• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Bisnis dan Anggaran tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rencana Bisnis dan Anggaran tahun 2012"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

v | Lembaga Pengelola Dana Pendidikan – Melayani untuk Indonesia Jaya

c. Sumber Daya Keuangan ………..

d. Sarana dan Prasarana ………..

e. Riset dan Data Pendukung yang Belum Tersedia ………

2. Kondisi Eksternal ………..

a. Kondisi Pendidikan di Indonesia ………..……

b. Kondisi Ekonomi Makro ……….

B. ASUMSI RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN TAHUN 2012…………

1. Asumsi Ekonomi Makro ………..

2. Asumsi Mikro ……….

a. Pengembangan Pelayanan Baru ……….

b. Asumsi Volume Pelayanan ………...

c. Asumsi Tarif ……….

d. Dana Kelolaan yang Bersumber dari APBN ………..

e. Kebijakan Akuntansi Sesuai dengan Standar Akuntansi yang

Berlaku ……….

C. PENCAPAIAN KINERJA DAN TARGET KINERJA ………..

1. Tujuan, Sasaran Strategis, Proses Bisnis dan Peta Strategi ………

a. Tujuan ………..

b. Sasaran Strategis ………...

c. Peta Strategi ………

2. Indikator Kinerja Utama ………

3. Target Capaian Kinerja Tahun 2012 ……….

a. Pendapatan Per Unit Kerja ………...

b. Belanja Per Unit Kerja ………

c. Pengelolaan Dana Khusus ………

d. Ikhtisar Target Pendapatan TA 2012 ………..

e. Ikhtisar Belanja/Pembiayaan TA 2012 ………

f. Pendapatan dan Belanja Agregat ………

g. Biaya Layanan Per Unit Kerja ………..

h. Prakiraan Maju Pendapatan dan Belanja ……….…….

(7)

vi | Lembaga Pengelola Dana Pendidikan – Melayani untuk Indonesia Jaya

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Anggaran LPDP tahun 2012 untuk Setiap Output

Tabel II.2 Peringkat Daya Saing Indonesia

Tabel II.3 Perkembangan Score dan Ranking 12 Pilar Indikator GCI Indonesia

Tahun 2009-2010 dan 2010-2011

Tabel II.4 Perkembangan Ranking Indikator Pendidikan Indonesai menurut GCI

Tahun 2009-2010 dan 2010-2011

Tabel II.5 Perbandingan Mahasiswa S3 Beberapa Negara

Tabel II.6 Data Publikasi Indonesia per Tahun 1996-2012

Tabel II.7 Suku Bunga Rata-rata Perbankan Nasional

Tabel II.8 Rincian Alokasi Dana Layanan Beasiswa Tahun 2013

Tabel II.9 Proyeksi Dana Pokok DPPN sampai dengan Tahun 2012

Tabel II.10 Tujuan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan

Tabel II.11 Kebutuhan Barang Inventaris

Tabel II.12 Strategi Pembentukan Budaya Organisasi

Tabel II.13 SDM LPDP 2012

Tabel II.14 Indikator Kinerja Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Tahun

2012

Tabel II.15 Revenue dan Cost Center LPDP

Tabel II.16 Rincian Pendapatan Per Unit Kerja Tahun 2012

Tabel II.17 Alokasi Belanja Untuk Setiap Unit Dan Output

Tabel II.18 Perkembangan Pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan

Nasional Tahun 2011

Tabel II.19 Kebutuhan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional TA 2012

Tabel II.20 Ikhtisar Target PNBP Menurut Program Dan Kegiatan TA 2012

Table II.21 Pendapatan dan Belanja LPDP TA 2012

Tabel II.22 Ihktisar Pendapatan dan Belanja Agregat LPDP TA 2012

(8)

vii | Lembaga Pengelola Dana Pendidikan – Melayani untuk Indonesia Jaya

Tabel II.24 Sasaran Inflasi Indonesia Tahun 2012-2015

Tabel III.1 Prakiraan Maju PNBP

Tabel III.2 Prakiraan Maju Belanja Operasional

(9)

viii | Lembaga Pengelola Dana Pendidikan – Melayani untuk Indonesia Jaya

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Struktur Organisasi LPDP

Gambar II.1 Kerusakan Fasilitas Pendidikan di Berbagai Propinsi

Gambar II.2 Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Indonesia

Gambar II.3 Perkembangan Inflasi per Triwulan I 2012

Gambar II.4 Nilai Tukar Rupiah vs USD

Gambar II.5 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah per Triwulan I 2012

Gambar II.6 Program Beasiswa LPDP

Gambar II.7 Prosedur Penyaluran Beasiswa S2 dan S3

Gambar II.8 Pergerakan Rata-rata Suku Bunga Seposito Berjangka 2011-2012

(10)

ix | Lembaga Pengelola Dana Pendidikan – Melayani untuk Indonesia Jaya

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I-RBA/LPDP/2012 Asumsi Biaya Satuan Beasiswa

Lampiran II-RBA/LPDP/2012 Asumsi Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan

Lampiran III-RBA/LPDP/2012 Rincian Belanja Per Unit Kerja

Lampiran IV-RBA/LPDP/2012 Ikhtisar Belanja/Pembiayaan Per Program dan Kegiatan

Lampiran V-RBA/LPDP/2012 Pendapatan dan Belanja Agregrat

Lampiran VI-RBA/LPDP/2012 Biaya Layanan Per Unit Kerja

(11)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

1

RINGKASAN EKSEKUTIF

Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah mencerdaskan

kehidupan bangsa. Berkenaan dengan hal tersebut, kondisi pembangunan di bidang

pendidikan telah terlihat adanya perbaikan yang signifikan. Namun, bukan berarti

permasalahan pendidikan telah selesai sepenuhnya. Kualitas dan akses pendidikan

masih menjadi persoalan. Faktor geografis Indonesia yang berada di wilayah rawan

bencana alam juga menjadi tantangan tersendiri.

Memperhatikan hal tersebut, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas dan

akses pendidikan bagi warga negara. Pemerintah juga berusaha menjamin

keberlangsungan program pendidikan dari generasi ke generasi (intergenerational

equity). Salah satu langkah untuk mewujudkan hal tersebut, telah dialokasikan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) sebesar Rp3,617 triliun pada APBN

tahun 2010 dan 2011 dan sebesar Rp7 triliun pada APBN dan APBN-P tahun 2012.

DPPN tersebut dialokasikan untuk pembentukan Endowment Fund yang

bertujuan untuk menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi

berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban antar generasi dan dilakukan oleh

Badan Layanan Umum (BLU), dan Dana Cadangan Pendidikan untuk mengantisipasi

keperluan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam.

Menindaklanjuti hal tersebut, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

252/PMK.01/2011 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana

Pendidikan dibentuk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Selanjutnya,

berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 18/KMK.05/2012 tentang

Penetapan LPDP pada Kementerian Keuangan sebagai Instansi Pemerintah yang

Menerapkan Pengelolaan Keuangan BLU, LPDP ditetapkan sebagai BLU penuh.

Pada tahun 2012, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) LPDP

adalah sebesar Rp428.349.818.048. Dana yang disalurkan direncanakan sebesar

Rp239.428.740.000 atau 56% dari total PNBP. Dari jumlah penyaluran tersebut

sebesar Rp148.054.350.000 atau 62% dialokasikan untuk beasiswa, dan sebesar

Rp24.360.000.000 atau 10% dialokasikan untuk kegiatan penelitian mahasiswa.

Alokasi untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam sebesar

(12)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

2

BAB I

PENDAHULUAN

A.

UMUM

Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana tertuang

dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun

1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan terkait dengan tujuan

mencerdaskan kehidupan bangsa telah mengalami perkembangan yang berarti. Hal ini

antara lain terlihat dari tingkat buta huruf yang semakin kecil, angka partisipasi sekolah

yang semakin meningkat, dan infrastruktur pendidikan yang semakin baik.

Namun bukan berarti tujuan UUD tersebut telah tercapai sepenuhnya.

Beberapa studi dan indikator menunjukkan bahwa kondisi pendidikan masih harus

ditingkatkan. Global Competitiveness Report Study 2011-2012 yang diterbitkan oleh

World Economic Forum menunjukkan peringkat pendidikan dasar dan pendidikan tinggi Indonesia masih berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Hal

tersebut membawa dampak pada rendahnya peringkat daya saing Indonesia

dibandingkan dengan negara-negara tersebut. Pemerataan akses pendidikan bagi

semua warga negara, terkait dengan kondisi geografis, gender, kemampuan ekonomi

dan budaya juga masih menjadi persoalan. Permasalahan geografis Indonesia yang

berada di wilayah rawan bencana alam juga menjadi permasalahan sendiri.

Dilatarbelakangi oleh kondisi tersebut, pada tahun 2010, Pemerintah dan

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melakukan langkah strategis dengan mengusulkan

dan menetapkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2010 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) Tahun Anggaran 2010

dialokasikan dana sebesar Rp1 triliun sebagai Dana Pengembangan Pendidikan

Nasional (DPPN). Tahun berikutnya, dalam APBN Tahun 2011 sebesar Rp2,617 trilun

dan tahun 2012 dialokasikan sebesar Rp 1 triliun melalui APBN serta Rp6 triliun

melalui APBN-P.

Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) adalah alokasi anggaran

dalam APBN yang diperuntukkan bagi pembentukan Endowment Fund untuk

menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi berikutnya sebagai

bentuk pertanggungjawaban antar generasi, dan Dana Cadangan Pendidikan untuk

(13)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

3

alam. Amanat undang-undang menyatakan bahwa pengelolaan DPPN dilakukan oleh

Badan Layanan Umum (BLU) di bidang pendidikan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 Tentang

Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, pemerintah

membentuk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Selanjutnya, berdasarkan

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 18/KMK.05/2012 tentang Penetapan Lembaga

Pengelola Dana Pendidikan pada Kementerian Keuangan sebagai Instansi Pemerintah

yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, LPDP ditetapkan

sebagai BLU penuh. Dengan penetapan tersebut, LPDP diberikan fleksibilitas dalam

pengelolaan keuangan sesuai dengan PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum.

Sesuai dengan PMK tersebut di atas, LPDP mempunyai tugas melaksanakan

pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional baik Dana Abadi Pendidikan

(Endowment Fund) maupun Dana Cadangan Pendidikan. Pengelolaan tersebut meliputi pengembangan dana dan penyaluran dana baik untuk kegiatan pendidikan,

berupa beasiswa dan penelitian, maupun untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan yang

rusak akibat bencana.

B. VISI, MISI, DAN KEGIATAN USAHA

1.

Visi

Menjadi lembaga pengelola dana yang terbaik di tingkat regional untuk

menciptakan pemimpin masa depan serta mendorong inovasi bagi Indonesia

yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan.

2.

Misi

a) Mempersiapkan pemimpin dan profesional masa depan Indonesia melalui

pembiayaan pendidikan;

b) Mendorong riset strategis dan/atau inovatif yang implementatif dan

menciptakan nilai tambah melalui pendanaan riset;

c) Menjamin keberlangsungan pendanaan pendidikan bagi generasi berikutnya

melalui pengelolaan Dana Abadi Pendidikan yang optimal;

d) Sebagai last resort, mendukung rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak

(14)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

4

3.

Kegiatan Usaha

a. Pengembangan dana (investasi) yaitu pengelolaan DPPN dalam bentuk

penempatan pada berbagai instrumen yang menghasilkan nilai tambah

mendapatkan nilai tambah yang diharapkan (expected return).

b. Penyaluran dana yaitu penggunaan hasil pengembangan DPPN (investasi)

untuk kegiatan pendidikan berupa:

1. Beasiswa;

Beasiswa diperuntukkan kepada warga negara Indonesia yang

berkeinginan melanjutkan pendidikannya ke jenjang magister dan

doktoral (S2/S3) di dalam maupun di luar negeri (termasuk penyelesaian

tesis dan desertasi) serta berprestasi akademis di jenjang pendidikan

sebelumnya. Disamping itu, beasiswa diperuntukan bagi yang memiliki

jiwa kepempimpinan dan komitmen untuk berkontribusi kepada bangsa

dan Negara.

2. Bantuan dana penelitian dan penghargaan hasil karya penelitian;

Bantuan dana penelitian diperuntukan kepada kelompok periset yang

berminat dan memiliki kompetensi untuk melakukan riset inovatif-produktif

dengan fokus pangan, energi, tata kelola, pembangunan ekonomi

berwawasan lingkungan (eco-green), dan bidang lainnya (mandatory).

Sementara itu, penghargaan hasil karya penelitian diperuntukan kepada

periset yang memiliki hasil karya penelitian yang telah diaplikasikan serta

terbukti memberi nilai tambah.

3. Pembentukan Dana Cadangan Pendidikan untuk rehabilitasi fasilitas

pendidikan yang rusak akibat bencana.

c. Dana Cadangan Pendidikan dibentuk sebagai last resort dalam rangka

mendukung rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam

melalui pengelolaan Dana Cadangan Pendidikan.

C. NILAI DAN BUDAYA

1.

Nilai-nilai

Sebagai satuan kerja yang berada di lingkungan Kementerian Keuangan, maka

LPDP berpegang pada nilai-nilai Kementerian Keuangan yang diharapkan

dapat dijadikan pedoman dan motivasi dalam melaksanakan tugas dan

(15)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

5

a.

Integritas

Berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta

memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.

b.

Profesionalisme

Bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh

tanggung jawab dan komitmen tinggi.

c.

Sinergi

Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif

serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku.

d.

Pelayanan

Memberikan layanan yang memenuhi kepuasan pemangku kepentingan yang

dilakukan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat dan aman.

e.

Kesempurnaan

Senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan

memberikan yang terbaik.

2.

Budaya Organisasi

LPDP berada di lingkungan birokrasi sehingga rentan menjadi organisasi yang

memiliki budaya birokrasi yang kuat. Organisasi dengan budaya birokrasi yang

kuat dicirikan oleh struktur, hierarki, berbagai macam aturan yang kaku, tidak

berani mengambil risiko, tidak efektifnya kerjasama antar anggota serta

kurangnya kompetensi dan motivasi (Want dalam The Jakarta Consulting

Group, 2008).

Budaya birokrasi tidak sesuai dengan karakteristik LPDP sebagai BLU. Oleh

karena itu, diperlukan pembentukan budaya organisasi yang sesuai dengan

karakteristik LPDP antara lain budaya fleksibilitas, kerjasama, berorientasi pada

(16)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

6

D.

STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 Tentang

Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, Lembaga Pengelola

Dana Pendidikan menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan rencana strategis bisnis, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)

tahunan serta rencana kerja dan anggaran satuan kerja;

2. Pengelolaan dan pengembangan dana Endowment Fund dan Dana Cadangan

Pendidikan;

3. Penyaluran Dana Pengembangan Pendidikan Nasional serta monitoring dan

evaluasi atas penyaluran;

4. Penyusunan dan pelaksanaan anggaran, akuntansi dan penyelesaian transaksi

(setelmen), serta pelaporan;

5. Pengendalian intern dan penerapan manajemen risiko dengan prinsip

kehati-hatian terhadap pelaksanaan tugas Lembaga Pengelola Dana Pendidikan; dan

6. Pengelolaan sumber daya manusia, urusan umum dan kerumahtanggaan

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan.

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan terdiri atas:

1. Direktorat Keuangan dan Umum;

2. Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana;

3. Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan;

4. Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan;

5. Satuan Pemeriksaan Intern; dan

6. Kelompok Jabatan Fungsional.

Untuk menciptakan tata kelola yang baik dalam pengelolaan DPPN, di luar

struktur tersebut, LPDP dilengkapi dengan Dewan Penyantun dan Dewan Pengawas.

Dewan Penyantun terdiri dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri

Keuangan, dan Menteri Agama. Adapun struktur organisasi LPDP dapat digambarkan

(17)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

7

Gambar I.1

Struktur Organisasi LPDP

1.

Direktorat Keuangan dan Umum

Direktorat Keuangan dan Umum mempunyai tugas melaksanakan koordinasi

penyusunan renstra, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan, rencana

kerja dan anggaran satuan kerja, pengelolaan anggaran, akuntansi dan

pelaporan, penyelesaian transaksi (setelmen), pengelolaan sumber daya

manusia, serta urusan umum Lembaga Pengelola Dana Pendidikan.

Direktorat Keuangan dan Umum menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan, rencana kerja

dan anggaran satuan kerja;

b. Pengelolaan anggaran dan keuangan;

c. Penyusunan sistem dan manual akuntansi, laporan keuangan dan kinerja,

serta akuntansi atas setiap transaksi;

d. Pelaksanaan setelmen;

e. Perencanaan, pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia; dan

f. Pelaksanaan urusan kerumahtanggaan.

Direktorat Keuangan dan Umum terdiri dari dua divisi, yaitu:

(18)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

8

a. Divisi Anggaran dan Akuntansi mempunyai tugas melakukan koordinasi

penyiapan bahan penyusunan rencana strategis, Rencana Bisnis dan

Anggaran (RBA) tahunan, rencana kerja dan anggaran satuan kerja,

pengelolaan anggaran operasional dan pelaksanaan setelmen, penyusunan

sistem dan manual akuntansi, serta penyusunan laporan keuangan dan

kinerja organisasi.

b. Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum mempunyai tugas melakukan

perencanaan kebutuhan pengadaan, penempatan dan pengembangan

sumber daya manusia, serta pelaksanaan urusan umum dan

kerumahtanggaan.

2.

Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana

Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan kebijakan teknis perencanaan usaha berupa rencana

strategis bisnis, penyusunan rencana bisnis tahunan, pengembangan dana

kelolaan dan pendapatan, pengelolaan kerjasama pendanaan, penyusunan

rencana penyaluran dana, riset serta manajemen data.

Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana menyelenggarakan

fungsi:

a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis perencanaan usaha berupa rencana

strategis bisnis dan rencana bisnis tahunan;

b. Penyiapan pengembangan dana kelolaan dan hasil pendapatan;

c. Pengelolaan kerja sama pendanaan;

d. Penyiapan penyusunan rencana penyaluran dana; dan

e. Riset dan manajemen data.

Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Dana terdiri atas:

a. Divisi Perencanaan Usaha dan Manajemen Data mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis perencanaan

usaha berupa rencana strategis bisnis dan rencana bisnis tahunan,

koordinasi penyusunan rencana penyaluran dana, riset, pengelolaan data

dan informasi, serta pelaporan usaha.

b. Divisi Pengembangan Dana Kelolaan mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis pengembangan dana

(19)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

9

3.

Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan

Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana penyaluran dana kegiatan pendidikan, verifikasi dan

penilaian atas proposal kegiatan pendidikan, penyaluran dana untuk kegiatan

pendidikan, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan penyaluran dana kegiatan

pendidikan.

Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan bahan dan koordinasi untuk penyusunan rencana penyaluran

dana kegiatan pendidikan;

b. Pelaksanaan verifikasi dan penilaian atas proposal kegiatan pendidikan dan

penyaluran dana untuk kegiatan pendidikan; dan

c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana kegiatan

pendidikan.

Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan terdiri atas:

a. Divisi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan rencana penyaluran dana

kegiatan pendidikan, verifikasi dan penilaian atas proposal kegiatan

pendidikan dan menyalurkan dana untuk kegiatan pendidikan.

b. Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan mempunyai tugas

melakukan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana beasiswa.

4.

Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan

Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan rencana penyaluran dana rehabilitasi fasilitas

pendidikan akibat bencana alam, verifikasi dan penilaian atas proposal,

penyaluran dana, monitoring dan evaluasi atas pelaksananaan penyaluran

rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam.

Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan bahan dan koordinasi untuk penyusunan rencana penyaluran

dana untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam;

b. Pelaksanaan verifikasi dan penilaian atas proposal, serta penyaluran dana

untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam; dan

c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana rehabilitasi

(20)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

10

Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan terdiri atas:

a. Divisi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan rencana

penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan, verifikasi dan penilaian atas

proposal rehabilitasi fasilitas pendidikan, menyalurkan dana untuk rehabilitasi

fasilitas pendidikan.

b. Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan

mempunyai tugas melaksanakan monitoring dan evaluasi atas penyaluran

dana rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam.

5.

Satuan Pemeriksaan Internal

Satuan Pemeriksaan Intern mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan intern

atas pelaksanaan tugas Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Fungsi Satuan

Pemeriksaan Intern adalah:

a. Penyusunan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan audit charter dan audit

program;

b. pelaksanaan audit berbasis risiko khususnya pada aktivitas usaha Lembaga

Pengelola Dana Pendidikan; dan

c. Melakukan reviu terhadap laporan keuangan untuk meyakinkan bahwa isi,

penyajian, dan pengungkapannya sesuai dengan standar akuntansi

pemerintah dan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

6.

Kelompok Jabatan Fungsional

Pejabat Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan

jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.

7.

Dewan Pengawas

Dalam PP. No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum, pasal 34 diatur bahwa untuk melaksanakan pengawasan BLU dapat

membentuk Dewan Pengawas. Dalam Tata Kelola LPDP diatur, Dewan

Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap:

a. Pengelolaan endowment fund dan dana cadangan pendidikan yang dilakukan

oleh Direksi;

b. Pelaksanaan Rencana Strategi Bisnis (Renstra) yang dilakukan oleh Direksi;

c. Pelaksanaan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) oleh Direksi; dan

(21)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

11

8.

Dewan Penyantun

Dalam PMK nomor 252/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPDP

pasal 32 disebutkan bahwa Dewan Penyantun mengatur ketentuan pelaksanaan

lebih lanjut PMK tersebut. Dewan Penyantun memiliki fungsi:

a. Mengarahkan strategi kebijakan umum pengelolaan DPPN oleh LPDP;

b. Menetapkan perencanaan jangka panjang serta tujuan LPDP;

c. Menetapkan kebijakan umum pengembangan dan penyaluran DPPN; dan

d. Menetapkan proporsi alokasi DPPN untuk endowment fund dan dana

(22)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

12

BAB II

RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN

TAHUN 2012

A. GAMBARAN KONDISI LPDP

1.

Kondisi Internal

a.

Organisasi

LPDP berdiri berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

252/PMK.01/2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola

Dana Pendidikan. Dalam peraturan tersebut dinyatakan Lembaga Pengelola

Dana Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan Dana

Pengembangan Pendidikan Nasional baik dana abadi pendidikan

(Endowment Fund) maupun Dana Cadangan Pendidikan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 18/KMK.05/2012 tentang

Penetapan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan pada Kementerian

Keuangan sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum, LPDP ditetapkan sebagai BLU penuh.

Dengan penetapan tersebut, LPDP diberikan fleksibilitas dalam pengelolaan

keuangan sesuai dengan PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum.

Memperhatikan peraturan tersebut, diperlukan beberapa kelengkapan

organisasi, yaitu Dewan Penyantun dan Dewan Pengawas. Dewan

Penyantun terdiri dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri

Keuangan, dan Menteri Agama. Sedangkan Dewan Pengawas terdiri dari

Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sekretaris

Jenderal Kementerian Keuangan, dan unsur independen.

Disamping itu, untuk menciptakan tata kelola yang baik, harus disusun pula

Kebijakan Umum mengenai Pengelolaan DPPN, yang meliputi kebijakan

pengelolaan dana, kebiajakan penyaluran dan kebijakan pendukung.

Kebijakan tersebut diperlukan mengingat LPDP merupakan satuan kerja

(23)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

13

dikelola LPDP merupakan dana dari APBN yang harus

dipertanggungjawabkan, sementara risiko yang kemungkinan terjadi tidak

bisa dihilangkan seluruhnya.

Selain itu, untuk memastikan proses penyelesaian tugas dan fungsi

penempatan dan penyaluran dana beserta tugas dan fungsi pendukung di

back office telah melalui tata urutan dan dilakukan oleh unit yang memiliki tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan tugas dan fungsi tersebut,

diperlukan Standard Operation Procedure (SOP). Untuk tugas dan fungsi

yang penyelesaiannya memerlukan metode kerja/formula/rumus yang

terstandar dan baku dapat pula disusun manual/petunjuk teknis penyelesaian

pekerjaan.

b.

Sumber Daya Manusia

Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 diatur bahwa

pegawai Lembaga Pengelola Dana Pendidikan berasal dari Pegawai Negeri

Sipil pembinaannya dilakukan oleh Menteri Keuangan melalui Sekretaris

Jenderal sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Agar pelaksanaan

tugas setiap direktorat dilaksanakan oleh SDM yang memiliki kompetensi

yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, Direktur Keuangan dan Umum

(Direktur KU) dan Direktur Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana

(Direktur PUPD) berasal dari Kementerian Keuangan. Sedangkan Direktur

Dana Kegiatan Pendidikan (Direktur DKP) dan Direktur Dana Rehabilitasi

Fasilitas Pendidikan (Direktur DRFP) berasal dari Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan.

Pada tahun 2012, telah bertugas secara penuh pada LPDP 6 orang, yaitu

Direktur Utama, Direktur Keuangan dan Umum, Direktur Perencanaan Usaha

dan Pengembangan Dana. Status kepegawaian ketiga direksi tersebut masih

merangkap pada unit kerja yang lama. Direksi tersebut dibantu tiga orang staf

yang status kepegawaiannya berada masih berada pada Biro SDM. Di

samping itu, pada waktu diperlukan, telah bertugas pula dua orang dari

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah diusulkan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Pada tahun 2012 telah ada sebanyak 23 orang yang berasal dari PNS,

ditambah dengan beberapa orang dari pasar tenaga kerja untuk mengisi

(24)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

14

investasi. Di samping itu juga diperlukan tenaga klerikal seperti caraka,

tenaga kebersihan, sekretaris, sopir, dan tenaga keamanan.

c.

Sumber Daya Keuangan

Pada tahun 2010, Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) yang

dialokasikan dalam APBN adalah sebesar Rp1.000.000.000.000. Pada tahun

2011, DPPN yang dialokasikan dalam APBN adalah sebesar

Rp2.617.700.000.000. Pada tahun 2012, melalui APBN

Tambahan/Perubahan TA 2012, dialokasikan kembali sebesar

Rp7.000.000.000.000. Dana Pengembangan Pendidikan Nasional tersebut

adalah anggaran pendidikan yang dialokasikan untuk pembentukan

Endowment Fund dan Dana Cadangan Pendidikan yang bertujuan untuk : 1) Endowment Fund untuk menjamin keberlangsungan program pendidikan

bagi generasi berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban

antargenerasi.

2) Dana cadangan pendidikan untuk mengantisipasi keperluan rehabilitasi

fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam.

Dalam rangka melaksanakan amanah UU tersebut di atas, pada tahun 2012

ini penggunaan pendapatan direncanakan adalah sebagai berikut:

1) Belanja atas Pengelolaan Endowment Fund yaitu penyaluran dana untuk

kegiatan pendidikan dan rehabilitasi fasilitas pendidikan sebesar

Rp239.428.740.000; dan

2) Belanja Operasional LPDP yaitu untuk melaksanakan tugas dan fungsi

sebesar Rp11.858.264.000, dengan perincian sebagai berikut :

Tabel II.1

Anggaran LPDP tahun 2012 untuk Setiap Output

No. Output Jumlah (Rp)

1. Layanan dukungan manajemen 3.343.333.000 2. Dokumen analisis dan evaluasi 749.200.000 3. Laporan hasil verifikasi 241.388.124.000 4. Layanan perkantoran 1.982.291.000 5. Kendaraan Bermotor *) 1.348.000.000 6. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 583.000.000 7.. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 289.056.000

8. Gedung/Bangunan 1.604.000.000

TOTAL 251.287.004.000

*) Revisi output Kendaraan Bermotor untuk mengakomodir pendapatan hibah

(25)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

15

d.

Sarana dan Prasarana

Pada tahun 2012 ini, sarana dan prasarana fisik yang dimiliki oleh LPDP

belum memadai bagi pelaksanaan tugasnya baik dalam bentuk gedung

kantor dan peralatan. Untuk sementara waktu, sarana prasarana yang

digunakan LPDP adalah sebagai berikut:

 Gedung kantor pada saat ini menempati Gedung A.A. Maramis II Lantai

2 di komplek perkantoran Kementerian Keuangan Jl. Lapangan Banteng

Timur Nomor 1, Jakarta Pusat.

 Sarana dan prasarana lainnya untuk sementara menggunakan barang

inventaris Biro Umum Sekretariat Jenderal.

Di samping sarana dan prasarana fisik, LPDP juga memerlukan perangkat

teknologi informasi untuk menunjang operasionalnya terutama dalam rangka

pengembangan dana (investasi), penyaluran beasiswa dan rehabilitasi

fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam.

e.

Riset dan data pendukung

Sebagai satuan kerja yang harus mengembangkan dana, LPDP harus

mengembangkan database yang dapat digunakan untuk proses perencanaan

portofolio penempatan dana, valuasi instrumen penempatan dana dan

pengambilan keputusan penempatan dana sekaligus pelaksanaan

manajemen risiko finansial. Saat ini riset dan data pendukung masih belum

ada dan direncanakan baru mulai dilaksanakan pada bulan Agustus 2012.

Di samping itu, mutlak pula dibangun data base untuk penyaluran dana

pendidikan, yang bisa digunakan untuk perencanaan, terutama penentuan

sasaran penyaluran, baik dilihat dari sisi kewilayahan maupun jenjang

pendidikan. Data base juga diperlukan sebagai bahan monitoring dan

pengembangan manajemen risiko operasional penyaluran dana pendidikan.

2.

Kondisi Eksternal

a. Kondisi Pendidikan di Indonesia

Kondisi pendidikan terus mengalami perbaikan. Hal tersebut terlihat dari

beberapa indikator, diantaranya adalah tingkat buta huruf, pendidikan yang

telah dilalui penduduk dengan usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi kasar,

dan disparitas antar kabupaten/kota.

Namun, beberapa indikator yang diterbitkan lembaga international, misalnya

(26)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

16

yang berdampak pada rendahnya daya saing perekonomian Indonesia.

Global Competitiveness Report 2011 yang diterbitkan oleh World Economic Forum menunjukkan tingkat daya saing Indonesia berada pada peringkat yang relatif rendah, yakni pada peringkat 46. Dibandingkan dengan

negara-negara tetangga seperti China, Malaysia, Thailand dan Singapura, Indonesia

masih di bawah negara-negara tersebut. China berada pada peringkat 26,

Malaysia berada pada peringkat 21, Thailand berada pada peringkat 39 dan

Singapura berada pada peringkat 2. Peringkat Indonesia hanya lebih baik

dibandingkan dengan Vietnam yang berada pada peringkat 65 dan Philipina

75. Tabel peringkatan daya saing beberapa negara 4 tahun terakhir adalah

sebagai berikut :

Tabel II.2

Peringkat Daya Saing Indonesia

No Negara GCI 2009 GCI 2010 GCI 2011

Peringkat Nilai Peringkat Nilai Peringkat Nilai

1 Singapora 3 5.55 3 5.48 2 5.63

2 Malaysia 24 4.87 26 4.88 21 5.08

3 China 29 4.74 27 4.84 26 4.90

4 Thailand 36 4.56 38 4.51 39 4.52

5 Indonesia 54 4.26 44 4.43 46 4.38

6 Vietnam 75 4.03 59 4.27 65 4.24

7 Philipines 87 3.90 85 3.96 75 4.08

Sumber : The Global Competitiveness Report 2011-2012, World Economic Forum

Global Competitiveness Report 2011 juga menunjukkan, beberapa pilar yang mempengaruhi daya saing Indonesia yang tidak optimal tersebut, yaitu

kelembagaan (institutions), infrastruktur, kondisi ekonomi makro, termasuk

pilar kondisi kesehatan dan pendidikan dasar dan pilar pendidikan tinggi dan

pelatihan. Beberapa pilar yang mempengaruhi peringkat daya saing

(27)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

17

Tabel II.3

Perkembangan Score dan Ranking 12 Pilar Indikator GCI Indonesia

Sumber : The Global Competitiveness Report 2010 - 2011, World Economic Forum

Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, pada pilar kesehatan dan

pendidikan dasar, kualitas pendidikan di Indonesia relatif tertinggal.

Indonesia berada pada peringkat 64 dari 142 negara. Dibandingkan dengan

negara tetangga, peringkat Indonesia lebih rendah daripada Singapura (3),

Malaysia (33), dan Filipina (42). Kondisi yang sama juga terjadi pada

indikator pendidikan tinggi dan pelatihan. Pada Indikator ini, Indonesia berada

pada peringkat 69 dari 142 negara. Dibandingkan dengan negara tetangga,

peringkat Indonesia lebih rendah daripada Malaysia (38), Thailand (62) dan

Singapura (4).

Rendahnya peringkat pilar kesehatan dan pendidikan dasar Indonesia

dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya kualitas pendidikan dasar yang

rendah dan primary education enrollment rate. Sedangkan untuk pilar

pendidikan tinggi dan training dipengaruhi oleh beberapa faktor faktor

diantaranya secondary education enrollment rate, secondary education

(28)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

18

Tabel II.4

Perkembangan Ranking Indikator Pendidikan Indonesia menurut GCI

Sumber : The Global Competitiveness Report 2010-2011, World Economic Forum

Ketertinggalan pendidikan di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara

lain juga terlihat indikator lain, seperti perbandingan jumlah mahasiswa strata

3 di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain. Pada tahun 2011,

jumlah mahasiswa S3 di Indonesia berjumlah 23.000 orang atau sebesar 98

orang per satu juta penduduk. Angka ini jauh di bawah negara-negara maju,

misalnya Amerika, yang mahasiswa S3-nya berjumlah 3.100.000 orang atau

9.850 orang untuk setiap satu juta penduduk. Bahkan dibandingkan dengan

negara tetangga Malaysia, Indonesia juga masih jauh tertinggal. Jumlah

mahasiswa S3 di Malaysia mencapai 14.000 orang atau 509 orang per satu

(29)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

19

sebesar 15% per tahun, Indonesia baru bisa menyamai Malaysia pada

kondisi saat ini pada tahun 2022. Data perbandingan mahasiswa S3

Indonesia dengan beberapa negara adalah sebagai berikut :

Tabel II.5

Perbandingan Mahasiswa S3 Beberapa Negara

Negara Jumlah S3

Tahun 2011

Populasi S3 per 1 Juta

Penduduk

Indonesia 23.000 234.000.000 98

Malaysia 14.000 27.500.000 509

India 1.690.000 1.198.000.000 1.410

Jerman 328.000 82.200.000 3.990

Perancis 320.000 62.300.000 5.136

Jepang 819.000 127.200.000 6.438

USA 3.100.000 314.700.000 9.850

Sumber : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012

Dilihat dari indikator jumlah publikasi ilmiah, Indonesia sebenarnya telah

mengalami perkembangan, yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel II.6

Data Publikasi Indonesia per tahun 1996-2010

Sumber : SCImago Journal & Country Rank, 2012

Namun, bila dibandingkan dengan negara-negara lain, Indonesia masih

tertinggal. Indonesia berada posisi 64 dari 236 negara yang terdata.

Peringkat ini lebih rendah dibandingkan negara ASEAN yang lain. Singapura

(30)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

20

Sementara itu, dalam hal prasarana fasilitas pendidikan, sebagai

konsekuensi letak geografis Indonesia yang berada pada daerah bencana,

kerusakan fasilitas pendidikan di Indonesia menunjukkan angka yang cukup

memprihatinkan. Sebaran kerusakan fasilitas pendidikan tersebut dapat

disajikan dalam diagram lingkar sebagai berikut :

Gambar II.1

Kerusakan Fasilitas Pendidikan di Berbagai Propinsi

Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Kondisi pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak lepas dari kondisi

sosial, ekonomi, budaya, teknologi dan politik antara lain :

1) Geografis, Demografis, Sosial, Budaya dan Lingkungan

Kondisi sosial, budaya, dan lingkungan yang mempengaruhi pengelolaan

dana pengembangan pendidikan antara lain :

a) Indonesia sebagai negara kepulauan dan termasuk dalam negara

rawan bencana, yang banyak menimbulkan kerusakan pada fasilitas

pendidikan;

b) Laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi;

c) Kesenjangan aksesibilitas terhadap pendidikan antara penduduk

perkotaan dan pedesaan, antara penduduk kaya dan miskin, antara

wilayah maju dan wilayah tertinggal; dan

d) Perbedaan persepsi kebutuhan pendidikan dari aspek budaya (etnis

(31)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

21

Sumber: Bank Indonesia

2) Ekonomi

Kondisi ekonomi yang mempengaruhi pengelolaan Dana Pengembangan

Pendidikan Nasional antara lain :

a) Tingginya angka kemiskinan dan pengangguran;

b) Kesenjangan pertumbuhan ekonomi antarwilayah;

c) Meningkatnya daya saing dan isu globalisasi ekonomi yang

mengancam perekonomian nasional;

d) Komitmen pemenuhan pendanaan minimal 20% (dua puluh persen)

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

3) Politik, Pertahanan dan Keamanan

Kondisi politik, pertahanan dan keamanan yang dapat mempengaruhi

pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional antara lain :

a) Kemungkinan adanya ketidakstabilan politik, pertahanan dan

keamanan;

b) Ancaman disintegrasi bangsa; dan

c) Ketidakselarasan peraturan perundangan yang berdampak pada

penyelenggaraan pendidikan.

b. Kondisi Ekonomi Makro

Selama tahun 2011, kondisi perekonomian Indonesia mengalami

pertumbuhan cukup signifikan. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar II.2

(32)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

22

Tabel tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi naik dari 6,1% pada

tahun 2010 menjadi 6,5 persen menjadi sebesar 6,50% tahun 2011.

Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang

kuat, yang didorong oleh peningkatan pendapatan riel karena inflasi yang

rendah. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh pendapatan

dari hasil ekspor yang tumbuh tinggi sepanjang tahun 2011. Tingkat

pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut tentu menggembirakan, karena

terjadi ketika perekonomian global kurang kondusif yang ditandai rendahnya

pertumbuhan ekonomi negara-negara Eropa dan Amerika. Tingkat

pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya lebih rendah bila dibandingkan

dengan China dan India.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun 2012 ini juga

mengalami keadaan yang relatif stabil seperti tahun 2011 yakni sebesar 6,5%

(yoy). Kestabilan ini bersumber dari kestabilan konsumsi rumah tangga dan akselerasi investasi. Konsumsi rumah tangga masih didorong oleh optimisme

konsumen sehingga konsumsi tumbuh dengan stabil. Sedangkan akselerasi

investasi didukung oleh agresifitas investor di tengah iklim usaha yang

semakin baik dan kondusif, semakin kuatnya pendanaan, dan terjadinya

percepatan pembangunan proyek infrastruktur terutama dalam bidang

kelistrikan.

Inflasi pada tahun 2011 juga relatif terkendali, yaitu sebesar 3,79%. Tingkat

inflasi ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2010 yaitu sebesar 6,96%

yang terus mengalami kestabilan sampai dengan kuartal I tahun 2012 yang

besarnya 0,88% (qtq) dan 3,79% (yoy). Tekanan inflasi ini masih tetap

terkendali meskipun sedikit mengalami peningkatan dibandingkan triwulan

sebelumnya. Beberapa factor yang mempengaruhi tingkat inflasi antara lain

adalah ekspektasi yang meningkat sejalan dengan rencana kenaikan harga

Bahan Bakar Minyak (BBM). Sepanjang triwulan I 2012, beberapa factor

eksternal yang mendorong inflasi antara lain kenaikan harga komoditas

internasional non pangan terutama komoditas emas dan energy yang

meningkat cukup signifikan serta depresiasi nilai tukar rupiah terhadap US

(33)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

23

Gambar II.3

Perkembangan Inflasi per Triwulan I 2012

Sumber : Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Triwulan I 2012

Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, meskipun melemah pada

tahun 2011, namun masih pada kisaran Rp 9.000. Pergerakan Kurs Dollar

dari tahun 1993 adalah sebagai berikut :

Gambar II.4

Nilai Tukar Rupiah vs USD

(34)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

24

Penguatan kurs pada tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 merupakan

upaya bertahan Indonesia setelah dikhawatirkan akan digoncang oleh krisis

enkonomi internasional. Pada triwulan I 2012 Rupiah mengalami tekanan

hingga mencapai level Rp9.066 per dolar AS dari yang sebelumnya Rp8.972

per dolar AS pada triwulan IV tahun 2011. Pelemahan rupiah tersebut

terutama disebabkan karena persepsi risiko domestik terhadap kenaikan

ekspektasi inflasi yang semakin meningkat karena adanya kepanikan global

terhadap krisis benua Eropa.

Gambar II.5

Perkembangan Nilai Tukar Rupiah per Triwulan I 2012

Sumber : Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Triwulan I 2012

Kondisi ekonomi makro yang baik selama beberapa tahun terakhir,

khususnya tahun 2011, juga ditandai dengan kinerja perbankan Indonesia

masih mampu mempertahankan kinerja. Aset perbankan dan laba yang

meningkat, Capital Edequacy Ratio (CAR) yang memadai di atas ketentuan

permodalan minimum dan Biaya Operasional dibandingkan dengan

Pendapatan Operasional (BOPO) yang membaik. Dengan kondisi tersebut,

sampai awal tahun 2012, BI rate dipertahankan pada tingkat 5.75%.

Pada tahun 2011, tingkat suku perbankan sedikit mengalami kenaikan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Deposito satu bulan misalnya,

pada tahun 2010 rata-rata sebesar 6,64%, naik menjadi rata-rata sebesar

6,74% pada tahun 2011. Tingkat suku bunga rata-rata perbankan nasional

(35)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

25

Tabel II.7

Suku Bunga Rata-rata Perbankan Nasional

2008 2009 2010 2011 2012

Giro 2.90% 2.39% 2.23% 2.24% 2.08%

Deposito

- 1 bulan 10.71% 6.77% 6.64% 6.74% 6.05%

- 3 bulan 11.17% 7.45% 6.94% 7.08% 6.56%

- 6 bulan 10.32% 7.89% 7.07% 7.12% 6.94%

-12 bulan 10.34% 9.54% 7.65% 7.14% 6.82%

Sumber : Bank Indonesia, 2012

Di samping itu, kondisi pasar modal juga bertahan pada kondisi yang cukup

baik. IHSG mengalami kenaikan sebesar 3,2% pada akhir tahun 2011 yang

ditutup di level 3.821 dari tahun 2010 yaitu 3.703. Kinerja pasar modal yang

baik tersebut juga ditopang oleh kenaikan sovereign credit rating Indonesia

dari Moodys. Rating Indonesia yang semula Baa1 yang tergolong

“speculative grade” menjadi Baa3 yang tergolong "investment grade".

Pencapaian ini merupakan pertama kali sejak tahun 1997.

Dengan kondisi tersebut, tantangan bagi LPDP adalah bagaimana

memanfaatkan kinerja ekonomi makro dan kinerja sektor finansial yang

cukup bagus untuk memperoleh pendapatan sesuai yang diharapkan dan

menyalurkan hasil pengembangan dana sesuai visi dan misinya.

B. ASUMSI RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN TAHUN 2012

1. Asumsi Ekonomi Makro

Pada APBN Tahun 2012, ekonomi makro diasumsikan pertumbuhan ekonomi

6,7%, nilai tukar rupiah Rp 8.800 per dollar dan inflasi 5,3%. Angka asumsi

tersebut lebih optimis dibandingkan dengan tahun 2011. Ekonomi tahun 2011

tumbuh 6,5%, nilai tukar stabil sekitar Rp 9.000 per dollar dan inflasi cukup

terkendali pada 3,79%. Karena inflasi yang stabil tersebut, BI rate juga stabil pada

kisaran 6%-6,75%.

Sedangkan berdasarkan APBNP tahun 2012, asumsi ekonomi makro Indonesia

sedikit mengalami perubahan dimana tingkat pertumbuhan ekonominya hanya

(36)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

26

2012. Sedangkan tingkat inflasi dalam asumsi APBNP tahun 2012 adalah 6,8%

atau lebih tinggi dari inflasi yang tercantum dalam APBN tahun 2012. Angka inflasi

ini disebabkan karena meningkatnya harga beberapa komoditas internasional dan

dipengaruhi juga oleh rencana kebijakan administered price di bidang energi dan

pangan yang akan segera dijalankan pemerintah.

2. Asumsi Mikro

a)

Pengembangan Pelayanan Baru

Layanan Beasiswa

Memperhatikan beberapa studi dan indikator pendidikan di Indonesia.

Permasalahan pendidikan khususnya pendidikan tinggi, dapat

disimpulkan dalam lima permasalahan :

 Rendahnya kualitas dan kuantitas manusia terdidik

 Komposisi lulusan perguruan tinggi yang tidak ideal.

 Akses terhadap perguruan tinggi yang masih terbatas.

 Rendahnya jumlah publikasi di perguruan tinggi.

 Banyaknya mahasiswa program magister dan doktor yang terkendala

biaya penelitian tesis dan disertasi.

Atas permasalahan tersebut, LPDP melaksanakan salah satu produk

pelayanan, yaitu program Beasiswa untuk program magister dan doktor,

serta beasiswa tesis dan disertasi.

Program Beasiswa LPDP akan difokuskan untuk program magister dan

doktor baik di dalam maupun luar negeri, dan juga untuk program

beasiswa tesis dan disertasi. Tujuan, jenis layanan dan target penerima

(37)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

27

Gambar II.6

Program Beasiswa LPDP

Mekanisme pengajuan beasiswa dilakukan oleh calon mahasiswa

langsung ke website LPDP. Sedangkan untuk proses seleksi administrasi

dan interview akan dilakukan oleh pihak yang ditunjuk oleh tim LPDP

melalui seleksi calon reviewer oleh tim independen.

Kriteria Perguruan Tinggi yang dapat menjadi mitra LPDP dalam

menyelenggarakan beasiswa magister dan doktor adalah sebagai berikut:

1) Perguruan tinggi yang terakreditasi A oleh BAN-PT untuk dalam

negeri, dan perguruan tinggi yang memiliki reputasi tinggi dan/atau

program studi yang terakreditasi oleh profesi masing-masing (Luar

Negeri).

2) Program studi yang diselenggarakan adalah teknik, sains dan

pertanian, akuntansi/keuangan, hukum dan agama.

(38)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

28

Pemberian beasiswa tersebut dapat mendukung kebijakan pemerintah

untuk pengembangan wilayah pada 6 (enam) koridor pembangunan

ekonomi sesuai program Master Plan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Dengan kebijakan ini

diharapkan pemberian beasiswa ini dapat memberikan dampak yang

signifikan terhadap perekonomian secara merata di seluruh wilayah

Republik Indonesia.

Untuk mempercepat penyaluran, dilaksanakan langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Penyusunan pedoman kebijakan dan pedoman pelaksanaan;

2) Sosialisasi ke beberapa perguruan tinggi, kementerian/lembaga,

pemerintah daerah dan masyarakat secara luas.

Adapun proses penyaluran beasiswa adalah sebagai berikut:

1) Penerimaan aplikasi lamaran dari calon mahasiswa;

2) Penilaian/verifikasi administrasi dan dokumen, bagi yang lolos

dipanggil untuk di tes tertulis dan interview;

3) Penetapan sebagai calon penerima beasiswa LPDP;

4) Seleksi perguruan tinggi;

5) Bagi yang lulus seleksi perguruan tinggi, ditetapan sebagai penerima

beasiswa LPDP;

6) Pengumuman penerima beasiswa;

7) Penetapan SK penerima beasiswa;

8) Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan

perguruan tinggi dan mahasiswa penerima beasiswa LPDP,

9) Proses pembayaran kepada perguruan tinggi dan penerima beasiswa;

10) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan.

(39)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

29

Gambar II.7

Prosedur Penyaluran Beasiswa S2 dan S3

Layanan Bantuan Dana Riset dan Penghargaan Hasil Karya Riset

Bantuan Dana Riset ditujukan untuk:

1) Mendorong dan menghasilkan riset-riset unggul yang dapat

diimplementasikan untuk memberi nilai tambah dan/atau

inovasi-inovasi di bidang pangan, energi, tata kelola, pembangunan ekonomi

berwawasan lingkungan (eco-green), dan bidang lainnya (mandatory).

2) Menjalin jejaring kalangan periset, akademisi dan penggiat riset di

bidang pangan, energi, tata kelola, pembangunan ekonomi

berwawasan lingkungan (eco-green), dan bidang lainnya (mandatory).

3) Menjalin kerja sama dan memberi dukungan kepada industri strategis

di bidang pangan, energi, tata kelola, pembangunan ekonomi

berwawasan lingkungan (eco-green), dan bidang lainnya (mandatory)

untuk menuju kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.

4) Mewujudkan tanggung jawab organisasi melalui riset dan

implementasinya di bidang pangan, energi, tata kelola, pembangunan

ekonomi berwawasan lingkungan (eco-green), dan bidang lainnya

(mandatory).

Bantuan dana riset untuk setiap judul riset yang termasuk di bidang

pangan, energi, tata kelola, pembangunan ekonomi berwawasan

lingkungan (eco-green), dan bidang lainnya (mandatory) per tahun

(40)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

30

Sementara itu, Penghargaan Hasil Karya Riset ditujukan untuk hal yang

sama sebagaimana Bantuan Dana Riset. Hanya saja Penghargaan Hasil

Karya Riset diberikan atas hasil-hasil riset yang telah diimplementasikan

dan sudah dirasakan kemanfaatannya oleh industri,Usaha Kecil dan

Menengah (UKM), pemerintah daerah atau masyarakat untuk

peningkatan efisiensi produksi, kesejahteraan masyarakat atau

perbaikan tata kelola instansi pemerintah dan swasta.

Penghargaan atas hasil karya riset adalah sebesar Rp 200.000.000,00

(dua ratus juta rupiah) untuk setiap karya riset.

Layanan Dana Cadangan Pendidikan Untuk Rehabilitasi Fasilitas

Pendidikan Yang Rusak Akibat Benacana Alam

Layanan ini merupakan bantuan dana untuk merehabilitasi fasilitas

pendidikan yang rusak akibat bencana alam. Mempertimbangkan

bahwa terdapat layanan serupa di beberapa instansi pemerintah, maka

Dana Cadangan Pendidikan difungsikan sebagai last resort.

Untuk mempersiapkan pelaksanaan layanan Dana Cadangan

Pendidikan, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Penyusunan kebijakan umum, petunjuk teknis dan peta bencana;

2) Sosialisasi ke beberapa daerah rawan bencana

b)

Asumsi Volume Pelayanan

1) Layanan Pengembangan Dana (Investasi)

Total realisasi PNBP tahun 2012 sebesar Rp428.349.818.048.

2) Layanan Penyaluran

Pada tahun 2012, dialokasikan dana untuk layanan beasiswa sebagai

(41)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

31

Tabel II.8

Rincian Alokasi Dana Layanan Beasiswa Tahun 2012

Uraian % 2013

Layanan Penyaluran 239.428.740.000

Bea siswa 62% 148.054.350.000

Kegiatan penelitian 10% 24.360.000.000

Dana Cadangan untuk Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan

28% 67.014.390.000

c)

Asumsi Tarif

Tarif LPDP terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu tarif yang dikenakan atas

penyaluran dana dan tarif pengembangan dana. Pada tahun 2012, dalam

melaksanakan penyaluran LPDP mengenakan tarif sebesar 0%. Sedangkan

untuk pengembangan dana, tarif yang digunakan dalam perhitungan

pendapatan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN)

pada tahun 2012 ini adalah BI rate +1%.

Sehubungan dengan tarif pengembangan dana tersebut, LPDP telah

membuat suatu kebijakan investasi yang dituangkan dalam Investment

Guidelines tahun 2012. Di dalam Investment Guidelines tersebut, LPDP meletakkan pola dasar prinsip investasi, menentukan proporsi portofolio

investasi, sekaligus menetapkan asumsi tingkat pengembalian yang

diharapkan (tarif pengembangan dana) untuk tahun 2012.

Penentuan tingkat pengembalian yang diharapkan tersebut terkait erat

dengan prinsip investasi yang dijalankan LPDP yakni prinsip kehati-hatian

(prudent). Dasar pertimbangan yang dipakai oleh LPDP dalam menjalankan prinsip ini adalah sebagai berikut:

1) Belum ada regulasi yang mengatur bahwa kerugian BLU yang

diakibatkan karena proses bisnis adalah tidak termasuk kerugian negara,

melainkan hanya merupakan kerugian operasional semata. Dengan

ketiadaan regulasi inilah LPDP mengelola investasinya secara hati-hati

guna menghindari kerugian negara yang mungkin terjadi.

2) Dana yang dikelola LPDP adalah Endowment Fund dan Dana Cadangan

Pendidikan yang merupakan dana abadi. LPDP bertanggung jawab

(42)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

32

alokasi dalam APBN dan tidak berkurang karena sebab apapun. Oleh

karena itu, LPDP menjalankan prinsip kehati-hatian demi menjaga

kestabilan nominal dana abadi ini.

Berdasarkan atas asas tersebut, LPDP kemudian menetapkan dasar proporsi

investasi dan asumsi tingkat pengembalian yang diharapkan yakni BI rate +

1%. Penentuan angka asumsi tersebut berdasarkan pertimbangan yang

didasarkan pada tingkat imbal hasil masing-masing instrument investasi yang

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Return deposito sebesar 6% merupakan asumsi suku bunga deposito rata-rata Perbankan Indonesia berdasarkan data resmi Bank Indonesia

per bulan April 2012. Pada akhir bulan Februari, rata-rata suku bunga

deposito untuk jangka waktu 1 bulan dan 3 bulan berada pada kisaran 6 –

6.5%. Suku bunga ini diperkirakan akan terus menurun karena Bank

Indonesia berniat untuk mempertahankan suku bunga BI pada angka

5.75%. Sehingga, diperkirakan pada bulan-bulan selanjutnya suku bunga

deposito akan bergerak mendekati angka 6%. Justifikasi atas asumsi

tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :

Gambar II.8

Pergerakan Rata-Rata Suku Bunga Deposito Berjangka 2011 - 2012

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia pada Bank Indonesia per April 2012,

diolah.

2) Return obligasi/sukuk sebesar 8% diasumsikan berdasarkan rata-rata

kupon obligasi pemerintah dengan seri FR0060 (6.25%), FR0061 (7%),

dan FR0058 (8.25%) yang dilelang per tanggal 5 Juni 2012.

3) Reksadana sebesar 8,13% diasumsikan berdasarkan rata-rata return

reksadana pendapatan tetap dari beberapa perusahaan investasi seperti

Mandiri Sekuritas, BNP Paribas, dan Schroder per tanggal 5 Juni 2012.

Maka berdasarkan beberapa pertimbangan diatas, dapat diambil rata-rata

tingkat imbal hasil untuk keseluruhan instrumen investasi yakni 7.36%.

(43)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

33

Berdasarkan pertimbangan itu pula, dengan BI rate 5.75%, maka

ditetapkanlah asumsi minimal imbal hasil yang diharapkan untuk tahun 2012

sebesar BI rate+1% atau sebesar 6.75% dimana angka tersebut dapat

dipenuhi karena masih berada dalam batas wajar yakni di bawah 7.36%.

Asumsi expected return ini adalah masih bersifat perkiraan dengan dasar

data-data resmi yang bisa LPDP himpun dan olah. Dengan begitu, dalam

Investment Guidelines telah dicantumkan klausul yang menyatakan Direksi

LPDP dapat merevisi asumsi dalam Investment Guidelines sewaktu-waktu

apabila terjadi keadaan makro yang tidak diharapkan seperti krisis atau

fluktuasi aktivitas perbankan nasional.

d)

Dana Kelolaan yang Bersumber dari APBN

DPPN yang akan dikelola oleh LPDP sampai dengan akhir tahun 2012

diproyeksikan sebesar Rp 10.617.700.000.000. Dari jumlah tersebut sebesar

Rp1.000.000.000.000 dan Rp2.617.700.000.000 telah dicairkan pada tahun

2010 dan tahun 2011. Sedangkan selebihnya diproyeksikan diterima pada

tahun 2012. Perincian selengkapnya adalah sebagai berikut:

Tabel II.9

Proyeksi Dana Pokok DPPN sampai dengan Tahun 2012

e)

Kebijakan Akuntansi Sesuai dengan Standar Akuntansi yang Berlaku

Kebijakan akuntansi yang direncanakan untuk dilaksanakan oleh Lembaga

Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) mengacu kepada dua peraturan umum

penyusunan kebijakan akuntansi untuk Badan Layanan Umum (BLU), yaitu

(44)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

34

Keuangan Badan Layanan Umum dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK)

Nomor 76 tahun 2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Badan Layanan Umum.

Secara umum kebijakan akuntansi LPDP meliputi:

1. Peranan dan Tujuan Pelaporan

Peranan laporan keuangan sebagai berikut:

a. Merupakan media atau alat untuk mengkomunikasikan informasi

keuangan kepada para pemakai yang akan menggunakan informasi

tersebut untuk membuat keputusan secara tepat sesuai dengan

kondisi yang sesungguhnya.

b. Untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi

keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas

pelaporan selama satu periode pelaporan.

c. Merupakan media untuk menilai kondisi keuangan, mengevaluasi

efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu

menentukan ketaatannya terhadap peraturan yang berlaku.

d. Merupakan laporan pertanggungjawaban pegawai dan manajemen

atas kegiatan keuangan dan sumber daya ekonomis yang

dipercayakan serta menunjukkan posisi keuangan yang sesuai

dengan standar akuntansi yang berlaku umum.

Tujuan khusus laporan keuangan LPDP adalah menyediakan informasi

yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya untuk:

a. Mengetahui prestasi keuangan LPDP selama suatu periode dengan

Sisa Hasil Usaha dan manfaat penerima dana LPDP sebagai ukuran;

b. Mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki LPDP, kewajiban

dan kekayaan bersih;

c. Mengetahui transaksi atau kejadian serta keadaan yang mengubah

sumber daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih suatu LPDP,

dalam suatu periode; dan

d. Mengetahui informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi

likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas LPDP.

Untuk memenuhi peranan dan tujuan tersebut, maka pelaporan keuangan

harus mampu menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban,

(45)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

35

2. Asumsi Dasar

Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan meliputi:

a. Asumsi Kemandirian Entitias

b. Asumsi Kesinambungan Entitas (Going Concern)

c. Asumsi Keterukuran Dalam Satuan Uang (Monetary Measurement)

3. Periode Pelaporan

Periode pelaporan ini sering disebut dengan periode akuntansi. Satu

periode akuntansi terhitung sejak tanggal 1 Januari dan berakhir 31

Desember. Pelaporan keuangan harus diterbitkan tepat waktu segera

setelah periode akuntansi berakhir.

4. Karakteristik Kualitatif dan Kendala Pelaporan

Beberapa karakteristik yang harus dipenuhi agar laporan keuangan

pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki adalah:

a) Relevan (Relevance)

Agar suatu informasi relevan, maka informasi tersebut harus:

 Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

 Memiliki manfaat prediksi (predictive value)

 Tepat Waktu (Timelines)

 Lengkap (Completeness)

b) Dapat Diandalkan (Reliability)

Informasi dapat diandalkan jika memenuhi ciri-ciri:

 Penyajian Jujur (Representational Faithfulness)

 Dapat Diverifikasi (Verifiability)

 Netralitas (Neutrality)

c) Dapat Dibandingkan (Comparability)

d) Dapat Dipahami (Understandability)

Terdapat beberapa kondisi yang menimbulkan kendala dalam

memperoleh informasi akuntansi dan pelaporan keuangan yang akurat,

yaitu:

a. Materialitas

b. Pertimbangan Biaya dan Manfaat

(46)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

36

5. Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

a) Basis Akuntansi

Basis akuntansi untuk badan usaha LPDP adalah dasar akrual

(accrual basis). Penerapan basis akrual berkaitan dengan

kepentingan organisasi terhadap penentuan hasil usaha periodik.

b) Prinsip Nilai Historis (Historical Cost)

Prinsip ini menetapkan bahwa dasar pencatatan pertama kali

terhadap Aktiva dan Kewajiban adalah menggunakan nilai perolehan

pertama kali (historical value).

c) Prinsip Realisasi (Realization)

Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang dapat

diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal.

Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian, yaitu jumlah kas

atau setara kas yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan

dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha

normal.

d) Prinsip Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Substance Over

Form)

Prinsip ini menetapkan bahwa jika informasi dimaksudkan untuk

menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain yang

seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut dicatat dan disajikan

sesuai dengan substansi dan realitas ekonominya, bukan hanya

memenuhi aspek formalitasnya.

e) Prinsip Periodisitas (Accounting Period)

Prinsip ini menetapkan bahwa kegiatan akuntansi dan pelaporan

keuangan perlu dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga

kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimiliki

dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan.

f) Prinsip Konsistensi (Consistency)

Prinsip ini menetapkan bahwa perlakuan akuntansi yang sama

hendaknya diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke

periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal). Hal

ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode

akuntansi ke metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang

dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode yang baru

Gambar

Gambar  I.1 Struktur Organisasi LPDP
Tabel II.1
Tabel II.2
Tabel II.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengolahan data merupakan proses pengolahan dari data-data yang diperoleh, yang selanjutnya akan dilakukan penelitian mengenai analisa kualitas air injeksi yang

Dimana pada mesin cetak injeksi berinstrumentasi untuk industri kecil merupakan waktu siklus yang diawali dengan penutupan mold dan melelehkan biji plastik kedalam mold (

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengembangan media pembelajaran interaktif dengan menggunakan aplikasi Macromedia

Untuk menghasilkan tindakan yang cocok dan memuaskan untuk merespon suatu stimulus maka seseorang harus mengadakan percobaan dan latihan yang berulang-ulang, adapun

Dua ini, stimulus diskriminasi (serta diferensiasi respon) dan pembelajaran menghasilkan respon positif mentransfer. Dua yang tersisa, maju dan mundur asosiasi,

Ketika anda menyampaikan masalah pribadi yang anda hadapi kepada.. sahabat anda, bagaimana sikap

Cara yang paling tepat untuk meningkatkan hasil belajar bagi seseorang yang memunyai gaya belajar visual adalah dengan menggunakan alat bantu visual seperti grafik dan gambar

Selain kyai, komunitas lain yang menjadi elite dalam kehidupan sosial politik masyarakat Madura adalah blater. Peranan dan pengaruh blater biasanya diperoleh karena