningkatkan sumber daya manusia di bidang bencana merupakan upaya menurunkan IRBI Kota Banjar, Perhitungan Indeks Rencana Bencana Indonesia oleh BNPB. Kota Banjar masuk di peringkat ke-27 termasuk di daerah rawan bencana tingkat tinggi resiko bencananya, IRBI Kota Banjar adalah 152,8. Sehingga perlu diadakannya pembekalan penanggulangan bencana yang dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan kapasitas relawan penanggulangan bencana, pelatihan siaga bencana, peningkatan kapasitas petugas penanggulangan bencana peningkatan kapasitas Tim REaksi Cepat

1.5 Persentase Penanganan Bencana

Berdasarkan karakteristik wilayah di Kota Banjar maka lokasi daerah rawan bencana alam meliputi :

 Banjir pada umumnya meliputi:

- Kelurahan Karangpanimbal, Desa Mekarharja, Kecamatan Purwaharja; dan

- Desa Langensari Kecamatan Langensari;

- Desa Binangun dan Desa Batulawang di Kecamatan Pataruman. - Menetapkan tingkat bahaya banjir per masing-masing kawasan;  Longsor pada umumnya meliputi:

- Kelurahan Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja dan Kelurahan Purwaharja;

- Desa Situ Batu, Desa Neglasari (Cikapundung) Kecamatan Banjar; - Desa Batulawang, Desa Sinartanjung, Kecamatan Pataruman dan

Kelurahan Hegarsari.

 Patahan aktif terdapat di Lingkungan Haurmukti dan Cipadung Kelurahan Purwaharja Kecamatan Purwaharja dan Desa Binangun Kecamatan Pataruman.

 Kawasan rawan kegagalan teknologi di Kota Banjar, meliputi : - Kawasan yang berada didekat instalasi militer;

- Kawasan disekitar gardu listrik;

- Kawasan disekitar depo bahan bakar dan jalur pipa BBM;

- Kawasan yang diidentifikasi ada penerapan rekayasa tenologi dan berpotensi bencana.

Berdasarkan potensi bencana diatas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banjar perlu melaksanakan kegiatan penanganan kejadian bencana.

1.6 Persentase jumlah korban yang menerima bantuan kebutuhan dasar Data Bencana Kota Banjar tahun 2018 adalah :

- Kekeringan

Kecamatan yang terdampak adalah langensari, pataruman dan banjar Pemenuhan kebutuhan air yang telah dikirim adalah 160.000 liter air. - Angin putting beliung : 8 (delapan) kejadian

- Banjir : 1 (satu) kejadian

- Longsor : 9 (sembilan) kejadian

- Rumah ambruk/bangunan tua : 4 (empat) kejadian - Tersambar petir : 2 (dua) kejadian

- Tenggelam : 2 (dua) kejadian - Banjir lumpur : 2 (dua) kejadian

Berdasarkan data korban tersebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banjar perlu melaksanakan kegiatan pengadaan logistik dan peralatan penunjang operasional penanggulangan bencana.

1.7 Jumlah orang yang mengikuti Pembekalan Penanggulangan Pasca Bencana Ruang Lingkup Penanggulangan pasca bencana yaitu :

Sektor sosial pemulihan psikologis sosial, konstruksi sosial dan budaya, perbaikan dan peningkatan pelayanan kesehatan, pendidikan dan agama, pemulihan kearifan lokal dan tradisi masyarakat, pemulihan hubungan antara budaya dan keagamaan, serta membangkitkan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat.

Lintas sektor pemulihan kegiatan tata pemerintahan keuangan dan perbankan, lingkungan hidup dan PRB serta ketertiban dan keamanan. Peningkatan Sumberdaya manusia di bidang penanggulangan pasca bencana diperlukan agar tercipta penguatan ketahanan bencana, oleh sebab itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banjar memerlukan kegiatan yang merupakan pembekalan penanggulangan pasca bencana yaitu Pelatihan penilaian kerusakan dan kerugian (Damage and Losses Assesment/DALA) Pasca Bencana, Pelatihan kajian kebutuhan pasca bencana (JiTu PasNa), Pelatihan bangunan tahan gempa, Bimbingan teknis penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana dan Peningkatan kapasitas masyarakat dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.

1.8 Persentase Penilaian Kerusakan/kerugian akibat bencana

Strategi penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi berdasarkan Peraturan BNPB No 5 Tahun 2017 tentang Penyusunan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana dilakukan dengan cara:

b. Penentuan prioritas dan pengalokasian sumberdaya secara maksimal, komprehensif dan partisipatif termasuk memasukkan sumberdaya lokal sebagai salah satu bentuk pemulihan aktivitas sosial kemasyarakatan; c. Penyebarluasan informasi atau sosialisasi rencana pelaksanaan

rehabilitasi dan rekonstruksi secara bertanggungjawab dan membuka kesempatan semua pemangku kepentingan untuk berperan serta. Berdasarkan laporan kejadian bencana yang terjadi di Kota Banjar Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banjar perlu mengadakan kegiatan Verifikasi bantuan pasca bencana.

2. Meningkatnya pencegahan, penanganan dan pengendalian serta penyelamatan bahaya kebakaran ;

Indikator Sasaran untuk mengukur Sasaran Strategis yang kedua adalah : 2.1 Persentase Layanan Pemadaman, Penyelamatan dan Evakuasi

Kewenangan Perangkat Daerah yang menyelenggarakan sub urusan kebakaran menurut Permendagri no. 114 tahun 2018 adalah:

a. Pendataan dan verifikasi faktual Warga Negara yang menjadi korban kebakaran atau terdampak kebakaran;

b. Mengeluarkan surat keterangan korban kebakaran yang diperuntukan bagi pengurusan surat berharga dan identitas kependudukan; dan c. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Berdasarkan hal tersebut diatas, UPTD Penanggulangan Bencana harus melaksanakan pencegahan, penanganan dan pengendalian serta penyelamatan bahaya kebakaran, kegiatannya antara lain : Pengadaan sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran, Pemeliharaan sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran, peningkatan pelayanan penanggulangan bahaya kebakaran, sosialisasi penanggulangan kebakaran tingkat sekolah, kajian penanggulangan bencana kebakaran, pendidikan dan pelatihan pertolongan dan pencegahan kebakaran, pencegahan dan pengendalian bahaya kebakaran dan penyelamatan, sosialisasi pencegahan bahaya kebakaran, pendidikan dan pelatihan tenaga relawan kebakaran dan pengadaan alat pemadam.

2.2 Persentase Layanan Penyelamatan dan Evakuasi pada kondisi membahayakan manusia (operasi darurat Non Kebakaran)

Kewenangan lain menurut Permendagri no. 114 tahun 2018, yaitu:

a. Pencegahan, pengendalian, pemadaman, penyelamatan, dan penanganan bahan berbahaya dan beracun kebakaran dalam daerah kabupaten/kota;

b. Inspeksi peralatan proteksi kebakaran; c. Investigasi kejadian kebakaran;

d. Pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan kebakaran; dan e. Dapat melaksanakan pelayanan penyelenggaraan operasi pencarian

dan pertolongan terhadap kondisi membahayakan manusia.

Berdasarkan huruf (e), UPTD Penanggulangan Bencana harus melaksanakan Layanan Penyelamatan dan Evakuasi pada kondisi membahayakan manusia (operasi darurat Non Kebakaran) kegiatannya antara lain : Pengadaan sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran, Pemeliharaan sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran, peningkatan pelayanan penanggulangan bahaya kebakaran, pendidikan dan pelatihan pertolongan dan pencegahan kebakaran dan pencegahan dan pengendalian bahaya kebakaran dan penyelamatan.

3. Meningkatnya kualitas SAKIP dan LKD BPBD;

Indikator Sasaran untuk mengukur Sasaran Strategis yang ketiga adalah : 3.1 SAKIP tepat syarat

Integrasi dari sistem perencanaan, sistem penganggaran dan sistem pelaporan kinerja, yang selaras dengan pelaksanaan sistem akuntabilitas keuangan, maka BPBD Kota Banjar diwajibkan mencatat dan melaporkan setiap penggunaan keuangan negara serta kesesuaiannya dengan ketentuan yang berlaku maka dari itu sakip yang tepat syarat harapanya, Sakip yang tepat syarat mengacu pada Inpres No.7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah dimana didalamnya disebutkan Mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, dipandang perlu adanya pelaporan akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah.

kegiatannya antara lain : Penyusunan Laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja perangkat daerah, penyusunan pelaporan keuangan semesteran perangkat daerah, penyusunan rencana kerja (Renja) perangkat daerah,

penyusunan perencanaan anggaran perangkat daerah dan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) perangkat daerah.

3.2 LKD tepat syarat

Kondisi Laporan Keuangan Akhir Tahun Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banjar untuk tahun 2018 penyajiannya sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah, kondisi ini diharapkan dapat terus dipertahankan sampai dengan akhir periode Renstra (2023). maka BPBD Kota Banjar harus melaksanakan LKD yang tepat syarat, kegiatannya antara lain : Penyusunan Laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja perangkat daerah, penyusunan pelaporan keuangan semesteran perangkat daerah, penyusunan rencana kerja (Renja) perangkat daerah, penyusunan perencanaan anggaran perangkat daerah dan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) perangkat daerah.

BAB V

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Dalam dokumen RENSTRA (RENCANA STRATEGIS) (Halaman 69-78)

Dokumen terkait