• Tidak ada hasil yang ditemukan

DI SEKITAR KAWASAN HUTAN GUNUNG SALAK

3. Tumbuhan sayur

Imperata cylindrica Sida cordifolia

Hydrocotyle trilobatum Nephrolepis bisserata Oxalis barrelieri

Gambar 23. Jenis tumbuhan liar edibel kategori tumbuhan buah-buhan, obat-obatan, dan sayur-sayuran yang terpilih

Masing- masing tumbuhan buah, sayur maupun obat-obatan tersebut mendominasi dikelompoknya. Menurut Cox (2002) dominansi adalah besaran yang digunakan untuk menyatakan drajat penguasaan ruang atau tempat tumbuh, berapa luas area yang ditumbuhi oleh sejenis tumbuhan atau kemampuan suatu jenis tumbuhan untuk bersaing terhadap jenis lainnya. Dalam pengukuran dominansi dapat digunakan persentase perlindungan (penutupan tajuk), luas basal area, biomasa atau volume (Setiadi dan Muhadiono 2000; Cox 2002). Nilai kerapatan, frekuensi, dan dominansi untuk spesies-spesies tertentu mungkin diekspresikan mutlak atau relatif yang menunjukkan porsentase bahwa nilai spesies individu merupakan total untuk semua spesies. Nilai relatif untuk kerapatan, dominansi, dan frekuensi dapat digabung menjadi nilai penting tunggal (Mueller-Dombois dan Ellenberg 1974; Shukla dan Chandel 1982; Setiadi dan Muhadiono 2000; Cox 2002).

Jenis-jenis ini merupakan tumbuhan liar edibel yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ataupun untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya isidental. Keberadaan ataupun ketersediaan jenis-jenis tumbuhan tersebut untuk sementara ini disamping cukup melimpah, juga masyarakat belum ada yang melirik sebagai tumbuhan komersial. Padahal, beberapa jenis dari tumbuhan tersebut bila didomestikasi (dibudidayakan) secara intensif serta dikomersialkan tidak menutup kemungkinan akan memberikan tambahan penghasilan yang cukup besar (contoh hasil analisis finansial canar susu disajikan pada subbab tersendiri).

Kelimpahan jenis-jenis tumbuhan ini disamping karena kondisi lingkungan di sekitar kawasan masih mendukung, juga yang tidak kalah penting adalah sebagai akibat jenis-jenis tumbuhan tersebut sampai saat ini belum dianggap mempunyai nilai ekonomi yang cukup berarti oleh masyarakat sekitar, sehingga ekplorasi maupun gangguan oleh manusia belum begitu besar. Namun jenis-jenis ini lambat laun dapat menjadi langka atau bahkan punah apabila tidak dilakukan usaha- usaha pelestarian atau perlindungan lebih dini.

Penentuan jenis tumbuhan yang paling berpotensi di sekitar kawasan Hutan Gunung Salak dengan metode perbandingan eksponensial (MPE) didasarkan pada kriteria :

1. Tingkat kesukaan. Dasar kriteria penilaian terhadap tingkat kesukaan dimaksudkan untuk mengetahui jenis tumbuhan mana yang paling disukai berdasarkan pada selera individu atau persepsi jenis tumbuhan mana yang paling penting bagi suatu masyarakat (Purwanto 2002). Namun karena terjadinya pergeseran budaya tradisional menjadi budaya modern serta terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat perkapita menyebabkan penilaian masyarakat terhadap sumber daya hayati, bukan lagi berdasarkan pada selera individu atau persepsi tumbuhan yang paling penting bagi masyarakat, tetapi semata- mata lebih kepada tolak ukur ekonomi. Mereka lebih cenderung menilai sumberdaya alam hayati yang ada dari aspek ekonomi, sehingga dalam menggali informasi tentang tingkat kesukaan responden cenderung mengarah kepada tingkat nilai ekonominya.

2. Nilai ekonomi komoditi menjadi salah satu daya tarik bagi petani untuk memproduksinya. Komoditi dengan nilai ekonomi tinggi, apabila diikuti dengan kebutuhan teknologi produksi sederhana dan biaya produksi relatif lebih rendah berkecenderungan akan lebih disukai petani. Sumberdaya petani secara umum dan petani di sekitar kawasan hutan Gunung Salak pada khususnya rata-rata berpendidikan rendah. Dengan demikian teknologi sederhana dan mudah diaplikasikan sangat dibutuhkan. Komoditi yang dapat diproduksi dengan jenis teknologi tersebut berkecenderungan akan dipilih oleh sebagian besar petani. 3. Prospek pemasaran menetukan tingkat permintaan komoditi dan keberlanjutan

sistem usahataninya. Komoditi yang mempunyai prospek pasar baik mengindikasikan jumlah komoditi yang akan terserap pasar lebih banyak. Komoditi yang unggul dari segi pasokan, tetapi tidak mempunyai prospek pasar hanya akan menjadi komoditi potensial. Oleh karena itu, komoditi yang potensial tersebut seharusnya memiliki sistem produk dan prospek pasar yang baik.

4. Kriteria dampak nilai tambah komoditi terhadap masyarakat menjadi sangat penting karena upaya pemanfaatan komoditi unggulan haruslah memberikan manfaat dampak positif optimal bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya petani. Sedangkan keadaan biofisik wilayah akan memberikan karakteristik wilayah sehingga berbeda dengan wilayah lainnya dan membentuk sumberdaya alam/ekonomi dengan karakteristik tertentu pula.

5. Pemilihan komoditi unggulan yang memenuhi kriteria agroekosistem dan biofisik wilayah diharapkan dapat menjamin kesinambungan produk sinya dengan karakteristik yang unggul.

6. Budidaya tumbuhan dimaksudkan untuk menilai apakah dalam usaha

pengembangan tumbuhan tersebut tersedia teknologi aplikatif dan sesuai dengan kemampuan sumberdaya manusia yang ada. Kriteria ini berkaitan dengan kemudahan-kemudahan dalam usaha pembudidayaan tumbuhan (domestikasi) untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.

7. Potensi pengembangan menunjukkan kemungkinan pengembangan produksi

komoditi dimasa mendatang. Apabila potensi pengembangan komoditi tinggi, maka diharapkan volume produksi akan semakin meningkat dan kontinyuitas pasokan komoditi lebih baik.

8. Indeks kebudayaan (ICS) dimaksudkan untuk mengetahui secara mendalam sistem pemanfaatan suatu jenis tumbuhan sesuai dengan nilai kepentingan setiap jenis tumbuhan didasarkan pada keperluan masyarakat (Cunningham 2001; Purwanto 2002).

Daftar pertanyaan penentuan Metode Perbandingan Eksponensial untuk setiap jenis yang terpilih berdasarkan kriteria yang ditentukan disajikan pada Lampiran 5.

Tabel 34. Hasil perhitunga n MPE berdasarkan kriteria dan alternatif yang digunakan dalam penentuan prioritas tumbuhan berpotensi

Alternatif No Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Kesukaan 14 17 64 16 16 18 17 56 14 2 Nilai ekonomi 8 9 64 8 10 9 9 59 9 3 Pemasaran 8 8 60 8 8 8 8 56 8 4. Nilai tambah 57 51 55 52 58 55 53 51 50 5 Syarat tumbuh 8 8 69 8 8 7 8 51 8 6 Budidaya 72 72 72 72 72 72 72 72 72 7 Pengembangan 8 8 64 8 8 8 8 14 8 8 ICS 2 2 12 1,5 1,5 1,5 2 12 2

Jumlah nilai MPE 177 175 460 173.5 181.5 178.5 177 371 171

Prioritas 5 7 1 8 3 4 6 2 9

Keterangan : 1. Astronia spectabilis, 2. Smilax macrocarpa, 3. Rubus muluccanus, 4. Clidemia hirta, 5. Imprata cylindrica, 6. Sida cordifolia, 7. Hydrocotyle trilobatum, 8. Nephrolepis bisserata, 9. Oxalis barrelieri

Hasil perhitungan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) terhadap kesembilan tumbuhan berdasarkan kriteria tingkat kesukaan, nilai ekonomi, prospek pemasaran, ketersediaan teknologi budidaya, kesesuaian lingkungan tumbuh, potensi

177 175 460 173.5 181.5 178.5 177 371 171 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

Astronia spectabilis Rubus

muluccanus

Smilax

macrocarpa

Clidemia hirta

Imprata cylindrica

Sida cordifolia Hydrocotyle

trilobatum Nephrolepis bisserata

Oxalis barrelieri

Nama Jenis

Nilai MPE

pengembangan, dan nilai budaya. Jenis tumbuhan yang mencapai jumlah nilai tertinggi adalah canar susu (Smilax macrocarpa BL), diikuti pakis hayam (Nephrolepis bisserata Schott), eurih (Imprata cylindrica L), sadagori (Sida cordifolia L), harendong buah (Astronia spectabilis BL), antanan beurit (Hydrocotyle

trilobatum), hareeus (Rubus muluccanus L, herendong bulu (Clidemia hirta D.Don),

dan yang terendah calincing tangkal (Oxalis barrelieri L). Dengan demikian, maka jenis tumbuhan liar edibel paling berpotensi untuk dikembangkan adalah jenis canar susu (Smilax macrocarpa Bl). Histogram jumlah nilai MPE dan jenis tumbuhan liar edibel yang terpilih disajikan pada gambar berikut.

Gambar 24. Nilai MPE untuk setiap jenis tumbuhan liar edibel ya ng terpilih.

Kelompok buah-buahan seperti Rubus muluccanus dan Astronia spectabilis merupakan tumbuhan yang mempunyai prospek untuk dikembangkan selain Smilax

macrocarpa. Buah Rubus muluccanus sudah mulai dijual belikan, terutama di

daerah tujuan wisata seperti Lembang. Sedangkan untuk buah Astronia spectabilis, apabila dilihat dari daging buahnya serta rasanya yang agak kecut dan manis sangat cocok dibuat untuk sari buah atau sirup. Kelompok tumbuhan obat seperti Imprata

cylindrica dan Sida cordifolia telah umum digunakan dan sudah banyak buku

pengobatan yang membahas tentang khasiat dan cara penggunaannya, sedangkan Clidemia hirta masih perlu dilakukan pengkajian yang lebih mendalam terutama kandungan unsur dan khasiatnya. Diantara jenis sayuran Panicum barbatum,

Nephrolepis bisserata, dan Oxalis barrelieri, Nephrolepis bisserata merupakan

maupun di beberapa supermarket. Jenis ini sampai saat ini masih cukup melimpah keberadaannya, terutama di tempat-tempat yang bedekatan dengan sumber air, seperti sungai, mata air maupun tempat-tempat yang mempunyai kelembaban tinggi. Namun, apabila tidak ada usaha melestarikannya tidak menunutup kemungkinan lambat laun keberadaan jenis tumbuhan ini akan menjadi jarang.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan serta dikaitkan dengan pustaka yang menunjang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengetahuan masyarakat tentang manfaat tumbuhan liar edibel dan kelestarian lingkungan berkorelasi postif dengan kelas usia, semakin bertambah usia semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki dan sebaliknya. Kelompok laki- laki mempunyai pengetahuan pemanfaatan tumbuhan liar edibel dan kelestarian lingkungan lebih tinggi dibandingkan kelompok perempuan.

2. Tumbuhan liar edibel yang ditemukan sebanyak 185 jenis dari 65 suku oleh masyarakat dimanfaatkan sebagai buah sebanyak 29 jenis dari 15 suku, bahan sayur 68 jenis dari 36 suku, bahan obat sebanyak 92 jenis dari 40 suku, penyedap sebanyak 11 jenis dari 10 suku, dan sebagai sumber karbohidrat sebanyak 10 jenis dari 8 suku. Tumbuhan yang paling berpotensi untuk dikembangkan adalah tumbuhan canar susu (Smilax macrocarpa Bl.). Selain itu, jenis hareeus (Rubus

muluccanus) dan pakis hayam (Nephrolepis bisserata)secara ekonomi mempunyai

Dokumen terkait