BAB I PENDAHULUAN
C. PENCAPAIAN KINERJA DAN TARGET KINERJA
1. Tujuan, Sasaran Strategis, Proses Bisnis dan Peta Strategi
Tujuan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional dirumuskan dengan memperhatikan rumusan visi dan misi. Dengan demikian, tujuan LPDP adalah sebagai berikut:
Tabel II.10
Tujuan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan
Kode Tujuan
T1 Tersedianya beasiswa bagi pelajar dan/atau mahasiswa
Indonesia dalam mewujudkan cita-cita mencerdaskan
bangsa
T2 Tersedianya bantuan dana riset maupun penghargaan hasil
karya riset dalam mendorong inovasi bangsa
T3
Terjaminnya keberlangsungan pendanaan pendidikan bagi
generasi berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban
antargenerasi (intergenerational equity).
T4 Tersedianya dana cadangan pendidikan untuk rehabilitasi
fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam
b. Sasaran Strategis
Dalam rangka mengukur ketercapaian tiap tujuan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional maka tujuan tersebut diterjemahkan dalam sasaran strategis yang merupakan pernyataan tentang apa yang ingin
dicapai LPDP (SS bersifat output/outcome) atau apa yang ingin dilakukan
LPDP (SS bersifat proses) dalam jangka waktu satu tahun ke depan.
Sasaran strategis tersebut dielaborasi dalam beberapa perspektif sesuai dengan tujuan.
Dalam financial perspective yang merupakan ultimate goal, sasaran strategi
LPDP ada empat yaitu:
a. Sasaran strategis peningkatan pertumbuhan pendapatan hasil
| Melayani untuk Indonesia Jaya
40
b. Sasaran strategis peningkatan pertumbuhan penyaluran dana beasiswa
dari hasil pengelolaan DPPN (Kode : SS.2) untuk mencapai tujuan strategis T2;
c. Sasaran strategis peningkatan pertumbuhan penyaluran bantuan dana riset dari hasil pengelolaan DPPN (Kode : SS.3) untuk mencapai tujuan strategis T3;
d. Sasaran strategis peningkatan pertumbuhan pendapatan hasil
pengelolaan Dana Cadangan Pendidikan (Kode : SS.4) untuk mencapai tujuan strategis T4;
c. Peta Strategi
Dalam mewujudkan visi-misi, tujuan dan sasaran strategis di atas, maka
pengelolaan LPDP diarahkan melalui peta strategi yang merupakan hiring
dashboard (panel instrument) yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi LPDP. Peta strategi tersebut diharapkan memudahkan LPDP dalam
mengkomunikasikan keseluruhan strategi kepada seluruh anggota
organisasi. Dengan visi-misi LPDP dapat didefinisikan dengan jelas serta memiliki proses manajemen yang lengkap (input/sumber daya, proses internal, dan output/outcome). Peta strategi LPDP selengkapnya adalah sebagai berikut:
Gambar II.9
| Melayani untuk Indonesia Jaya
41
Dari peta strategi tersebut dapat dilihat keterkaitan beberapa sasaran strategis dalam beberapa perspektif sebagai berikut:
1) Financial Perspective
Perspektif ini merupakan ultimate goal kehadiran LPDP. Dengan kata
lain, keberlanjutan organisasi bergantung pada pencapaian target indikator kinerja tiap-tiap sasaran strategisnya. Ketercapaian target tersebut didukung oleh kesuksesan tiap-tiap sasaran strategis kepada perspektif dibawahnya.
2) CustomerPerspective
Dalam perspektif ini, LPDP harus memperhatikan dan memenuhi
kebutuhan dari customer yaitu penerima layanan LPDP. Pemenuhan
kebutuhan customer tersebut merupakan sasaran strategis ketiga (SS.4),
yang dilakukan melalui proses penyampaian layanan yang sesuai dengan kebutuhan penerima layanan, baik dilihat dari sisi ketepatan penerima layanan, jenis layanan maupun waktu layanan.
Untuk meningkatkan kepuasan customer terhadap layanan LPDP,
dikembangkan pengelolaan komplain yang efektif. Secara teknis, pengelolaan komplain tersebut dapat dilaksanakan dengan menyiapkan beberapa langkah, termasuk diantara dengan menyiapkan SOP pengelolaan komplain dan penyediaan media yang dapat digunakan
untuk menampung komplain, antara lain website, kotak saran maupun
komplain secara langsung.
3) InternalBusinessProcessPerspective
Dalam perspektif proses internal proses, LPDP akan mengembangkan serangkaian aktivitas/proses untuk menciptakan dan menyampaikan produk layanan dalam rangka memenuhi kebutuhan penerima layanan. Beberapa proses internal yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penerima layanan tersebut antara lain: perencanaan bisnis yang akurat,
penilaian investasi yang prudent, efektifitas dan efisiensi penyaluran,
serta monitoring dan manajemen risiko yang efektif.
a) Perencanaan Bisnis yang Akurat
Perencanaan Bisnis yang Akurat merupakan sasaran strategis kelima (SS.5). Sasaran Strategis ini akan mengarahkan LPDP untuk merencanakan dan mengembangkan produk layanan yang sesuai
| Melayani untuk Indonesia Jaya
42
dengan kebutuhan customer dan karakteristik kegiatan usahanya. Hal
ini diwujudkan dalam bentuk penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) serta rencana pengembangan produk layanan baik berupa beasiswa, kegiatan penelitian, maupun rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam.
b) Pengelolaan Investasi/Penempatan Dana Secara Prudent
Pengelolaan Investasi/Penempatan Dana Secara Prudent merupakan
sasaran strategis keenam (SS.6), yang dilaksanakan agar investasi
dapat menghasilkan return yang optimal sesuai dengan target dengan
risiko portofolio tetap berada pada level terukur atau masih dalam risk
appetite serta dapat dimitigasi sebagaimana mestinya.
Salah satu upaya untuk mewujudkan pengelolaan yang prudent
tersebut direncanakan dilaksanakan analisis investasi yang prudent,
melalui langkah-langkah sebagai berikut:
i. Penentukan kebijakan investasi, yang mengatur tujuan investasi, prinsip-prinsip investasi yang digunakan, sasaran investasi, restriksi investasi, alokasi investasi, tingkat imbal hasil yang diharapkan, pelaporan investasi, dan instrumen yang bisa digunakan;
ii. Analisis sekuritas terhadap beberapa instrumen, yang
dilaksanakan berdasarkan petunjuk teknis analisis investasi; iii. Pembentukan Portofolio. Tahap ini menyangkut identifikasi
sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut; dan
iv. Evaluasi kinerja portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun resiko yang ditanggung.
c) Penyaluran yang Efektif dan Efisien
Penyaluran yang efektif dilaksanakan untuk mewujudkan sasaran strategis ketujuh (SS.7), yang diukur dari sejauh mana DPPN dapat disalurkan pada masyarakat penerima layanan secara efektif, baik dilihat dari ketepatan penerima layanan, kesesuaian dengan kebutuhan penerima layanan dan ketepatan waktu penyaluran. Untuk mewujudkan hal tersebut, direncanakan akan dilaksanakan:
| Melayani untuk Indonesia Jaya
43
i. Optimalisasi pelaksanaan sosialisasi/diseminasi mengenai LPDP dan dana yang dikelolanya;
ii. Verifikasi yang prudent yang menjamin penyaluran dana
pendidikan tepat sasaran dan waktu.
d) Monitoring dan Manajemen Risiko yang Efektif
Monitoring dan manajemen risiko yang efektif dilaksanakan untuk mewujudkan sasaran strategis kedelapan (SS.8). Di lingkungan Kementerian Keuangan, penerapan manajemen risiko diatur dalam dalam PMK No. 191/PMK.09/2008 tentang Penerapan Manajemen Risiko di Kementerian Keuangan.
Sebagai satuan kerja yang mengelola pengembangan dana dan sekaligus menyalurkan dana dengan jumlah dana yang sangat besar
untuk ukuran satuan kerja, LPDP memiliki exposure risiko yang
sangat besar dengan jenis risiko yang sangat beragam, dari risiko finansial, risiko operasional dan risiko hukum.
Memperhatikan nature dari core business LPDP tersebut,
pelaksanaan manajemen risiko merupakan keniscayaan untuk meminimalisasi dan mengurangi dampak risiko yang mungkin timbul
akibat adanya ketidapastian (uncertainty) dalam pelaksanaan
pengelolaan dana.
Manajemen risiko merupakan serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan oleh Manajemen LPDP untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan pengelolaan dana yang dilaksanakan oleh LPDP.
Manajemen risiko sekurang-kurangnya mencakup:
i. Pengidentifikasian potensi risiko internal pada setiap fungsi/unit dan potensi risiko eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja
Manajemen LPDP (enterprise risk management– ERM);
ii. Pengembangan strategi penanganan pengelolaan risiko;
iii. Pengimplementasian program-program pengelolaan untuk
mengurangi risiko;
| Melayani untuk Indonesia Jaya
44
4) Learning and Growth Perspective
a) Pembentukan Organisasi yang Profesional
Pembentukan dan pengembangan kelembagaan/organisasi
diperlukan untuk mewujudkan organisasi yang modern dan profesional, yang antara lain dilaksanakan beberapa kegiatan antara lain:
i. Pembentukan Dewan Pengawas dan Dewan Penyantun,
Pembentukan Dewan Pengawas merupakan keharusan BLU sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Dewan pengawas tersebut bertugas melakukan pengawasan terhadap
pengelolaan Endowment Fund dan Dana Cadangan Pendidikan
yang dilakukan oleh Direksi, pelaksanaan Rencana Strategi Bisnis (Renstra) yang dilakukan oleh Direksi, pelaksanaan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) oleh Direksi; dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan.
Di samping itu, perlu dibentuk juga Dewan Penyantun antara lain
bertugas untuk mengarahkan strategi kebijakan umum
pengelolaan DPPN oleh LPDP, menetapkan perencanaan jangka panjang serta tujuan LPDP, menetapkan kebijakan umum pengembangan dan penyaluran DPPN, menyetujui rencana umum target pendapatan, penyaluran dana dan belanja LPDP dan sebagainya.
ii. Penyusunan Kebijakan Umum
Kebijakan Umum yang akan disusun meliputi kebijakan pengembangan dana, kebijakan penyaluran dan kebijakan pendukung, yang masing-masing dirinci menjadi sebagai berikut: a) Kebijakan Pengelolaan Dana
Kebijakan Investasi
Kebijakan Dana Cadangan
Kebijakan Dana Abadi
b) Kebijakan Penyaluran
Kebijakan Dana Bea Siswa
Kebijakan Dana Riset dan Pengembangan
| Melayani untuk Indonesia Jaya
45
c) Kebijakan Pendukung
Kebijakan Budaya Organisasi
Kebijakan Teknologi Informasi
Kebijakan Sumber Daya Manusia
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan Manajemen Risiko
iii. Penyusunan Standard Operation Procedure (SOP)
Memperhatikan peraturan-peraturan yang mengatur LPDP, kebutuhan untuk menciptakan tata kelola yang baik dalam pengelolaan dana pendidikan dan pada akhirnya untuk mewujudkan visi-misi dan sasaran strategis, LPDP akan menyusun dan menerapkan standar prosedur operasional. Pada tahap awal pembentukan LPDP, SOP yang akan disusun meliputi SOP Keuangan dan Umum, SOP Pengembangan Dana, serta SOP Penyaluran Dana.
iv. Pemenuhan Kebutuhan Sarana Prasarana
Pada tahun 2012, direncanakan dilaksanakan beberapa pekerjaan pemenuhan sarana-prasarana, antara lain renovasi gedung dan pemenuhan kebutuhan inventaris kantor.
Renovasi ini diperlukan agar pelayanan langsung kepada masyarakat penerima layanan lebih mudah dan sesuai dengan karakteristik bisnis LPDP yang berbentuk BLU. Hal ini mengingat gedung yang digunakan LPDP merupakan gedung eks. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang dan berada pada lingkungan Kementerian Koordinator Perekonomian yang dirancang tidak untuk kantor pelayanan langsung kepada masyarakat.
Di samping renovasi gedung, pemenuhan kebutuhan barang inventaris merupakan hal yang mendesak. Kebutuhan inventaris tersebut meliputi:
| Melayani untuk Indonesia Jaya
46
Tabel II.11Kebutuhan Barang Inventaris No. Barang
Inventaris Jumlah Peruntukan
1 Kamera 7 buah Pendataan dan pemetaan
daerah bencana
2 PC 20 unit Operasional kantor
3 Laptop 23 unit Operasional kantor
LCD 5 buah Operasonal kantor
4 Recorder 5 unit Operasional kantor dan
pendataan
5 Printer 9 unit Operasional kantor
6 Scanner 1 unit Operasional kantor (e-filling)
7 Handycam 2 unit Pendataan
8 Meubelair 1 paket Sarana kantor
9 Motor 1 unit Operasional kantor
10 Mesin
penghancur kertas
5 unit Sarana kantor
11 Jam dinding 7 buah Sarana kantor
12 Brankas 1 unit Sarana kantor
13 TV plasma 6 unit Penyajian data pergerakan
instrumen investasi
14 Lemari es 6 buah Sarana kantor (jamuan tamu)
15 Mesin bor 1 buah Sarana pemeliharaan kantor
16 Tempat
sampah
5 buah Sarana kantor
17 Vacum
cleaner
1 buah Sarana kantor
Barang-barang tersebut, pengadaannya akan dilaksanakan melalui DIPA LPDP.
v. Pengembangan Budaya Organisasi
Sebagai konsekuensi karakteristik LPDP yang berbentuk BLU dan melayani masyarakat secara langsung, maka pembentukan organisasi fleksibel, berorinteasi pada pelayanan mutlak dilakukan. Karena itu akan dilaksanakan beberapa strategi sebagai berikut:
| Melayani untuk Indonesia Jaya
47
Tabel II.12Strategi Pembentukan Budaya Organisasi
Pengungkit Strategi Pendekatan Penerapan pada LPDP
Tujuan Organisasi
The Core Strategy
(setiap orang dalam sistem atau organisasi memiliki tujuan dasar yang jelas)
Strategy Management
(membangun sistem yang secara konstan membantu pimpinan mendefinisikan tujuan inti, yaitu yang paling penting bagi publik) Uncoupling (memisahkan peran kebijakan dan pengaturan dengan pemberian pelayanan) Integrity Management System Penyusunan tujuan strategis yang dianggap paling penting bagi publik.
Pemisahan antara penetapan
kebijakan/peraturan yang mengatur LPDP, terutama berkaitan dengan pengembangan dana dan penyaluran (yang ada pada Dewan Penyantun) dengan fungsi pelayanan yang ada unit organisasi (Direktorat)
Internalisasi tujuan LPDP pada seluruh manajemen dalam rangka pembentukan integritas dan character building.
Insentif The Consequences Strategy (pemberian konsekuensi bagi kinerja) Enterprise Management (mendorong seluruh unit organisasi untuk berorientasi pasar)
Managed Competition (mendorong seluruh unit organisasi untuk munculnya kompetisi dalam hal kinerja dan biaya)
Performance management
(pendekatan kinerja, imbalan dan sanksi)
Melakukan sosialisasi kebijakan dan produk LPDP kepada calon penerima layanan
Penyediaan sarana-prasana yang mempermudah pelayanan kepada penerima layanan
Penerapan manajemen kinerja
Pelatihan service excelence
Pengukuran kinerja vs biaya per unit dengan berdasarkan RBA
Kebijakan reward dan punishment yang jelas
Akuntabilitas The Customer Strategy (menciptakan akuntabilitas kepada publik sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada masyarakat sebagai stakeholder Customer Choice (menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna layanan) Customer Quality Assurance (menerapkan seperangkat standar pelayanan bagi pengguna)
Menyediakan jenis produk bea siswa dan rehab fasilitas pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan penerima layanan, baik dilihat dari sisi jumlah, waktu maupun mekanisme penyaluran).
Menetapkan standar pelayanan minimum bagi setiap jenis produk layanan.
Review dan evaluasi dalam rangka penyempurnaan kualitas layanan.
Power The Control Strategy (mendorong dikuranginya secara siginifikan pengambilan keputusan yang Organization Empowermwent (memberikan kewenangan kepada masing-masing unit untuk melakukan pengambilan
Menyusun SOP yang memungkinkan
pengambilan keputusan tertentu dapat dilakukan oleh direktur dan untuk hal tertentu oleh Kepala Divisi
| Melayani untuk Indonesia Jaya
48
terpusat) keputusan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Employee Empowerment (kejelasan pendelegasian kewenangan
keputusan oleh para pegawai)
Budaya The Culture Strategy (mengubah budaya organisasi) Changing Habits (menciptakan pengalaman-pengalaman baru yang memungkinkan ditinjaunya asumsi-asumsi yang berlaku dalam birokrasi)
Touching Hearts
(mendorong
karyawan untuk bekerja dengan hati)
Melibatkan karyawan dalam menyusun produk layanan dan otonomi serta otoritas yang lebih besar dalam memberikan layanan kepada stakeholder. Pelatihan character building, pelatihan peningkatan spiritualitas/ moralitas pegawai secara rutin
Sumber: Osborne dalam The Jakarta Consulting Group, 2008, diolah
b) Pengembangan SDM yang Kompeten
Kebutuhan untuk LPDP terdiri dari empat kelompok kompetensi sebagai berikut:
1) Untuk memenuhi kebutuhan teknis inti, yaitu : kompetensi teknis di bidang manajemen keuangan dan investasi, manajemen pendidikan;
2) Kompetensi teknis pendukung yang meliputi: kompetensi manajemen SDM, TIK dan manajemen data, teknis sipil dan konstruksi;
3) Kebutuhan SDM dari tenaga profesional, yaitu : manajemen risiko, internal auditor maupun penasehat investasi;
4) Kebutuhan akan tenaga clerical, yang meliputi: caraka, tenaga kebersihan, sekretaris, sopir dan tenaga keamanan.
Adapun strategi rekrutmen SDM adalah sebagai berikut:
1) SDM dengan kompetensi inti manajemen keuangan dan investasi dari rekruitmen terbaik dari Kementerian Keuangan
2) SDM dengan kompetensi inti manajemen pendidikan dari rekruitmen terbaik: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
| Melayani untuk Indonesia Jaya
49
3) SDM dengan kompetensi teknis pendukung SDM, TIK dan manajemen data, teknik sipil/konstruksi; rekrutmen SDM terbaik dari pasar tenaga kerja dengan memperhatikan potensi SDM Kementerian Keuangan dan Kemendikbud;
4) SDM tenaga profesional manajemen risiko, auditor dan penasehat investasi dari rekrutmen SDM terbaik dari pasar tenaga kerja dengan memperhatikan potensi SDM Kementerian Keuanangan dan Kemendikbud;
5) SDM tenaga clerical, yang meliputi: caraka, tenaga kebersihan, sekretaris, sopir dan tenaga keamanan dari rekruitmen SDM terbaik pasar tenaga kerja.
Pada tahun 2012 ini direncanakan telah terpenuhi 23 orang pegawai yang berasal dari PNS yang terdiri dari 5 direksi dan 8 Kepala Divisi, 1 Kepala SPI dan 9 pelaksana.
Tabel II.13 SDM LPDP 2012 Uraian Jumlah PNS/ Non PNS Pendidikan
Minimum Hard Competency Direktorat Keuangan dan Umum
Kepala Divisi 2 PNS S1 Divisi Anggaran dan Akuntasi: manajemen keuangan dan akuntasi Divisi SDM dan Umum: kompetensi manajemen SDM dan kerumahtanggaan Pelaksana 2 PNS D3
Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana
Kepala Divisi 2 PNS S1 Divisi Perencanaan Usaha dan Manajemen Data: TIK dan manajemen data serta manajemen keuangan. Divisi Pengembangan Dana Kelolaan : Pelaksana 2 PNS D3
| Melayani untuk Indonesia Jaya
50
manajemen
keuangan dan
investasi
Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan
Kepala Divisi 2 PNS S1 Divisi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan: manajemen pendidikan. Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan: manajemen pendidikan. Pelaksana 2 PNS D3
Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan
Kepala Divisi 2 PNS S1 Divisi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan: manajemen pendidikan dan teknik sipil/konstruksi Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan: manajemen pendidikan dan teknik sipil/konstruksi Pelaksana 2 PNS D3
Satuan Pemeriksaan Internal
Kepala SPI 2 PNS S1 auditor
Pelaksana 2 PNS D3
Selain kebutuhan pegawai yang berasal dari PNS tersebut, pada tahun 2012, berdasarkan analis beban kerja apabila diperlukan tambahan dapat dipenuhi dari pasar tenaga kerja.
Agar pegawai tersebut memiliki kompetensi yang sesuai dengan tugas dan fungsi LPDP, direncanakan beberapa pelatihan teknis, antara lain : pengelolaan keuangan satuan kerja, akuntansi keuangan dan BLU, manajemen investasi, manajemen risiko, manajemen SDM, dasar-dasar penilaian aset, dan dasar-dasar manajemen pendidikan.
Di samping itu juga akan dilaksanakan pembentukan karakter,
sehingga pegawai LPDP diharapkan memiliki visi dan misi yang
sama
danselaras dengan visi dan misi LPDP, penyamaan
| Melayani untuk Indonesia Jaya
51
standar etika yang selaras dengan kode etik, dan soft
competency yang sesuai dengan nature bisnis LPDP.
c) Teknologi Informasi dan Infrastruktur
Sesuai dengan PP Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan diwajibkan untuk melaksanakan kinerjanya berdasarkan prinsip efisiensi dan produktivitas. Sebagai sebuah lembaga baru, kinerja LPDP yang memenuhi prinsip tersebut dapat dicapai dengan ideal jika terdapat sistem informasi yang handal dan memadai.
Dalam rangka pengembangan sistem informasi tersebut perlu
dilaksanakan proses pengembangan sistem (system development),
yang sering didefinisikan sebagai aktivitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis komputer untuk menyelesaikan persoalan (problem) organisasi atau memanfaatkan kesempatan (opportunities) yang timbul.
Pada tahap awal pengembangan sistem tersebut direncanakan akan
dilaksanakan dua hal, yaitu: pertama, system analysis atau upaya
mendapatkan gambaran bagaimana sistem bekerja dan
masalah-masalah apa saja yang ada pada sistem. Kedua, system
development, yaitu langkah-langkah mengembangkan sistem informasi yang baru berdasarkan gambaran cara kerja sistem dan permasalahan yang ada.
d) Pengelolaan Anggaran yang Optimal
Sasaran strategis ini mengarahkan organisasi untuk memiliki penyerapan anggaran yang optimal. LPDP merupakan unit satker pemerintah sehingga secara otomatis juga pengeluaran satker BLU LPDP ini merupakan pengeluaran pemerintah yang kemudian dapat juga menentukan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, penyerapan anggaran LPDP diharapkan dapat tercapai secara optimal sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Tujuannya yaitu diharapkan dana pendapatan yang dihasilkan LPDP dan yang telah dialokasikan untuk digunakan sebagai belanja operasional LPDP dapat terlaksana secara optimal.
Nantinya pengeluaran LPDP yang merupakan kesatuan dari pengeluaran pemerintah dapat mendukung pertumbuhan ekonomi
| Melayani untuk Indonesia Jaya
52
nasional secara makro. Sedangkan secara mikro, tujuan yang diharapkan dari sasaran strategis ini yaitu organisasi LPDP dapat berjalan sebagaimana mestinya sehingga segala program kerja yang telah direncanakan dapat tercapai.
Tujuan lain dari sasaran strategis ini adalah tersusunnya dokumen
penganggaran tepat waktu. Dengan tersusunnya dokumen
penganggaran tepat waktu, maka semua program kerja yang telah direncanakan dapat ditopang dengan belanja operasional yang memadai dan tepat waktu.