• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari data pengamatan yang telah dilakukan terhadap tumpang sari antara jagung dan kacang hijau di lahan percobaan, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Tinggi Tanaman Jagung pada Tumpang Sari

Sampel Minggu Pengamatan (Cm) Jumlah

Rata-Rata 1 2 3 4 5 6 7 A1 27 30,4 41,5 58 68 74 82 38,09 54,4 A2 26,3 29,1 35 69,9 75,5 78,5 100,5 414,8 59,2 A3 26 29,4 32 98 106 105,5 115,5 512,4 73,2 A4 15,9 20,8 33,5 107,1 111,5 119,5 128,5 536,8 76,6 A5 31 37 37 124 137 177,5 187,5 731 133 Jumlah 126,2 146,7 179 457 498 555 614 Rata-Rata 25,2 29,3 35,8 91,4 99,4 111 122,8 Grafik 1. Tinggi Tanaman Jagung pada Tumpang Sari

Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Jagung pada Tumpang Sari

Sampel Minggu Pengamatan (Cm) Jumlah Rata-Rata

1 2 3 4 5 6 7 A1 5 5 6 10 8 8 8 50 7,14 A2 5 5 6 10 10 10 10 56 8 A3 5 6 8 12 10 10 10 61 8,71 A4 4 5 7 15 10 10 10 61 8,71 A5 6 6 6 14 14 14 14 74 10,57 Jumlah 25 27 36 61 52 52 52 Rata-Rata 5 5,4 7,2 12,2 10,4 10,4 10,4

Tabel 3. Lilit Batang Tanaman Jagung pada Tumpang Sari

Sampel Minggu Pengamatan (Cm) Juml

ah Rata-Rata 1 2 3 4 5 6 7 A1 1,3 1,8 2,1 4 4 4,4 4,7 22,3 3,18 A2 1,3 1,7 2,4 4,2 4,2 5,8 6,2 25,8 3,68 A3 1,3 1,9 2,8 5,6 5,4 6,3 6,6 29,9 4,27 A4 2 2,9 4,5 6,8 4,3 4,5 4,9 29,9 4,27 A5 2,4 2,4 4,4 7 7 8 11 42,2 6,02 Jumlah 8,3 10,7 16,2 27,6 24,9 29 33,4 Rata-Rata 1,66 2,4 3,24 5,52 4,98 5,8 6,68 Grafik 3. Lilit Batang Tanaman Jagung pada Tumpang Sari

Tabel 4. Tinggi Tanaman Kacang Hijau pada Tumpang Sari

Sampel Minggu Pengamatan (Cm) Jumlah Rata-Rata

1 2 3 A1 13,5 16 23 52,5 17,5 A2 14,2 16 22 52,2 17,4 A3 12 19,5 30 61,5 20,5 A4 14,4 17,5 22 53,9 17,9 A5 18 19 27 64 21,3 Jumlah 71,8 88 124 Rata-Rata 14,42 17,6 24,8

Tabel 5. Jumlah Daun Tanaman Kacang Hijau pada Tumpang Sari

Sampel Minggu Pengamatan (Cm) Jumlah Rata-Rata

1 2 3 A1 3 8 11 22 7,3 A2 2 3 11 16 5,3 A3 2 8 11 21 7 A4 5 8 11 24 8 A5 5 8 11 24 8 Jumlah 17 35 55 Rata-Rata 3,4 7 11

4.1.2 Monokultur

Dari data pengamatan yang telah dilakukan terhadap monokultur di lahan percobaan, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 6. Tinggi Tanaman Jagung pada Monokultur Sampe

l

Minggu Pengamatan (Cm) Jumla

h Rata -Rata 1 2 3 4 5 6 7 8 A1 26 67 80 90 129,9 145,5 14 6 150 834,4 104, 3 A2 33 65 83 102 123 135,5 15 5 166 862,5 107, 8 A3 40 67,5 99 128, 4 149 160,6 18 0 189 1013, 5 126, 6 A4 22 42 65 72 99,5 105,5 10 7 123 636 79,5 A5 25 46 60 70,5 98 87,5 77 84,2 548,2 68,5 Jumla h 146 287, 5 387 462, 9 599,4 634,6 66 5 712,2 Rata-Rata 29, 2 57,5 77, 9 92,5 8 119,8 8 126,9 2 13 3 142,4 4 Grafik 6. Tinggi Tanaman Jagung pada Monokultur

Tabel 7. Jumlah Daun Tanaman Jagung pada Monokultur

Sampel Minggu Pengamatan (Cm) Jumlah

Rata-Rata 1 2 3 4 5 6 7 8 A1 6 10 12 14 16 16 16 16 106 13,25 A2 6 9 11 14 15 14 15 15 99 12,37 A3 7 10 13 15 16 16 16 16 109 13,62 A4 5 7 9 10 12 10 11 12 76 9,5 A5 5 7 8 7 9 6 6 8 56 7 Jumlah 29 43 53 69 68 62 64 67 Rata-Rata 5,8 8,6 10,6 12 13,6 12,4 12,8 13,4

Tabel 8. Lilit Batang Tanaman Jagung pada Monokultur

Sampel Minggu Pengamatan (Cm) Jumlah

Rata-Rata 1 2 3 4 5 6 7 8 A1 3 3,7 5 7,7 9 8,5 9 9 54,9 6,8 A2 3 3,9 7,2 7,1 7,3 6,8 8 8 51,3 6,4 A3 4 4,6 6,5 7,7 8,3 8,6 9 9 57,7 7,2 A4 3 2,4 4 5 6 6,5 6,7 6,7 46,3 5,03 A5 3 2,2 3,2 7,3 4 3,5 3,8 3,8 30,8 3,85 Jumlah 16 16,8 25, 9 34,8 34,6 33, 9 36,5 36, 5 Rata-Rata 3,2 3,36 5,1 8 6,96 6,92 6,7 8 7,3 7,3

4.2 Pembahasan

4.2.1 Tumpang sari

Pada pengamatan tinggi tanaman jagung pada tumpang sari seperti yang terlihat pada tabel 1, terlihat perbandingan tinggi secara bertahap yaitu pada tanaman satu minggu pertama 27 cm, kedua 30,4 cm, ketiga 41,5 cm, keempat 58 cm, kelima 68 cm, keenam 74 cm dan ketujuh 82 cm, pada tanaman dua minggu pertama 26,3 cm, kedua 29,1 cm, ketiga 35 cm, keempat 69,9 cm, kelima 75,5 cm, keenam 78,5 cm dan ketujuh 100,5 cm, pada tanaman tiga minggu pertama 26 cm, kedua 29,4 cm, ketiga 32 cm, keempat 98 cm, kelima 106 cm, keenam 100,5 cm dan ketujuh 115,5 cm, pada tanaman empat minggu pertama 15,9 cm, kedua 20,8 cm, ketiga 33,5 cm, keempat 107,1 cm, kelima 111,5 cm, keenam 119,5 cm dan ketujuh 128,5 cm serta pada tanaman lima minggu pertama 31 cm, kedua 37 cm, ketiga 37 cm, keempat 124 cm, kelima 137 cm, keenam 177,5 cm dan ketujuh 187,5 cm.

Pada pengamatan tinggi tanaman jagung pada tumpang sari, tampak terlihat adanya perbandingan tinggi secara bertahap dengan baik yaitu pada tanaman satu peningkatan tinggi setiap hari tergolong baik yaitu tanpa adanya pengurangan maupun pertumbuhan yang tergolong lambat dan pada tanaman selanjutnya juga dapat digolongkan dalam pertumbuhan yang baik.

Tanama jagung tergolong mempunya peningkatan tinggi yang baik. Yaitu dengan rata-rata 3-4 cm perminggu. Namun tinggi tanaman jagung juga dapat betkurang sesuai dengan keadaan umurnya, dimana ujung tanaman (daun)telah menguning. Ada pula pengurangan tinggi tanaman disebabkan oleh OPT (Bahri, S. 2007).

Pada pengamatan jumlah daun tanaman jagung pada tumpang sari seperti yang terlihat pada tabel 2, terlihat perbandingan yaitu pada tanaman satu minggu pertama 5 cm, kedua 5 cm, ketiga 6 cm, keempat10 cm, kelima 8 cm, keenam 8 cm dan ketujuh 8 cm, pada tanaman dua minggu pertama 5 cm, kedua 5 cm, ketiga 6 cm, keempat 10 cm, kelima 10 cm, keenam 10 cm dan ketujuh 10 cm, pada tanaman tiga minggu pertama 5 cm, kedua 6 cm, ketiga 8 cm, keempat 12 cm, kelima 10 cm, keenam 10 cm dan ketujuh 10 cm, pada tanaman empat minggu pertama 4 cm, kedua 5 cm, ketiga 7 cm, keempat 15 cm, kelima 10 cm, keenam 10 cm dan ketujuh 10 cm serta pada tanaman lima minggu pertama 6 cm, kedua 6 cm, ketiga 6 cm, keempat 14 cm, kelima 14 cm, keenam 14 cm dan ketujuh 14 cm.

Pada pengamatan jumlah daun pada tanaman jagung pada tumpang sari, terlihat bertanbahnya jumlah daun yang cukup baik. Yaitu dari awal minggu pertama sampai minggu keempat jumlah daun terus meningkat namun pada minggu kelima terdapat penurunan dan jumlah daun tetap hingga pengamatan minggu terakhir. Hal ini dikarenakan daun tanaman jagung mengalami perontokan akibat adanya kekeringan sehingga daun tanaman jagung menguning sehingga rontok.

Daun jagung adalah daun sempurna dan berbentuk memanjang. Daun jagung dapat pula gugur atu berkurang akibat adanya usia maupun faktor-faktor lainya (Bahri, S. 2007).

Pada pengamatan lilit batang tanaman jagung pada tumpang sari seperti yang terlihat pada tabel 3, terlihat perbandingan yaitu pada tanaman satu minggu pertama 1,3 cm, kedua 1,8 cm,

ketiga 2,1 cm, keempat 4 cm, kelima 4 cm, keenam 4,4 cm dan ketujuh 4,7 cm, pada tanaman dua minggu pertama 1,3 cm, kedua 1,7 cm, ketiga 2,4 cm, keempat 4,2 cm, kelima 4,2 cm, keenam 5,8 cm dan ketujuh 6,2 cm, pada tanaman tiga minggu pertama 1,3 cm, kedua 1,9 cm, ketiga 2,8 cm, keempat 5,6 cm, kelima 5,4 cm, keenam 6,3 cm dan ketujuh 6,6 cm, pada tanaman empat minggu pertama 2 cm, kedua 2,9 cm, ketiga 4,5 cm, keempat 6,8 cm, kelima 4,3 cm, keenam 4,5 cm dan ketujuh 4,9 cm serta pada tanaman lima minggu pertama 2,4 cm, kedua 2,4 cm, ketiga 4,4 cm, keempat 7 cm, kelima 7 cm, keenam 8 cm dan ketujuh 11cm.

Pada pengamatan lilit batang tanaman jagung pada tumpang sari, terlihat bertambahnya ukuran lilit batang secara bertahap. Pada pengamatan minggu pertama hingga minggu keempat ukuran lilit batang naik hingga 2 cm, namun pada minggu kelima kenaikan tidak terlalu nampak dan pada minggu berikutnya kenaikan ukran lilit batang kembali normal. Namun pada tanaman empat pada minggu kelima terjadi penurunan lilit batang hingga 1,5 cm. Hai ini disebabkan oleh faktor cuaca seningga daun tanaman layu dan akan mempengaruhi ukuran lilit batang tanaman jagung.

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku sehinga saat daun jagung mengering, maka dapat mengurangi diameter batang (Bahri, S. 2007).

Pada pengamatan tinggi tanaman kacang hijau pada tumpang sari seperti yang terlihat pada tabel 4, terlihat perbandingan tinggi secara bertahap yaitu pada tanaman satu minggu pertama 13,5 cm, kedua 16 cm dan ketiga 23 cm, pada tanaman dua minggu pertama 14,2 cm, kedua 16 cm, ketiga 22 cm, pada tanaman tiga minggu pertama 12 cm, kedua 19,5 cm dan ketiga 30 cm, pada tanaman empat minggu pertama 14,4 cm, kedua 17,5 cm dan ketiga 22 cm serta pada tanaman lima minggu pertama 18 cm, kedua 19 cm, ketiga 27 cm.

Pada pengamatan tinggi tanaman kacang hijau pada tumpang sari, terlihat bertambahnya tinggi tanaman yang sangat baik. Dari minggu awal sampai minggu terakhir tinggi tanaman naik meningkat secara bertahap. Hal ini dikarenakan oleh tanaman kacang hijau terhalang tanaman jagung sehingga tanaman kacang hijau mencari cahaya yang cukup untuk melakukan proses fotosintesis.

Tinggi tanaman kacang hijau dapat terhalang oleh berbagai aspek seperti cahaya atau suhu, unsur hara mineral dan air maupun OPT yaang menyerang. Kacang hijau dapat tumbuh dengan baik jika prosesfotosintesis berjalan lancar yakni tanaman tidak terhalang oleh tanaman lain dalam penyerapan sinar matahari (Atman, 2007).

Pada pengamatan jumlah daun kacang hijau pada tumpang sari seperti yang terlihat pada tabel 5, terlihat perbandingan tinggi secara bertahap yaitu pada tanaman satu minggu pertama 3 cm, kedua 8 cm dan ketiga 11 cm, pada tanaman dua minggu pertama 2 cm, kedua 3 cm, ketiga 11 cm, pada tanaman tiga minggu pertama 2 cm, kedua 8 cm dan ketiga 11 cm, pada tanaman

empat minggu pertama 5 cm, kedua 8 cm dan ketiga 11 cm serta pada tanaman lima minggu pertama 5 cm, kedua 8 cm, ketiga 11 cm.

Pada pengamatan jumlah daun kacang hijau pada tumpang sari, terlihat bertambah jumlah daun yang sangat tinggi. Tnggi tanaman dari minggu pertama menujukan peningkatan hingga minggu ketiga, namun pada tanaman dua peningkatan tertinggi hanya terdapat pada minggu ketiga.

Kacang hijau mempunyai helaian daun yang kecil. Daun ini dapat gugur ketika telah mencapai usia yang tidak produktif atau daun telah menguning oleh usia, selain itu daun juga dapat rontok akibat adanya suhu yang ekstrim (Atman, 2007).

Pada pola tanama tumpang sari, kami melakukan penanaman dengan jarak jagung 20 X 100 cm sedangkan kacang hijau berada diantara tanaman jagung yaitu 20 X 20 cm. Hal ini bertujuan agar tanaman kacang hijau tidak mengalami perebutan unsurhara dengan tanaman jagung serta kekurangan asupan cahaya maahari.

Lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam 2-3 cm, dengan jarak antar barisan tanaman 200 cm, sedangkan jarak dalam barisan adalah 40 cm. Kebutuhan benih jagung setiap hektar lahan dengan pola tumpangsari adalah 15 kg (2 benih tiap lubang tanam), sehingga populasi tanaman jagung dalam 1 ha lahan adalah 25.000 batang (Atman, 2007).

Pada tahap pemupukan kami menggunakan pupuk NPK pada minggu ketiga dengan jarak 20 cm pertanaman. Hal ini ditujukan agar tanaman dapat menyerap pupuk yang diberikan dengan baik.

Pemupukan dilakukan dua kali yaitu pada saat tanam dan pada saat tanaman telah berumur 1 bulan. Dosis pupuk untuk jagung adalah 120 kg Urea, 65 kg SP- 36 dan 50 kg KCL. Dosis pupuk untuk kacang tanah adalah 40 kg Urea, 80 kg SP-36 yang masing-masing diberikan dalam dua kali pemupukan. Pemupukan pertama pada jagung adalah 80 kg Urea, 65 kg SP-36 dan 50 kg KCl, satu bulan kemudian ditambahkan pupuk susulan yaitu Urea sebanyak 40 kg. Pemupukan pertama pada kacang tanah adalah: 20 kg Urea, 80 kg SP-36 dan 40 kg KCL, selang satu bulan ditambahkan pupuk susulan yaitu 20 kg Urea. Cara pemupukan yaitu semua pupuk yang akan diberikan dicampur jadi satu, kemudian dibuat larikan dekat barisan tanaman (sekitar 5 cm dari barisan tanaman dengan kedalaman antara 5-7 cm), pupuk ditabur sepanjang larikan kemudian ditutup kembali dengan tanah (Novizan, A. 2003).

4.2.2 Monokultur

Pada pengamatan tinggi tanaman jagung pada monokultur seperti yang terlihat pada tabel 6, terlihat perbandingan tinggi secara bertahap yaitu pada tanaman satu minggu pertama 26 cm, kedua 67 cm, ketiga 80 cm, keempat 90 cm, kelima 129,9 cm, keenam 145,5 cm, ketujuh 146 cm dan kedelapan 150 cm, pada tanaman dua minggu pertama 33 cm, kedua 65 cm, ketiga 83 cm, keempat 102 cm, kelima 123 cm, keenam 135,5 cm, ketujuh 155 cm dan kedelapan 166 cm, pada tanaman tiga minggu pertama 40 cm, kedua 67,5 cm, ketiga 99 cm, keempat 128,4 cm, kelima 149 cm, keenam 160,6 cm, ketujuh 180 cm dan kedelapan 189 cm, pada tanaman empat minggu pertama 22 cm, kedua 42 cm, ketiga 65 cm, keempat 72 cm, kelima 99,5 cm, keenam 105,5 cm, ketujuh 107 cm dan kedelapan 123 cm serta pada tanaman lima minggu pertama 25 cm, kedua 46 cm, ketiga 60 cm, keempat 70,5 cm, kelima 98 cm, keenam 97,5 cm ketujuh 77 cm dan kedelapan 84,2 cm.

Pada pengamatan tinggi tanaman jagung pada monokultur, terlihat penaikan tinggi secara bertahap yaitu pada tanaman satu sampai empat mengalami penaikan yang cukup baik sedangka pada tanaman lima mengalami penurunan pada minggu keenam sampai tujuh. Hal ini dikarenakan adanya hama penggerek daun dan hama belalang yang memakan daun tanaman jagung sehingga akan mengurangi tinggi tanaman.

Tanama jagung tergolong mempunya peningkatan tinggi yang baik. Yaitu dengan rata-rata 3-4 cm perminggu. Namun tinggi tanaman jagung juga dapat betkurang sesuai dengan keadaan umurnya, dimana ujung tanaman (daun) telah menguning. Ada pula pengurangan tinggi tanaman disebabkan oleh OPT (Bahri, S. 2007).

Pada pengamatan jumlah daun jagung pada monokultur seperti yang terlihat pada tabel 7, terlihat perbandingan yaitu pada tanaman satu minggu pertama 6 cm, kedua 10 cm, ketiga 12 cm, keempat 14 cm, kelima 16 cm, keenam 16 cm, ketujuh 16 cm dan kedelapan 16 cm, pada tanaman dua minggu pertama 6 cm, kedua 9 cm, ketiga 11 cm, keempat 14 cm, kelima 15 cm, keenam 14 cm, ketujuh 15 cm dan kedelapan 15 cm, pada tanaman tiga minggu pertama 7 cm, kedua 10 cm, ketiga 13 cm, keempat 15 cm, kelima 16 cm, keenam 16 cm, ketujuh 16 cm dan kedelapan 16 cm, pada tanaman empat minggu pertama 5 cm, kedua 7 cm, ketiga 9 cm, keempat 10 cm, kelima 12 cm, keenam 10 cm, ketujuh 11 cm dan kedelapan 12 cm serta pada tanaman lima minggu pertama 5 cm, kedua 7 cm, ketiga 8 cm, keempat 7 cm, kelima 9 cm, keenam 6 cm ketujuh 6 cm dan kedelapan 8 cm.

Pada pengamatan jumlah daun pada tanaman kacang hijau pada monokultur, terlihat bertanbahnya jumlah daun yang cukup baik, namun pada tanaman dua, empat dan lima mengalami pengurangan pada minggu keempat dan keenam. Hal ini dikarenakan oleh faktor cuaca dan hama sehingga daun tanaman berlubang dan layu mengering.

Daun jagung adalah daun sempurna dan berbentuk memanjang. Daun jagung dapat pula gugur atu berkurang akibat adanya usia maupun faktor-faktor lainya (Bahri, S. 2007).

Pada pengamatan lilit batang jagung pada monokultur seperti yang terlihat pada tabel 8, terlihat perbandingan yaitu pada tanaman satu minggu pertama 3 cm, kedua 3,7 cm, ketiga 5 cm, keempat 7,7 cm, kelima 9 cm, keenam 8,5 cm, ketujuh 9 cm dan kedelapan 9 cm, pada tanaman

dua minggu pertama 3 cm, kedua 3,9 cm, ketiga 7,2 cm, keempat 7,1 cm, kelima 7,3 cm, keenam 6,8 cm, ketujuh 8 cm dan kedelapan 8 cm, pada tanaman tiga minggu pertama 4 cm, kedua 4,6 cm, ketiga 6,5 cm, keempat 7,7 cm, kelima 8,3 cm, keenam 8,6 cm, ketujuh 9 cm dan kedelapan 9 cm, pada tanaman empat minggu pertama 3 cm, kedua 2,4 cm, ketiga 4 cm, keempat 5 cm, kelima 6 cm, keenam 6,5 cm, ketujuh 6,7 cm dan kedelapan 6,7 cm serta pada tanaman lima minggu pertama 3 cm, kedua 2,2 cm, ketiga 3,2 cm, keempat 7,3 cm, kelima 4 cm, keenam 3,5 cm ketujuh 3,8 cm dan kedelapan 3,8 cm.

Pada pengamatan lilit batang jagung pada monokultur, terlihat peningkatan yang tinggi namun terdapat pengurangan pula. Pada tanaman satu, dua dan tiga mengalami peningkatan yang baik, tetapi pada tanaman empat mengalami penurunan pada minggu kedua dan seterusnya mengalami peningkatan sedangkan pada tanaman lima mengalami penurunan pada minggu kedua dan mengalami penaikan sampai minggu keempat namun minggu berikutnya kembali mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan oleh faktor cuaca dan hama yang menyebabkan daun tanaman mengering sehingga dapat mengurangi besarnya lilit batang.

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku sehinga saat daun jagung mengering, maka dapat mengurangi diameter batang (Bahri, S. 2007).

Pada pola tanam monokultur, kami melakukan penanaman jagung dengan jarak 20 X 80 cm. Hal ini bertujuan agar tanaman jagung mengalami perebutan unsur hara mikro maupun makro serta kekurangan asupan cahaya maahari.

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR – DASAR AGRONOMI “APLIKASI DOSIS

Dalam dokumen CONTOH LAPORAN PRATIKUM ILMU PERTANIAN (Halaman 23-40)

Dokumen terkait