• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab III Setoran Kompetensi

B. Tujuan

Secara umum penilaian hasil belajar bertujuan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Anda tentu tidak akan melakukan suatu kegiatan yang tidak bermanfaat. Demikian pula halnya dengan penilaian hasil belajar, Anda perlu mengetahui manfaatnya bagi pembelajaran

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 11 terutama pembelajaran pada pendidikan nonformal. Penilaian hasil belajar memiliki manfaat yang relatif signifikan di dalam pembelajaran baik pada pendidikan formal maupun nonformal. Manfaat penilaian bagi pembelajaran merentang dari perencanaan sampai dengan akhir pembelajaran.

1. Manfaat Penilaian Hasil Belajar bagi Perencanaan Pembelajaran

Waugh & Gronlund (2009) menyampaikan bahwa setidaknya ada dua pertanyaan yang perlu ditanyakan oleh seorang pendidik ketika merencanakan suatu pembelajaran, yaitu:

 Apakah hasil belajar yang diharapkan?  Bagaimana kita mengetahui bahwa peserta

didik telah menguasai hasil belajar yang diharapkan?

Dua pertanyaan tersebut jelas mengarahkan kita di dalam merencanakan suatu pembelajaran untuk senantiasa memikirkan tentang bagaimana mengukur keberhasilan peserta didik menguasai hasil belajar. Pengukuran keberhasilan peserta didik menguasai hasil belajar berkaitan dengan penilaian. Sindelar (2011) menyajikan tiga

12 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK langkah di dalam menciptakan sistem pembelajaran yang berbasis data, yaitu:

 Menentukan target belajar

 Menyusun penilaian berbasis patokan  Menyesuaikan kurikulum dengan target

belajar dan penilaian

2. Manfaat Penilaian Hasil Belajar pada Permulaan Pembelajaran

Penilaian yang dilakukan pada awal proses pembelajaran sering disebut dengan penilaian awal, pretes, atau tes penempatan. Pada awal pembelajaran seorang pendidik pada pendidikan nonformal perlu mengetahui kondisi awal penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran yang akan dipelajarinya. Ini diperlukan juga oleh peserta didik agar mereka mengetahui posisi mereka di dalam penguasaan materi pembelajaran yang akan dipelajarinya sehingga pembelajaran yang akan dilakukan dapat efektif dan efisien karena sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Ini sesuai dengan prinsip pendidikan nonformal (pendidikan orang dewasa) bahwa peserta didik perlu mengetahui kenapa dia perlu memelajari suatu materi pembelajaran tertentu.

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 13 Manfaat lain penilaian pada awal pembelajaran pendidikan nonformal terutama yang terkait keterampilan atau kecakapan tertentu adalah untuk menentukan pada level mana seorang peserta telah menguasai suatu keterampilan. Informasi mengenai hal ini dapat digunakan untuk menentukan strategi, metode, dan materi pembelajaran mana yang akan dikenakan kepada peserta didik yang bersangkutan. Cara ini ditempuh agar pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan tidak membosankan. Seorang peserta didik yang telah menguasai keterampilan pada tingkat tertentu akan merasa tidak nyaman ketika harus memelajari level yang telah dikuasainya.

3. Manfaat Penilaian Hasil Belajar Selama Pembelajaran

Penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran sering dsebut dengan penilaian formatif atau penilaian progresif. Penilaian formatif dirancang untuk mengukur sejauh mana peserta didik sudah menguasai hasil belajar pada segmen pembelajaran yang terbatas—satu bab atau satu pokok bahasan (Waugh & Gronlund, 2009). Penilaian formatif

14 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK bertujuan untuk mengidentifikasi keberhasilan dan kegagalan peserta didik di dalam proses pembelajaran sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat untuk proses pembelajaran berikutnya. Jika peserta didik sudah menguasai pokok bahasan tertentu, pendidik dapat melanjutkan ke pokok bahasan selanjutnya. Pokok-pokok bahasan yang belum dikuasai dapat dibahas lagi sehingga peserta didik benar-benar menguasai pokok bahasan tersebut.

4. Manfaat Penilaian Hasil Belajar pada Akhir Pembelajaran

Penilaian hasil belajar yang dilakukan pada akhir program pembelajaran disebut dengan penilaian sumatif. Disebut demikian karena penilaian ini dalakukan untuk mengetahui pengusaan peserta didik terhadap terget dan hasil pembelajaran secara keseluruhan yang telah ditetapkan di dalam perencanaan pembelajaran. Penilaian pada akhir pembelajaran biasanya mencakup keseluruhan materi dan penilaiannya mencakup uji teori maupun uji unjuk kerja.

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 15 5. Beberapa Manfaat Lain dari Penilaian Hasil

Belajar.

Waugh & Gronlun (2009) menyebutkan beberapa manfaat penilaian bagi pembelajaran: a. Meningkatkan motivasi belajar peserta

didik

Penilaian yang dilakukan dengan baik dan hati-hati dapat memengaruhi keberhasilan belajar peserta didik dengan cara (1) menyediakan tujuan jangka pendek, (2) mengklarifikasi tugas-tugas belajar, dan (3) menyediakan umpan balik terkait kemajuan belajar peserta didik. Tujuan jangka pendek lebih memotivasi dibanding memberitahu peserta didik akan kebermanfaatan dari apa yang dipelajarinya pada suatu waktu mendatang yang belum jelas. Kontribusi penilaian terhadap motivasi belajar sangat bergantung pada bagaimana penilaian yang dilakukan dapat mencerminkan semua hasil belajar yang penting dan bagaimana penggunaannya. b. Membantu menguatkan daya ingat dan

transfer belajar

Penilaian cenderung mengarahkan upaya peserta didik untuk menguasai target

16 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK belajar. Karenanya, penilaian dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan daya ingat dan transfer belajar. Pada umumnya, hasil belajar pada tingkat pemahaman, penerapan, dan interpretasi dapat bertahan lebih lama dan memiliki transfer belajar yang lebih besar dibanding hasil belajar dalam bentuk ingatan. Dengan melakukan penilaian yang mencakup hasil belajar dalam tingkat yang lebih rumit, kita dapat mengarahkan perhatian dan memberikan pengalaman pada kecakapan, aplikasi, dan interpretasi yang kita harapkan akan berkembang pada diri peserta didik. c. Membantu peserta didik menilai diri sendiri

Semua proses pembelajaran hendaknya diarahkan untuk membantu peserta didik memahami dengan lebih baik dirinya sendiri sehingga dapat membuat putusan-putusan yang cerdas. Penilaian dan umpan balik yang diberikan secara periodik dapat membantu peserta didik memperoleh wawasan mengenai apa yang dapat diselesaikannya dengan baik, kesalahan konsepsi yang perlu dikoreksi, dan tingkat kecakapan yang dimilikinya di berbagai

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 17 bidang. Informasi seperti ini dapat membantu pserta didik untuk mampu secara objektif menilai kekuatan dan kelemahannya sendiri. Penilaian yang dilakukan dengan benar dapat memberikan data yang akurat dan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Tentu saja, penilaiannya harus dirancang dan dilakukan dengan benar sehingga tujuannya adalah benar-benar untuk memperbaiki pembelajaran dan bukan untuk memberi

ancaman atau “cap” bagi peserta didik. Jika

tujuannya untuk mengancam atau memberi cap peserta didik, penilaian diri akan tidak bermanfaat karena akan menjadi bias oleh mekanisme penolakan secara psikologis—

tak seorang pun di dunia ini yang senang

diancam atau dicap “buruk”.

d. Mengevaluasi keefektifan pembelajaran Hasil penilaian dapat digunakan untuk mengevaluasi keefektifan berbagai aspek dari pelaksanaan pembelajaran. Hasil penilaian dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan realistik atau tidak, metode dan materi pembelajarannya sudah

18 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK sesuai atau belum, dan urutan pengalaman belajarnya sudah disusun dengan baik atau belum. Jika sebagian besar peserta didik mendapatkan hasil penilaian yang buruk, perlu diselidiki apakah proses pembelajaran sudah betul. Dengan mengetahui penyebab kegagalan sebagian besar peserta didik tersebut pendidik dapat mengubah rancangan pembelajaran sehingga semua atau sebagian besar peserta didik mampu menguasai materi pembelajaran dengan baik.

C. Prinsip

Tujuan utama penilaian hasil belajar adalah untuk memperbaiki pembelajaran atau proses belajar peserta didik. Karenanya ada beberapa prinsip yang perlu yakini dan ditanamkan di dalam melaksanakan penilaian hasil belajar. Sujarno (2011) menyebutkan ada sebelas prinsip penilaian hasil belajar, yaitu:

1. Orientasi Tujuan Pembelajaran

Penilaian hasil belajar hendaknya senantiasa mengacu atau berorientasi pada tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dijabarkan secara rinci, jelas, dan terukur

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 19 dalam rumusan kompetensi. Karenanya, penilaian hasil belajar hendaknya sesuai dengan kompetensi yang diujikan baik teknik,

setting (latar), maupun alatnya. 2. Validitas

Validitas terkait dengan kualitas penilaian terutama alat ukur (instrumen) yang digunakannya. Suatu alat ukur dinyatakan valid jika alat itu dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan kata lain, suatu penilaian dapat dinyatakan valid jika alat, latar, maupun metode(cara)nya sesuai dengan kompetensi yang dinilainya.

3. Reliabilitas

Reliabilitas atau konsistensi merupakan prinsip penilaian yang terkait dengan keajegan atau konsistensi hasil penilaian. Artinya, suatu penilaian dapat dinyatakan reliabel jika penilaian terhadap subjek yang memiliki kompetensi relatif sama menghasilkan hasil penilaian yang relatif sama pula. Konsistensi terkait dengan perbedaan ruang (tempat) dan waktu. Penilaian pada tempat maupun waktu yang berbeda akan mendapatkan hasil

20 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK penilaian yang sama apabila subjek yang dinilai memiliki kompetensi yang sama.

4. Kemenyeluruhan (Comprehensiveness)

Prinsip ini berkaitan dengan cakupan kompetensi yang dinilai. Penilaian hasil belajar berbasis kompetensi hendaknya mencakup

seluruh kompetensi yang

dilatihkan/dikursuskan sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian kompetensi lebih mengarah pada penilaian terhadap unjuk kerja dari kompetensi yang telah dirumuskan.

5. Keterjangkauan

Penilaian hendaknya memberikan waktu yang cukup bagi subjek yang dinilai untuk melakukan unjuk kerja terkait kompetensi yang dinilai. Selain itu, harus dipastikan bahwa kompetensi yang dinilai telah dilatihkan. 6. Umpan Balik

Penilaian hendaknya memberikan umpan balik bagi subjek yang dinilai mengenai unjuk kerja yang telah dilakukan. Umpan balik dapat berupa reinforcement (penguatan) atau saran perbaikan (koreksi). Subjek penilaian diberikan penguatan jika telah melakukan

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 21 unjuk kerja sesuai dengan yang diharapkan, dan diberi saran perbaikan (koreksi) apabila unjuk kerjanya masih belum sesuai yang diharapkan.

7. Otentisitas

Otentisitas terkait dengan kesahihan bukti unjuk kerja. Penilaian kompetensi hendaknya dilakukan secara langsung terhadap subjek yang dinilai sehingga dapat dipastikan bahwa unjuk kerja tersebut benar-benar milik subjek yang dinilai.

8. Kemutakhiran

Penilaian kompetensi hendaknya dilakukan terhadap unjuk kerja terkini dari subjek yang dinilai. Artinya, bahwa unjuk kerja yang dinilai adalah unjuk kerja terkini bukan unjuk kerja yang dilakukan pada waktu lampau. Hasil penilaian kompetensi dibatasi waktu (masa) berlakunya karena unjuk kerja seseorang itu berkembang dari suatu waktu ke waktu yang lain.

9. Fleksibilitas

Penilaian hendaknya mengakomodasi keterbatasan-keterbatasan terkait tempat dan

22 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK waktu pelaksanaan penilaian. Artinya, penilaian hendaknya mengakomodasi perubahan tempat maupun waktu selama masih dalam rentang waktu yang ditentukan atau disepakati.

10.Keadilan

Keadilan dalam penilaian berkaitan dengan objektivitas. Penilaian dapat dinyatakan adil jika penilaian dilakukan secara objektif terhadap semua subjek penilaian. 11.Keterbukaan (Transparansi)

Keterbukaan (transparansi) berkaitan dengan aspek, teknik, dan hasil penilaian. Artinya, setiap subjek penilaian berhak mengetahui mengenai aspek-aspek yang dinilai, teknik (cara) penilaian yang dilakukan, dan hasil penilaian terhadap unjuk kerja yang telah dilakukannya.

D. Lingkup Penilaian

Penilaian hasil belajar meliputi penilaian terhadap pengetahuan, sikap, dan keterampilan sesuai dengan rumusan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian ini akan menentukan bentuk penilaian yang akan

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 23 digunakan. Untuk menilai sikap, misalnya, perlu dilakukan penilaian non tes dalam bentuk pengamatan, dokumentasi, wawancara, portofolio, atau angket skala sikap. Untuk mengukur hasil belajar yang bersifat pengetahuan dapat dilakukan tes tertulis atau lisan. Untuk mengukur hasil belajar yang bersifat keterampilan dapat dilakukan tes unjuk kerja.

E. Prototipe Penilaian

Penilaian hasil belajar Paket A Setara SD Pasca Melek Aksara dengan Sistem Setoran Kompetensi merupakan penilaian yang komprehensif untuk memastikan peserta didik menampilkan penguasaan kompetensi pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian yang telah dideskripsikan di atas. Oleh karena itu, penilaian hasil belajar ini dirancang agar sedemikian rupa disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan karakteristik lingkungan geografis maupun sosial peserta didik. Sebagai gambaran, penilaian hasil belajar ini dapat digambarkan dengan skema berikut.

24 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK Gambar 2.1. Prototipe model penilaian hasil belajar paket A pasca melek aksara dengan sistem setoran kompetensi

Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa hasil akhir penilaian adalah nilai akhir (NA) yang akan digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk manentukan seorang peserta didik dapat dinyatakan lulus dan layak memperoleh ijazah atau tidak. Nilai akhir diperoleh dengan mempertimbangkan nilai ujian nasional pendidikan kesetaraan (UNPK), ujian tingkat satuan pendidikan kesetaraan (USPK), dan rata-rata nilai akhir semester lima semester sebelumnya (semester 1 kelas 4, semester 2 kelas 4, semester 1 kelas 5, semester 2 kelas 5, dan semester 1 kelas 6). Nilai akhir tiap semester diperoleh dengan mempertimbangkan nilai setoran kompetensi dan nilai ujian komprehensif semester.

Berdasarkan gambar di atas penilaian hasil belajar ini terdiri atas empat jenis yaitu: Setoran

UKS

SETORAN KOMP UNPK

USPK

NILAI AKHIR

SEMESTER

NA

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 25 Kompetensi (SK), Ujian Komprehensif Semester (UKS), Ujian Satuan Pendidikan (USPK), dan Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK). 1. Setoran Kompetensi

Setoran kompetensi merupakan salah satu bentuk penilaian yang sifatnya bertahap sesuai dengan kemajuan belajar yang dicapai oleh peserta didik.

2. Ujian Komprehensif Semester

Ujian komprehensif semester merupakan penilaian terhadap penguasaan kompetensi secara menyeluruh selama satu semester. Ujian ini dilaksanakan setelah peserta didik mepelajari materi pelajaran dalam satu semester.

3. Ujian Satuan Pendidikan Kesetaraan (USPK) Ujian satuan pendidikan kesetaraan merupakan ujian akhir yang dilakukan untuk mengukur penguasaan kompetensi peserta didik selama yang bersangkutan mengikuti pembelajaran pada program paket A Pasca Melek Aksara.

26 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 4. Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan

(UNPK)

Ujian nasional pendidikan kesetaraan merupakan ujian akhir pendidikan kesetaraan yang diselenggarakan secara nasional. Hasil ujian akhir pendidikan kesetaraan tidak diperhitungkan sebagai penentu kelulusan peserta didik tetapi dapat diperhitungkan di dalam penentuan nilai akhir peserta didik yang akan dicantumkan di dalam transkrip ijazah.

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 27

BAB III

SETORAN KOMPETENSI A. Pengertian

Setoran kompetensi adalah penilaian yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemajuan belajar yang dicapai oleh peserta didik. Setoran kompetensi dilakukan berdasarkan satuan kompetensi yang seharusnya dikuasai oleh peserta didik. Jika di dalam satu semester terdapat sepuluh rumusan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik, setoran kompetensi dapat dilakukan sebanyak beberapa kali setoran sesuai tingkat kesulitan pencapaian kompetensi.

Secara fungsi di dalam penilaian setoran kompetensi termasuk di dalam penilaian formatif. Pada pendidikan formal (sekolah) penilaian seperti ini biasa disebut dengan ulangan harian (UH). Bedanya, kalau UH dilakukan serempak oleh seluruh peserta didik dalam satu rombongan belajar, sementara SK dilakukan secara individual sesuai kecepatan penguasaan kompetensi oleh masing-masing peserta didik. Dalam pelaksanaannya, peserta didik yang memiliki irama (kecepatan) belajar yang relatif sama dapat melakukan setoran kompetensi pada saat yang bersamaan. Keunggulan dari sistem setoran

28 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK kompetensi ini adalah peserta didik dapat belajar untuk menguasai kompetensi yang telah ditetapkan sesuai irama atau kecepatan belajarnya. Mereka yang dapat belajar lebih cepat daripada kawan-kawannya dapat melakukan setoran lebih cepat sehingga dapat lulus dan memperoleh ijazah lebih cepat pula. Sementara bagi mereka yang penguasaan kompetensinya relatif lebih lambat dikarenakan satu atau beberapa kendala (karena kerja, kegiatan, atau kesibukan lainnya) dapat mengatur irama belajarnya sesuai dengan kesempatan yang dimilikinya. Ini selaras dengan salah satu prinsip pembelajaran orang dewasa bahwa orang dewasa itu dalam belajar self-motivated.

B. Tujuan

Tujuan pelaksanaan setoran kompetensi adalah untuk mengukur kemajuan penguasaan kompetensi oleh peserta didik. Selain itu, setoran kompetensi juga bertujuan untuk memberi kesempatan para peserta didik untuk menguasai kompetensi dan menunjukkan penguasaan kompetensinya sesuai irama (kecepatan) belajar mereka. Tujuan lainnya adalah untuk mendokumentasikan hasil penguasaan kompetensi oleh para peserta didik secara bertahap sehingga

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 29 dapat diperhitungkan di dalam penentuan nilai akhir semester yang nantinya akan menjadi bahan pertimbangan di dalam menentukan kelulusan maupun nilai akhir peserta didik yang akan dicantumkan di dalam ijazah.

Dalam dokumen PENILAIAN HASIL BELAJAR PAKET A PASCA ME (Halaman 20-39)

Dokumen terkait