• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan, Sasaran Strategis, Proses Bisnis dan Peta Strategi

Dalam dokumen Rencana Bisnis dan Anggaran tahun 2012 (Halaman 49-62)

BAB I PENDAHULUAN

C. PENCAPAIAN KINERJA DAN TARGET KINERJA

1. Tujuan, Sasaran Strategis, Proses Bisnis dan Peta Strategi

Tujuan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional dirumuskan dengan memperhatikan rumusan visi dan misi. Dengan demikian, tujuan LPDP adalah sebagai berikut:

Tabel II.10

Tujuan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan

Kode Tujuan

T1 Tersedianya beasiswa bagi pelajar dan/atau mahasiswa

Indonesia dalam mewujudkan cita-cita mencerdaskan

bangsa

T2 Tersedianya bantuan dana riset maupun penghargaan hasil

karya riset dalam mendorong inovasi bangsa

T3

Terjaminnya keberlangsungan pendanaan pendidikan bagi

generasi berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban

antargenerasi (intergenerational equity).

T4 Tersedianya dana cadangan pendidikan untuk rehabilitasi

fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam

b. Sasaran Strategis

Dalam rangka mengukur ketercapaian tiap tujuan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional maka tujuan tersebut diterjemahkan dalam sasaran strategis yang merupakan pernyataan tentang apa yang ingin

dicapai LPDP (SS bersifat output/outcome) atau apa yang ingin dilakukan

LPDP (SS bersifat proses) dalam jangka waktu satu tahun ke depan.

Sasaran strategis tersebut dielaborasi dalam beberapa perspektif sesuai dengan tujuan.

Dalam financial perspective yang merupakan ultimate goal, sasaran strategi

LPDP ada empat yaitu:

a. Sasaran strategis peningkatan pertumbuhan pendapatan hasil

| Melayani untuk Indonesia Jaya

40

b. Sasaran strategis peningkatan pertumbuhan penyaluran dana beasiswa

dari hasil pengelolaan DPPN (Kode : SS.2) untuk mencapai tujuan strategis T2;

c. Sasaran strategis peningkatan pertumbuhan penyaluran bantuan dana riset dari hasil pengelolaan DPPN (Kode : SS.3) untuk mencapai tujuan strategis T3;

d. Sasaran strategis peningkatan pertumbuhan pendapatan hasil

pengelolaan Dana Cadangan Pendidikan (Kode : SS.4) untuk mencapai tujuan strategis T4;

c. Peta Strategi

Dalam mewujudkan visi-misi, tujuan dan sasaran strategis di atas, maka

pengelolaan LPDP diarahkan melalui peta strategi yang merupakan hiring

dashboard (panel instrument) yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi LPDP. Peta strategi tersebut diharapkan memudahkan LPDP dalam

mengkomunikasikan keseluruhan strategi kepada seluruh anggota

organisasi. Dengan visi-misi LPDP dapat didefinisikan dengan jelas serta memiliki proses manajemen yang lengkap (input/sumber daya, proses internal, dan output/outcome). Peta strategi LPDP selengkapnya adalah sebagai berikut:

Gambar II.9

| Melayani untuk Indonesia Jaya

41

Dari peta strategi tersebut dapat dilihat keterkaitan beberapa sasaran strategis dalam beberapa perspektif sebagai berikut:

1) Financial Perspective

Perspektif ini merupakan ultimate goal kehadiran LPDP. Dengan kata

lain, keberlanjutan organisasi bergantung pada pencapaian target indikator kinerja tiap-tiap sasaran strategisnya. Ketercapaian target tersebut didukung oleh kesuksesan tiap-tiap sasaran strategis kepada perspektif dibawahnya.

2) CustomerPerspective

Dalam perspektif ini, LPDP harus memperhatikan dan memenuhi

kebutuhan dari customer yaitu penerima layanan LPDP. Pemenuhan

kebutuhan customer tersebut merupakan sasaran strategis ketiga (SS.4),

yang dilakukan melalui proses penyampaian layanan yang sesuai dengan kebutuhan penerima layanan, baik dilihat dari sisi ketepatan penerima layanan, jenis layanan maupun waktu layanan.

Untuk meningkatkan kepuasan customer terhadap layanan LPDP,

dikembangkan pengelolaan komplain yang efektif. Secara teknis, pengelolaan komplain tersebut dapat dilaksanakan dengan menyiapkan beberapa langkah, termasuk diantara dengan menyiapkan SOP pengelolaan komplain dan penyediaan media yang dapat digunakan

untuk menampung komplain, antara lain website, kotak saran maupun

komplain secara langsung.

3) InternalBusinessProcessPerspective

Dalam perspektif proses internal proses, LPDP akan mengembangkan serangkaian aktivitas/proses untuk menciptakan dan menyampaikan produk layanan dalam rangka memenuhi kebutuhan penerima layanan. Beberapa proses internal yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penerima layanan tersebut antara lain: perencanaan bisnis yang akurat,

penilaian investasi yang prudent, efektifitas dan efisiensi penyaluran,

serta monitoring dan manajemen risiko yang efektif.

a) Perencanaan Bisnis yang Akurat

Perencanaan Bisnis yang Akurat merupakan sasaran strategis kelima (SS.5). Sasaran Strategis ini akan mengarahkan LPDP untuk merencanakan dan mengembangkan produk layanan yang sesuai

| Melayani untuk Indonesia Jaya

42

dengan kebutuhan customer dan karakteristik kegiatan usahanya. Hal

ini diwujudkan dalam bentuk penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) serta rencana pengembangan produk layanan baik berupa beasiswa, kegiatan penelitian, maupun rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam.

b) Pengelolaan Investasi/Penempatan Dana Secara Prudent

Pengelolaan Investasi/Penempatan Dana Secara Prudent merupakan

sasaran strategis keenam (SS.6), yang dilaksanakan agar investasi

dapat menghasilkan return yang optimal sesuai dengan target dengan

risiko portofolio tetap berada pada level terukur atau masih dalam risk

appetite serta dapat dimitigasi sebagaimana mestinya.

Salah satu upaya untuk mewujudkan pengelolaan yang prudent

tersebut direncanakan dilaksanakan analisis investasi yang prudent,

melalui langkah-langkah sebagai berikut:

i. Penentukan kebijakan investasi, yang mengatur tujuan investasi, prinsip-prinsip investasi yang digunakan, sasaran investasi, restriksi investasi, alokasi investasi, tingkat imbal hasil yang diharapkan, pelaporan investasi, dan instrumen yang bisa digunakan;

ii. Analisis sekuritas terhadap beberapa instrumen, yang

dilaksanakan berdasarkan petunjuk teknis analisis investasi; iii. Pembentukan Portofolio. Tahap ini menyangkut identifikasi

sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut; dan

iv. Evaluasi kinerja portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun resiko yang ditanggung.

c) Penyaluran yang Efektif dan Efisien

Penyaluran yang efektif dilaksanakan untuk mewujudkan sasaran strategis ketujuh (SS.7), yang diukur dari sejauh mana DPPN dapat disalurkan pada masyarakat penerima layanan secara efektif, baik dilihat dari ketepatan penerima layanan, kesesuaian dengan kebutuhan penerima layanan dan ketepatan waktu penyaluran. Untuk mewujudkan hal tersebut, direncanakan akan dilaksanakan:

| Melayani untuk Indonesia Jaya

43

i. Optimalisasi pelaksanaan sosialisasi/diseminasi mengenai LPDP dan dana yang dikelolanya;

ii. Verifikasi yang prudent yang menjamin penyaluran dana

pendidikan tepat sasaran dan waktu.

d) Monitoring dan Manajemen Risiko yang Efektif

Monitoring dan manajemen risiko yang efektif dilaksanakan untuk mewujudkan sasaran strategis kedelapan (SS.8). Di lingkungan Kementerian Keuangan, penerapan manajemen risiko diatur dalam dalam PMK No. 191/PMK.09/2008 tentang Penerapan Manajemen Risiko di Kementerian Keuangan.

Sebagai satuan kerja yang mengelola pengembangan dana dan sekaligus menyalurkan dana dengan jumlah dana yang sangat besar

untuk ukuran satuan kerja, LPDP memiliki exposure risiko yang

sangat besar dengan jenis risiko yang sangat beragam, dari risiko finansial, risiko operasional dan risiko hukum.

Memperhatikan nature dari core business LPDP tersebut,

pelaksanaan manajemen risiko merupakan keniscayaan untuk meminimalisasi dan mengurangi dampak risiko yang mungkin timbul

akibat adanya ketidapastian (uncertainty) dalam pelaksanaan

pengelolaan dana.

Manajemen risiko merupakan serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan oleh Manajemen LPDP untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan pengelolaan dana yang dilaksanakan oleh LPDP.

Manajemen risiko sekurang-kurangnya mencakup:

i. Pengidentifikasian potensi risiko internal pada setiap fungsi/unit dan potensi risiko eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja

Manajemen LPDP (enterprise risk management– ERM);

ii. Pengembangan strategi penanganan pengelolaan risiko;

iii. Pengimplementasian program-program pengelolaan untuk

mengurangi risiko;

| Melayani untuk Indonesia Jaya

44

4) Learning and Growth Perspective

a) Pembentukan Organisasi yang Profesional

Pembentukan dan pengembangan kelembagaan/organisasi

diperlukan untuk mewujudkan organisasi yang modern dan profesional, yang antara lain dilaksanakan beberapa kegiatan antara lain:

i. Pembentukan Dewan Pengawas dan Dewan Penyantun,

Pembentukan Dewan Pengawas merupakan keharusan BLU sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Dewan pengawas tersebut bertugas melakukan pengawasan terhadap

pengelolaan Endowment Fund dan Dana Cadangan Pendidikan

yang dilakukan oleh Direksi, pelaksanaan Rencana Strategi Bisnis (Renstra) yang dilakukan oleh Direksi, pelaksanaan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) oleh Direksi; dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan.

Di samping itu, perlu dibentuk juga Dewan Penyantun antara lain

bertugas untuk mengarahkan strategi kebijakan umum

pengelolaan DPPN oleh LPDP, menetapkan perencanaan jangka panjang serta tujuan LPDP, menetapkan kebijakan umum pengembangan dan penyaluran DPPN, menyetujui rencana umum target pendapatan, penyaluran dana dan belanja LPDP dan sebagainya.

ii. Penyusunan Kebijakan Umum

Kebijakan Umum yang akan disusun meliputi kebijakan pengembangan dana, kebijakan penyaluran dan kebijakan pendukung, yang masing-masing dirinci menjadi sebagai berikut: a) Kebijakan Pengelolaan Dana

 Kebijakan Investasi

 Kebijakan Dana Cadangan

 Kebijakan Dana Abadi

b) Kebijakan Penyaluran

 Kebijakan Dana Bea Siswa

 Kebijakan Dana Riset dan Pengembangan

| Melayani untuk Indonesia Jaya

45

c) Kebijakan Pendukung

 Kebijakan Budaya Organisasi

 Kebijakan Teknologi Informasi

 Kebijakan Sumber Daya Manusia

 Kebijakan Akuntansi

 Kebijakan Manajemen Risiko

iii. Penyusunan Standard Operation Procedure (SOP)

Memperhatikan peraturan-peraturan yang mengatur LPDP, kebutuhan untuk menciptakan tata kelola yang baik dalam pengelolaan dana pendidikan dan pada akhirnya untuk mewujudkan visi-misi dan sasaran strategis, LPDP akan menyusun dan menerapkan standar prosedur operasional. Pada tahap awal pembentukan LPDP, SOP yang akan disusun meliputi SOP Keuangan dan Umum, SOP Pengembangan Dana, serta SOP Penyaluran Dana.

iv. Pemenuhan Kebutuhan Sarana Prasarana

Pada tahun 2012, direncanakan dilaksanakan beberapa pekerjaan pemenuhan sarana-prasarana, antara lain renovasi gedung dan pemenuhan kebutuhan inventaris kantor.

Renovasi ini diperlukan agar pelayanan langsung kepada masyarakat penerima layanan lebih mudah dan sesuai dengan karakteristik bisnis LPDP yang berbentuk BLU. Hal ini mengingat gedung yang digunakan LPDP merupakan gedung eks. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang dan berada pada lingkungan Kementerian Koordinator Perekonomian yang dirancang tidak untuk kantor pelayanan langsung kepada masyarakat.

Di samping renovasi gedung, pemenuhan kebutuhan barang inventaris merupakan hal yang mendesak. Kebutuhan inventaris tersebut meliputi:

| Melayani untuk Indonesia Jaya

46

Tabel II.11

Kebutuhan Barang Inventaris No. Barang

Inventaris Jumlah Peruntukan

1 Kamera 7 buah Pendataan dan pemetaan

daerah bencana

2 PC 20 unit Operasional kantor

3 Laptop 23 unit Operasional kantor

LCD 5 buah Operasonal kantor

4 Recorder 5 unit Operasional kantor dan

pendataan

5 Printer 9 unit Operasional kantor

6 Scanner 1 unit Operasional kantor (e-filling)

7 Handycam 2 unit Pendataan

8 Meubelair 1 paket Sarana kantor

9 Motor 1 unit Operasional kantor

10 Mesin

penghancur kertas

5 unit Sarana kantor

11 Jam dinding 7 buah Sarana kantor

12 Brankas 1 unit Sarana kantor

13 TV plasma 6 unit Penyajian data pergerakan

instrumen investasi

14 Lemari es 6 buah Sarana kantor (jamuan tamu)

15 Mesin bor 1 buah Sarana pemeliharaan kantor

16 Tempat

sampah

5 buah Sarana kantor

17 Vacum

cleaner

1 buah Sarana kantor

Barang-barang tersebut, pengadaannya akan dilaksanakan melalui DIPA LPDP.

v. Pengembangan Budaya Organisasi

Sebagai konsekuensi karakteristik LPDP yang berbentuk BLU dan melayani masyarakat secara langsung, maka pembentukan organisasi fleksibel, berorinteasi pada pelayanan mutlak dilakukan. Karena itu akan dilaksanakan beberapa strategi sebagai berikut:

| Melayani untuk Indonesia Jaya

47

Tabel II.12

Strategi Pembentukan Budaya Organisasi

Pengungkit Strategi Pendekatan Penerapan pada LPDP

Tujuan Organisasi

The Core Strategy

(setiap orang dalam sistem atau organisasi memiliki tujuan dasar yang jelas)

Strategy Management

(membangun sistem yang secara konstan membantu pimpinan mendefinisikan tujuan inti, yaitu yang paling penting bagi publik) Uncoupling (memisahkan peran kebijakan dan pengaturan dengan pemberian pelayanan) Integrity Management System Penyusunan tujuan strategis yang dianggap paling penting bagi publik.

Pemisahan antara penetapan

kebijakan/peraturan yang mengatur LPDP, terutama berkaitan dengan pengembangan dana dan penyaluran (yang ada pada Dewan Penyantun) dengan fungsi pelayanan yang ada unit organisasi (Direktorat)

Internalisasi tujuan LPDP pada seluruh manajemen dalam rangka pembentukan integritas dan character building.

Insentif The Consequences Strategy (pemberian konsekuensi bagi kinerja) Enterprise Management (mendorong seluruh unit organisasi untuk berorientasi pasar)

Managed Competition (mendorong seluruh unit organisasi untuk munculnya kompetisi dalam hal kinerja dan biaya)

Performance management

(pendekatan kinerja, imbalan dan sanksi)

Melakukan sosialisasi kebijakan dan produk LPDP kepada calon penerima layanan

Penyediaan sarana-prasana yang mempermudah pelayanan kepada penerima layanan

Penerapan manajemen kinerja

Pelatihan service excelence

Pengukuran kinerja vs biaya per unit dengan berdasarkan RBA

Kebijakan reward dan punishment yang jelas

Akuntabilitas The Customer Strategy (menciptakan akuntabilitas kepada publik sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada masyarakat sebagai stakeholder Customer Choice (menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna layanan) Customer Quality Assurance (menerapkan seperangkat standar pelayanan bagi pengguna)

Menyediakan jenis produk bea siswa dan rehab fasilitas pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan penerima layanan, baik dilihat dari sisi jumlah, waktu maupun mekanisme penyaluran).

Menetapkan standar pelayanan minimum bagi setiap jenis produk layanan.

Review dan evaluasi dalam rangka penyempurnaan kualitas layanan.

Power The Control Strategy (mendorong dikuranginya secara siginifikan pengambilan keputusan yang Organization Empowermwent (memberikan kewenangan kepada masing-masing unit untuk melakukan pengambilan

Menyusun SOP yang memungkinkan

pengambilan keputusan tertentu dapat dilakukan oleh direktur dan untuk hal tertentu oleh Kepala Divisi

| Melayani untuk Indonesia Jaya

48

terpusat) keputusan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Employee Empowerment (kejelasan pendelegasian kewenangan

keputusan oleh para pegawai)

Budaya The Culture Strategy (mengubah budaya organisasi) Changing Habits (menciptakan pengalaman-pengalaman baru yang memungkinkan ditinjaunya asumsi-asumsi yang berlaku dalam birokrasi)

Touching Hearts

(mendorong

karyawan untuk bekerja dengan hati)

Melibatkan karyawan dalam menyusun produk layanan dan otonomi serta otoritas yang lebih besar dalam memberikan layanan kepada stakeholder. Pelatihan character building, pelatihan peningkatan spiritualitas/ moralitas pegawai secara rutin

Sumber: Osborne dalam The Jakarta Consulting Group, 2008, diolah

b) Pengembangan SDM yang Kompeten

Kebutuhan untuk LPDP terdiri dari empat kelompok kompetensi sebagai berikut:

1) Untuk memenuhi kebutuhan teknis inti, yaitu : kompetensi teknis di bidang manajemen keuangan dan investasi, manajemen pendidikan;

2) Kompetensi teknis pendukung yang meliputi: kompetensi manajemen SDM, TIK dan manajemen data, teknis sipil dan konstruksi;

3) Kebutuhan SDM dari tenaga profesional, yaitu : manajemen risiko, internal auditor maupun penasehat investasi;

4) Kebutuhan akan tenaga clerical, yang meliputi: caraka, tenaga kebersihan, sekretaris, sopir dan tenaga keamanan.

Adapun strategi rekrutmen SDM adalah sebagai berikut:

1) SDM dengan kompetensi inti manajemen keuangan dan investasi dari rekruitmen terbaik dari Kementerian Keuangan

2) SDM dengan kompetensi inti manajemen pendidikan dari rekruitmen terbaik: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

| Melayani untuk Indonesia Jaya

49

3) SDM dengan kompetensi teknis pendukung SDM, TIK dan manajemen data, teknik sipil/konstruksi; rekrutmen SDM terbaik dari pasar tenaga kerja dengan memperhatikan potensi SDM Kementerian Keuangan dan Kemendikbud;

4) SDM tenaga profesional manajemen risiko, auditor dan penasehat investasi dari rekrutmen SDM terbaik dari pasar tenaga kerja dengan memperhatikan potensi SDM Kementerian Keuanangan dan Kemendikbud;

5) SDM tenaga clerical, yang meliputi: caraka, tenaga kebersihan, sekretaris, sopir dan tenaga keamanan dari rekruitmen SDM terbaik pasar tenaga kerja.

Pada tahun 2012 ini direncanakan telah terpenuhi 23 orang pegawai yang berasal dari PNS yang terdiri dari 5 direksi dan 8 Kepala Divisi, 1 Kepala SPI dan 9 pelaksana.

Tabel II.13 SDM LPDP 2012 Uraian Jumlah PNS/ Non PNS Pendidikan

Minimum Hard Competency Direktorat Keuangan dan Umum

Kepala Divisi 2 PNS S1 Divisi Anggaran dan Akuntasi: manajemen keuangan dan akuntasi Divisi SDM dan Umum: kompetensi manajemen SDM dan kerumahtanggaan Pelaksana 2 PNS D3

Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana

Kepala Divisi 2 PNS S1 Divisi Perencanaan Usaha dan Manajemen Data: TIK dan manajemen data serta manajemen keuangan. Divisi Pengembangan Dana Kelolaan : Pelaksana 2 PNS D3

| Melayani untuk Indonesia Jaya

50

manajemen

keuangan dan

investasi

Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan

Kepala Divisi 2 PNS S1 Divisi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan: manajemen pendidikan. Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan: manajemen pendidikan. Pelaksana 2 PNS D3

Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan

Kepala Divisi 2 PNS S1 Divisi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan: manajemen pendidikan dan teknik sipil/konstruksi Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan: manajemen pendidikan dan teknik sipil/konstruksi Pelaksana 2 PNS D3

Satuan Pemeriksaan Internal

Kepala SPI 2 PNS S1 auditor

Pelaksana 2 PNS D3

Selain kebutuhan pegawai yang berasal dari PNS tersebut, pada tahun 2012, berdasarkan analis beban kerja apabila diperlukan tambahan dapat dipenuhi dari pasar tenaga kerja.

Agar pegawai tersebut memiliki kompetensi yang sesuai dengan tugas dan fungsi LPDP, direncanakan beberapa pelatihan teknis, antara lain : pengelolaan keuangan satuan kerja, akuntansi keuangan dan BLU, manajemen investasi, manajemen risiko, manajemen SDM, dasar-dasar penilaian aset, dan dasar-dasar manajemen pendidikan.

Di samping itu juga akan dilaksanakan pembentukan karakter,

sehingga pegawai LPDP diharapkan memiliki visi dan misi yang

sama

dan

selaras dengan visi dan misi LPDP, penyamaan

| Melayani untuk Indonesia Jaya

51

standar etika yang selaras dengan kode etik, dan soft

competency yang sesuai dengan nature bisnis LPDP.

c) Teknologi Informasi dan Infrastruktur

Sesuai dengan PP Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan diwajibkan untuk melaksanakan kinerjanya berdasarkan prinsip efisiensi dan produktivitas. Sebagai sebuah lembaga baru, kinerja LPDP yang memenuhi prinsip tersebut dapat dicapai dengan ideal jika terdapat sistem informasi yang handal dan memadai.

Dalam rangka pengembangan sistem informasi tersebut perlu

dilaksanakan proses pengembangan sistem (system development),

yang sering didefinisikan sebagai aktivitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis komputer untuk menyelesaikan persoalan (problem) organisasi atau memanfaatkan kesempatan (opportunities) yang timbul.

Pada tahap awal pengembangan sistem tersebut direncanakan akan

dilaksanakan dua hal, yaitu: pertama, system analysis atau upaya

mendapatkan gambaran bagaimana sistem bekerja dan

masalah-masalah apa saja yang ada pada sistem. Kedua, system

development, yaitu langkah-langkah mengembangkan sistem informasi yang baru berdasarkan gambaran cara kerja sistem dan permasalahan yang ada.

d) Pengelolaan Anggaran yang Optimal

Sasaran strategis ini mengarahkan organisasi untuk memiliki penyerapan anggaran yang optimal. LPDP merupakan unit satker pemerintah sehingga secara otomatis juga pengeluaran satker BLU LPDP ini merupakan pengeluaran pemerintah yang kemudian dapat juga menentukan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, penyerapan anggaran LPDP diharapkan dapat tercapai secara optimal sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Tujuannya yaitu diharapkan dana pendapatan yang dihasilkan LPDP dan yang telah dialokasikan untuk digunakan sebagai belanja operasional LPDP dapat terlaksana secara optimal.

Nantinya pengeluaran LPDP yang merupakan kesatuan dari pengeluaran pemerintah dapat mendukung pertumbuhan ekonomi

| Melayani untuk Indonesia Jaya

52

nasional secara makro. Sedangkan secara mikro, tujuan yang diharapkan dari sasaran strategis ini yaitu organisasi LPDP dapat berjalan sebagaimana mestinya sehingga segala program kerja yang telah direncanakan dapat tercapai.

Tujuan lain dari sasaran strategis ini adalah tersusunnya dokumen

penganggaran tepat waktu. Dengan tersusunnya dokumen

penganggaran tepat waktu, maka semua program kerja yang telah direncanakan dapat ditopang dengan belanja operasional yang memadai dan tepat waktu.

Dalam dokumen Rencana Bisnis dan Anggaran tahun 2012 (Halaman 49-62)

Dokumen terkait