• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Bisnis dan Anggaran tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rencana Bisnis dan Anggaran tahun 2014"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ……….. i

KATA PENGANTAR ……….. iii

DAFTAR ISI ………... iv

DAFTAR TABEL ………... vii

DAFTAR GAMBAR ………. ix

DAFTAR LAMPIRAN ………. x

RINGKASAN EKSEKUTIF ……… 1

(7)

f) Penerima Beasiswa LPDP Berdasarkan Daerah Asal ………….. g) Realisasi Beasiswa Afirmasi 3T ...

2) Layanan Pendanaan Riset...

3) Layanan Rehabilitasi fasilitas Pendidikan yang Rusak Karena

Bencana Alam ...

c. Dukungan Operasional Penyaluran Dana ………….……….

2. Keuangan………..

a. Realisasi Pendapatan………... b. Realisasi Belanja………...

3. Sumber Daya Manusia………

a. Rekrutmen ……….………..………..

b. Komposisi SDM ………....

c. Pelatihan dan Pembinaan Pegawai………

4. Organisasi……….

5. Data dan Sistem Informasi……….

6. Peralatan dan Fasilitas………

B. KONDISI EKSTERNAL……….………....

1. Kondisi Pendidikan di Indonesia….………..……… 2. Perkembangan Penelitian di Indonesia………... 3. Kerusakan Fasilitas Pendidikan di Indonesia………..

4. Kondisi Ekonomi Makro………..

a. Pertumbuhan Ekonomi………....

b. Inflasi………..………

c. Nilai Tukar……….

d. Kinerja Perbankan………..………..………... e. Kinerja Pasar Keuangan………..……..………...

BAB III RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN TAHUN 2014……….. 40

A. ASUMSI………

1. Asumsi Makro………...

2. Asumsi Mikro………

a. Kebijakan Akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi yang Berlaku…

b. Dana Kelolaan………

c. Asumsi Tarif………

d. Asumsi Volume Pelayanan……….. e. Pengembangan Pelayanan Baru………

B. TARGET KINERJA TAHUN 2014………

(8)

1. Tujuan, Sasaran Strategis, Proses Bisnis dan Peta Strategis………..

a. Tujuan………..

b. Sasaran Strategis………..

c. Peta Strategis……….

d. Indikator Kinerja Utama Tahun 2014...

2. Target Kinerja Tahun 2014 …………... a. Pengelolaan Dana Khusus………. b. Target Penyaluran Program………. c. Ikhitsar Pendapatan dan Belanja Tahun 2014………. d. Ikhtisar Target Pendapatan Tahun 2014………... e. Ikhtisar Target Belanja Tahun 2014……… f. Biaya Layanan Per Unit Kerja………. g. Prakiraan Maju Pendapatan dan Belanja………..

C. AMBANG BATAS………...

51

51

51

52

54

56

56

56

57

58

61

67

68

71

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 DPPN dan Pendapatan LPDP (dalam jutaan rupiah)

Tabel II.2 Sebaran Penerima Beasiswa BPI pada 50 Perguruan Tinggi Terbaik

Dunia

Tabel II.3 Sebaran Penerima Beasiswa Afirmatif Menurut Daerah Asal

Tabel II.4 Komposisi Proposal Riset Berdasarkan Fokus Riset

Tabel II.5 Proposal Permohonan Pendanaan Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan

Tabel II.6 Realisasi Belanja TA 2013

Tabel II.7 Pelatihan Pegawai LPDP yang Telah Dilaksanakan Tahun 2013

Tabel II.8 Pelatihan yang Telah Dilaksanakan pada Tahun 2013 per Direktorat

Tabel II.9 Perbandingan Mahasiswa S3 Beberapa Negara

Tabel II.10 Perbandingan Jumlah Penerbitan Buku

Tabel II 11 Suku Bunga Rata - Rata

Tabel III.1 DPPN dan Pendapatan LPDP (Dalam Jutaan Rupiah)

Tabel III.2 Rincian Proporsi Portofolio Investasi dan Asumsi Tingkat Pengembalian

Tabel III.3 Rencana Penyaluran Beasiswa Tahun 2014

Tabel III.4 Target Jumlah Penerima Beasiswa Tahun 2014

Tabel III.5 Standar Biaya Beasiswa Tahun 2014

Tabel III.6 Kebijakan Beasiswa Afirmasi

Tabel III.7 Kriteria Umum Beasiswa Kepresidenan Indonesia

Tabel III.8 Persyaratan Khusus Cluster Leaders

Tabel III.9 Persyaratan Khusus Cluster Scientist

(10)

Tabel III.11 Rincian Penyaluran Dana

Tabel III.12 Ikhtisar Pendapatan dan Belanja Agregat LPDP TA 2014

Tabel III.13 Target Pendapatan Menurut Program Dan Kegiatan TA 2014

Tabel III.14 Perkembangan PNBP sampai dengan Tahun 2014

Tabel III.15 Revenue dan Cost Center LPDP

Tabel III.16 Rincian Pendapatan Per Unit Kerja Tahun 2014

Tabel III.17 Klasifikasi Kegiatan Penyaluran Program

Tabel III.18 Klasifikasi Kegiatan Operasional Pendukung Penyaluran Program

Tabel III.19 Klasifikasi Kegiatan Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana

Tabel III.20 Klasifikasi Kegiatan Operasional Perkantoran

Tabel III.21 Klasifikasi Kegiatan Belanja Modal

Tabel III.22 Belanja LPDP Tahun 2014

Tabel III.23 Belanja Per Unit Kerja

Tabel III.24 Belanja Per Output

Tabel III.25 Resume Prakiraan Maju Belanja

Tabel III.26 Sasaran Inflasi Indonesia Tahun 2014 – 2016

Table III.27 Asumsi Kenaikan Volume Penyaluran

Tabel III.28 Resume Prakiraan Maju Belanja

Tabel IV.1 Prakiraan Maju PNBP

Tabel IV.2 Prakiraan Maju Belanja Operasional

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Struktur Organisasi LPDP

Gambar II.1 Sebaran Pendaftar BPI Berdasarkan Pilihan Program

Gambar II.2 Perkembangan Seleksi Penerimaan Beasiswa

Gambar II.3 Sebaran Penerima Beasiswa BPI Berdasarkan Program Studi

Gambar II.4 Sebaran Penerima Beasiswa Menurut Jenis Kelamin

Gambar II.5 Sebaran Penerima Beasiswa Menurut Daerah Asal

Gambar II.6 Komposisi Pegawai LPDP berdasarkan Tingkat Pendidikan

Gambar II.7 Potensi Masa Depan Indonesia

Gambar II.8 Posisi 2008: PDB, PDB per Kapita dan Populasi

Gambar II.9 Perbandingan Komposisi Pendidikan Angkatan Kerja, Jumlah Insinyur

per Satu Juta Penduduk, dan Persentase Mahasiswa Teknik dan

Pertanian terhadap Keseluruhan Mahasiswa

Gambar II.10 Perbandingan Jumlah Paten

Gambar II.11 Kerusakan Fasilitas Pendidikan di Berbagai Propinsi

Gambar II.12 Empat Negara Dengan Jumlah Bencana Alam Terbanyak (1980 - 2009)

Gambar II.13 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (%) (2005-2013)

Gambar II.14 Tingkat Inflasi Indonesia (%) (2005-2013)

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I-RBA/LPDP/2013 Rincian Belanja Per Output TA 2014

Lampiran II-RBA/LPDP/2013 Ikhtisar Belanja/Pembiayaan Per Jenis Belanja TA 2014

Lampiran III-RBA/LPDP/2013 Pendapatan dan Belanja Agregrat

Lampiran IV-RBA/LPDP/2013 Biaya Layanan Per Unit Kerja

(13)

RINGKASAN EKSEKUTIF

The Economist pernah memberikan gambaran, pada tahun 2025, perekonomian Indonesia berada pada peringkat 12 dunia, dan pada tahun 2045, akan

berada pada peringkat 7 dunia. Ekonomi Indonesia akan mengalahkan Inggris dan

Jerman, dan hanya berada di bawah China, Amerika Serikat, India, Jepang, Brasil dan

Rusia. McKinsey Global Institute juga memberikan pandangan yang serupa.

Untuk mewujudkan hal tersebut, sumber daya manusia merupakan faktor

prioritas yang harus mendapatkan perhatian dan kerja keras semua pemangku

kepentingan di bidang pendidikan, termasuk LPDP. Dengan alokasi Dana

Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) dari APBN sebesar Rp15,617 triliun

pada APBN tahun 2010 – 2013, LPDP diharapkan dapat melaksanakan layanan

pengembangan DPPN. Dari pengembangan dana tersebut diharapkan dapat diperoleh

pendapatan yang diharapkan mencukupi untuk penyaluran beasiswa, pendanaan riset

dan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak karena bencana alam.

Pada tahun 2013, target pendapatan LPDP dari pengembangan DPPN

sebesar Rp934.749.673.000. Sampai dengan 31 Desember 2013, realisasi

pendapatan LPDP mencapai Rp990.971.187.740 atau sekitar 106,01% dari target

pendapatan.

Dari pendapatan tersebut, pada tahun 2013, dialokasikan anggaran belanja

sebesar Rp422.542.886.000. Sampai dengan 31 Desember 2013, realisasi belanja

LPDP mencapai Rp142.698.922.948 atau sekitar 33,77% dari total anggaran belanja.

Dengan anggaran tersebut, telah dilaksanakan seleksi dan penyaluran

beasiswa serta seleksi dan penyaluran dana riset. Sampai dengan 31 Desember 2013,

peserta seleksi beasiswa mencapai 20.560 orang dan yang telah lulus seleksi

sebanyak 2.555 orang. Sampai dengan 31 Desember 2013, LPDP telah menerima

proposal riset sebanyak 602 proposal riset. Dari jumlah tersebut, jumlah proposal riset

yang telah mendapatkan penetapan Direksi sebanyak 14 proposal riset. Sampai

dengan 31 Desember 2013, LPDP telah melakukan reviu untuk proposal rehabilitasi

fasilitas pendidikan dari 4 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten

Bener Meriah, Kabupaten Maluku Tengah, dan Kota Ambon. Untuk Kabupaten Aceh

Tengah dan Kabupaten Bener Meriah telah ditandatangani kontrak untuk penyaluran

dana rehabilitasi sekolah sebesar masing – masing Rp4.496.590.200 dan

(14)

Pada tahun 2014, layanan pengembangan dana direncanakan dilaksanakan

secara lebih optimal dengan memperbesar portofolio investasi pada obligasi negara.

Dari pengembangan dana tersebut diharapkan diperoleh pendapatan sebesar Rp.

1.262.000.000.000. Sampai dengan 30 November 2014, realisasi pendapatan LPDP

sebesar Rp1.514.360.000.000 atau sebesar 120% dari target pendapatan awal tahun.

Alokasi anggaran pada tahun 2014 berdasarkan DIPA Revisi Keempat TA 2014

sebesar Rp744.142.554.000 atau mengalami kenaikan sebesar Rp154.308.264.000

dari anggaran awal tahun sebesar Rp589.834.290.000. Kenaikan alokasi anggaran

tersebut menggunakan mekanisme revisi DIPA melalui Kantor Wilayah Direktorat

Jenderal Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta. Alokasi anggaran berdasarkan DIPA

Revisi Keempat TA 2014 terdiri atas penyaluran dana beasiswa sebesar

Rp582.564.700.000, penyaluran dana riset dan penghargaan hasil karya riset sebesar

Rp81.496.212.000, penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan sebesar

Rp6.503.756.000, operasional penyaluran dana (direct cost) sebesar

Rp43.022.436.000, operasional manajemen (indirect cost) sebesar Rp12.705.222.000,

operasional perkantoran (indirect cost) sebesar Rp17.389.312.000 dan belanja modal

Rp460.916.000. Sampai dengan 30 November 2014, total realisasi belanja LPDP

sebesar Rp632.000.447.643 atau sebesar 84,93% dari total pagu anggaran

berdasarkan DIPA Revisi Keempat TA 2014.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

UMUM

The Economist pernah memberikan gambaran, pada tahun 2025, perekonomian Indonesia berada pada peringkat 12 dan akan, pada tahun 2014,

meningkat lagi menjadi berada pada peringkat 7 dunia. Ekonomi Indonesia akan

mengalahkan Inggris dan Jerman, dan hanya berada di bawah China, Amerika Serikat,

India, Jepang, Brasil dan Rusia. McKinsey Global Institute juga memberikan

pandangan yang hampir sama. Hal itu terjadi apabila produktivitas dapat ditingkatkan

secara signifikan. Mckinsey juga menyarankan empat area prioritas, diantaranya

membangun perekonomian dengan penggunaan sumber daya yang cerdas dan

berinvestasi dalam pengembangan keterampilan.

Namun permasalahannya, kualitas sumber daya manusia Indonesia, masih

tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain. pendidikan di Indonesia juga

masih kurang menggembirakan. Akses dan kualitas pendidikan masih masih menjadi

permasalahan. Global Competitiveness Report Study 2012 - 2013 yang diterbitkan

oleh World Economic Forum menunjukkan peringkat pendidikan dasar dan pendidikan

tinggi Indonesia masih berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Pemerataan akses pendidikan bagi semua warga negara, terkait dengan kondisi

geografis yang berada di wilayah rawan bencana alam, gender, kemampuan ekonomi

dan budaya juga masih menjadi persoalan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dari tahun 2010-2013, Pemerintah

dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melakukan langkah strategis, dengan

mengalokasi dalam APBN Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN), yang

secara kumulatif berjumlah Rp15,617 triliun. Pada tahun 2014, LPDP tidak

memperoleh tambahan DPPN.

Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) adalah alokasi anggaran

dalam APBN yang diperuntukkan bagi pembentukan Endowment Fund untuk

menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi berikutnya sebagai

bentuk pertanggungjawaban antar generasi, dan Dana Cadangan Pendidikan untuk

mengantisipasi keperluan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana

alam. Amanat undang-undang menyatakan bahwa pengelolaan DPPN dilakukan oleh

(16)

Pengelolaan atas DPPN tersebut dilakukan dengan membentuk Lembaga

Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), yang berdiri berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 tahun 2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. LPDP merupakan Satuan Kerja yang berbentuk

Badan Layanan Umum yang penetapannya berdasarkan Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 18/KMK.05/2012 tahun 2012 tentang Penetapan Lembaga

Pengelola Dana Pendidikan pada Kementerian Keuangan sebagai Instansi Pemerintah

yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Dengan penetapan

tersebut, LPDP diberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan sesuai dengan PP

No. 23 Tahun 2005 sebagaimana yang telah diubah menjadi PP No. 74 Tahun 2012

tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

Sesuai dengan PMK tersebut di atas, LPDP mempunyai tugas melaksanakan

pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional baik Dana Abadi Pendidikan

(Endowment Fund) maupun Dana Cadangan Pendidikan. Pengelolaan tersebut

meliputi pengembangan dana dan penyaluran dana baik untuk kegiatan pendidikan,

berupa beasiswa dan penelitian, maupun untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan yang

rusak akibat bencana.

B.

VISI DAN MISI BLU LPDP

1. Visi

Menjadi lembaga pengelola dana yang terbaik di tingkat regional untuk

mempersiapkan pemimpin masa depan serta mendorong inovasi bagi Indonesia

yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan.

2. Misi

a. Mempersiapkan pemimpin dan profesional masa depan Indonesia melalui

pembiayaan pendidikan;

b. Mendorong riset strategis dan/atau inovatif yang implementatif dan

menciptakan nilai tambah melalui pendanaan riset;

c. Menjamin keberlangsungan pendanaan pendidikan bagi generasi berikutnya

melalui pengelolaan Dana Abadi Pendidikan yang optimal;

d. Sebagai last resort, mendukung rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak

(17)

Layanan yang diberikan LPDP dalam rangka mewujudkan visi dan misi

tersebut adalah:

1. Pengembangan dana (investasi) yaitu pengelolaan DPPN dalam bentuk

penempatan pada berbagai instrumen untuk mendapatkan nilai tambah yang

diharapkan (expected return).

2. Penyaluran dana yaitu penggunaan hasil pengembangan DPPN (investasi) untuk

kegiatan pendidikan berupa:

a. Beasiswa;

Beasiswa diperuntukkan kepada warga negara Indonesia yang berkeinginan

melanjutkan pendidikannya ke jenjang magister dan doktoral (S2/S3) di dalam

maupun di luar negeri (termasuk penyelesaian tesis dan desertasi) serta

berprestasi akademis di jenjang pendidikan sebelumnya. Disamping itu,

beasiswa diperuntukan bagi yang memiliki jiwa kepempimpinan dan komitmen

untuk berkontribusi kepada bangsa dan Negara.

b. Bantuan dana penelitian dan penghargaan hasil karya penelitian;

Bantuan dana penelitian diperuntukan kepada kelompok periset yang berminat

dan memiliki kompetensi untuk melakukan riset inovatif-produktif dengan fokus

pangan, energi, tata kelola, dan pembangunan ekonomi berwawasan

lingkungan (eco-green). Sementara itu, penghargaan hasil karya penelitian

diperuntukan kepada periset yang memiliki hasil karya penelitian yang telah

diaplikasikan serta terbukti memberi nilai tambah.

c. Pembentukan Dana Cadangan Pendidikan untuk rehabilitasi fasilitas

pendidikan yang rusak akibat bencana.

Dana Cadangan Pendidikan dibentuk sebagai last resort dalam rangka

mendukung rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam

melalui pengelolaan Dana Cadangan Pendidikan.

LPDP diarahkan untuk menjadi lembaga yang secara berkelanjutan mempersiapkan

pemimpin bagi Indonesia sekarang dan masa depan baik di sektor pemerintah, swasta

(18)

C.

NILAI DAN BUDAYA

1.

Nilai-nilai

Nilai-nilai merupakan dasar dan pedoman bagi setiap pegawai untuk

melaksanakan tugas dan fungsinya agar selalu searah dalam pencapaian misi

dan visi organisasi. Sebagai satuan kerja yang berada di lingkungan

Kementerian Keuangan, maka LPDP berpegang pada nilai-nilai Kementerian

Keuangan yang diharapkan dapat dijadikan pedoman dan motivasi dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya. Nilai-nilai Kementerian Keuangan tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Integritas

Berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta

memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.

b. Profesionalisme

Bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh

tanggung jawab dan komitmen tinggi.

c. Sinergi

Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif

serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku.

d. Pelayanan

Memberikan layanan yang memenuhi kepuasan pemangku kepentingan yang

dilakukan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat dan aman.

e. Kesempurnaan

Senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan

memberikan yang terbaik.

2.

Budaya Organisasi

Budaya organisasi yang dikembangkan LPDP adalah sebagai berikut:

a. One information a day. Setiap hari, setiap pegawai LPDP paling tidak, memperoleh satu informasi baru terkait pelaksanaan tugas.

b. Two minute before schedule time. Pegawai LPDP harus sudah siap paling tidak dua menit sebelum kegiatan berlangsung.

(19)

d. Four step management in process : plan, do, ceck, action. Dalam pelaksanaan tugas setiap pegawai LPDP harus melaksanakan empat

tahapan, pertama, merencanakan dengan baik pekerjaan yang akan

dilaksanakan. Kedua, melaksanakan sesuai dengan yang telah

direncanakan. Ketiga, memeriksa dan meneliti kembali kesesuaian antara

pelaksanaan tugas dengan perencanaan atau dengan yang seharusnya.

Keempat, melakukan tindakan perbaikan sebagai tindak lanjut dari evaluasi

pelaksanaan tugas.

e. Five “R”, yaitu ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin. Dalam melaksanakan

tugas pegawai LPDP harus menjaga kesederhanaan, kerapian/keteraturan,

kebersihan dan kerapian sesuai dengan standardisasi pelayanan.

D.

SUSUNAN PEJABAT PENGELOLA DAN DEWAN PENGAWAS

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 Tentang

Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, Lembaga

Pengelola Dana Pendidikan menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan rencana strategis bisnis, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)

tahunan serta rencana kerja dan anggaran satuan kerja;

2. Pengelolaan dan pengembangan dana Endowment Fund dan Dana Cadangan

Pendidikan;

3. Penyaluran Dana Pengembangan Pendidikan Nasional serta monitoring dan

evaluasi atas penyaluran;

4. Penyusunan dan pelaksanaan anggaran, akuntansi dan penyelesaian transaksi

(setelmen), serta pelaporan;

5. Pengendalian intern dan penerapan manajemen risiko dengan prinsip

kehati-hatian terhadap pelaksanaan tugas LPDP; dan

(20)

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan terdiri atas:

1. Direktorat Keuangan dan Umum;

2. Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana;

3. Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan;

4. Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan;

5. Satuan Pemeriksaan Intern; dan

6. Kelompok Jabatan Fungsional.

Untuk menciptakan tata kelola yang baik dalam pengelolaan DPPN, di luar

struktur tersebut, LPDP dilengkapi dengan Dewan Penyantun dan Dewan Pengawas.

Dewan Penyantun terdiri dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri

Keuangan, dan Menteri Agama. Adapun struktur organisasi LPDP dapat digambarkan

(21)

1.

Direktorat Keuangan dan Umum

Direktorat Keuangan dan Umum mempunyai tugas melaksanakan koordinasi

penyusunan renstra, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan, rencana

kerja dan anggaran satuan kerja, pengelolaan anggaran, akuntansi dan

pelaporan, penyelesaian transaksi (setelmen), pengelolaan sumber daya

manusia, serta urusan umum Lembaga Pengelola Dana Pendidikan.

Direktorat Keuangan dan Umum menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan, rencana kerja

dan anggaran satuan kerja;

b. Pengelolaan anggaran dan keuangan;

c. Penyusunan sistem dan manual akuntansi, laporan keuangan dan kinerja,

serta akuntansi atas setiap transaksi;

d. Pelaksanaan setelmen;

e. Perencanaan, pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia; dan

f. Pelaksanaan urusan kerumahtanggaan.

Direktorat Keuangan dan Umum terdiri dari dua divisi, yaitu:

a. Divisi Anggaran dan Akuntansi mempunyai tugas melakukan koordinasi

penyiapan bahan penyusunan rencana strategis, Rencana Bisnis dan

Anggaran (RBA) tahunan, rencana kerja dan anggaran satuan kerja,

pengelolaan anggaran operasional dan pelaksanaan setelmen, penyusunan

sistem dan manual akuntansi, serta penyusunan laporan keuangan dan

kinerja organisasi.

b. Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum mempunyai tugas melakukan

perencanaan kebutuhan pengadaan, penempatan dan pengembangan

sumber daya manusia, serta pelaksanaan urusan umum dan

kerumahtanggaan.

2.

Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana

Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan kebijakan teknis perencanaan usaha berupa rencana

strategis bisnis, penyusunan rencana bisnis tahunan, pengembangan dana

kelolaan dan pendapatan, pengelolaan kerjasama pendanaan, penyusunan

(22)

Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana menyelenggarakan

fungsi:

a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis perencanaan usaha berupa rencana

strategis bisnis dan rencana bisnis tahunan;

b. Penyiapan pengembangan dana kelolaan dan hasil pendapatan;

c. Pengelolaan kerja sama pendanaan;

d. Penyiapan penyusunan rencana penyaluran dana; dan

e. Riset dan manajemen data.

Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Dana terdiri atas:

a. Divisi Perencanaan Usaha dan Manajemen Data mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis perencanaan

usaha berupa rencana strategis bisnis dan rencana bisnis tahunan,

koordinasi penyusunan rencana penyaluran dana, riset, pengelolaan data

dan informasi, serta pelaporan usaha.

b. Divisi Pengembangan Dana Kelolaan mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis pengembangan dana

kelolaan dan hasil pendapatan, dan pengelolaan kerja sama pendanaan.

3.

Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan

Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana penyaluran dana kegiatan pendidikan, verifikasi dan

penilaian atas proposal kegiatan pendidikan, penyaluran dana untuk kegiatan

pendidikan, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan penyaluran dana kegiatan

pendidikan.

Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan bahan dan koordinasi untuk penyusunan rencana penyaluran

dana kegiatan pendidikan;

b. Pelaksanaan verifikasi dan penilaian atas proposal kegiatan pendidikan dan

penyaluran dana untuk kegiatan pendidikan; dan

c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana kegiatan

pendidikan.

Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan terdiri atas:

a. Divisi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan rencana penyaluran dana

kegiatan pendidikan, verifikasi dan penilaian atas proposal kegiatan

(23)

b. Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan mempunyai tugas

melakukan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana beasiswa.

4.

Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan

Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan rencana penyaluran dana rehabilitasi fasilitas

pendidikan akibat bencana alam, verifikasi dan penilaian atas proposal,

penyaluran dana, monitoring dan evaluasi atas pelaksananaan penyaluran

rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam.

Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan bahan dan koordinasi untuk penyusunan rencana penyaluran

dana untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam;

b. Pelaksanaan verifikasi dan penilaian atas proposal, serta penyaluran dana

untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam; dan

c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana rehabilitasi

fasilitas pendidikan.

Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan terdiri atas:

a. Divisi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan rencana

penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan, verifikasi dan penilaian atas

proposal rehabilitasi fasilitas pendidikan, menyalurkan dana untuk rehabilitasi

fasilitas pendidikan.

b. Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan

mempunyai tugas melaksanakan monitoring dan evaluasi atas penyaluran

dana rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam.

Berdasarkan Lembar Persetujuan Dewan Penyantun tertanggal 28 Maret 2013,

terdapat persetujuan atas kebijakan pendanaan riset dengan jenis layanan

berupa Bantuan Dana Riset dan Penghargaan Atas Hasil Karya Riset. Fokus

bidang pendanaan riset terdiri dari ketahanan pangan, ketahanan energi, tata

kelola, ekonomi ramah lingkungan (eco-growth), kesehatan, sosial keagamaan,

dan budaya.

Menindaklanjuti persetujuan Dewan Penyantun serta memperhatikan bahwa

secara struktur belum ada pelaksana fungsi penyelenggara pendanaan riset

pada LPDP (PMK No. 252/LPDP/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPDP),

(24)

menugaskan kepada Sdr. Mohammad Sofwan Effendi (NIP

196404031985031008) disamping tugasnya sebagai Direktur Dana Rehabilitasi

Fasilitas Pendidikan, yang bersangkutan diberi tugas untuk melaksanakan

penyaluran dan evaluasi pengelolaan bantuan dana dan penghargaan karya riset

inovatif produktif (RISPRO).

LPDP selanjutnya mengejawantahkan kebijakan pendanaan riset ke dalam

sebuah bentuk program yang disebut dengan Program Bantuan Dana RISPRO

(Perdirut LPDP No. PER-11/LPDP/2013 tentang Pedoman Bantuan Dana Riset

Inovatif Produktif (RISPRO)).

5.

Satuan Pemeriksaan Intern

Satuan Pemeriksaan Intern mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan intern

atas pelaksanaan tugas Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Fungsi Satuan

Pemeriksaan Intern adalah:

a. Penyusunan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan audit charter dan audit

program;

b. pelaksanaan audit berbasis risiko khususnya pada aktivitas usaha Lembaga

Pengelola Dana Pendidikan; dan

c. Melakukan reviu terhadap laporan keuangan untuk meyakinkan bahwa isi,

penyajian, dan pengungkapannya sesuai dengan standar akuntansi

pemerintah dan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

6.

Kelompok Jabatan Fungsional

Pejabat Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan

jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.

7.

Dewan Pengawas

Dalam PP. No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum, pasal 34 diatur bahwa untuk melaksanakan pengawasan BLU dapat

membentuk Dewan Pengawas. Dalam Tata Kelola LPDP diatur, Dewan

Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap:

a. Pengelolaan endowment fund dan dana cadangan pendidikan yang dilakukan

oleh Direksi;

b. Pelaksanaan Rencana Strategi Bisnis (Renstra) yang dilakukan oleh Direksi;

c. Pelaksanaan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) oleh Direksi; dan

(25)

8.

Dewan Penyantun

Berdasarkan surat persetujuan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor

B-3101/M.PAN-RB/12/2011 disebutkan bahwa dengan pertimbangan tugas yang

dilaksanakan bersifat lintas sektoral, maka dalam rangka pelaksanaan tugasnya,

LPDP berada di bawah supervisi Dewan Penyantun yang terdiri atas Menteri

Keuangan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Agama.

Dalam PMK nomor 252/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPDP

pasal 32 disebutkan bahwa Dewan Penyantun mengatur ketentuan pelaksanaan

lebih lanjut PMK tersebut. Dewan Penyantun memiliki fungsi:

a. Mengarahkan strategi kebijakan umum pengelolaan DPPN oleh LPDP;

b. Menetapkan perencanaan jangka panjang serta tujuan LPDP;

c. Menetapkan kebijakan umum pengembangan dan penyaluran DPPN; dan

d. Menetapkan proporsi alokasi DPPN untuk endowment fund dan dana

(26)

BAB II

KINERJA BLU TAHUN 2013

A.

KONDISI INTERNAL

1.

Pelayanan

Pelayanan yang diberikan LPDP terdiri dari: layanan pengembangan DPPN

dan layanan penyaluran dana kegiatan pendidikan.

a. Layanan Pengelolaan DPPN

Sampai dengan tahun 2013, DPPN yang dialokasikan dalam APBN dan

dikelola LPDP berjumlah Rp15.617.700.000.000. Sesuai dengan

persetujuan Dewan Penyantun, DPPN ditempatkan pada instrumen yang

beresiko rendah, yaitu deposito sebesar Rp. 16.595.300.000.000 dan

obligasi negara sebesar Rp105.000.000.000. Penempatan dana dalam

obligasi negara tersebut mulai dilaksanakan bulan Oktober 2013.

Target pendapatan dari pengelolaan DPPN tersebut pada tahun 2013

sebesar Rp934.749.673.000. Sesuai dengan kebijakan Dewan Penyantun,

dari target pendapatan sebesar Rp934.749.673.000 tersebut

direncanakan sebesar 10% atau sebesar Rp93.474.967.000 akan

dialokasikan untuk menambah DPPN.

Rincian DPPN dan target pendapatan dari pengelolaan DPPN adalah

sebagai berikut:

Tabel II.1

DPPN dan Pendapatan LPDP

(dalam Jutaan Rupiah) 2013 5.000.000 93.475*) 15.711.175 934.750*)

Sampai dengan 31 Desember 2013, dari target pendapatan sebesar

(27)

b. Layanan Penyaluran Dana

PNBP yang diperoleh LPDP disalurkan untuk pemberian beasiswa,

pendanaan riset, dan last resort dana cadangan untuk rehabilitasi fasilitas

pendidikan.

1) Layanan Beasiswa

Tujuan pemberian beasiswa LPDP adalah untuk menyiapkan

pemimpin dan profesional untuk menjadi lokomotif kemajuan

Indonesia. Beasiswa yang diberikan LPDP adalah untuk Program

Magister, Doktor, Tesis dan Disertasi baik di dalam dan di luar negeri.

Program studi sasaran pemberian beasiswa LPDP adalah teknik,

sains, pertanian, hukum, akuntansi dan keuangan, kedokteran dan

agama.

a) Pendaftar Beasiswa

Pada tahun 2013, telah dilaksanakan penerimaan pendaftaran

beasiswa, seleksi administrasi dan seleksi wawancara. Jumlah

pendaftar beasiswa LPDP sampai dengan 31 Desember 2013

berjumlah 20.560 orang. Sebaran pendaftar BPI berdasarkan

pilihan program adalah sebagai berikut.

Gambar II.1

Sebaran Pendaftar BPI Berdasarkan Pilihan Program

b) Perkembangan Seleksi Penerimaan Beasiswa

Berikut ini diagram perkembangan seleksi penerimaan BPI yang

sudah dilaksanakan sampai dengan 31 Desember 2013 dengan

(28)

Gambar II.2

Perkembangan Seleksi Penerimaan Beasiswa

c) Penerima Beasiswa Menurut Program Studi

Sampai dengan 31 Desember 2013, jumlah penerima beasiswa

yang lulus seleksi sebanyak 1.555 orang dengan sebaran sebagai

berikut:

Gambar II.3

Sebaran Penerima Beasiswa BPI Berdasarkan Program Studi

d) Penerima Beasiswa pada 50 Perguruan Tinggi Terbaik Dunia

Beasiswa Pendidikan Indonesia mendorong penerimanya untuk

memasuki universitas-universitas peringkat terbaik dunia. Sampai

dengan tanggal 31 Desember 2013, sebanyak 64 penerima

(29)

besar dunia dengan sebaran tertinggi sebanyak 49% berada pada

universitas yang berlokasi di Inggris.

Tabel II.2

Sebaran Penerima Beasiswa BPI

pada 50 Perguruan Tinggi Terbaik Dunia

e) Penerima Beasiwa Berdasarkan Jenis Kelamin

Setiap 20 orang penerima BPI, 11 di antaranya adalah laki-laki.

Secara total, jumlah penerima BPI berjenis kelamin laki-laki

berjumlah 851 dan perempuan berjumlah 704. Sebaran penerima

BPI cukup mewakili kedua gender dan persentasenya tidak

banyak berubah dibandingkan dengan persentase gender saat

mendaftar.

Gambar II.4

Sebaran Penerima Beasiswa Menurut Jenis Kelamin

No. Rank Institution Jumlah

1 3 Harvard University 1 2 4 University College London 7 3 5 University of Oxford 4 4 6 Imperial College London 4 5 12 University of Pennsylvania 1 6 13 ETH Zurich (Swiss Federal Institute of Technology) 1 7 21 University of Edinburgh 5 8 24 Australian National University 6 9 25 National University of Singapore 2 10 30 University of Tokyo 2 11 32 University of Manchester 12 12 35 Kyoto University 4

No. Rank Institution Jumlah

13 36 University of Melbourne 5 14 39 University of Sydney 4 15 46 University of Queensland Australia 2 16 47 Nanyang Technological University 3

17 50 Osaka University 1

(30)

f) Penerima Beasiswa LPDP Berdasarkan Daerah Asal

Beasiswa LPDP telah diterima mahasiswa dari 32 propinsi.

Sebaran penerima beasiswa LPDP adalah sebagai berikut:

Gambar II.5

Sebaran Penerima Beasiswa Menurut Daerah Asal

Dari tabel tersebut terlihat, bahwa penerima beasiswa LPDP

masih terkonsentrasi dari propinsi-propinsi yang selama ini telah

relatif maju, seperti : Jawa Barat (363 orang), DKI Jakarta (175

orag), DI Yogyakarta (167 orang), Jawa Timur ( 141 orang), Jawa

Tengah (122 orang), Sulawesi Selatan (87 orang) dan Banten (63

orang). Sedangkan yang berasal dari propinsi lainnya berkisar

antara 2 orang sampai 50 orang. Hanya saja belum ada penerima

beasiswa LPDP yang berasal dari Kalimantan Utara dan Papua

Barat.

g) Realisasi Beasiswa Afirmasi 3T

Memperhatikan komposisi penerima beasiswa LPDP yang

sebagian berasal dari Jawa, maka pada tahun 2013, telah

dilaksanakan seleksi beasiswa afirmatif, khususnya untuk daerah

yang termasuk kategori 3T (terdepan, terluar dan tertinggal).

Sampai dengan 31 Desember 2013, hasil seleksi beasiswa

afirmasi sebanyak 25 orang lolos seleksi. Sebaran penerima

(31)

Tabel II.3

Sebaran Penerima Beasiswa Afirmatif Menurut Daerah Asal

Dari tabel tersebut terlihat, penerima beasiswa afirmatif berasal

dari 12 propinsi, yaitu Sulawesi Tenggara, NTT, NTB, Sulawesi

Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera

Barat, Sulawesi Tenggara, Bengkulu dan Riau, masing-masing

sebanyak 1-4 orang. Pelaksanaan pembayaran beasiswa afirmatif

direncanakan dilaksanakan pada tahun 2014.

2) Layanan Pendanaan Riset

Tujuan pemberian layanan pendanaan riset adalah untuk mendorong

dan menghasilkan riset-riset unggulan yang dapat diimplementasikan

untuk memberi nilai tambah dan/atau inovasi-inovasi di bidang bidang

pangan, energi, kesehatan, pembangunan ekonomi berwawasan

lingkungan (eco-growth), tata kelola, sosial keagamaan dan budaya.

Pendanaan riset tersebut diberikan maksimal sebesar

Rp2.000.000.000 untuk setiap riset.

Pada tahun 2013, telah dilaksanakan seleksi administrasi proposal

riset sebanyak 602 proposal. Dari semua proposal yang masuk

tersebut, sebanyak 336 proposal riset lolos seleksi administrasi, dan

selanjutnya 37 proposal ditetapkan lolos seleksi substansi. Jumlah

proposal riset yang telah mendapatkan penetapan direksi sebanyak 14

(32)

Tabel II.4

Komposisi Proposal Riset Berdasarkan Fokus Riset

Fokus Riset

Pendaftar Lolos

Administrasi Lolos Substansi

Penetapan

3) Layanan Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan yang Rusak Karena Bencana Alam

Sampai dengan 31 Desember 2013, Direktorat Dana Rehabilitasi

Fasilitas Pendidikan sudah melakukan reviu untuk proposal rehabilitasi

fasilitas pendidikan dari 4 Kabupaten yang berada di 3 provinsi di

Indonesia. Verifikasi lapangan telah dilaksanakan pada tanggal 18-23

September 2013 di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener

Meriah, sedangkan usulan rehabilitasi fasilitas pendidikan untuk

Kabupaten Maluku Tengah dan Kota Ambon sedang dianalisis. Untuk

Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah, telah

ditandatangani kontrak untuk penyaluran dana rehabilitasi sekolah

sebesar masing-masing Rp 4.496.590.200 dan Rp2.007.163.440 pada

tanggal 24 Desember 2013.

Tabel II.5

(33)

c. Dukungan Operasional Penyaluran Dana

Pada tahun 2013, telah dilakukan kegiatan-kegiatan operasional

penyaluran dana, antara lain:

1) Persiapan berupa penyusunan/perbaikan pedoman beasiswa, riset dan

rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak karena bencana alam.

Khusus beasiswa, telah disusun maupun beasiswa afirmatif.

2) Sosialiasi dalam rangka penyaluran dana beasiswa, baik reguler

maupun afirmatif, riset dan rehabilitasi fasilitas pendidikan. Sosialiasi ini

dilaksanakan secara secara langsung dengan tatap muka dengan

mahasiswa, akademisi, peneliti, pemerintah daerah dan pemangku

kepentingan yang lain. Sosialisasi juga dilaksanakan dengan

pelaksanaan seminar dan pameran.

3) Pendaftaran beasiswa dan riset telah dilaksanakan mulai bulan Maret

2013 secara online dan terus dibuka sepanjang tahun. Khusus untuk

beasiswa afirmatif dan proposal rehabilitasi fasilitas pendidikan

dilaksanakan tidak secara on line.

4) Seleksi administrasi dan seleksi wawancara beasiswa telah

dilaksanakan dalam beberapa batch. Untuk mempermudah pendaftar

beasiswa seleksi dilaksanakan di beberapa tempat, antara lain :

Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Medan dan Makasar. Sedangkan

untuk riset telah dilaksanakan seleksi administrasi dan substansi

sebanyak dua batch.

5) Program Kepemimpinan direncanakan dilaksanakan dalam 8 batch

sampai dengan bulan Oktober 2013, dan sampai akhir tahun

direncanakan dapat dilaksanakan dalam 9 batch.

2.

Keuangan

a. Realisasi Pendapatan

Sampai dengan 31 Desember 2013, dari target pendapatan sebesar

Rp934.749.673.000, telah direalisasikan sebesar Rp990.960.288.930.

b. Realisasi Belanja

Pada tahun 2013, dialokasikan anggaran belanja sebesar

Rp422.542.886.000. Sampai dengan 31 Desember 2013, realisasi belanja

LPDP mencapai Rp142.698.922.948 atau sekitar 33,77% dari total

anggaran belanja. Rincian realisasi belanja dapat dilihat dalam tabel

(34)

Tabel II.6.

Realisasi Belanja TA 2013

3.

Sumber Daya Manusia

a. Rekrutmen

Pada tahun 2013, telah ditetapkan ketua dan anggota Dewan Pengawas

LPDP, yaitu:

 Prof. DR. Ainun Na’im (Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) selaku Ketua Merangkap Anggota

 Drs. Kiagus Ahmad Badaruddin, M.Sc. (Sekretaris Jenderal

Kementerian Keuangan) selaku Anggota

 Sumiati, AK., M.F.M. (Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan -

Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan) selaku Anggota

 Ir. Ananto Kusuma Seta, M.Sc., Ph.D. (Kepala Biro Perencanaan dan

Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Keuangan) selaku Anggota.

RINCIAN TOTAL RINCIAN TOTAL % 1 PENYALURAN DANA 368,161,880,000 101,175,476,442 27.48%

1 Persiapan Penyaluran Beasiswa 1,120,248,000 1,108,819,200 2 Sosialisasi 1,793,624,000 1,433,001,200 3 Seleksi 9,677,054,000 9,440,823,000 4 Program Kepemimpinan (Orientasi) 7,442,858,000 7,328,093,300 5 Monitoring dan Evaluasi 590,820,000 548,364,000

(35)

Di samping keempat orang tersebut, telah diusulkan pula satu orang calon

anggota Dewan pengawas dari Kementerian Agama melalui

NDR-6/LPDP/2013 tanggal 20 Agustus 2013 hal Usulan Penetapan Dewan

Pengawas LPDP.

Direksi LPDP juga telah ditetapkan, yang terdiri dari Direktur Utama,

Direktur Keuangan dan Umum (Direktur KU) dan Direktur Perencanaan

Usaha dan Pengembangan Dana (Direktur PUPD). Ketiganya berasal dari

Kementerian Keuangan. Sedangkan Direktur Dana Kegiatan Pendidikan

(Direktur DKP) dan Direktur Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan (Direktur

DRFP) berasal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kelima

anggota Direksi tersebut ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri

Keuangan nomor 325-328/KMK.01/2012 tanggal 8 Oktober 2012.

Pada level Kepala Divisi, telah ditetapkan empat orang Kepala Divisi pada

Direktorat KU dan pada Direktorat PUPD, masing-masing dua orang.

Semua Kepala Divisi tersebut berasal unsur Kementerian Keuangan.

Ketiga Kepala Divisi tersebut ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri

Keuangan nomor 391-392/KMK.01/2012 tanggal 20 Nopember 2012.

Sedangkan empat Kepala Divisi pada Direktorat DKP dan DRFP tetah

melaksanakan tugas di LPDP sebanyak 3 orang namun penetapannya

masih dalam proses. Adapun Kepala Satuan Pemeriksaan Internal sedang

pada tahapan rekrutmen.

Untuk memenuhi kebutuhan staf telah dilaksanakan seleksi staf, baik dari

PNS maupun Non-PNS. Staf PNS diperoleh dari lulusan STAN sebanyak 3

orang. Di luar itu, LPDP juga melaksanakan seleksi pada bulan April - Mei

2013 dan diperoleh 3 orang PNS dari eselon satu di luar Sekjen

Kementerian Keuangan. Hanya saja, proses alih tugas ketiga PNS tersebut

memakan waktu yang lamam, sehingga baru dapat melaksanakan tugas

bulan November 2013.

Memperhatikan proses alih tugas staf PNS sangat lama, harus dilakukan

rekrutmen dari Non-PNS untuk mengisi pegawai profesional. Proses

rekrutmen tersebut dilaksanakan dengan seleksi wawancara dan bila

(36)

b. Komposisi SDM

Di lihat dari komposisi pendidikan, dari 69 orang pegawai LPDP, sebagian

besar memiliki pendidikan Strata Satu sebanyak 24 orang atau sekitar

24%, disusul Diploma Tiga sebanyak 14 orang atau 41%, baru kemudian

Strata Dua sebanyak 11 orang atau 19%, SMA sebanyak 9 orang atau

15% dan Strata Tiga sebanyak 1 orang atau 2 %. Komposisi pendidikan

pegawai tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar II.6.

Komposisi Pegawai LPDP berdasarkan Tingkat Pendidikan

c. Pelatihan dan Pembinaan Pegawai

Pada tahun 2013, untuk meningkatkan kompetensi pegawai, baik soft

competency maupun hard competency, telah dilakukan beberapa pelatihan antara lain :

2%

19%

41% 24%

15% Strata 3 = 1

Strata 2 = 11

Strata 1 = 24

Diploma 3 = 14

(37)

Tabel II.7

Pelatihan Pegawai LPDP yang Telah Dilaksanakan Tahun 2013

NO Nama pelatihan Peserta

1 Capacity Building Internalisasi Nilai dan

Budaya Kerja LPDP

53 orang

2 Pembinaan Mental Pegawai (Rutin) 68 orang

3 Pelatihan Bahasa Inggris EF 13 orang

4 Advance Excell 24 orang

5 Service Excellence 25 orang

6 Pelatihan Orientasi Pegawai Baru LPDP 19 orang

7 Sharing Knowledge 45 orang

8 Personnal Transformation Training Program 68 orang

9 Pola Pengelolaan Keuangan BLU 1 orang

10 Investasi Keuangan 2 orang

11 Pelatihan Fix Income and Bond 2 orang

12 Activity Based Costing: Concept and

Application

5 orang

13 Effective Budget Costing 3 orang

14 Updating PPh 21 3 orang

15 Pelatihan Keselamatan Mengemudi oleh

POLDA

8 orang

16 General Affair Professional 3 orang

17 Certified General Affairs Management 1 orang

18 Certified Human Resources Professional 1 orang

19 Certified NLP Practitionair 1 orang

20 Legal Drafting 3 orang

4.

Organisasi

LPDP dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

252/PMK.01/2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola

Dana Pendidikan. LPDP ditetapkan sebagai Satuan Kerja yang berbentuk

Badan Layanan Umum (BLU) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan

Nomor 18/KMK.05/2012 tentang Penetapan Lembaga Pengelola Dana

Pendidikan pada Kementerian Keuangan sebagai Instansi Pemerintah yang

Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

Pada tahun 2013, telah disusun beberapa kelengkapan tata kelola

(38)

 Rencana Strategis LPDP tahun 2012 - 2016

 Good Corporate Governance Charter

 Pedoman Seleksi Beasiswa dan Riset

 Kebijakan Penyaluran Beasiswa dan Riset

 Kebijakan Investasi

 Modul Human Resources Integrated System sebanyak 6 modul, yaitu

Accountability Map Matrix, Job Evaluation, Performance Management

System, Reward management, Kamus Kompetensi, Job Grade, dan Job

Description.

 Standar Operasi dan Prosedur (SOP), sebanyak 42 buah, antara lain.

Tabel II.8

Pelatihan yang Telah Dilaksanakan pada Tahun 2013 per Direktorat

No Direktorat Jumlah SOP

1 Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan 7

2 Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan 18

3 Direktorat Keuangan dan Umum 17

Jumlah 42

Di samping itu, pada tahun 2013, juga telah diinisiasi penyusunan/perubahan

peraturan, baik PP maupun PMK/PMK, antara lain:

 Penyusunan Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur tentang DPPN.

Penyusunan PP tersebut diperlukan dengan pertimbangan, dari tahun

2010-2013, peraturan yang tertinggi yang mengatur DPPN adalah UU

APBN, yang berubah setiap tahun, yang hanya menetapkan besaran

DPPN. Untuk memberikan kepastian

 KMK tentang Penyempurnaan Standar Pelayanan Minimum

 KMK tentang Standar Akuntansi LPDP

 KMK tentang Standar Biaya Beasiswa

5.

Data dan Sistem Informasi

Pada tahun 2013, LPDP telah membangun website sebagai media informasi

terbatas mengenai kelembagaan dan program LPDP. LPDP juga telah

mengembangkan microsite yang dirancang digunakan sebagai media

penyebaran informasi/publikasi produk layanan LPDP, terutama bea siswa dan

(39)

pada triwulan pertama tahun 2013 bersamaan dengan pelaksanaan

pengumuman dibukanya beasiswa dan pendanaan riset.

Untuk mendukung pelaksanaan penyaluran dana beasiswa dan riset telah

dikembangkan beberapa aplikasi antara lain:

 Sistem informasi pendaftaran bea siswa

 Sistem informasi pengelolaan riset

 Sistem informasi monitoring beasiswa

 Sistem informasi monitoring riset

 Aplikasi Workflow Document System untuk mendukung pengelolaan

persuratan dan kearsipan

 Aplikasi penyusunan surat tugas dan surat perjalanan dinas.

Untuk mendukung pelaksanaan penyaluran beasiswa yang direncanakan dapat

dilakukan, saat ini sedang dilakukan penyusunan standar biaya untuk bea

siswa dan perhitungan akuntansi biaya untuk layanan beasiswa, riset dan

rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak karena bencana alam. Di samping

telah disusun pula peringkat program studi pada 20 universitas terbaik dunia,

sebagai dasar pembayaran insentif peringkat universitas.

6.

Peralatan dan Fasilitas

Kantor LPDP pada saat ini berada di Gedung A.A. Maramis II Lantai 2

Kementerian Keuangan Jl. Lapangan Banteng Timur Nomor 1, Jakarta Pusat.

Saat ini, ruangan yang ditempati LPDP merupakan bekas dari ruangan

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, sehingga desainnya belum memenuhi

kebutuhan LPDP sebagai satuan kerja yang harus melayani masyarakat

secara langsung. Agar sarana gedung sesuai dengan kebutuhan LPDP, pada

tahun 2013 telah dilaksanakan pelaksanaan renovasi gedung LPDP. Sarana

dan prasarana seperti meubelair, kendaraan bermotor roda 4, kendaraan

bermotor roda 2 dan peralatan pengolah data dan komunikasi diproyeksikan

(40)

B.

KONDISI EKSTERNAL

1. Kondisi Pendidikan di Indonesia

Studi McKinsey Global Institute menunjukkan besarnya potensi perekonomian

Indonesia dan kebutuhan tenaga kerja terdidik untuk mewujudkannya. Saat

ini, Indonesia berada pada peringkat 16 perekenomian di dunia, dengan 55

juta tenaga terdidik (skilled workers). Pada tahun 2030, diperkirakan

perekonomian Indonesia berada pada peringkat 7 besar dunia, dengan

kebutuhan tenaga terdidik mencapai 113 juta orang. Hasil studi Mc Kinsey

tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar II.7.

Potensi Masa Depan Indonesia

The Economist tahun 2011 juga memberikan gambaran yang hampir sama.

Pada tahun 2011, Indonesia berada pada peringkat 17, akan meningkat

menjadi berada pada peringkat 12 pada tahun 2025 dan akan meningkat lagi

(41)

Gambar II.8.

Posisi 2008: PDB, PDB per Kapita dan Populasi

Sumber : The Economist, 2011

Untuk mewujudkan hal tersebut, sumber daya manusia merupakan faktor

prioritas. Namun, di sini lah letak permasalahannya. Beberapa indikator

menunjukkan kondisi yang kurang menggembirakan. Global Competitiveness

Report menunjukkan kondisi pendidikan yang kurang menggembirakan, pada

akhirnya mempengaruhi peringkat daya saing Indonesia.

Pada tahun 2013, tingkat daya saing Indonesia berada pada peringkat 50,

lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga, seperti China

pada peringkat 29, Malaysia pada peringkat 25, Brunei Darussalam pada

peringkat 28, Thailand berada pada peringkat 38 dan Singapura berada pada

peringkat 2. Peringkat Indonesia hanya lebih baik dibandingkan dengan

Vietnam yang berada pada peringkat 75 dan Philipina 65.

Di samping dipengaruhi oleh pilar institusi, infrastruktur, macroeconomic

environment, goods market efficiency, labor market development, dan

pilar-pilar yang lain, rendahnya daya saing Indonesia juga dipengaruhi oleh pilar-pilar

kesehatan dan pendidikan dasar dan pilar pendidikan tinggi dan pelatihan.

Pada pilar kesehatan dan pendidikan dasar, kualitas pendidikan di Indonesia

relatif tertinggal. Indonesia berada pada peringkat 70 dari 144 negara.

Peringkat tersebut lebih rendah dibandingkan dengan dengan negara

tetangga, misalnya Singapura dan Malaysia. Singapura pada peringkat 3 dan

Malaysia pada peringkat 33. Rendahnya peringkat pilar kesehatan dan

(42)

kualitas pendidikan dasar yang rendah dan primary education enrollment rate

yang juga rendah.

Kondisi yang sama juga terjadi pada indikator pendidikan tinggi dan pelatihan.

Pada indikator ini, Indonesia berada pada peringkat 73, lebih rendah

dibandingkan dengan Singapura pada peringkat 2, Malaysia pada peringkat

39 dan Thailand pada peringkat 60. Sedangkan untuk pilar pendidikan tinggi

dan pelatihan dipengaruhi oleh beberapa faktor faktor diantaranya secondary

education enrollment rate, secondary education enrollment rate, quality of the

education system dan sebagainya.

Pada indikator yang lain, seperti perbandingan jumlah mahasiswa strata 3,

Indonesia juga masih tertinggal. Pada tahun 2011, jumlah mahasiswa S3 di

Indonesia berjumlah 23.000 orang atau sebesar 98 orang per satu juta

penduduk. Angka ini jauh di bawah negara-negara lain, bahkan bila

dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia. Jumlah mahasiswa S3 di

Malaysia mencapai 14.000 orang atau 509 orang per satu juta penduduk.

Dengan asumsi pertambahan mahasiswa S3 di Indonesia sebesar 15% per

tahun, Indonesia baru bisa menyamai Malaysia pada kondisi saat ini pada

tahun 2022. Data perbandingan mahasiswa S3 Indonesia dengan beberapa

negara adalah sebagai berikut :

Tabel II.9.

Perbandingan Mahasiswa S3 Beberapa Negara

Negara Jumlah S3

Tahun 2011 Populasi

S3 per 1 Juta Penduduk

Indonesia 23.000 234.000.000 98

Malaysia 14.000 27.500.000 509

India 1.690.000 1.198.000.000 1.410

Jerman 328.000 82.200.000 3.990

Perancis 320.000 62.300.000 5.136

Jepang 819.000 127.200.000 6.438

USA 3.100.000 314.700.000 9.850

Sumber : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012

Ketertinggalan Indonesia juga terlihat pada indikator komposisi pendidikan

angkatan kerja Indonesia, jumlah insinyur untuk setiap satu juta penduduk,

persentase mahasiswa teknik dan pertanian terhadap keseluruhan

(43)

Gambar II.9

Perbandingan Komposisi Pendidikan Angkatan Kerja, Jumlah Insinyur per

Satu Juta Penduduk, dan Persentase Mahasiswa Teknik dan Pertanian

terhadap Keseluruhan Mahasiswa

2. Perkembangan Penelitian di Indonesia

Dilihat dari indikator jumlah paten, Indonesia sebanyak masih tertinggal dari

negara tetangga seperti Filipina dan Singapura. Bahkan bila dibandingkan

dengan jumlah patent Malaysia, jumlah paten Indonesia hanya berkisar

setengah dari jumlah patent Malaysia. Jumlah paten pada beberapa negara

adalah sebagai berikut:

Gambar II.10.

Perbandingan Jumlah Paten

(44)

Sedangkan bila dilihat dari perbandingan penerbitan jumlah buku, Indonesia

memiliki peringkat yang cukup baik yakni peringkat 19. Peringkat Indonesia

tersebut berada di atas Malaysia (23), Thailand (29) dan Singapura (32).

Perbandingan jumlah penerbitan buku dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel II.10.

Perbandingan Jumlah Penerbitan Buku

Sumber : Unesco

3. Kerusakan Fasilitas Pendidikan di Indonesia

Kerusakan fasilitas pendidikan di Indonesia yang disebabkan bencana alam

menunjukkan angka yang cukup memprihatinkan. Sebaran kerusakan fasilitas

pendidikan tersebut dapat disajikan dalam diagram sebagai berikut :

Gambar II.11

Kerusakan Fasilitas Pendidikan di Berbagai Propinsi

Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Rank

Global Country (rank)

Books (Title)

Population (mn)

Books per mn people

(45)

Berdasarkan data UN-ISDR (Badan PBB untuk Strategi International

Penanggulangan Bencana), Indonesia memiliki risiko-risiko bencana alam

dan kerugian yang disebabkan oleh bencana alam sebagai berikut:

 Risiko tsunami nomor 1 di dunia;

 Risiko gempa bumi nomor 3 di dunia;

 Risiko banjir nomor 6 di dunia;

 Risiko angin topan nomor 67 di dunia;

 Kerugian akibat bencana alam (1980-2009) sebesar USD22.5 miliar,

rangking 8 dunia;

 Selama 1980-2009 terjadi 312 bencana alam di Indonesia, rangking 4

terbanyak di dunia;

 Empat negara dengan jumlah bencana alam terbanyak (1980-2009) dapat

dilihat dalam grafik berikut:

Gambar II.12.

Empat Negara Dengan Jumlah Bencana Alam Terbanyak

(1980 - 2009)

Sumber : UN-ISDR

4. Kondisi Ekonomi Makro

a. Pertumbuhan Ekonomi

Di tengah pelemahan ekonomi global yang masih terus berlanjut

ditambah dengan adanya pelemahan kurs nilai tukar rupiah terhadap US

dolar sejak bulan Mei 2013, pertumbuhan perekonomian Indonesia

sepanjang tahun 2013 mengalami perlambatan sejak triwulan II-2013

(yoy) yaitu sebesar 5.83%. Hingga saat ini pertumbuhan ekonomi

triwulan III-2013 tercatat 5,62% (yoy). Perlambatan ekonomi terutama

(46)

investasi bangunan dan masih lemahnya investasi non-bangunan. Net

ekspor juga masih lemah akibat masih kuatnya impor. Sementara itu,

konsumsi baik konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah

menunjukkan peningkatan. Bank Indonesia memandang perlambatan

ekonomi domestik adalah hasil dari kebijakan stabilisasi yang dilakukan

oleh Pemerintah dan Bank Indonesia dalam membawa pertumbuhan

ekonomi ke arah yang lebih sehat dan seimbang. Dengan perkembangan

hingga triwulan III-2013, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan

ekonomi Indonesia tahun 2013 masih dalam kisaran proyeksi

sebelumnya di 5,5-5,9%. H al ini menunjukkan walaupun target

pertumbuhan telah disesuaikan dalam APBN-P 2013, sebesar 6.2%,

target pertumbuhan tetap tidak tercapai, bahkan kini dibawah 6%.

Gambar II.13.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (%)

(2005-2013)

Sumber: World Bank national accounts data (data.worldbank.org)

Namun demikian Pemerintah dan DPR memproyeksikan pertumbuhan

perekonomian untuk tahun 2014 adalah 6%, hal ini tertuang dalam

asumsi dasar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(RAPBN) Tahun 2014. Bank Pembangunan Asia (ADB) juga

memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 sekitar 6

persen. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan

ekonomi tahun 2014 adalah 5,8 persen-6,2 persen. Sebaliknya, Bank

Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun depan melambat.

5.69 5.50

(47)

Dari perkiraan tahun ini sebesar 5,6 persen, Bank Dunia memproyeksikan

pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,3 persen.

Dalam Nota Keuangan RAPBN 2014 disebutkan bahwa Perekonomian

nasional dalam tahun 2014 diperkirakan mampu tumbuh lebih baik jika

dibandingkan kondisinya dalam tahun 2013. Hal tersebut seiring dengan

kondisi perekonomian global yang diperkirakan akan kembali membaik

dan volume perdagangan dunia juga diperkirakan akan meningkat. Pada

gilirannya, meningkatnya permintaan dunia akan memengaruhi

pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama dari sisi ekspor-impor. Sektor

industri akan bergerak untuk memenuhi permintaan dunia. Di samping itu,

permintaan domestik juga diperkirakan meningkat didukung oleh

meningkatnya daya beli masyarakat dan adanya penyelenggaraan

Pemilu 2014.

b. Inflasi

Sepanjang tahun 2013, inflasi mengalami kenaikan yang cukup signifikan

dibanding 2012, hingga Oktober 2013 mencapai 8.32 dan sudah

melewati asumsi BI yang sebelumnya berada diangka 4,5% ± 1% .

Naiknya harga BBM akibat tindakan Pemerintah yang memangkas beban

subsidi BBM dalam rangka penyehatan anggaran pada bulan Juni 2013

dikatakan ikut menyumbang angka terhadap tingkat inflasi.

Pemerintah dan DPR memproyeksikan bahwa tekanan inflasi dalam

tahun 2014 diperkirakan akan mereda seiring dengan kecenderungan

penurunan tekanan harga-harga komoditas dan energi di pasar

internasional. Perbaikan aktivitas produksi di berbagai negara

diperkirakan mendorong peningkatan pasokan bahan pangan di pasar

global. Pada saat yang sama, pasokan minyak mentah di pasar dunia

juga diperkirakan meningkat, baik oleh OPEC maupun non-OPEC, yang

diperkirakan berdampak pada penurunan harga minyak dunia. Makin

meningkatnya kegiatan produksi dan aktivitas perekonomian nasional,

serta kelancaran arus distribusi barang/jasa, akan mendorong

terjaminnya pasokan kebutuhan yang memadai. Selanjutnya, harga

bahan pangan domestik diperkirakan masih tetap terjaga seiring dengan

perbaikan kebijakan di bidang ketahanan pangan. Di samping itu, makin

membaiknya koordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter, serta peran

aktif pemerintah daerah untuk menjaga laju inflasi di tiap-tiap wilayahnya

(48)

Gambar II.14.

Tingkat Inflasi Indonesia (%)

(2005-2013)

Sumber: World Bank national accounts data (data.worldbank.org)

c. Nilai Tukar

Sepanjang Januari-November 2013, secara konstan rupiah terus

melemah, dan sempat menembus angka Rp11.671 per dolar AS pada

akhir September 2013. Hal ini terjadi karena pernyataan yang

dikeluarkan oleh Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat, Bernanke,

bahwa The Fed akan menurunkan nilai stimulus fiskalnya, sehingga nilai

suku bunga di AS diperkirakan akan meningkat. Pasar bertindak sangat

responsif hingga capital outflow menjadi deras. Untuk menahan derasnya

capital outflow ini, Bank Indonesia telah mengeluarkan langkah

antisipatifdengan menaikkan BI Rate menjadi 7.25% pada September

2013 setelah sebelumnya menaikkan suku bunga Fasilitas Simpanan

Bank Indonesia. Langkah ini dinilai telah membuat rupiah menguat

walaupun tipis dan kini berada di kisaran Rp11.000 per dolar AS.

Namun demikian, dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2014, Pemerintah

dan DPR cukup optimis bahwa nilai tukar akan menurun hingga level

Rp10.500 per dolar AS pada 2014. Rata–rata nilai tukar rupiah terhadap

dolar Amerika Serikat dalam tahun 2014 diperkirakan relatif lebih stabil.

Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tahun 2014 masih akan

dipengaruhi oleh bauran berbagai faktor yang berasal dari dalam dan luar

negeri. Peningkatan impor, khususnya impor bahan baku, barang modal,

serta komoditas energi dalam rangka mendukung aktivitas ekonomi dan

10.45

(49)

investasi nasional merupakan salah satu faktor pendorong depresiasi

nilai tukar. Di samping itu, risiko pelemahan juga dapat dipengaruhi

skenario pilihan kebijakan harga BBM dalam negeri yang juga akan

memengaruhi besaran impor bahan bakar minyak untuk memenuhi

kebutuhan energi dalam negeri. Pada saat yang sama, kinerja ekspor

Indonesia diperkirakan akan kembali meningkat seiring dengan perbaikan

pertumbuhan dan permintaan ekonomi dunia dan beberapa mitra dagang

utama Indonesia. Kondisi itu merupakan faktor positif untuk mendorong

apresiasi nilai tukar rupiah.

d. Kinerja Perbankan

Dalam upaya mengendalikan ekspektasi inflasi dan keseimbangan

eksternal, sejak September 2013, Bank Indonesia menaikkan BI rate

pada tingkat 7,25%. Sejalan dengan kenaikan BI rate, suku bunga Pasar

Uang Antar Bank (PUAB) juga mengalami kenaikan dari yang semula

haya di kisaran 4% pada awal 2013, kini menebus angka 5,3%. Begitu

juga dengan suku bunga simpanan dan kredit perbankan yang tercermin

dalam JIBOR Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) yang semula

berada dibawah 5,3% kini mencapai 5,8%.

Dalam Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BI per 5 September

2013, dinyatakan bahwa kondisi sistem keuangan Indonesia dan

khususnya perbankan masih terjaga stabil. Di sisi ketahanan perbankan

terjaganya kondisi perbankan diindikasikan melalui kondisi permodalan

perbankan yang mencukupi untuk mengantisipasi risiko yang dihadapi.

Rasio permodalan (Capital Adequacy Ratio) yang mencapai 17,98% jauh

di atas kecukupan minimal sebesar 8. Pertumbuhan penyaluran kredit

mencapai 20,64% (yoy). Pertumbuhan kredit hingga triwulan III 2013 juga

mengalami kenaikan. Tingginya penyaluran kredit diimbangi dengan

kualitas kredit yang tetap terjaga. Rasio Non-Performing Loan (NPL)

gross perbankan tercatat 1,88%. Pertumbuhan kredit juga meningkat

pada triwulan II-2013 diikuti dengan membaiknya kualitas kredit yang

tercermin dari penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) gross

perbankan.

Pada tahun 2013, tingkat suku bunga perbankanmengalami kenaikan

dibandingkandengan tahun sebelumnya. Deposito satu bulan misalnya,

(50)

sebesar 5,51% pada triwulan pertama tahun 2013. Penurunan ini tidak

akan berlangsung lama mengingat BI baru saja menaikkan suku bunga

acuannya sebesar 25 bps ke level 6% di pertengahan Juni 2013. Namun

demikian kenaikan ini diharapkan tidak akan mengganggu kestabilan

perbankan nasional.Berikut tingkat suku bunga deposito tahun 2012dan

triwulan kedua 2013:

Tabel II.11

Suku Bunga Rata - Rata

Sementara itu, prediksi untuk tingkat suku bunga SPN 3 bulan dalam

tahun 2014 diperkirakan tidak akan bergerak jauh dari tingkat suku bunga

di tahun 2013. Perkiraan tersebut didasarkan pada kemungkinan

membaiknya kondisi ekonomi global di tahun 2014 sehingga beberapa

kebijakan pelonggaran likuiditas di berbagai negara juga akan selesai.

Perkiraan kondisi ekonomi global tersebut akan menyebabkan daya tarik

investasi di berbagai negara juga membaik, yang selanjutnya

diperkirakan akan menyebabkan peningkatan persaingan untuk menarik

likuiditas global, demikian juga dengan arus modal ke negara-negara

berkembang kawasan Asia, termasuk Indonesia. Peningkatan persaingan

tersebut diperkirakan akan mendorong peningkatan suku bunga

instrumen investasi, termasuk suku bunga SPN 3 bulan. Namun, masih

tingginya beban utang Pemerintah di negara-negara kawasan Eropa dan

negara maju, akan menjadi insentif positif bagi daya tarik instrumen surat

Gambar

Gambar  I.1.  Struktur Organisasi LPDP
Gambar II.1
Gambar II.2
Gambar II.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2011 tentang Badan Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 144) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden

Dimana pada mesin cetak injeksi berinstrumentasi untuk industri kecil merupakan waktu siklus yang diawali dengan penutupan mold dan melelehkan biji plastik kedalam mold (

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Nubatukan dan 1fe Ape, Lembata, NTT bertujuan untuk mengukur prevalensi kemiskinan berdasarkan indikator BPS, BKKBN, dan

Kajian ini mempunyai lima objektif iaitu (1) untuk mengkaji pengaplikasian etika kerja Islam oleh Pengamal Perhubungan Awam berdasarkan Teori Etika Miskawayh; (2)

[r]

Karena apabila keahlian dosen tidak sesuai dengan konsep/ kategori skripsi yang dipilih mahasiswa maka dapat menghambat penyusunan tugas akhir, atau tugas

Hasil analisis variabel lama usaha menunjukkan bahwa lama usaha tidak berpengaruh signifikan dengan nilai signifikan 0,115 karena nilai signifikan lebih dari 0,05

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini di gunakan analisis data secara deskriptif dengan pendekatan secara kualitatif yang menyajikan data bukan berupa data