DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ……….. i
KATA PENGANTAR ……….. iii
DAFTAR ISI ………... iv
DAFTAR TABEL ………... vii
DAFTAR GAMBAR ………. ix
DAFTAR LAMPIRAN ………. x
RINGKASAN EKSEKUTIF ……… 1
f) Penerima Beasiswa LPDP Berdasarkan Daerah Asal ………….. g) Realisasi Beasiswa Afirmasi 3T ...
2) Layanan Pendanaan Riset...
3) Layanan Rehabilitasi fasilitas Pendidikan yang Rusak Karena
Bencana Alam ...
c. Dukungan Operasional Penyaluran Dana ………….……….
2. Keuangan………..
a. Realisasi Pendapatan………... b. Realisasi Belanja………...
3. Sumber Daya Manusia………
a. Rekrutmen ……….………..………..
b. Komposisi SDM ………....
c. Pelatihan dan Pembinaan Pegawai………
4. Organisasi……….
5. Data dan Sistem Informasi……….
6. Peralatan dan Fasilitas………
B. KONDISI EKSTERNAL……….………....
1. Kondisi Pendidikan di Indonesia….………..……… 2. Perkembangan Penelitian di Indonesia………... 3. Kerusakan Fasilitas Pendidikan di Indonesia………..
4. Kondisi Ekonomi Makro………..
a. Pertumbuhan Ekonomi………....
b. Inflasi………..………
c. Nilai Tukar……….
d. Kinerja Perbankan………..………..………... e. Kinerja Pasar Keuangan………..……..………...
BAB III RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN TAHUN 2014……….. 40
A. ASUMSI………
1. Asumsi Makro………...
2. Asumsi Mikro………
a. Kebijakan Akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi yang Berlaku…
b. Dana Kelolaan………
c. Asumsi Tarif………
d. Asumsi Volume Pelayanan……….. e. Pengembangan Pelayanan Baru………
B. TARGET KINERJA TAHUN 2014………
1. Tujuan, Sasaran Strategis, Proses Bisnis dan Peta Strategis………..
a. Tujuan………..
b. Sasaran Strategis………..
c. Peta Strategis……….
d. Indikator Kinerja Utama Tahun 2014...
2. Target Kinerja Tahun 2014 …………... a. Pengelolaan Dana Khusus………. b. Target Penyaluran Program………. c. Ikhitsar Pendapatan dan Belanja Tahun 2014………. d. Ikhtisar Target Pendapatan Tahun 2014………... e. Ikhtisar Target Belanja Tahun 2014……… f. Biaya Layanan Per Unit Kerja………. g. Prakiraan Maju Pendapatan dan Belanja………..
C. AMBANG BATAS………...
51
51
51
52
54
56
56
56
57
58
61
67
68
71
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 DPPN dan Pendapatan LPDP (dalam jutaan rupiah)
Tabel II.2 Sebaran Penerima Beasiswa BPI pada 50 Perguruan Tinggi Terbaik
Dunia
Tabel II.3 Sebaran Penerima Beasiswa Afirmatif Menurut Daerah Asal
Tabel II.4 Komposisi Proposal Riset Berdasarkan Fokus Riset
Tabel II.5 Proposal Permohonan Pendanaan Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan
Tabel II.6 Realisasi Belanja TA 2013
Tabel II.7 Pelatihan Pegawai LPDP yang Telah Dilaksanakan Tahun 2013
Tabel II.8 Pelatihan yang Telah Dilaksanakan pada Tahun 2013 per Direktorat
Tabel II.9 Perbandingan Mahasiswa S3 Beberapa Negara
Tabel II.10 Perbandingan Jumlah Penerbitan Buku
Tabel II 11 Suku Bunga Rata - Rata
Tabel III.1 DPPN dan Pendapatan LPDP (Dalam Jutaan Rupiah)
Tabel III.2 Rincian Proporsi Portofolio Investasi dan Asumsi Tingkat Pengembalian
Tabel III.3 Rencana Penyaluran Beasiswa Tahun 2014
Tabel III.4 Target Jumlah Penerima Beasiswa Tahun 2014
Tabel III.5 Standar Biaya Beasiswa Tahun 2014
Tabel III.6 Kebijakan Beasiswa Afirmasi
Tabel III.7 Kriteria Umum Beasiswa Kepresidenan Indonesia
Tabel III.8 Persyaratan Khusus Cluster Leaders
Tabel III.9 Persyaratan Khusus Cluster Scientist
Tabel III.11 Rincian Penyaluran Dana
Tabel III.12 Ikhtisar Pendapatan dan Belanja Agregat LPDP TA 2014
Tabel III.13 Target Pendapatan Menurut Program Dan Kegiatan TA 2014
Tabel III.14 Perkembangan PNBP sampai dengan Tahun 2014
Tabel III.15 Revenue dan Cost Center LPDP
Tabel III.16 Rincian Pendapatan Per Unit Kerja Tahun 2014
Tabel III.17 Klasifikasi Kegiatan Penyaluran Program
Tabel III.18 Klasifikasi Kegiatan Operasional Pendukung Penyaluran Program
Tabel III.19 Klasifikasi Kegiatan Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana
Tabel III.20 Klasifikasi Kegiatan Operasional Perkantoran
Tabel III.21 Klasifikasi Kegiatan Belanja Modal
Tabel III.22 Belanja LPDP Tahun 2014
Tabel III.23 Belanja Per Unit Kerja
Tabel III.24 Belanja Per Output
Tabel III.25 Resume Prakiraan Maju Belanja
Tabel III.26 Sasaran Inflasi Indonesia Tahun 2014 – 2016
Table III.27 Asumsi Kenaikan Volume Penyaluran
Tabel III.28 Resume Prakiraan Maju Belanja
Tabel IV.1 Prakiraan Maju PNBP
Tabel IV.2 Prakiraan Maju Belanja Operasional
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Struktur Organisasi LPDP
Gambar II.1 Sebaran Pendaftar BPI Berdasarkan Pilihan Program
Gambar II.2 Perkembangan Seleksi Penerimaan Beasiswa
Gambar II.3 Sebaran Penerima Beasiswa BPI Berdasarkan Program Studi
Gambar II.4 Sebaran Penerima Beasiswa Menurut Jenis Kelamin
Gambar II.5 Sebaran Penerima Beasiswa Menurut Daerah Asal
Gambar II.6 Komposisi Pegawai LPDP berdasarkan Tingkat Pendidikan
Gambar II.7 Potensi Masa Depan Indonesia
Gambar II.8 Posisi 2008: PDB, PDB per Kapita dan Populasi
Gambar II.9 Perbandingan Komposisi Pendidikan Angkatan Kerja, Jumlah Insinyur
per Satu Juta Penduduk, dan Persentase Mahasiswa Teknik dan
Pertanian terhadap Keseluruhan Mahasiswa
Gambar II.10 Perbandingan Jumlah Paten
Gambar II.11 Kerusakan Fasilitas Pendidikan di Berbagai Propinsi
Gambar II.12 Empat Negara Dengan Jumlah Bencana Alam Terbanyak (1980 - 2009)
Gambar II.13 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (%) (2005-2013)
Gambar II.14 Tingkat Inflasi Indonesia (%) (2005-2013)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I-RBA/LPDP/2013 Rincian Belanja Per Output TA 2014
Lampiran II-RBA/LPDP/2013 Ikhtisar Belanja/Pembiayaan Per Jenis Belanja TA 2014
Lampiran III-RBA/LPDP/2013 Pendapatan dan Belanja Agregrat
Lampiran IV-RBA/LPDP/2013 Biaya Layanan Per Unit Kerja
RINGKASAN EKSEKUTIF
The Economist pernah memberikan gambaran, pada tahun 2025, perekonomian Indonesia berada pada peringkat 12 dunia, dan pada tahun 2045, akan
berada pada peringkat 7 dunia. Ekonomi Indonesia akan mengalahkan Inggris dan
Jerman, dan hanya berada di bawah China, Amerika Serikat, India, Jepang, Brasil dan
Rusia. McKinsey Global Institute juga memberikan pandangan yang serupa.
Untuk mewujudkan hal tersebut, sumber daya manusia merupakan faktor
prioritas yang harus mendapatkan perhatian dan kerja keras semua pemangku
kepentingan di bidang pendidikan, termasuk LPDP. Dengan alokasi Dana
Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) dari APBN sebesar Rp15,617 triliun
pada APBN tahun 2010 – 2013, LPDP diharapkan dapat melaksanakan layanan
pengembangan DPPN. Dari pengembangan dana tersebut diharapkan dapat diperoleh
pendapatan yang diharapkan mencukupi untuk penyaluran beasiswa, pendanaan riset
dan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak karena bencana alam.
Pada tahun 2013, target pendapatan LPDP dari pengembangan DPPN
sebesar Rp934.749.673.000. Sampai dengan 31 Desember 2013, realisasi
pendapatan LPDP mencapai Rp990.971.187.740 atau sekitar 106,01% dari target
pendapatan.
Dari pendapatan tersebut, pada tahun 2013, dialokasikan anggaran belanja
sebesar Rp422.542.886.000. Sampai dengan 31 Desember 2013, realisasi belanja
LPDP mencapai Rp142.698.922.948 atau sekitar 33,77% dari total anggaran belanja.
Dengan anggaran tersebut, telah dilaksanakan seleksi dan penyaluran
beasiswa serta seleksi dan penyaluran dana riset. Sampai dengan 31 Desember 2013,
peserta seleksi beasiswa mencapai 20.560 orang dan yang telah lulus seleksi
sebanyak 2.555 orang. Sampai dengan 31 Desember 2013, LPDP telah menerima
proposal riset sebanyak 602 proposal riset. Dari jumlah tersebut, jumlah proposal riset
yang telah mendapatkan penetapan Direksi sebanyak 14 proposal riset. Sampai
dengan 31 Desember 2013, LPDP telah melakukan reviu untuk proposal rehabilitasi
fasilitas pendidikan dari 4 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten
Bener Meriah, Kabupaten Maluku Tengah, dan Kota Ambon. Untuk Kabupaten Aceh
Tengah dan Kabupaten Bener Meriah telah ditandatangani kontrak untuk penyaluran
dana rehabilitasi sekolah sebesar masing – masing Rp4.496.590.200 dan
Pada tahun 2014, layanan pengembangan dana direncanakan dilaksanakan
secara lebih optimal dengan memperbesar portofolio investasi pada obligasi negara.
Dari pengembangan dana tersebut diharapkan diperoleh pendapatan sebesar Rp.
1.262.000.000.000. Sampai dengan 30 November 2014, realisasi pendapatan LPDP
sebesar Rp1.514.360.000.000 atau sebesar 120% dari target pendapatan awal tahun.
Alokasi anggaran pada tahun 2014 berdasarkan DIPA Revisi Keempat TA 2014
sebesar Rp744.142.554.000 atau mengalami kenaikan sebesar Rp154.308.264.000
dari anggaran awal tahun sebesar Rp589.834.290.000. Kenaikan alokasi anggaran
tersebut menggunakan mekanisme revisi DIPA melalui Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta. Alokasi anggaran berdasarkan DIPA
Revisi Keempat TA 2014 terdiri atas penyaluran dana beasiswa sebesar
Rp582.564.700.000, penyaluran dana riset dan penghargaan hasil karya riset sebesar
Rp81.496.212.000, penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan sebesar
Rp6.503.756.000, operasional penyaluran dana (direct cost) sebesar
Rp43.022.436.000, operasional manajemen (indirect cost) sebesar Rp12.705.222.000,
operasional perkantoran (indirect cost) sebesar Rp17.389.312.000 dan belanja modal
Rp460.916.000. Sampai dengan 30 November 2014, total realisasi belanja LPDP
sebesar Rp632.000.447.643 atau sebesar 84,93% dari total pagu anggaran
berdasarkan DIPA Revisi Keempat TA 2014.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
UMUM
The Economist pernah memberikan gambaran, pada tahun 2025, perekonomian Indonesia berada pada peringkat 12 dan akan, pada tahun 2014,
meningkat lagi menjadi berada pada peringkat 7 dunia. Ekonomi Indonesia akan
mengalahkan Inggris dan Jerman, dan hanya berada di bawah China, Amerika Serikat,
India, Jepang, Brasil dan Rusia. McKinsey Global Institute juga memberikan
pandangan yang hampir sama. Hal itu terjadi apabila produktivitas dapat ditingkatkan
secara signifikan. Mckinsey juga menyarankan empat area prioritas, diantaranya
membangun perekonomian dengan penggunaan sumber daya yang cerdas dan
berinvestasi dalam pengembangan keterampilan.
Namun permasalahannya, kualitas sumber daya manusia Indonesia, masih
tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain. pendidikan di Indonesia juga
masih kurang menggembirakan. Akses dan kualitas pendidikan masih masih menjadi
permasalahan. Global Competitiveness Report Study 2012 - 2013 yang diterbitkan
oleh World Economic Forum menunjukkan peringkat pendidikan dasar dan pendidikan
tinggi Indonesia masih berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Pemerataan akses pendidikan bagi semua warga negara, terkait dengan kondisi
geografis yang berada di wilayah rawan bencana alam, gender, kemampuan ekonomi
dan budaya juga masih menjadi persoalan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dari tahun 2010-2013, Pemerintah
dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melakukan langkah strategis, dengan
mengalokasi dalam APBN Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN), yang
secara kumulatif berjumlah Rp15,617 triliun. Pada tahun 2014, LPDP tidak
memperoleh tambahan DPPN.
Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) adalah alokasi anggaran
dalam APBN yang diperuntukkan bagi pembentukan Endowment Fund untuk
menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi berikutnya sebagai
bentuk pertanggungjawaban antar generasi, dan Dana Cadangan Pendidikan untuk
mengantisipasi keperluan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana
alam. Amanat undang-undang menyatakan bahwa pengelolaan DPPN dilakukan oleh
Pengelolaan atas DPPN tersebut dilakukan dengan membentuk Lembaga
Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), yang berdiri berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 tahun 2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. LPDP merupakan Satuan Kerja yang berbentuk
Badan Layanan Umum yang penetapannya berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 18/KMK.05/2012 tahun 2012 tentang Penetapan Lembaga
Pengelola Dana Pendidikan pada Kementerian Keuangan sebagai Instansi Pemerintah
yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Dengan penetapan
tersebut, LPDP diberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan sesuai dengan PP
No. 23 Tahun 2005 sebagaimana yang telah diubah menjadi PP No. 74 Tahun 2012
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
Sesuai dengan PMK tersebut di atas, LPDP mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional baik Dana Abadi Pendidikan
(Endowment Fund) maupun Dana Cadangan Pendidikan. Pengelolaan tersebut
meliputi pengembangan dana dan penyaluran dana baik untuk kegiatan pendidikan,
berupa beasiswa dan penelitian, maupun untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan yang
rusak akibat bencana.
B.
VISI DAN MISI BLU LPDP
1. Visi
Menjadi lembaga pengelola dana yang terbaik di tingkat regional untuk
mempersiapkan pemimpin masa depan serta mendorong inovasi bagi Indonesia
yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan.
2. Misi
a. Mempersiapkan pemimpin dan profesional masa depan Indonesia melalui
pembiayaan pendidikan;
b. Mendorong riset strategis dan/atau inovatif yang implementatif dan
menciptakan nilai tambah melalui pendanaan riset;
c. Menjamin keberlangsungan pendanaan pendidikan bagi generasi berikutnya
melalui pengelolaan Dana Abadi Pendidikan yang optimal;
d. Sebagai last resort, mendukung rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak
Layanan yang diberikan LPDP dalam rangka mewujudkan visi dan misi
tersebut adalah:
1. Pengembangan dana (investasi) yaitu pengelolaan DPPN dalam bentuk
penempatan pada berbagai instrumen untuk mendapatkan nilai tambah yang
diharapkan (expected return).
2. Penyaluran dana yaitu penggunaan hasil pengembangan DPPN (investasi) untuk
kegiatan pendidikan berupa:
a. Beasiswa;
Beasiswa diperuntukkan kepada warga negara Indonesia yang berkeinginan
melanjutkan pendidikannya ke jenjang magister dan doktoral (S2/S3) di dalam
maupun di luar negeri (termasuk penyelesaian tesis dan desertasi) serta
berprestasi akademis di jenjang pendidikan sebelumnya. Disamping itu,
beasiswa diperuntukan bagi yang memiliki jiwa kepempimpinan dan komitmen
untuk berkontribusi kepada bangsa dan Negara.
b. Bantuan dana penelitian dan penghargaan hasil karya penelitian;
Bantuan dana penelitian diperuntukan kepada kelompok periset yang berminat
dan memiliki kompetensi untuk melakukan riset inovatif-produktif dengan fokus
pangan, energi, tata kelola, dan pembangunan ekonomi berwawasan
lingkungan (eco-green). Sementara itu, penghargaan hasil karya penelitian
diperuntukan kepada periset yang memiliki hasil karya penelitian yang telah
diaplikasikan serta terbukti memberi nilai tambah.
c. Pembentukan Dana Cadangan Pendidikan untuk rehabilitasi fasilitas
pendidikan yang rusak akibat bencana.
Dana Cadangan Pendidikan dibentuk sebagai last resort dalam rangka
mendukung rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam
melalui pengelolaan Dana Cadangan Pendidikan.
LPDP diarahkan untuk menjadi lembaga yang secara berkelanjutan mempersiapkan
pemimpin bagi Indonesia sekarang dan masa depan baik di sektor pemerintah, swasta
C.
NILAI DAN BUDAYA
1.
Nilai-nilai
Nilai-nilai merupakan dasar dan pedoman bagi setiap pegawai untuk
melaksanakan tugas dan fungsinya agar selalu searah dalam pencapaian misi
dan visi organisasi. Sebagai satuan kerja yang berada di lingkungan
Kementerian Keuangan, maka LPDP berpegang pada nilai-nilai Kementerian
Keuangan yang diharapkan dapat dijadikan pedoman dan motivasi dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya. Nilai-nilai Kementerian Keuangan tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Integritas
Berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta
memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.
b. Profesionalisme
Bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh
tanggung jawab dan komitmen tinggi.
c. Sinergi
Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif
serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku.
d. Pelayanan
Memberikan layanan yang memenuhi kepuasan pemangku kepentingan yang
dilakukan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat dan aman.
e. Kesempurnaan
Senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan
memberikan yang terbaik.
2.
Budaya Organisasi
Budaya organisasi yang dikembangkan LPDP adalah sebagai berikut:
a. One information a day. Setiap hari, setiap pegawai LPDP paling tidak, memperoleh satu informasi baru terkait pelaksanaan tugas.
b. Two minute before schedule time. Pegawai LPDP harus sudah siap paling tidak dua menit sebelum kegiatan berlangsung.
d. Four step management in process : plan, do, ceck, action. Dalam pelaksanaan tugas setiap pegawai LPDP harus melaksanakan empat
tahapan, pertama, merencanakan dengan baik pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Kedua, melaksanakan sesuai dengan yang telah
direncanakan. Ketiga, memeriksa dan meneliti kembali kesesuaian antara
pelaksanaan tugas dengan perencanaan atau dengan yang seharusnya.
Keempat, melakukan tindakan perbaikan sebagai tindak lanjut dari evaluasi
pelaksanaan tugas.
e. Five “R”, yaitu ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin. Dalam melaksanakan
tugas pegawai LPDP harus menjaga kesederhanaan, kerapian/keteraturan,
kebersihan dan kerapian sesuai dengan standardisasi pelayanan.
D.
SUSUNAN PEJABAT PENGELOLA DAN DEWAN PENGAWAS
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 Tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, Lembaga
Pengelola Dana Pendidikan menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana strategis bisnis, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)
tahunan serta rencana kerja dan anggaran satuan kerja;
2. Pengelolaan dan pengembangan dana Endowment Fund dan Dana Cadangan
Pendidikan;
3. Penyaluran Dana Pengembangan Pendidikan Nasional serta monitoring dan
evaluasi atas penyaluran;
4. Penyusunan dan pelaksanaan anggaran, akuntansi dan penyelesaian transaksi
(setelmen), serta pelaporan;
5. Pengendalian intern dan penerapan manajemen risiko dengan prinsip
kehati-hatian terhadap pelaksanaan tugas LPDP; dan
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan terdiri atas:
1. Direktorat Keuangan dan Umum;
2. Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana;
3. Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan;
4. Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan;
5. Satuan Pemeriksaan Intern; dan
6. Kelompok Jabatan Fungsional.
Untuk menciptakan tata kelola yang baik dalam pengelolaan DPPN, di luar
struktur tersebut, LPDP dilengkapi dengan Dewan Penyantun dan Dewan Pengawas.
Dewan Penyantun terdiri dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Keuangan, dan Menteri Agama. Adapun struktur organisasi LPDP dapat digambarkan
1.
Direktorat Keuangan dan Umum
Direktorat Keuangan dan Umum mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
penyusunan renstra, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan, rencana
kerja dan anggaran satuan kerja, pengelolaan anggaran, akuntansi dan
pelaporan, penyelesaian transaksi (setelmen), pengelolaan sumber daya
manusia, serta urusan umum Lembaga Pengelola Dana Pendidikan.
Direktorat Keuangan dan Umum menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan, rencana kerja
dan anggaran satuan kerja;
b. Pengelolaan anggaran dan keuangan;
c. Penyusunan sistem dan manual akuntansi, laporan keuangan dan kinerja,
serta akuntansi atas setiap transaksi;
d. Pelaksanaan setelmen;
e. Perencanaan, pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia; dan
f. Pelaksanaan urusan kerumahtanggaan.
Direktorat Keuangan dan Umum terdiri dari dua divisi, yaitu:
a. Divisi Anggaran dan Akuntansi mempunyai tugas melakukan koordinasi
penyiapan bahan penyusunan rencana strategis, Rencana Bisnis dan
Anggaran (RBA) tahunan, rencana kerja dan anggaran satuan kerja,
pengelolaan anggaran operasional dan pelaksanaan setelmen, penyusunan
sistem dan manual akuntansi, serta penyusunan laporan keuangan dan
kinerja organisasi.
b. Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum mempunyai tugas melakukan
perencanaan kebutuhan pengadaan, penempatan dan pengembangan
sumber daya manusia, serta pelaksanaan urusan umum dan
kerumahtanggaan.
2.
Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana
Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan kebijakan teknis perencanaan usaha berupa rencana
strategis bisnis, penyusunan rencana bisnis tahunan, pengembangan dana
kelolaan dan pendapatan, pengelolaan kerjasama pendanaan, penyusunan
Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis perencanaan usaha berupa rencana
strategis bisnis dan rencana bisnis tahunan;
b. Penyiapan pengembangan dana kelolaan dan hasil pendapatan;
c. Pengelolaan kerja sama pendanaan;
d. Penyiapan penyusunan rencana penyaluran dana; dan
e. Riset dan manajemen data.
Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Dana terdiri atas:
a. Divisi Perencanaan Usaha dan Manajemen Data mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis perencanaan
usaha berupa rencana strategis bisnis dan rencana bisnis tahunan,
koordinasi penyusunan rencana penyaluran dana, riset, pengelolaan data
dan informasi, serta pelaporan usaha.
b. Divisi Pengembangan Dana Kelolaan mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis pengembangan dana
kelolaan dan hasil pendapatan, dan pengelolaan kerja sama pendanaan.
3.
Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan
Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan rencana penyaluran dana kegiatan pendidikan, verifikasi dan
penilaian atas proposal kegiatan pendidikan, penyaluran dana untuk kegiatan
pendidikan, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan penyaluran dana kegiatan
pendidikan.
Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan bahan dan koordinasi untuk penyusunan rencana penyaluran
dana kegiatan pendidikan;
b. Pelaksanaan verifikasi dan penilaian atas proposal kegiatan pendidikan dan
penyaluran dana untuk kegiatan pendidikan; dan
c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana kegiatan
pendidikan.
Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan terdiri atas:
a. Divisi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan rencana penyaluran dana
kegiatan pendidikan, verifikasi dan penilaian atas proposal kegiatan
b. Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan mempunyai tugas
melakukan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana beasiswa.
4.
Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan
Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan rencana penyaluran dana rehabilitasi fasilitas
pendidikan akibat bencana alam, verifikasi dan penilaian atas proposal,
penyaluran dana, monitoring dan evaluasi atas pelaksananaan penyaluran
rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam.
Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan bahan dan koordinasi untuk penyusunan rencana penyaluran
dana untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam;
b. Pelaksanaan verifikasi dan penilaian atas proposal, serta penyaluran dana
untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam; dan
c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana rehabilitasi
fasilitas pendidikan.
Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan terdiri atas:
a. Divisi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan rencana
penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan, verifikasi dan penilaian atas
proposal rehabilitasi fasilitas pendidikan, menyalurkan dana untuk rehabilitasi
fasilitas pendidikan.
b. Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan
mempunyai tugas melaksanakan monitoring dan evaluasi atas penyaluran
dana rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam.
Berdasarkan Lembar Persetujuan Dewan Penyantun tertanggal 28 Maret 2013,
terdapat persetujuan atas kebijakan pendanaan riset dengan jenis layanan
berupa Bantuan Dana Riset dan Penghargaan Atas Hasil Karya Riset. Fokus
bidang pendanaan riset terdiri dari ketahanan pangan, ketahanan energi, tata
kelola, ekonomi ramah lingkungan (eco-growth), kesehatan, sosial keagamaan,
dan budaya.
Menindaklanjuti persetujuan Dewan Penyantun serta memperhatikan bahwa
secara struktur belum ada pelaksana fungsi penyelenggara pendanaan riset
pada LPDP (PMK No. 252/LPDP/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPDP),
menugaskan kepada Sdr. Mohammad Sofwan Effendi (NIP
196404031985031008) disamping tugasnya sebagai Direktur Dana Rehabilitasi
Fasilitas Pendidikan, yang bersangkutan diberi tugas untuk melaksanakan
penyaluran dan evaluasi pengelolaan bantuan dana dan penghargaan karya riset
inovatif produktif (RISPRO).
LPDP selanjutnya mengejawantahkan kebijakan pendanaan riset ke dalam
sebuah bentuk program yang disebut dengan Program Bantuan Dana RISPRO
(Perdirut LPDP No. PER-11/LPDP/2013 tentang Pedoman Bantuan Dana Riset
Inovatif Produktif (RISPRO)).
5.
Satuan Pemeriksaan Intern
Satuan Pemeriksaan Intern mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan intern
atas pelaksanaan tugas Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Fungsi Satuan
Pemeriksaan Intern adalah:
a. Penyusunan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan audit charter dan audit
program;
b. pelaksanaan audit berbasis risiko khususnya pada aktivitas usaha Lembaga
Pengelola Dana Pendidikan; dan
c. Melakukan reviu terhadap laporan keuangan untuk meyakinkan bahwa isi,
penyajian, dan pengungkapannya sesuai dengan standar akuntansi
pemerintah dan standar akuntansi keuangan yang berlaku.
6.
Kelompok Jabatan Fungsional
Pejabat Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan
jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.
7.
Dewan Pengawas
Dalam PP. No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum, pasal 34 diatur bahwa untuk melaksanakan pengawasan BLU dapat
membentuk Dewan Pengawas. Dalam Tata Kelola LPDP diatur, Dewan
Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap:
a. Pengelolaan endowment fund dan dana cadangan pendidikan yang dilakukan
oleh Direksi;
b. Pelaksanaan Rencana Strategi Bisnis (Renstra) yang dilakukan oleh Direksi;
c. Pelaksanaan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) oleh Direksi; dan
8.
Dewan Penyantun
Berdasarkan surat persetujuan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor
B-3101/M.PAN-RB/12/2011 disebutkan bahwa dengan pertimbangan tugas yang
dilaksanakan bersifat lintas sektoral, maka dalam rangka pelaksanaan tugasnya,
LPDP berada di bawah supervisi Dewan Penyantun yang terdiri atas Menteri
Keuangan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Agama.
Dalam PMK nomor 252/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPDP
pasal 32 disebutkan bahwa Dewan Penyantun mengatur ketentuan pelaksanaan
lebih lanjut PMK tersebut. Dewan Penyantun memiliki fungsi:
a. Mengarahkan strategi kebijakan umum pengelolaan DPPN oleh LPDP;
b. Menetapkan perencanaan jangka panjang serta tujuan LPDP;
c. Menetapkan kebijakan umum pengembangan dan penyaluran DPPN; dan
d. Menetapkan proporsi alokasi DPPN untuk endowment fund dan dana
BAB II
KINERJA BLU TAHUN 2013
A.
KONDISI INTERNAL
1.
Pelayanan
Pelayanan yang diberikan LPDP terdiri dari: layanan pengembangan DPPN
dan layanan penyaluran dana kegiatan pendidikan.
a. Layanan Pengelolaan DPPN
Sampai dengan tahun 2013, DPPN yang dialokasikan dalam APBN dan
dikelola LPDP berjumlah Rp15.617.700.000.000. Sesuai dengan
persetujuan Dewan Penyantun, DPPN ditempatkan pada instrumen yang
beresiko rendah, yaitu deposito sebesar Rp. 16.595.300.000.000 dan
obligasi negara sebesar Rp105.000.000.000. Penempatan dana dalam
obligasi negara tersebut mulai dilaksanakan bulan Oktober 2013.
Target pendapatan dari pengelolaan DPPN tersebut pada tahun 2013
sebesar Rp934.749.673.000. Sesuai dengan kebijakan Dewan Penyantun,
dari target pendapatan sebesar Rp934.749.673.000 tersebut
direncanakan sebesar 10% atau sebesar Rp93.474.967.000 akan
dialokasikan untuk menambah DPPN.
Rincian DPPN dan target pendapatan dari pengelolaan DPPN adalah
sebagai berikut:
Tabel II.1
DPPN dan Pendapatan LPDP
(dalam Jutaan Rupiah) 2013 5.000.000 93.475*) 15.711.175 934.750*)
Sampai dengan 31 Desember 2013, dari target pendapatan sebesar
b. Layanan Penyaluran Dana
PNBP yang diperoleh LPDP disalurkan untuk pemberian beasiswa,
pendanaan riset, dan last resort dana cadangan untuk rehabilitasi fasilitas
pendidikan.
1) Layanan Beasiswa
Tujuan pemberian beasiswa LPDP adalah untuk menyiapkan
pemimpin dan profesional untuk menjadi lokomotif kemajuan
Indonesia. Beasiswa yang diberikan LPDP adalah untuk Program
Magister, Doktor, Tesis dan Disertasi baik di dalam dan di luar negeri.
Program studi sasaran pemberian beasiswa LPDP adalah teknik,
sains, pertanian, hukum, akuntansi dan keuangan, kedokteran dan
agama.
a) Pendaftar Beasiswa
Pada tahun 2013, telah dilaksanakan penerimaan pendaftaran
beasiswa, seleksi administrasi dan seleksi wawancara. Jumlah
pendaftar beasiswa LPDP sampai dengan 31 Desember 2013
berjumlah 20.560 orang. Sebaran pendaftar BPI berdasarkan
pilihan program adalah sebagai berikut.
Gambar II.1
Sebaran Pendaftar BPI Berdasarkan Pilihan Program
b) Perkembangan Seleksi Penerimaan Beasiswa
Berikut ini diagram perkembangan seleksi penerimaan BPI yang
sudah dilaksanakan sampai dengan 31 Desember 2013 dengan
Gambar II.2
Perkembangan Seleksi Penerimaan Beasiswa
c) Penerima Beasiswa Menurut Program Studi
Sampai dengan 31 Desember 2013, jumlah penerima beasiswa
yang lulus seleksi sebanyak 1.555 orang dengan sebaran sebagai
berikut:
Gambar II.3
Sebaran Penerima Beasiswa BPI Berdasarkan Program Studi
d) Penerima Beasiswa pada 50 Perguruan Tinggi Terbaik Dunia
Beasiswa Pendidikan Indonesia mendorong penerimanya untuk
memasuki universitas-universitas peringkat terbaik dunia. Sampai
dengan tanggal 31 Desember 2013, sebanyak 64 penerima
besar dunia dengan sebaran tertinggi sebanyak 49% berada pada
universitas yang berlokasi di Inggris.
Tabel II.2
Sebaran Penerima Beasiswa BPI
pada 50 Perguruan Tinggi Terbaik Dunia
e) Penerima Beasiwa Berdasarkan Jenis Kelamin
Setiap 20 orang penerima BPI, 11 di antaranya adalah laki-laki.
Secara total, jumlah penerima BPI berjenis kelamin laki-laki
berjumlah 851 dan perempuan berjumlah 704. Sebaran penerima
BPI cukup mewakili kedua gender dan persentasenya tidak
banyak berubah dibandingkan dengan persentase gender saat
mendaftar.
Gambar II.4
Sebaran Penerima Beasiswa Menurut Jenis Kelamin
No. Rank Institution Jumlah
1 3 Harvard University 1 2 4 University College London 7 3 5 University of Oxford 4 4 6 Imperial College London 4 5 12 University of Pennsylvania 1 6 13 ETH Zurich (Swiss Federal Institute of Technology) 1 7 21 University of Edinburgh 5 8 24 Australian National University 6 9 25 National University of Singapore 2 10 30 University of Tokyo 2 11 32 University of Manchester 12 12 35 Kyoto University 4
No. Rank Institution Jumlah
13 36 University of Melbourne 5 14 39 University of Sydney 4 15 46 University of Queensland Australia 2 16 47 Nanyang Technological University 3
17 50 Osaka University 1
f) Penerima Beasiswa LPDP Berdasarkan Daerah Asal
Beasiswa LPDP telah diterima mahasiswa dari 32 propinsi.
Sebaran penerima beasiswa LPDP adalah sebagai berikut:
Gambar II.5
Sebaran Penerima Beasiswa Menurut Daerah Asal
Dari tabel tersebut terlihat, bahwa penerima beasiswa LPDP
masih terkonsentrasi dari propinsi-propinsi yang selama ini telah
relatif maju, seperti : Jawa Barat (363 orang), DKI Jakarta (175
orag), DI Yogyakarta (167 orang), Jawa Timur ( 141 orang), Jawa
Tengah (122 orang), Sulawesi Selatan (87 orang) dan Banten (63
orang). Sedangkan yang berasal dari propinsi lainnya berkisar
antara 2 orang sampai 50 orang. Hanya saja belum ada penerima
beasiswa LPDP yang berasal dari Kalimantan Utara dan Papua
Barat.
g) Realisasi Beasiswa Afirmasi 3T
Memperhatikan komposisi penerima beasiswa LPDP yang
sebagian berasal dari Jawa, maka pada tahun 2013, telah
dilaksanakan seleksi beasiswa afirmatif, khususnya untuk daerah
yang termasuk kategori 3T (terdepan, terluar dan tertinggal).
Sampai dengan 31 Desember 2013, hasil seleksi beasiswa
afirmasi sebanyak 25 orang lolos seleksi. Sebaran penerima
Tabel II.3
Sebaran Penerima Beasiswa Afirmatif Menurut Daerah Asal
Dari tabel tersebut terlihat, penerima beasiswa afirmatif berasal
dari 12 propinsi, yaitu Sulawesi Tenggara, NTT, NTB, Sulawesi
Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera
Barat, Sulawesi Tenggara, Bengkulu dan Riau, masing-masing
sebanyak 1-4 orang. Pelaksanaan pembayaran beasiswa afirmatif
direncanakan dilaksanakan pada tahun 2014.
2) Layanan Pendanaan Riset
Tujuan pemberian layanan pendanaan riset adalah untuk mendorong
dan menghasilkan riset-riset unggulan yang dapat diimplementasikan
untuk memberi nilai tambah dan/atau inovasi-inovasi di bidang bidang
pangan, energi, kesehatan, pembangunan ekonomi berwawasan
lingkungan (eco-growth), tata kelola, sosial keagamaan dan budaya.
Pendanaan riset tersebut diberikan maksimal sebesar
Rp2.000.000.000 untuk setiap riset.
Pada tahun 2013, telah dilaksanakan seleksi administrasi proposal
riset sebanyak 602 proposal. Dari semua proposal yang masuk
tersebut, sebanyak 336 proposal riset lolos seleksi administrasi, dan
selanjutnya 37 proposal ditetapkan lolos seleksi substansi. Jumlah
proposal riset yang telah mendapatkan penetapan direksi sebanyak 14
Tabel II.4
Komposisi Proposal Riset Berdasarkan Fokus Riset
Fokus Riset
Pendaftar Lolos
Administrasi Lolos Substansi
Penetapan
3) Layanan Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan yang Rusak Karena Bencana Alam
Sampai dengan 31 Desember 2013, Direktorat Dana Rehabilitasi
Fasilitas Pendidikan sudah melakukan reviu untuk proposal rehabilitasi
fasilitas pendidikan dari 4 Kabupaten yang berada di 3 provinsi di
Indonesia. Verifikasi lapangan telah dilaksanakan pada tanggal 18-23
September 2013 di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener
Meriah, sedangkan usulan rehabilitasi fasilitas pendidikan untuk
Kabupaten Maluku Tengah dan Kota Ambon sedang dianalisis. Untuk
Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah, telah
ditandatangani kontrak untuk penyaluran dana rehabilitasi sekolah
sebesar masing-masing Rp 4.496.590.200 dan Rp2.007.163.440 pada
tanggal 24 Desember 2013.
Tabel II.5
c. Dukungan Operasional Penyaluran Dana
Pada tahun 2013, telah dilakukan kegiatan-kegiatan operasional
penyaluran dana, antara lain:
1) Persiapan berupa penyusunan/perbaikan pedoman beasiswa, riset dan
rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak karena bencana alam.
Khusus beasiswa, telah disusun maupun beasiswa afirmatif.
2) Sosialiasi dalam rangka penyaluran dana beasiswa, baik reguler
maupun afirmatif, riset dan rehabilitasi fasilitas pendidikan. Sosialiasi ini
dilaksanakan secara secara langsung dengan tatap muka dengan
mahasiswa, akademisi, peneliti, pemerintah daerah dan pemangku
kepentingan yang lain. Sosialisasi juga dilaksanakan dengan
pelaksanaan seminar dan pameran.
3) Pendaftaran beasiswa dan riset telah dilaksanakan mulai bulan Maret
2013 secara online dan terus dibuka sepanjang tahun. Khusus untuk
beasiswa afirmatif dan proposal rehabilitasi fasilitas pendidikan
dilaksanakan tidak secara on line.
4) Seleksi administrasi dan seleksi wawancara beasiswa telah
dilaksanakan dalam beberapa batch. Untuk mempermudah pendaftar
beasiswa seleksi dilaksanakan di beberapa tempat, antara lain :
Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Medan dan Makasar. Sedangkan
untuk riset telah dilaksanakan seleksi administrasi dan substansi
sebanyak dua batch.
5) Program Kepemimpinan direncanakan dilaksanakan dalam 8 batch
sampai dengan bulan Oktober 2013, dan sampai akhir tahun
direncanakan dapat dilaksanakan dalam 9 batch.
2.
Keuangan
a. Realisasi Pendapatan
Sampai dengan 31 Desember 2013, dari target pendapatan sebesar
Rp934.749.673.000, telah direalisasikan sebesar Rp990.960.288.930.
b. Realisasi Belanja
Pada tahun 2013, dialokasikan anggaran belanja sebesar
Rp422.542.886.000. Sampai dengan 31 Desember 2013, realisasi belanja
LPDP mencapai Rp142.698.922.948 atau sekitar 33,77% dari total
anggaran belanja. Rincian realisasi belanja dapat dilihat dalam tabel
Tabel II.6.
Realisasi Belanja TA 2013
3.
Sumber Daya Manusia
a. Rekrutmen
Pada tahun 2013, telah ditetapkan ketua dan anggota Dewan Pengawas
LPDP, yaitu:
Prof. DR. Ainun Na’im (Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) selaku Ketua Merangkap Anggota
Drs. Kiagus Ahmad Badaruddin, M.Sc. (Sekretaris Jenderal
Kementerian Keuangan) selaku Anggota
Sumiati, AK., M.F.M. (Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan -
Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan) selaku Anggota
Ir. Ananto Kusuma Seta, M.Sc., Ph.D. (Kepala Biro Perencanaan dan
Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Keuangan) selaku Anggota.
RINCIAN TOTAL RINCIAN TOTAL % 1 PENYALURAN DANA 368,161,880,000 101,175,476,442 27.48%
1 Persiapan Penyaluran Beasiswa 1,120,248,000 1,108,819,200 2 Sosialisasi 1,793,624,000 1,433,001,200 3 Seleksi 9,677,054,000 9,440,823,000 4 Program Kepemimpinan (Orientasi) 7,442,858,000 7,328,093,300 5 Monitoring dan Evaluasi 590,820,000 548,364,000
Di samping keempat orang tersebut, telah diusulkan pula satu orang calon
anggota Dewan pengawas dari Kementerian Agama melalui
NDR-6/LPDP/2013 tanggal 20 Agustus 2013 hal Usulan Penetapan Dewan
Pengawas LPDP.
Direksi LPDP juga telah ditetapkan, yang terdiri dari Direktur Utama,
Direktur Keuangan dan Umum (Direktur KU) dan Direktur Perencanaan
Usaha dan Pengembangan Dana (Direktur PUPD). Ketiganya berasal dari
Kementerian Keuangan. Sedangkan Direktur Dana Kegiatan Pendidikan
(Direktur DKP) dan Direktur Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan (Direktur
DRFP) berasal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kelima
anggota Direksi tersebut ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan nomor 325-328/KMK.01/2012 tanggal 8 Oktober 2012.
Pada level Kepala Divisi, telah ditetapkan empat orang Kepala Divisi pada
Direktorat KU dan pada Direktorat PUPD, masing-masing dua orang.
Semua Kepala Divisi tersebut berasal unsur Kementerian Keuangan.
Ketiga Kepala Divisi tersebut ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan nomor 391-392/KMK.01/2012 tanggal 20 Nopember 2012.
Sedangkan empat Kepala Divisi pada Direktorat DKP dan DRFP tetah
melaksanakan tugas di LPDP sebanyak 3 orang namun penetapannya
masih dalam proses. Adapun Kepala Satuan Pemeriksaan Internal sedang
pada tahapan rekrutmen.
Untuk memenuhi kebutuhan staf telah dilaksanakan seleksi staf, baik dari
PNS maupun Non-PNS. Staf PNS diperoleh dari lulusan STAN sebanyak 3
orang. Di luar itu, LPDP juga melaksanakan seleksi pada bulan April - Mei
2013 dan diperoleh 3 orang PNS dari eselon satu di luar Sekjen
Kementerian Keuangan. Hanya saja, proses alih tugas ketiga PNS tersebut
memakan waktu yang lamam, sehingga baru dapat melaksanakan tugas
bulan November 2013.
Memperhatikan proses alih tugas staf PNS sangat lama, harus dilakukan
rekrutmen dari Non-PNS untuk mengisi pegawai profesional. Proses
rekrutmen tersebut dilaksanakan dengan seleksi wawancara dan bila
b. Komposisi SDM
Di lihat dari komposisi pendidikan, dari 69 orang pegawai LPDP, sebagian
besar memiliki pendidikan Strata Satu sebanyak 24 orang atau sekitar
24%, disusul Diploma Tiga sebanyak 14 orang atau 41%, baru kemudian
Strata Dua sebanyak 11 orang atau 19%, SMA sebanyak 9 orang atau
15% dan Strata Tiga sebanyak 1 orang atau 2 %. Komposisi pendidikan
pegawai tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar II.6.
Komposisi Pegawai LPDP berdasarkan Tingkat Pendidikan
c. Pelatihan dan Pembinaan Pegawai
Pada tahun 2013, untuk meningkatkan kompetensi pegawai, baik soft
competency maupun hard competency, telah dilakukan beberapa pelatihan antara lain :
2%
19%
41% 24%
15% Strata 3 = 1
Strata 2 = 11
Strata 1 = 24
Diploma 3 = 14
Tabel II.7
Pelatihan Pegawai LPDP yang Telah Dilaksanakan Tahun 2013
NO Nama pelatihan Peserta
1 Capacity Building Internalisasi Nilai dan
Budaya Kerja LPDP
53 orang
2 Pembinaan Mental Pegawai (Rutin) 68 orang
3 Pelatihan Bahasa Inggris EF 13 orang
4 Advance Excell 24 orang
5 Service Excellence 25 orang
6 Pelatihan Orientasi Pegawai Baru LPDP 19 orang
7 Sharing Knowledge 45 orang
8 Personnal Transformation Training Program 68 orang
9 Pola Pengelolaan Keuangan BLU 1 orang
10 Investasi Keuangan 2 orang
11 Pelatihan Fix Income and Bond 2 orang
12 Activity Based Costing: Concept and
Application
5 orang
13 Effective Budget Costing 3 orang
14 Updating PPh 21 3 orang
15 Pelatihan Keselamatan Mengemudi oleh
POLDA
8 orang
16 General Affair Professional 3 orang
17 Certified General Affairs Management 1 orang
18 Certified Human Resources Professional 1 orang
19 Certified NLP Practitionair 1 orang
20 Legal Drafting 3 orang
4.
Organisasi
LPDP dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
252/PMK.01/2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola
Dana Pendidikan. LPDP ditetapkan sebagai Satuan Kerja yang berbentuk
Badan Layanan Umum (BLU) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 18/KMK.05/2012 tentang Penetapan Lembaga Pengelola Dana
Pendidikan pada Kementerian Keuangan sebagai Instansi Pemerintah yang
Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
Pada tahun 2013, telah disusun beberapa kelengkapan tata kelola
Rencana Strategis LPDP tahun 2012 - 2016
Good Corporate Governance Charter
Pedoman Seleksi Beasiswa dan Riset
Kebijakan Penyaluran Beasiswa dan Riset
Kebijakan Investasi
Modul Human Resources Integrated System sebanyak 6 modul, yaitu
Accountability Map Matrix, Job Evaluation, Performance Management
System, Reward management, Kamus Kompetensi, Job Grade, dan Job
Description.
Standar Operasi dan Prosedur (SOP), sebanyak 42 buah, antara lain.
Tabel II.8
Pelatihan yang Telah Dilaksanakan pada Tahun 2013 per Direktorat
No Direktorat Jumlah SOP
1 Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan 7
2 Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan 18
3 Direktorat Keuangan dan Umum 17
Jumlah 42
Di samping itu, pada tahun 2013, juga telah diinisiasi penyusunan/perubahan
peraturan, baik PP maupun PMK/PMK, antara lain:
Penyusunan Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur tentang DPPN.
Penyusunan PP tersebut diperlukan dengan pertimbangan, dari tahun
2010-2013, peraturan yang tertinggi yang mengatur DPPN adalah UU
APBN, yang berubah setiap tahun, yang hanya menetapkan besaran
DPPN. Untuk memberikan kepastian
KMK tentang Penyempurnaan Standar Pelayanan Minimum
KMK tentang Standar Akuntansi LPDP
KMK tentang Standar Biaya Beasiswa
5.
Data dan Sistem Informasi
Pada tahun 2013, LPDP telah membangun website sebagai media informasi
terbatas mengenai kelembagaan dan program LPDP. LPDP juga telah
mengembangkan microsite yang dirancang digunakan sebagai media
penyebaran informasi/publikasi produk layanan LPDP, terutama bea siswa dan
pada triwulan pertama tahun 2013 bersamaan dengan pelaksanaan
pengumuman dibukanya beasiswa dan pendanaan riset.
Untuk mendukung pelaksanaan penyaluran dana beasiswa dan riset telah
dikembangkan beberapa aplikasi antara lain:
Sistem informasi pendaftaran bea siswa
Sistem informasi pengelolaan riset
Sistem informasi monitoring beasiswa
Sistem informasi monitoring riset
Aplikasi Workflow Document System untuk mendukung pengelolaan
persuratan dan kearsipan
Aplikasi penyusunan surat tugas dan surat perjalanan dinas.
Untuk mendukung pelaksanaan penyaluran beasiswa yang direncanakan dapat
dilakukan, saat ini sedang dilakukan penyusunan standar biaya untuk bea
siswa dan perhitungan akuntansi biaya untuk layanan beasiswa, riset dan
rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak karena bencana alam. Di samping
telah disusun pula peringkat program studi pada 20 universitas terbaik dunia,
sebagai dasar pembayaran insentif peringkat universitas.
6.
Peralatan dan Fasilitas
Kantor LPDP pada saat ini berada di Gedung A.A. Maramis II Lantai 2
Kementerian Keuangan Jl. Lapangan Banteng Timur Nomor 1, Jakarta Pusat.
Saat ini, ruangan yang ditempati LPDP merupakan bekas dari ruangan
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, sehingga desainnya belum memenuhi
kebutuhan LPDP sebagai satuan kerja yang harus melayani masyarakat
secara langsung. Agar sarana gedung sesuai dengan kebutuhan LPDP, pada
tahun 2013 telah dilaksanakan pelaksanaan renovasi gedung LPDP. Sarana
dan prasarana seperti meubelair, kendaraan bermotor roda 4, kendaraan
bermotor roda 2 dan peralatan pengolah data dan komunikasi diproyeksikan
B.
KONDISI EKSTERNAL
1. Kondisi Pendidikan di Indonesia
Studi McKinsey Global Institute menunjukkan besarnya potensi perekonomian
Indonesia dan kebutuhan tenaga kerja terdidik untuk mewujudkannya. Saat
ini, Indonesia berada pada peringkat 16 perekenomian di dunia, dengan 55
juta tenaga terdidik (skilled workers). Pada tahun 2030, diperkirakan
perekonomian Indonesia berada pada peringkat 7 besar dunia, dengan
kebutuhan tenaga terdidik mencapai 113 juta orang. Hasil studi Mc Kinsey
tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar II.7.
Potensi Masa Depan Indonesia
The Economist tahun 2011 juga memberikan gambaran yang hampir sama.
Pada tahun 2011, Indonesia berada pada peringkat 17, akan meningkat
menjadi berada pada peringkat 12 pada tahun 2025 dan akan meningkat lagi
Gambar II.8.
Posisi 2008: PDB, PDB per Kapita dan Populasi
Sumber : The Economist, 2011
Untuk mewujudkan hal tersebut, sumber daya manusia merupakan faktor
prioritas. Namun, di sini lah letak permasalahannya. Beberapa indikator
menunjukkan kondisi yang kurang menggembirakan. Global Competitiveness
Report menunjukkan kondisi pendidikan yang kurang menggembirakan, pada
akhirnya mempengaruhi peringkat daya saing Indonesia.
Pada tahun 2013, tingkat daya saing Indonesia berada pada peringkat 50,
lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga, seperti China
pada peringkat 29, Malaysia pada peringkat 25, Brunei Darussalam pada
peringkat 28, Thailand berada pada peringkat 38 dan Singapura berada pada
peringkat 2. Peringkat Indonesia hanya lebih baik dibandingkan dengan
Vietnam yang berada pada peringkat 75 dan Philipina 65.
Di samping dipengaruhi oleh pilar institusi, infrastruktur, macroeconomic
environment, goods market efficiency, labor market development, dan
pilar-pilar yang lain, rendahnya daya saing Indonesia juga dipengaruhi oleh pilar-pilar
kesehatan dan pendidikan dasar dan pilar pendidikan tinggi dan pelatihan.
Pada pilar kesehatan dan pendidikan dasar, kualitas pendidikan di Indonesia
relatif tertinggal. Indonesia berada pada peringkat 70 dari 144 negara.
Peringkat tersebut lebih rendah dibandingkan dengan dengan negara
tetangga, misalnya Singapura dan Malaysia. Singapura pada peringkat 3 dan
Malaysia pada peringkat 33. Rendahnya peringkat pilar kesehatan dan
kualitas pendidikan dasar yang rendah dan primary education enrollment rate
yang juga rendah.
Kondisi yang sama juga terjadi pada indikator pendidikan tinggi dan pelatihan.
Pada indikator ini, Indonesia berada pada peringkat 73, lebih rendah
dibandingkan dengan Singapura pada peringkat 2, Malaysia pada peringkat
39 dan Thailand pada peringkat 60. Sedangkan untuk pilar pendidikan tinggi
dan pelatihan dipengaruhi oleh beberapa faktor faktor diantaranya secondary
education enrollment rate, secondary education enrollment rate, quality of the
education system dan sebagainya.
Pada indikator yang lain, seperti perbandingan jumlah mahasiswa strata 3,
Indonesia juga masih tertinggal. Pada tahun 2011, jumlah mahasiswa S3 di
Indonesia berjumlah 23.000 orang atau sebesar 98 orang per satu juta
penduduk. Angka ini jauh di bawah negara-negara lain, bahkan bila
dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia. Jumlah mahasiswa S3 di
Malaysia mencapai 14.000 orang atau 509 orang per satu juta penduduk.
Dengan asumsi pertambahan mahasiswa S3 di Indonesia sebesar 15% per
tahun, Indonesia baru bisa menyamai Malaysia pada kondisi saat ini pada
tahun 2022. Data perbandingan mahasiswa S3 Indonesia dengan beberapa
negara adalah sebagai berikut :
Tabel II.9.
Perbandingan Mahasiswa S3 Beberapa Negara
Negara Jumlah S3
Tahun 2011 Populasi
S3 per 1 Juta Penduduk
Indonesia 23.000 234.000.000 98
Malaysia 14.000 27.500.000 509
India 1.690.000 1.198.000.000 1.410
Jerman 328.000 82.200.000 3.990
Perancis 320.000 62.300.000 5.136
Jepang 819.000 127.200.000 6.438
USA 3.100.000 314.700.000 9.850
Sumber : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012
Ketertinggalan Indonesia juga terlihat pada indikator komposisi pendidikan
angkatan kerja Indonesia, jumlah insinyur untuk setiap satu juta penduduk,
persentase mahasiswa teknik dan pertanian terhadap keseluruhan
Gambar II.9
Perbandingan Komposisi Pendidikan Angkatan Kerja, Jumlah Insinyur per
Satu Juta Penduduk, dan Persentase Mahasiswa Teknik dan Pertanian
terhadap Keseluruhan Mahasiswa
2. Perkembangan Penelitian di Indonesia
Dilihat dari indikator jumlah paten, Indonesia sebanyak masih tertinggal dari
negara tetangga seperti Filipina dan Singapura. Bahkan bila dibandingkan
dengan jumlah patent Malaysia, jumlah paten Indonesia hanya berkisar
setengah dari jumlah patent Malaysia. Jumlah paten pada beberapa negara
adalah sebagai berikut:
Gambar II.10.
Perbandingan Jumlah Paten
Sedangkan bila dilihat dari perbandingan penerbitan jumlah buku, Indonesia
memiliki peringkat yang cukup baik yakni peringkat 19. Peringkat Indonesia
tersebut berada di atas Malaysia (23), Thailand (29) dan Singapura (32).
Perbandingan jumlah penerbitan buku dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel II.10.
Perbandingan Jumlah Penerbitan Buku
Sumber : Unesco
3. Kerusakan Fasilitas Pendidikan di Indonesia
Kerusakan fasilitas pendidikan di Indonesia yang disebabkan bencana alam
menunjukkan angka yang cukup memprihatinkan. Sebaran kerusakan fasilitas
pendidikan tersebut dapat disajikan dalam diagram sebagai berikut :
Gambar II.11
Kerusakan Fasilitas Pendidikan di Berbagai Propinsi
Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Rank
Global Country (rank)
Books (Title)
Population (mn)
Books per mn people
Berdasarkan data UN-ISDR (Badan PBB untuk Strategi International
Penanggulangan Bencana), Indonesia memiliki risiko-risiko bencana alam
dan kerugian yang disebabkan oleh bencana alam sebagai berikut:
Risiko tsunami nomor 1 di dunia;
Risiko gempa bumi nomor 3 di dunia;
Risiko banjir nomor 6 di dunia;
Risiko angin topan nomor 67 di dunia;
Kerugian akibat bencana alam (1980-2009) sebesar USD22.5 miliar,
rangking 8 dunia;
Selama 1980-2009 terjadi 312 bencana alam di Indonesia, rangking 4
terbanyak di dunia;
Empat negara dengan jumlah bencana alam terbanyak (1980-2009) dapat
dilihat dalam grafik berikut:
Gambar II.12.
Empat Negara Dengan Jumlah Bencana Alam Terbanyak
(1980 - 2009)
Sumber : UN-ISDR
4. Kondisi Ekonomi Makro
a. Pertumbuhan Ekonomi
Di tengah pelemahan ekonomi global yang masih terus berlanjut
ditambah dengan adanya pelemahan kurs nilai tukar rupiah terhadap US
dolar sejak bulan Mei 2013, pertumbuhan perekonomian Indonesia
sepanjang tahun 2013 mengalami perlambatan sejak triwulan II-2013
(yoy) yaitu sebesar 5.83%. Hingga saat ini pertumbuhan ekonomi
triwulan III-2013 tercatat 5,62% (yoy). Perlambatan ekonomi terutama
investasi bangunan dan masih lemahnya investasi non-bangunan. Net
ekspor juga masih lemah akibat masih kuatnya impor. Sementara itu,
konsumsi baik konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah
menunjukkan peningkatan. Bank Indonesia memandang perlambatan
ekonomi domestik adalah hasil dari kebijakan stabilisasi yang dilakukan
oleh Pemerintah dan Bank Indonesia dalam membawa pertumbuhan
ekonomi ke arah yang lebih sehat dan seimbang. Dengan perkembangan
hingga triwulan III-2013, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan
ekonomi Indonesia tahun 2013 masih dalam kisaran proyeksi
sebelumnya di 5,5-5,9%. H al ini menunjukkan walaupun target
pertumbuhan telah disesuaikan dalam APBN-P 2013, sebesar 6.2%,
target pertumbuhan tetap tidak tercapai, bahkan kini dibawah 6%.
Gambar II.13.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (%)
(2005-2013)
Sumber: World Bank national accounts data (data.worldbank.org)
Namun demikian Pemerintah dan DPR memproyeksikan pertumbuhan
perekonomian untuk tahun 2014 adalah 6%, hal ini tertuang dalam
asumsi dasar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(RAPBN) Tahun 2014. Bank Pembangunan Asia (ADB) juga
memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 sekitar 6
persen. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan
ekonomi tahun 2014 adalah 5,8 persen-6,2 persen. Sebaliknya, Bank
Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun depan melambat.
5.69 5.50
Dari perkiraan tahun ini sebesar 5,6 persen, Bank Dunia memproyeksikan
pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,3 persen.
Dalam Nota Keuangan RAPBN 2014 disebutkan bahwa Perekonomian
nasional dalam tahun 2014 diperkirakan mampu tumbuh lebih baik jika
dibandingkan kondisinya dalam tahun 2013. Hal tersebut seiring dengan
kondisi perekonomian global yang diperkirakan akan kembali membaik
dan volume perdagangan dunia juga diperkirakan akan meningkat. Pada
gilirannya, meningkatnya permintaan dunia akan memengaruhi
pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama dari sisi ekspor-impor. Sektor
industri akan bergerak untuk memenuhi permintaan dunia. Di samping itu,
permintaan domestik juga diperkirakan meningkat didukung oleh
meningkatnya daya beli masyarakat dan adanya penyelenggaraan
Pemilu 2014.
b. Inflasi
Sepanjang tahun 2013, inflasi mengalami kenaikan yang cukup signifikan
dibanding 2012, hingga Oktober 2013 mencapai 8.32 dan sudah
melewati asumsi BI yang sebelumnya berada diangka 4,5% ± 1% .
Naiknya harga BBM akibat tindakan Pemerintah yang memangkas beban
subsidi BBM dalam rangka penyehatan anggaran pada bulan Juni 2013
dikatakan ikut menyumbang angka terhadap tingkat inflasi.
Pemerintah dan DPR memproyeksikan bahwa tekanan inflasi dalam
tahun 2014 diperkirakan akan mereda seiring dengan kecenderungan
penurunan tekanan harga-harga komoditas dan energi di pasar
internasional. Perbaikan aktivitas produksi di berbagai negara
diperkirakan mendorong peningkatan pasokan bahan pangan di pasar
global. Pada saat yang sama, pasokan minyak mentah di pasar dunia
juga diperkirakan meningkat, baik oleh OPEC maupun non-OPEC, yang
diperkirakan berdampak pada penurunan harga minyak dunia. Makin
meningkatnya kegiatan produksi dan aktivitas perekonomian nasional,
serta kelancaran arus distribusi barang/jasa, akan mendorong
terjaminnya pasokan kebutuhan yang memadai. Selanjutnya, harga
bahan pangan domestik diperkirakan masih tetap terjaga seiring dengan
perbaikan kebijakan di bidang ketahanan pangan. Di samping itu, makin
membaiknya koordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter, serta peran
aktif pemerintah daerah untuk menjaga laju inflasi di tiap-tiap wilayahnya
Gambar II.14.
Tingkat Inflasi Indonesia (%)
(2005-2013)
Sumber: World Bank national accounts data (data.worldbank.org)
c. Nilai Tukar
Sepanjang Januari-November 2013, secara konstan rupiah terus
melemah, dan sempat menembus angka Rp11.671 per dolar AS pada
akhir September 2013. Hal ini terjadi karena pernyataan yang
dikeluarkan oleh Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat, Bernanke,
bahwa The Fed akan menurunkan nilai stimulus fiskalnya, sehingga nilai
suku bunga di AS diperkirakan akan meningkat. Pasar bertindak sangat
responsif hingga capital outflow menjadi deras. Untuk menahan derasnya
capital outflow ini, Bank Indonesia telah mengeluarkan langkah
antisipatifdengan menaikkan BI Rate menjadi 7.25% pada September
2013 setelah sebelumnya menaikkan suku bunga Fasilitas Simpanan
Bank Indonesia. Langkah ini dinilai telah membuat rupiah menguat
walaupun tipis dan kini berada di kisaran Rp11.000 per dolar AS.
Namun demikian, dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2014, Pemerintah
dan DPR cukup optimis bahwa nilai tukar akan menurun hingga level
Rp10.500 per dolar AS pada 2014. Rata–rata nilai tukar rupiah terhadap
dolar Amerika Serikat dalam tahun 2014 diperkirakan relatif lebih stabil.
Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tahun 2014 masih akan
dipengaruhi oleh bauran berbagai faktor yang berasal dari dalam dan luar
negeri. Peningkatan impor, khususnya impor bahan baku, barang modal,
serta komoditas energi dalam rangka mendukung aktivitas ekonomi dan
10.45
investasi nasional merupakan salah satu faktor pendorong depresiasi
nilai tukar. Di samping itu, risiko pelemahan juga dapat dipengaruhi
skenario pilihan kebijakan harga BBM dalam negeri yang juga akan
memengaruhi besaran impor bahan bakar minyak untuk memenuhi
kebutuhan energi dalam negeri. Pada saat yang sama, kinerja ekspor
Indonesia diperkirakan akan kembali meningkat seiring dengan perbaikan
pertumbuhan dan permintaan ekonomi dunia dan beberapa mitra dagang
utama Indonesia. Kondisi itu merupakan faktor positif untuk mendorong
apresiasi nilai tukar rupiah.
d. Kinerja Perbankan
Dalam upaya mengendalikan ekspektasi inflasi dan keseimbangan
eksternal, sejak September 2013, Bank Indonesia menaikkan BI rate
pada tingkat 7,25%. Sejalan dengan kenaikan BI rate, suku bunga Pasar
Uang Antar Bank (PUAB) juga mengalami kenaikan dari yang semula
haya di kisaran 4% pada awal 2013, kini menebus angka 5,3%. Begitu
juga dengan suku bunga simpanan dan kredit perbankan yang tercermin
dalam JIBOR Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) yang semula
berada dibawah 5,3% kini mencapai 5,8%.
Dalam Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BI per 5 September
2013, dinyatakan bahwa kondisi sistem keuangan Indonesia dan
khususnya perbankan masih terjaga stabil. Di sisi ketahanan perbankan
terjaganya kondisi perbankan diindikasikan melalui kondisi permodalan
perbankan yang mencukupi untuk mengantisipasi risiko yang dihadapi.
Rasio permodalan (Capital Adequacy Ratio) yang mencapai 17,98% jauh
di atas kecukupan minimal sebesar 8. Pertumbuhan penyaluran kredit
mencapai 20,64% (yoy). Pertumbuhan kredit hingga triwulan III 2013 juga
mengalami kenaikan. Tingginya penyaluran kredit diimbangi dengan
kualitas kredit yang tetap terjaga. Rasio Non-Performing Loan (NPL)
gross perbankan tercatat 1,88%. Pertumbuhan kredit juga meningkat
pada triwulan II-2013 diikuti dengan membaiknya kualitas kredit yang
tercermin dari penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) gross
perbankan.
Pada tahun 2013, tingkat suku bunga perbankanmengalami kenaikan
dibandingkandengan tahun sebelumnya. Deposito satu bulan misalnya,
sebesar 5,51% pada triwulan pertama tahun 2013. Penurunan ini tidak
akan berlangsung lama mengingat BI baru saja menaikkan suku bunga
acuannya sebesar 25 bps ke level 6% di pertengahan Juni 2013. Namun
demikian kenaikan ini diharapkan tidak akan mengganggu kestabilan
perbankan nasional.Berikut tingkat suku bunga deposito tahun 2012dan
triwulan kedua 2013:
Tabel II.11
Suku Bunga Rata - Rata
Sementara itu, prediksi untuk tingkat suku bunga SPN 3 bulan dalam
tahun 2014 diperkirakan tidak akan bergerak jauh dari tingkat suku bunga
di tahun 2013. Perkiraan tersebut didasarkan pada kemungkinan
membaiknya kondisi ekonomi global di tahun 2014 sehingga beberapa
kebijakan pelonggaran likuiditas di berbagai negara juga akan selesai.
Perkiraan kondisi ekonomi global tersebut akan menyebabkan daya tarik
investasi di berbagai negara juga membaik, yang selanjutnya
diperkirakan akan menyebabkan peningkatan persaingan untuk menarik
likuiditas global, demikian juga dengan arus modal ke negara-negara
berkembang kawasan Asia, termasuk Indonesia. Peningkatan persaingan
tersebut diperkirakan akan mendorong peningkatan suku bunga
instrumen investasi, termasuk suku bunga SPN 3 bulan. Namun, masih
tingginya beban utang Pemerintah di negara-negara kawasan Eropa dan
negara maju, akan menjadi insentif positif bagi daya tarik instrumen surat