• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN HASIL BELAJAR PAKET A PASCA ME

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENILAIAN HASIL BELAJAR PAKET A PASCA ME"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENILAIAN HASIL BELAJAR

PAKET A PASCA-MELEK AKSARA

DENGAN SISTEM SETORAN KOMPETENSI (PASMA-SSK)

SEBUAH MODEL

Sujarno

Im Sodiawati

Aminullah

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT (BP-PAUD DAN DIKMAS) JAWA TIMUR

(2)
(3)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK iii LEMBAR PENGESAHAN NASKAH

JUDUL NASKAH:

PENILAIAN HASIL BELAJAR PAKET A PASCA-MELEK AKSARA DENGAN SISTEM SETORAN KOMPETENSI (PASMA-SSK), SEBUAH MODEL

PENYUSUN :

1. Sujarno, M.Pd. NIP. 196710201997031002 2. Im Sodiawati, S.E. NIP. 197607022003122001 3. Aminullah, S.Pd., M.A. NIP. 197303272001121002

Naskah tersebut telah direview dan divalidasi oleh Kepala Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP-PAUD dan Dikmas) Jawa Timur, dan dinyatakan LAYAK untuk digandakan dan didistribusikan.

Surabaya, 27 Desember 2016 Kepala BP-PAUD dan Dikmas Jawa Timur

(4)
(5)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK v

SAMBUTAN

KEPALA BP-PAUD DAN DIKMAS JAWA TIMUR

Tugas pokok Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP-PAUD DAN DIKMAS) termasuk di dalamnya BP-PAUD DAN DIKMAS JAWA TIMUR menurut Permendikbud Nomor 69 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat adalah melaksanakan pengembangan mutu pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat. Goal

(tujuan akhir) dari pelaksanaan tugas pokok tersebut salah satunya adalah terwujudnya satuan-satuan pendidikan PAUD dan Dikmas yang terakreditasi.

Untuk dapat terakreditasi, satuan pendidikan harus memenuhi delapan standar nasional pendidikan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang meliputi (1) Standar Kompetensi Lulusan; (2) Standar Isi; (3) Standar Proses; (4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; (5) Standar Pengelolaan; (6) Standar Sarana dan Prasarana; (7) Standar Pembiayaan; dan (8) Standar Penilaian. Merujuk pada tugas pokok BP-PAUD DAN DIKMAS tersebut di atas, dalam rangka penyiapan satuan pendidikan untuk mencapai akreditasi, BP-PAUD DAN DIKMAS JAWA TIMUR melakukan berbagai upaya yang salah satunya adalah mengembangkan model atau program yang diarahkan untuk membantu satuan pendidikan memenuhi standar-standar pendidikan.

(6)

vi Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK Kompetensi (Paket A PASMA-SSK) ini diarahkan untuk memenuhi salah standar nasional pendidikan sebagaimana telah disebutkan di atas. Model ini merupakan produk dari BP-PAUD DAN DIKMAS JAWA TIMUR pada tahun 2016. Model ini disusun dengan latar masyarakat Jawa Timur utamanya masyarakat Kabupaten Probolinggo. Namun demikian, model ini dapat diterapkan di daerah-daerah lain yang memiliki kemiripan karakteristik dengan melakukan modifikasi yang diperlukan.

Keberadaan model ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menjadi salah satu acuan bagi satuan pendidikan untuk mengembangkan standar penilaian pada khususnya, dan bermanfaat pula bagi masyarakat yang belum memiliki ijazah sekolah dasar atau yang sederajat pada umumnya. Kritik dan saran dari pembaca untuk peningkatan kualitas model ini akan kami terima dengan tangan terbuka.

Kepala

BP-PAUD DAN DIKMAS JAWA TIMUR,

(7)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK vii

KATA PENGANTAR

Standar penilaian merupakan salah satu standar yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan pendidikan. Keberadaan standar penilaian mutlak diperlukan sebagaimana ditetapkan di Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang telah dua kali mengalami perubahan yakni yang terakhir melalui Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Model ini merupakan contoh standar penilaian yang dapat diterapkan pada penyelenggaraan program Paket A setara sekolah dasar dengan sasaran warga masyarakat yang telah melek aksara. Di dalam model ini dijelaskan mengenai konsep, prinsip, dan prosedur pelaksanaan penilaian hasil belajar program Paket A setara sekolah dasar. Pendidik dan tenaga kependidikan program Paket A setara sekolah dasar dapat membaca dan memahami model ini untuk kemudian menerapkannya sesuai dengan kondisi dan situasi penyelenggaraan program Paket A setara sekolah dasar di daerahnya masing-masing.

Saran dan masukan dari pembaca baik secara teoretik akademik maupun berdasarkan pengalaman lapangan sangat diharapkan untuk menyempurnakan model ini sehingga layak untuk didiseminasikan ke para penyelenggara program Paket A setara sekolah dasar di wilayah-wilayah lain.

(8)
(9)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... iii

Sambutan Kepala BP-PAUD Dan DIKMAS Jawa Timur ... v

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... ix

Bab I Pendahuluan ... 1

A. Problematika Pendidikan Kesetaraan ... 1

B. Paket A Setara SD Pasca Melek Aksara dengan Sistem Setoran Kompetensi ... 3

C. Tujuan Penulisan ... 7

D. Ruang Lingkup ... 7

Bab II Penilaian Hasil Belajar Paket A Setara SD Pasca Melek Aksara Sistem Setoran Kompetensi ... 9

A. Pengertian ... 9

B. Tujuan dan Manfaat Penilaian ... 10

C. Prinsip ... 18

D. Lingkup Penilaian ... 22

E. Prototipe Penilaian ... 23

Bab III Setoran Kompetensi ... 27

A. Pengertian ... 27

B. Tujuan ... 28

C. Instrumen ... 29

D. Mekanisme ... 30

E. Penskoran ... 32

Bab IV Ujian Komprehensif Semester (UKS) ... 35

A. Pengertian ... 35

B. Tujuan ... 36

C. Instrumen ... 36

D. Mekanisme ... 36

E. Penskoran ... 38

(10)

x Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

A. Pengertian ... 41

B. Tujuan ... 41

C. Kriteria ... 42

Bab VI Ujian Satuan Pendidikan Kesetaraan (USPK) ... 43

A. Pengertian ... 43

B. Tujuan ... 43

C. Instrumen ... 44

D. Mekanisme ... 44

E. Penskoran ... 46

F. Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan dan Nilai Akhir ... 48

G. Kelulusan dan Ijazah ... 49

(11)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Problematika Pendidikan Kesetaraan Paket A

Program Paket A merupakan program pendidikan yang diberikan kepada warga masyarakat yang belum memiliki ijasah sekolah dasar atau yang sederajat. Program ini diberikan kepada mereka yang putus sekolah dasar/sederajat atau belum mengikuti pendidikan pada sekolah dasar/sederajat dengan memenuhi persyaratan tertentu. Di antara persyaratan yang paling krusial adalah kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang memadai untuk mengikuti program Paket A. Untuk itu, bagi mereka yang sama sekali belum mengenyam pendidikan sekolah dasar/sederajat, perlu mengikuti program yang dapat mengantarkan mereka untuk mampu membaca, menulis, dan berhitung setidaknya pada tingkat dasar.

Penyelenggaraan program Paket A oleh satuan pendidikan nonformal tidak selalu berjalan dengan lancar. Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh para penyelenggara program ini, antara lain:

(12)

2 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK Seiring bertambahnya usia, motivasi belajar seseorang mengalami penurunan. Ini disebabkan oleh orientasi seseorang yang lebih memntingkan mencari nafkah dibanding belajar apalagi mempelajari hal-hal yang terkait dengan pelajaran sekolah dasar. Apalagi bagi mereka yang telah berusia 40 (empat puluh) tahun atau lebih, belajar merupakan sesuatu yang sangat sulit dilaksanakan karena mereka banyak yang merasa tidak mendapatkan manfaat dari mempelajari pelajaran-pelajaran sekolah dasar.

2. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kebermanfaatan pendidikan utamanya pendidikan kesetaraan (Paket A)

(13)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 3 dasar. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi pengelola dan pendidik Paket A untuk menumbuhkan kembali kesadaran warga masyarakat terhadap pentingnya memiliki ijasah setara sekolah dasar.

3. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peserta didik dewasa untuk mengikuti pembelajaran Warga masyarakat sasaran program Paket A yang merupakan alumni program pendidikan keaksaraan sebagian besar berusia 40 (empat puluh) tahun atau lebih. Pada usia tersebut mereka sudah berkeluarga dan harus bekerja atau melakukan kegiatan-kegiatan lain untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Banyaknya kegiatan membuat mereka tidak lagi memiliki waktu luang untuk belajar. Kalaupun ada waktu luang, biasanya mereka sudah dalam keadaan lelah sehingga tidak memungkinkan mengikuti pembelajaran pada program Paket A.

B. Paket A Pasca Melek Aksara dengan Sistem Setoran Kompetensi

(14)

4 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK persyaratan telah mengikuti dan lulus pendidikan keaksaraan dasar yang dibuktikan dengan surat keterangan melek aksara (SUKMA) atau yang putus sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah kelas 4, 5, atau 6.

Pendidikan kesetaraan pasca melek aksara adalah layanan pendidikan yang diberikan kepada masyarakat yang telah memiliki kemampuan membaca menulis dan berhitung namun belum memiliki ijazah sekolah dasar atau yang setara dengan sekolah dasar. Sistem setoran kompetensi merupakan sistem pelayanan pendidikan berbasis kompetensi yang pelaksanaannya dilakukan setahap demi setahap sesuai dengan irama belajar peserta didik di dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Sistem ini merupakan pengadaptasian dari sistem sorogan yang biasanya dilaksanakan di dalam pondok pesantren. Rumusan kompetensi diambil dari standar kompetensi lulusan pendidikan kesetaraan Paket A yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 tahun 2007.

(15)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 5 menguasai seluruh standar kompetensi yang telah ditetapkan sehingga dapat memperoleh ijasah pendidikan kesetaraan Paket A dalam waktu kurang dari tiga tahun. Namun, dimungkinkan pula peserta didik akan menyelesaikan atau menguasai seluruh standar kompetensi yang ditetapkan dalam waktu lebih dari tiga tahun. Dengan demikian, sistem pelayanan pendidikan ini (sistem setoran kompetensi) tidak mengharuskan peserta didik untuk memulai pembelajaran dalam waktu yang sama dan menyelesaikannya dalam waktu yang sama pula.

Sistem setoran kompetensi merupakan sebuah bentuk aktivitas pembelajaran yang mengarahkan warga belajar (WB) untuk belajar secara individu terhadap materi pelajaran. Sistem ini sesuai dengan karakteristik dari WB alumni KD yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan kesetaraan Paket A. Karena melalui sistem ini WB ditutut untuk belajar aktif tanpa ada sebuah paksaan sehingga akan timbul kesadaran untuk memenuhi kebutuhan belajarnya. Di dalam sistem ini, tutor juga dituntut untuk mengetahui materi dan metode yang sesuai untuk kebutuhan warga belajarnya.

(16)

6 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK sorogan merupakan metode pengajaran yang biasa digunakan di pondok pesatren. Melalui sorogan para santri melakukan sebuah aktivitas pembelajaran individu dalam menghafal. Menurut Ali (1981) Sorogan merupakan metode pengajaran dengan sistem individual, prosesnya adalah santri dan biasanya yang sudah pandai, menyodorkan sebuah kitab kepada Kyai untuk dibaca di depan Kyai, dan kalau ada salahnya, kesalahan itu langsung dibetulkan oleh Kyai. Dari segi teori pendidikan, metode ini sebenarnya metode modern, karena kalau kita pahami prosesnya, ada beberapa kelebihan di antaranya, antara kiai dan santri.

Melalui sistem sorogan ini, Kyai memperhatikan perkembangan belajar para santri dan santri juga dapat berusaha untuk belajar aktif serta selalu mempersiapkan dirinya sendiri. Selain itu, Kyai dapat mengetahui materi dan metode yang sesuai untuk santrinya. Dalam belajar dengan metode ini tidak ada unsur paksaan, karena timbul dari kebutuhan santri sendiri.

(17)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 7 dan berhitung) dan belum memiliki ijazah setara dengan sekolah dasar yang berminat untuk mendapatkan layanan pendidikan dan memiliki kualifikasi setara SD.

C. Tujuan Penulisan

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A Setara SD Pasca Melek Aksara dengan Sistem Setoran Kompetensi ini disusun untuk mendeskripsikan konsep, prosedur, sarana, dan tindak lanjut pelaksanaan penilaian hasil belajar pada program Paket A setara sekolah dasar sehingga mendapatkan gambaran tentang hasil belajar peserta didik yang akurat dan dapat dipercaya sebagai bahan memberikan sertifikat atau ijazah pendidikan kesetaraan, yakni Paket A setara SD.

D. Ruang Lingkup dan Pengorganisasian Naskah

(18)
(19)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 9

BAB II

PENILAIAN HASIL BELAJAR PAKET A SETARA SD PASCA MELEK AKSARA SISTEM

SETORAN KOMPETENSI

A. Pengertian

Garrison & Ehringhaus (2007) menyatakan bahwa penilaian berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang peserta didik untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai hasil belajar mereka. Selaras dengan pendapat ini Woolfolk (2005) menyatakan bahwa para pakar menggunakan istilah penilaian untuk mendeskripsikan proses pengumpulan informasi tentang belajar siswa.

Penilaian hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pencapaian seseorang terhadap apa yang telah dipelajarinya. Selaras dengan ini Cherry (2016) menyatakan, “An achievement test is designed to measure a person's level of skill, accomplishment, or knowledge in a specific area.” Penilaian hasil

(20)

10 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

Lombardi (2008) menyatakan bahwa

penilaian merupakan komponen integral dari setiap pembelajaran. Penilaian hasil belajar merupakan langkah penting yang diperlukan untuk menjamin bahwa seseorang yang telah mengikuti suatu pembelajaran telah menguasai

kompetensi yang dibelajarkan. Dengan

mengetahui hasil penilaian dapat dilakukan berbagai perlakuan yang sesuai bagi peserta program yang telah dinilai, baik yang lulus dalam penilaian maupun yang tidak lulus. Tindakan yang dapat diberikan kepada peserta didik yang lulus dapat berupa pemberian sertifikat atau tanda bahwa yang bersangkutan telah lulus atau selesai mengikuti pembelajaran. Sementara itu, bagi

mereka yang tidak lulus dapat diberi

pembelajaran remedial agar dapat menguasai kompetensi yang telah ditetapkan di dalam SKL.

B. Tujuan dan Manfaat Penilaian

Secara umum penilaian hasil belajar bertujuan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

(21)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 11 terutama pembelajaran pada pendidikan nonformal. Penilaian hasil belajar memiliki manfaat yang relatif signifikan di dalam pembelajaran baik pada pendidikan formal maupun nonformal. Manfaat penilaian bagi pembelajaran merentang dari perencanaan sampai dengan akhir pembelajaran.

1. Manfaat Penilaian Hasil Belajar bagi Perencanaan Pembelajaran

Waugh & Gronlund (2009) menyampaikan bahwa setidaknya ada dua pertanyaan yang perlu ditanyakan oleh seorang pendidik ketika merencanakan suatu pembelajaran, yaitu:

 Apakah hasil belajar yang diharapkan?  Bagaimana kita mengetahui bahwa peserta

didik telah menguasai hasil belajar yang diharapkan?

(22)

12 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK langkah di dalam menciptakan sistem pembelajaran yang berbasis data, yaitu:

 Menentukan target belajar

 Menyusun penilaian berbasis patokan  Menyesuaikan kurikulum dengan target

belajar dan penilaian

2. Manfaat Penilaian Hasil Belajar pada Permulaan Pembelajaran

(23)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 13 Manfaat lain penilaian pada awal pembelajaran pendidikan nonformal terutama yang terkait keterampilan atau kecakapan tertentu adalah untuk menentukan pada level mana seorang peserta telah menguasai suatu keterampilan. Informasi mengenai hal ini dapat digunakan untuk menentukan strategi, metode, dan materi pembelajaran mana yang akan dikenakan kepada peserta didik yang bersangkutan. Cara ini ditempuh agar pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan tidak membosankan. Seorang peserta didik yang telah menguasai keterampilan pada tingkat tertentu akan merasa tidak nyaman ketika harus memelajari level yang telah dikuasainya.

3. Manfaat Penilaian Hasil Belajar Selama Pembelajaran

(24)

14 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK bertujuan untuk mengidentifikasi keberhasilan dan kegagalan peserta didik di dalam proses pembelajaran sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat untuk proses pembelajaran berikutnya. Jika peserta didik sudah menguasai pokok bahasan tertentu, pendidik dapat melanjutkan ke pokok bahasan selanjutnya. Pokok-pokok bahasan yang belum dikuasai dapat dibahas lagi sehingga peserta didik benar-benar menguasai pokok bahasan tersebut.

4. Manfaat Penilaian Hasil Belajar pada Akhir Pembelajaran

(25)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 15 5. Beberapa Manfaat Lain dari Penilaian Hasil

Belajar.

Waugh & Gronlun (2009) menyebutkan beberapa manfaat penilaian bagi pembelajaran: a. Meningkatkan motivasi belajar peserta

didik

Penilaian yang dilakukan dengan baik dan hati-hati dapat memengaruhi keberhasilan belajar peserta didik dengan cara (1) menyediakan tujuan jangka pendek, (2) mengklarifikasi tugas-tugas belajar, dan (3) menyediakan umpan balik terkait kemajuan belajar peserta didik. Tujuan jangka pendek lebih memotivasi dibanding memberitahu peserta didik akan kebermanfaatan dari apa yang dipelajarinya pada suatu waktu mendatang yang belum jelas. Kontribusi penilaian terhadap motivasi belajar sangat bergantung pada bagaimana penilaian yang dilakukan dapat mencerminkan semua hasil belajar yang penting dan bagaimana penggunaannya.

b. Membantu menguatkan daya ingat dan transfer belajar

(26)

16 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK belajar. Karenanya, penilaian dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan daya ingat dan transfer belajar. Pada umumnya, hasil belajar pada tingkat pemahaman, penerapan, dan interpretasi dapat bertahan lebih lama dan memiliki transfer belajar yang lebih besar dibanding hasil belajar dalam bentuk ingatan. Dengan melakukan penilaian yang mencakup hasil belajar dalam tingkat yang lebih rumit, kita dapat mengarahkan perhatian dan memberikan pengalaman pada kecakapan, aplikasi, dan interpretasi yang kita harapkan akan berkembang pada diri peserta didik.

(27)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 17 bidang. Informasi seperti ini dapat membantu pserta didik untuk mampu secara objektif menilai kekuatan dan kelemahannya sendiri. Penilaian yang dilakukan dengan benar dapat memberikan data yang akurat dan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Tentu saja, penilaiannya harus dirancang dan dilakukan dengan benar sehingga tujuannya adalah benar-benar untuk memperbaiki pembelajaran dan bukan untuk memberi

ancaman atau “cap” bagi peserta didik. Jika

tujuannya untuk mengancam atau memberi cap peserta didik, penilaian diri akan tidak bermanfaat karena akan menjadi bias oleh mekanisme penolakan secara psikologis— tak seorang pun di dunia ini yang senang

diancam atau dicap “buruk”.

(28)

18 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK sesuai atau belum, dan urutan pengalaman belajarnya sudah disusun dengan baik atau belum. Jika sebagian besar peserta didik mendapatkan hasil penilaian yang buruk, perlu diselidiki apakah proses pembelajaran sudah betul. Dengan mengetahui penyebab kegagalan sebagian besar peserta didik tersebut pendidik dapat mengubah rancangan pembelajaran sehingga semua atau sebagian besar peserta didik mampu menguasai materi pembelajaran dengan baik.

C. Prinsip

Tujuan utama penilaian hasil belajar adalah untuk memperbaiki pembelajaran atau proses belajar peserta didik. Karenanya ada beberapa prinsip yang perlu yakini dan ditanamkan di dalam melaksanakan penilaian hasil belajar. Sujarno (2011) menyebutkan ada sebelas prinsip penilaian hasil belajar, yaitu:

1. Orientasi Tujuan Pembelajaran

(29)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 19 dalam rumusan kompetensi. Karenanya, penilaian hasil belajar hendaknya sesuai dengan kompetensi yang diujikan baik teknik,

setting (latar), maupun alatnya.

2. Validitas

Validitas terkait dengan kualitas penilaian terutama alat ukur (instrumen) yang digunakannya. Suatu alat ukur dinyatakan valid jika alat itu dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan kata lain, suatu penilaian dapat dinyatakan valid jika alat, latar, maupun metode(cara)nya sesuai dengan kompetensi yang dinilainya.

3. Reliabilitas

(30)

20 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK penilaian yang sama apabila subjek yang dinilai memiliki kompetensi yang sama.

4. Kemenyeluruhan (Comprehensiveness)

Prinsip ini berkaitan dengan cakupan kompetensi yang dinilai. Penilaian hasil belajar berbasis kompetensi hendaknya mencakup

seluruh kompetensi yang

dilatihkan/dikursuskan sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian kompetensi lebih mengarah pada penilaian terhadap unjuk kerja dari kompetensi yang telah dirumuskan.

5. Keterjangkauan

Penilaian hendaknya memberikan waktu yang cukup bagi subjek yang dinilai untuk melakukan unjuk kerja terkait kompetensi yang dinilai. Selain itu, harus dipastikan bahwa kompetensi yang dinilai telah dilatihkan.

6. Umpan Balik

(31)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 21 unjuk kerja sesuai dengan yang diharapkan, dan diberi saran perbaikan (koreksi) apabila unjuk kerjanya masih belum sesuai yang diharapkan.

7. Otentisitas

Otentisitas terkait dengan kesahihan bukti unjuk kerja. Penilaian kompetensi hendaknya dilakukan secara langsung terhadap subjek yang dinilai sehingga dapat dipastikan bahwa unjuk kerja tersebut benar-benar milik subjek yang dinilai.

8. Kemutakhiran

Penilaian kompetensi hendaknya dilakukan terhadap unjuk kerja terkini dari subjek yang dinilai. Artinya, bahwa unjuk kerja yang dinilai adalah unjuk kerja terkini bukan unjuk kerja yang dilakukan pada waktu lampau. Hasil penilaian kompetensi dibatasi waktu (masa) berlakunya karena unjuk kerja seseorang itu berkembang dari suatu waktu ke waktu yang lain.

9. Fleksibilitas

(32)

22 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK waktu pelaksanaan penilaian. Artinya, penilaian hendaknya mengakomodasi perubahan tempat maupun waktu selama masih dalam rentang waktu yang ditentukan atau disepakati.

10.Keadilan

Keadilan dalam penilaian berkaitan dengan objektivitas. Penilaian dapat dinyatakan adil jika penilaian dilakukan secara objektif terhadap semua subjek penilaian.

11.Keterbukaan (Transparansi)

Keterbukaan (transparansi) berkaitan dengan aspek, teknik, dan hasil penilaian. Artinya, setiap subjek penilaian berhak mengetahui mengenai aspek-aspek yang dinilai, teknik (cara) penilaian yang dilakukan, dan hasil penilaian terhadap unjuk kerja yang telah dilakukannya.

D. Lingkup Penilaian

(33)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 23 digunakan. Untuk menilai sikap, misalnya, perlu dilakukan penilaian non tes dalam bentuk pengamatan, dokumentasi, wawancara, portofolio, atau angket skala sikap. Untuk mengukur hasil belajar yang bersifat pengetahuan dapat dilakukan tes tertulis atau lisan. Untuk mengukur hasil belajar yang bersifat keterampilan dapat dilakukan tes unjuk kerja.

E. Prototipe Penilaian

(34)

24 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK Gambar 2.1. Prototipe model penilaian hasil belajar paket A pasca melek aksara dengan sistem setoran kompetensi

Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa hasil akhir penilaian adalah nilai akhir (NA) yang akan digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk manentukan seorang peserta didik dapat dinyatakan lulus dan layak memperoleh ijazah atau tidak. Nilai akhir diperoleh dengan mempertimbangkan nilai ujian nasional pendidikan kesetaraan (UNPK), ujian tingkat satuan pendidikan kesetaraan (USPK), dan rata-rata nilai akhir semester lima semester sebelumnya (semester 1 kelas 4, semester 2 kelas 4, semester 1 kelas 5, semester 2 kelas 5, dan semester 1 kelas 6). Nilai akhir tiap semester diperoleh dengan mempertimbangkan nilai setoran kompetensi dan nilai ujian komprehensif semester.

Berdasarkan gambar di atas penilaian hasil belajar ini terdiri atas empat jenis yaitu: Setoran

UKS

SETORAN KOMP

UNPK

USPK

NILAI AKHIR

(35)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 25 Kompetensi (SK), Ujian Komprehensif Semester (UKS), Ujian Satuan Pendidikan (USPK), dan Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK).

1. Setoran Kompetensi

Setoran kompetensi merupakan salah satu bentuk penilaian yang sifatnya bertahap sesuai dengan kemajuan belajar yang dicapai oleh peserta didik.

2. Ujian Komprehensif Semester

Ujian komprehensif semester merupakan penilaian terhadap penguasaan kompetensi secara menyeluruh selama satu semester. Ujian ini dilaksanakan setelah peserta didik mepelajari materi pelajaran dalam satu semester.

(36)

26 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 4. Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan

(UNPK)

(37)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 27

BAB III

SETORAN KOMPETENSI

A. Pengertian

Setoran kompetensi adalah penilaian yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemajuan belajar yang dicapai oleh peserta didik. Setoran kompetensi dilakukan berdasarkan satuan kompetensi yang seharusnya dikuasai oleh peserta didik. Jika di dalam satu semester terdapat sepuluh rumusan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik, setoran kompetensi dapat dilakukan sebanyak beberapa kali setoran sesuai tingkat kesulitan pencapaian kompetensi.

(38)

28 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK kompetensi ini adalah peserta didik dapat belajar untuk menguasai kompetensi yang telah ditetapkan sesuai irama atau kecepatan belajarnya. Mereka yang dapat belajar lebih cepat daripada kawan-kawannya dapat melakukan setoran lebih cepat sehingga dapat lulus dan memperoleh ijazah lebih cepat pula. Sementara bagi mereka yang penguasaan kompetensinya relatif lebih lambat dikarenakan satu atau beberapa kendala (karena kerja, kegiatan, atau kesibukan lainnya) dapat mengatur irama belajarnya sesuai dengan kesempatan yang dimilikinya. Ini selaras dengan salah satu prinsip pembelajaran orang dewasa bahwa orang dewasa itu dalam belajar self-motivated.

B. Tujuan

(39)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 29 dapat diperhitungkan di dalam penentuan nilai akhir semester yang nantinya akan menjadi bahan pertimbangan di dalam menentukan kelulusan maupun nilai akhir peserta didik yang akan dicantumkan di dalam ijazah.

C. Instrumen

Instrumen setoran kompetensi berupa panduan setoran kompetensi yang dikemas untuk tiap semester mulai dari semester ganjil kelas 4 sampai dengan semester genap kelas 6. Panduan setoran kompetensi berisi:

1. Nama peserta didik 2. Kelas

3. Standar kompetensi dan kompetensi dasar 4. Soal-soal setoran kompetensi

5. Panduan penskoran dan/atau kunci jawaban (diletakkan pada bagian paling akhir dan hanya dipegang oleh pendidik/penerima setoran kompetensi)

(40)

30 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK D. Mekanisme

Mekanisme pelaksanaan setoran kompetensi adalah sebagaimana bagan berikut.

Keterangan:

TM: Tatap Muka Tut: Tutorial

Mdr: Mandiri SK: Setoran Kompetensi KKM: Kriteria Ketuntasan Minimal

Gambar 3.1 Mekanisme pelaksanaan setoran kompetensi

Gambar di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan sistem setoran kompetensi diawali dengan pelaksanaan orientasi program dan kontrak belajar. Pada kesempatan ini peserta didik diberi pemahaman mengenai program yang akan dilaksanakan meliputi nama program, tatacara pelaksanaannya, keuntungan program, serta konsekuensi yang harus diambil oleh semua pihak yang terlibat di dalam program tersebut termasuk peserta didik. Dalam kegiatan ini juga disepakati

(41)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 31 mengenai mekanisme yang akan dilaksanakan dan tanggung jawab masing-masing pihak.

(42)

32 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK E. Penskoran

Pemberian skor pada setoran kompetensi disesuaikan dengan panduan setoran kompetensi. Untuk soal-soal objektif dicocokkan dulu dengan kunci jawaban. Jika semua soal dalam satu rangkaian satu setoran kompetensi tersebut berupa soal-soal objektif, pemberian skor dapat dilakukan dengan menghitung jawaban benar dibagi banyaknya soal lalu dikalikan 100. Contoh: Setoran kompetensi 1 terdiri atas 15 soal objektif. Parlan menjawab dengan benar 12 soal. Nilai Parlan untuk setoran pertama adalah (12:15)x100=80.

(43)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 33 soal nomor 6 adalah 0 s.d. 6. Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa skor minimalnya adalah 0. Skor maksimalnya adalah 27. Partini mendapatkan skor 3 untuk soal nomor 1, skor 2 untuk soal nomor 2, skor 4 untuk soal nomor 3, skor 3 untuk soal nomor 4, skor 4 untuk soal nomor 5 dan skor 4 untuk soal nomor 6. Nilai setoran kompetensi 2 Partini adalah (20:27)x100=74,1.

(44)
(45)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 35

BAB IV

UJIAN KOMPREHENSIF SEMESTER

A. Pengertian

(46)

36 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK B. Tujuan

Ujian komprehensif semester bertujuan untuk mengukur penguasaan peserta didik terhadap unit-unit kompetensi satu semester secara komprehensif. Selain itu, UKS juga bertujuan untuk memperoleh nilai yang akan digabungkan dengan nilai setoran kompetensi untuk menjadi nilai akhir semester (NAS).

C. Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk ujian komprehensif semester berupa seperangkat soal dan kelengkapannya. Soal-soal tersebut ada yang berbentuk soal-soal objektif dan ada pula yang bersifat uraian. Sebagai acuan untuk memeriksa hasil ujian peserta didik, soal-soal objektif dilengkapi dengan kunci jawaban dan soal-soal bentuk uraian dilengkapi dengan rubrik atau panduan penskoran.

D. Mekanisme

(47)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 37

Keterangan:

UKS: Ujian Komprehensif Semester KKM: Kriteria Ketuntasan Minimal

Gambar 4.1 Mekanisme pelaksanaan ujian komprehensi semester

Untuk mengikuti ujian komprehensif semester harus dipastikan terlebih dahulu bahwa seseorang sudah terdaftar sebagai peserta didik pada suatu satuan pendidikan. Ini diperlukan untuk mengantisipasi tertib administrasi penyelenggara-an paket A. Selain itu, harus dipastikpenyelenggara-an pula bahwa peserta didik sudah mengikuti pembelajaran dan melakukan setoran kompetensi. Pelaksanaan ujian komprehensif semester dapat dilakukan secara serempak atau secara perorangan. Oleh karena itu, harus dipastikan bahwa tersedia bank soal yang memadai untuk menghindari penggunaan soal yang sama pada waktu yang berbeda. Selain itu juga harus dipastikan bahwa pengadministrasian-nya dibuat sederhana sehingga tidak memerlukan banyak biaya. Peserta didik

(48)

38 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK yang telah mengikuti UKS dan memenuhi KKM dapat diberikan nilai UKS yang nantinya akan digabung dengan rata-rata nilai setoran kompetensi menjadi nilai akhir semester (NAS). Bagi mereka yang belum memenuhi KKM dapat diberikan remedial sampai memenuhi KKM sehingga dapat diberikan nilai UKS.

E. Penskoran

Pemberian skor ujian komprehensif semester dilakukan dengan memperhatikan jenis atau sifat soal. Soal-soal objektif diberi bobot 80% dan soal-soal uraian diberi bobot 20%. Jika dalam satu rangkaian soal UKS terdapat 40 butir soal objektif dan 5 butir soal uraian, maka skor masing-masing butir soal objektif yang dijawab dengan benar adalah 2 dan skor masing-masing butir soal uraian dapat bervariasi tetapi jumlah skor keseluruhan dari 5 butir tersebut adalah 20. Untuk memberikan skor pada butir-butir soal objektif diperlukan kunci jawaban. Untuk memberikan skor pada soal-soal uraian diperlukan rubrik atau pedoman penskoran. Penentuan skor akhir (nilai) UKS dapat menggunakan rumus berikut.

(49)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 39 UKS : nilai ujian komprehensif semester

B: jumlah jawaban benar TO: jumlah butir soal objektif

P : skor perolehan berdasarkan rubrik TU : jumlah keseluruhan skor uraian Contoh:

Soal UKS terdiri atas 40 soal pilihan ganda (objektif) dan 5 soal uraian dengan rincian rentang skor pada rubrik penilaian sebagai berikut.

Soal

Marhamah menjawab dengan benar 30 soal pilihan ganda dan mendapat skor 3 untuk soal uraian nomor 1, skor 0 untuk soal uraian nomor 2, skor 4 untuk soal uraian nomor 3, skor 3 untuk soal uraian nomor 4, dan skor 2 untuk soal uraian nomor 5. Maka nilai UKS yang diperoleh Marhamah adalah

(50)

40 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK F. Nilai Akhir Semester dan Rapor

Nilai akhir semester (NAS) merupakan nilai akhir yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran selama satu semester. Nilai akhir semester adalah nilai yang dicantumkan pada rapor (laporan hasil belajar peserta didik). Penentuan nilai akhir semester adalah sebagaimana tabel berikut.

Penilaian Kontribusi

Setoran Kompetensi 50%

UKS 40%

(51)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 41

BAB V

KENAIKAN KELAS ATAU TINGKAT

A. Pengertian

Yang dimaksud dengan kenaikan kelas atau kenaikan tingkat di dalam penyelenggaraan program Paket A pasca melek aksara dengan sistem setoran kompetensi ini adalah kenaikan dari kelas atau tingkat tertentu pada tingkat yang lebih tinggi sesuai ketentuan yang berlaku. Sebagaimana diketahui bahwa penyelenggaraan Paket A setara SD terdiri atas tiga kelas atau tingkatan yaitu kelas 4, kelas 5, dan kelas 6. Kenaikan kelas di dalam program Paket A pasca melek aksara ini tidak didasarkan atas tahun ajaran melainkan atas penguasaan kompetensi. Mereka yang sudah menguasai seluruh unit kompetensi yang telah ditetapkan untuk suatu kelas atau tingkat tertentu dapat melanjutkan ke kelas atau tingkat berikutnya tanpa harus menunggu habisnya tahun ajaran.

B. Tujuan

(52)

42 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK didasarkan atas pencapaian atau penguasaan kompetensi oleh peserta didik dapat menjadi umpan balik bagi peserta didik tentang kemajuan belajarnya.

C. Kriteria

Untuk menentukan seorang peserta didik dapat dinaikkan ke kelas atau tingkat yang lebih tinggi diperlukan kriteria atau persyaratan tertentu antara lain:

1. Rata-rata nilai keseluruhan memenuhi KKM 2. Tidak ada mata pelajaran yang nilainya lebih

rendah daripada KKM

(53)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 43

BAB VI

UJIAN SATUAN PENDIDIKAN KESETARAAN (USPK)

A. Pengertian

Ujian satuan pendidikan kesetaraan (USPK) adalah ujian akhir pendidikan kesetaraan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan. Untuk Paket A pasca melek aksara dengan sistem setoran kompeteni, USPK dilakukan setelah peserta didik mengikuti pembelajaran selama enam semester. Telah dijelaskan pada penjelasan terdahulu bahwa istilah semester tidak langsung berkaitan dengan jangka waktu enam bulan melainkan terkait dengan unit-unit kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Demikian pula ujian satuan pendidikan kesetaraan dapat dilaksanakan setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran dalam rangka menguasai seluruh unit kompetensi yang ditetapkan untuk program Paket A.

B. Tujuan

(54)

44 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK pendidikan yang akan dijadikan salah satu pertimbangan di dalam penentuan kelulusan program Paket A dan penentuan nilai akhir yang akan dicantumkan di dalam ijazah Paket A.

C. Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk ujian satuan pendidikan kesetaraan berupa seperangkat soal dan kelengkapannya. Soal-soal tersebut ada yang berbentuk soal-soal objektif dan ada pula yang bersifat uraian. Sebagai acuan untuk memeriksa hasil ujian peserta didik, soal-soal objektif dilengkapi dengan kunci jawaban dan soal-soal bentuk uraian dilengkapi dengan rubrik atau panduan penskoran.

D. Mekanisme

Mekanisme pelaksanaan ujian satuan pendidikan kesetaraan (USPK) dapat dilihat pada bagan

terdaftar USPK Nilai

(55)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 45

Keterangan:

UKS: Ujian Komprehensif Semester USPK: Ujian Satuan Pendidikan Kesetaraan KKM : Kriteria Ketuntasan Minimal

Gambar 6.1 Mekanisme pelaksanaan ujian satuan pendidikan kesetaraan paket A pasca melek aksara dengan sistem setoran kompetensi.

(56)

46 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK E. Penskoran

Pemberian skor USPK pada prinsipnya sama dengan pemberian skor UKS. Pemberian skor dilakukan dengan memperhatikan jenis atau sifat soal. Soal-soal objektif diberi bobot 80% dan soal-soal uraian diberi bobot 20%. Jika dalam satu rangkaian soal UKS terdapat 40 butir soal objektif dan 5 butir soal uraian, maka skor masing-masing butir soal objektif yang dijawab dengan benar adalah 2 dan skor masing-masing butir soal uraian dapat bervariasi tetapi jumlah skor keseluruhan dari 5 butir tersebut adalah 20. Untuk memberikan skor pada butir-butir soal objektif diperlukan kunci jawaban. Untuk memberikan skor pada soal-soal uraian diperlukan rubrik atau pedoman penskoran. Penentuan skor akhir (nilai) UKS dapat menggunakan rumus berikut.

USPK : nilai ujian satuan pendidikan kesetaraan = rata-rata setoran kompetensi

B: jumlah jawaban benar pada soal objektif TO: jumlah butir soal objektif

(57)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 47 Contoh:

Soal USPK terdiri atas 40 soal pilihan ganda (objektif) dan 5 soal uraian dengan rincian rentang skor pada rubrik penilaian sebagai berikut.

Soal Uraian Skor Minimal Skor Maksimal

1 0 6

2 0 5

3 0 6

4 0 3

5 0 4

Jumlah skor maksimal soal uraian adalah 6+5+6+3+4=24.

Marhamah menjawab dengan benar 35 soal pilihan ganda dan mendapat skor 3 untuk soal uraian nomor 1, skor 3 untuk soal uraian nomor 2, skor 4 untuk soal uraian nomor 3, skor 3 untuk soal uraian nomor 4, dan skor 2 untuk soal uraian nomor 5. Rata-rata nilai setoran kompetensinya 72. Maka nilai USPK yang diperoleh Marhamah adalah

(58)

48 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK F. Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK)

dan Nilai Akhir

Peserta didik program Paket A pasca melek aksara mengikuti UNPK sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Nilai UNPK yang diperoleh peserta didik tidak menjadi penentu kelulusan peserta didik program paket A namun diperhitungkan di dalam penentuan nilai akhir peserta didik yang akan dicantumkan di dalam ijazah. Selain nilai UNPK, nilai akhir (NA) ditentukan dengan mempertimbangkan nilai USPK dan nilai akhir semester (NAS) dengan pembobotan sebagai berikut.

1. Nilai UNPK dengan bobot 25% 2. Nilai USPK dengan bobot 30%

3. Rata-rata nilai akhir semester dengan bobot 35%

4. Nilai sikap dengan bobot 10%

Contoh:

(59)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 49

G. Kelulusan dan Ijazah

Kelulusan peserta didik dari program Paket A ditentukan dengan tidak mempertimbangkan nilai UNPK. Artinya, dalam penentuan kelulusan, nilai UNPK tidak diperhitungkan. Yang menjadi penentu adalah nilai USPK, Rata-rata Nilai Akhir Semester, dan nilai sikap. Nilai USPK diberi bobot 40%, rata-rata nilai akhir semester diberi bobot 45%, dan nilai sikap diberi bobot 15%. Beberapa ketentuan yang harus dipenuhi di dalam menentukan kelulusan peserta didik program paket A antara lain:

1. Rata-rata nilai kelulusan tidak kurang dari 55. 2. Tidak ada mata pelajaran yang mendapatkan

nilai kelulusan yang kurang dari 55 3. Nilai sikap tidak kurang dari 75

(60)
(61)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 51

DAFTAR PUSTAKA

Cherry, Kendra. 2016. “What is an achievement test?”. Diunduh pada tanggal 22 Agustus

2016 dari https://www.verywell.com/what-is-an-achievement-test-2794805

Garrison, C., & Ehringhaus, M. 2007. Formative and summative assessments in the classroom.

Retrieved from

http://www.amle.org/Publications/WebExclusiv

e/ Assessment/tabid/1120/Default.aspx

Lombardi, Marilyn M. 2008. “Making the grade: The

role of Assessment in authentic learning.” Education Learning Initiatives Paper I.

Sindelar, Nancy W. 2011. Assessment powered teaching. California: Corwin, A SAGE Company.

Sujarno. 2011. Panduan penilaian hasil belajar pendidikan kewirausahaan. Suplemen 4 Model enam fitur inti untuk pendidikan kewirausahaan masyarakat. Surabaya: BPPNFI Regional IV

Waugh, C. Keith & Gronlund, Norman E. 2009.

Assessment of student achievement. 10th ed.

(62)

52 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK Woolfolk, Anita. 2005. Educational psychology. 9th

(63)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 53

BIODATA TIM PENGEMBANG

(64)

54 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK Metode Baca Delila (2013); (10) Model Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan Paket A Pasca Melek Aksara dengan Sistem Setoran Kompetensi (2015).

(65)

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 55

Gambar

Gambar 2.1. Prototipe model penilaian hasil belajar paket A pasca melek aksara dengan sistem setoran kompetensi
Gambar 3.1 Mekanisme pelaksanaan setoran
Gambar 4.1

Referensi

Dokumen terkait

27 Juni 201t, maka dengan ini diumumkan pemenang pelelangan umum untuk pekerjaan sebagaimana berikut:. Nomor

Nilai estetis juga dapat dirumuskan sebagai tolak ukur yang digunakan subjek untuk menentukan sifat menarik atau ketidakmenarikan pada suatu objek... Karena nilai

SINTESIS HIDROGEL POLI (VINIL ALKOHOL)-GLUTARALDEHID (PVA-GA) DAN KAJIAN PERILAKU PELEPASAN KALIUM KLORIDA DARI HIDROGEL KE DALAM MEDIA AQUADEST.. Universitas Pendidikan Indonesia

Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Tahap selanjutnya peneliti melakukan focused codingyang merupakan proses koding untuk menemukan tema-tema besar dari sekian banyak koding tersebut dengan cara

Analisis dilakukan pada hasil skenario pemodelan sistem dengan variasi daya pancar RN yaitu antara lain sebesar 27 dBm, 34 dBm, 37 dBm, dan 40 dBm dengan jumlah User

Balai Riset Pemulihan Sumber Daya I kan Jatiluhur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) mempunyai tugas melaksanakan riset strategis di bidang pemulihan sumber daya

Penggunaan Pestisida dan Zat Pengatur Tumbuh per Petani atau per Periode Tanam Pada Usahatani (Kubis, Wortel, dan Tomat) Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung