• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.6. Tumpang Tindih Relung Makanan Ikan Swanggi

Tumpang tindih relung makanan adalah penggunaan bersama atas seluruh sumberdaya makanan oleh dua spesies atau lebih (Colwell dan Futuyama 1971). Dengan kata lain, tumpang tindih makanan adalah daerah luas relung yang dihuni oleh dua penghuni relung atau lebih. Penyeleksian makanan yang dikonsumsi dapat terjadi jika beberapa tipe mangsa hadir secara bersamaan dan adanya satu individu yang diperebutkan oleh banyak pemangsa.

35

4.6.1. Tumpang Tindih Relung Makanan Ikan Swanggi berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan Tabel 10, nilai tumpang tindih relung makanan antara ikan swanggi jantan dan betina sebesar 0,9923. Nilai tumpang tindih yang tinggi dan berkisar satu ini menggambarkan bahwa antara ikan swanggi jantan dan betina mempunyai persaingan yang besar dalam mendapatkan makanan. Hal ini diduga antara ikan swanggi jantan dan betina memiliki kesukaan terhadap makanan yang sama pula, ketersediaan makanan yang sama, dapat juga terjadi akibat daerah penyebaran yang berdekatan sehingga dapat terjadi pemangsaan organisme yang sama.

Tabel 10. Tumpang tindih relung makanan ikan berdasarkan waktu pengamatan. Jenis

Kelamin Jantan Betina

Jantan 1 0,9906

Betina 1

4.6.2. Tumpang Tindih Relung Makanan Ikan Swanggi berdasarkan Waktu Pengamatan

Pada Tabel 11 dapat dilihat nilai tumpang tindih relung makanan ikan swanggi berdasarkan waktu pengamatannya. Nilai tumpang tindih relung makanan tertinggi terjadi antara bulan Maret dengan Juli yaitu sebesar 0,9803. Nilai tumpang tindih relung makanan yang tinggi dan berkisar satu juga terjadi antara bulan Agustus dengan Oktober yaitu sebesar 0,9780, bulan April dengan Juli yaitu sebesar 0,9722. Nilai tumpang tindih yang tinggi dan berkisar satu ini menggambarkan bahwa pada kedua bulan yang dibandingkan tersebut mempunyai jenis makanan yang sama. Hal ini disebabkan ikan yang ditangkap pada bulan Maret, April, dan Juli memiliki proporsi Tingkat Kematangan Gonad (TKG) I dan II yang tinggi sehingga memiliki makanan yang relatif sama. Sama halnya pada bulan agustus dengan bulan Oktober yang memiliki proporsi ikan dengan TKG I yang dominan (Ballerena 2012).

36

Besarnya nilai tumpang tindih relung makanan berindikasi terjadinya kompetisi. Nilai tumpang tinggi yang tinggi bisa diakibatkan oleh kelimpahan jenis organisme yang dominan diperairan (Colwell dan Futuyama 1971). Sebaliknya, bila nilai tumpang tindih yang diperoleh kecil maka jenis makanan yang dimakan cenderung berbeda antara kedua waktu yang dibandingkan. Hal ini terjadi antara bulan Mei dengan Agustus yang memiliki nilai tumpang tindih terendah yaitu sebesar 0,5799 dan bulan Mei dengan Oktober yaitu sebesar 0,6995. Nilai tersebut menunjukkan bahwa jenis makanan yang dikonsumsi pada kedua waktu yang dibandingkan tersebut cenderung berbeda sehingga kemungkinan pada karakteristik dan ketersediaan makanan pada waktu tersebut cenderung berbeda. Hal ini disebabkan pada bulan Mei memliki panjang rata-rata ikan swanggi yang besar dan memiliki TKG yang lebih tinggi yaitu TKG III sedangkan pada bulan Agustus dan Oktober memiliki panjang rata-rata yang kecil dan TKG I yang dominan sehingga memiliki makanan yang relatif berbeda (Ballerena 2012).

Tabel 11. Tumpang tindih relung makanan berdasarkan waktu pengamatan.

Bulan Maret April Mei Juli Agustus September Oktober Maret 1 0,9518 0,8849 0,9803 0,8625 0,9602 0,9343 April 1 0,7713 0,9722 0,9073 0,9175 0,9328 Mei 1 0,8360 0,5799 0,9067 0,6995 Juli 1 0,9028 0,9166 0,9565 Agustus 1 0,7627 0,9780 September 1 0,8301 Oktober 1

Pada Tabel 12 dapat dilihat nilai tumpang tindih relung makanan ikan swanggi jantan berdasarkan waktu pengamatannya. Nilai tumpang tindih relung makanan ikan jantan tertinggi terjadi antara bulan Maret dengan Oktober yaitu sebesar 0,9871. Nilai tumpang tindih relung makanan yang tinggi dan berkisar satu juga terjadi antara bulan April dengan Juli dan bulan Juli dengan Oktober yaitu sebesar 0,9558. Hal ini disebabkan pada bulan Maret memiliki TKG I dan II yang tinggi sedangkan pada bulan April dan Oktober merupakan ikan dengan TKG I yang dominan sehingga diduga pada kedua bulan tersebut terdapat ikan jantan yang memiliki

37

makanan yang relatif sama. Sebaliknya, nilai tumpang tindih yang diperoleh kecil maka jenis makanan yang dimakan cenderung berbeda antara kedua waktu yang dibandingkan. Hal ini terjadi antara bulan Mei dengan Agustus yaitu sebesar 0,5343. Hal ini disebabkan pada bulan Mei memliki panjang rata-rata ikan swanggi yang besar dan memiliki TKG sedangkan pada bulan Agustus memiliki panjang rata-rata yang lebih kecil.

Pada Tabel 13 dapat dilihat nilai tumpang tindih relung makanan ikan swanggi betina berdasarkan waktu pengamatannya. Nilai tumpang tindih relung makanan ikan betina tertinggi terjadi antara bulan Agustus dengan Oktober yaitu sebesar 0,9942. Nilai tumpang tindih relung makanan yang tinggi dan berkisar satu juga terjadi antara bulan Juli dengan Oktober yaitu sebesar 0,9893, Juli dengan Agustus yaitu sebesar 0,9827, dan bulan April dengan Agustus yaitu sebesar 0,9853. Hal ini disebabkan ikan jantan pada bulan Juli, Agustus, dan Oktober memiliki TKG I yang dominan sedangkan ikan jantan pada bulan memiliki TKG I dan II yang tinggi sehingga memiliki makanan yang relatif sama. Sebaliknya, bila nilai tumpang tindih yang diperoleh kecil maka jenis makanan yang dimakan cenderung berbeda antara kedua waktu yang dibandingkan yaitu yang terjadi antara bulan April dengan September dengan nilai 0,5776. Hal ini disebabkan ikan betina pada bulan April memiliki panjang rata-rata yang lebih rendah dan memiliki TKG yang lebih rendah dari bulan September yang merupakan puncak pemijahan ikan swanggi (Ballerena 2012).

Tabel 12. Tumpang tindih relung makanan ikan jantan berdasarkan waktu pengamatan.

Bulan Maret April Mei Juli Agustus September Oktober Maret 1 0,9271 0,8208 0,9461 0,8308 0,9304 0,9871 April 1 0,8654 0,9558 0,7136 0,9408 0,9017 Mei 1 0,8842 0,5343 0,8713 0,8152 Juli 1 0,7765 0,9190 0,9558 Agustus 1 0,7636 0,8628 September 1 0,9119 Oktober 1

38

Tabel 13. Tumpang tindih relung makanan ikan betina berdasarkan waktu pengamatan.

Bulan Maret April Mei Juli Agustus September Oktober Maret 1 0,8341 0,9132 0,9245 0,8803 0,9012 0,9015 April 1 0,6481 0,9463 0,9519 0,5776 0,9342 Mei 1 0,7312 0,6622 0,9488 0,6961 Juli 1 0,9827 0,6964 0,9893 Agustus 1 0,6237 0,9942 September 1 0,6593 Oktober 1

4.6.3. Tumpang Tindih Relung Makanan berdasarkan Selang Kelas Ukuran Panjang

Tabel 14 menunjukkan nilai tumpang tindih relung makanan ikan swanggi berdasarkan selang kelas ukuran panjang. Nilai tumpang tindih relung makanan antara ikan kelompok ukuran 105-196 mm dengan ikan kelompok ukuran 197-288 mm yaitu sebesar 0,8748. Hal ini diduga bahwa ikan swanggi hidup secara berkelompok sehingga pada kelompok ukuran tersebut, memiliki jenis makanan yang dikonsumsi relatif sama sehingga memungkinkan terjadi persaingan yang besar antara kedua kelompok ukuran tersebut. Hal ini juga sesuai dengan penyataan Starnes (1984) yang menyatakan bahwa ikan famili Priacanthidae hidup secara soliter atau kelompok kecil tetapi beberapa spesies membentuk kelompok besar.

Tabel 14. Tumpang tindih relung makanan berdasarkan selang kelas ukuran panjang. SK (mm) 105-196 197-288

105-196 1 0,8748

197-288 1

Tabel 15 menunjukkan nilai tumpang tindih relung makanan ikan swanggi jantan berdasarkan selang kelas ukuran panjang. Nilai tumpang tindih relung makanan ikan jantan kelompok ukuran 105-196 mm dengan ikan kelompok ukuran 197-288 mm yaitu sebesar 0,8659. Hal ini diduga bahwa ikan jantan hidup secara berkelompok sehingga pada kelompok ukuran tersebut, memiliki jenis makanan

39

yang dikonsumsi relatif sama sehingga memungkinkan terjadi persaingan yang besar antara kedua kelompok ukuran tersebut. Hal ini juga sesuai dengan penyataan Starnes (1984) yang menyatakan bahwa ikan famili Priacanthidae hidup secara soliter atau kelompok kecil tetapi beberapa spesies membentuk kelompok besar.

Tabel 16 menunjukkan nilai tumpang tindih relung makanan ikan swanggi jantan berdasarkan selang kelas ukuran panjang. Nilai tumpang tindih relung makanan ikan betina yaitu antara ikan kelompok ukuran 105-196 mm dengan ikan kelompok ukuran 197-288 mm yaitu sebesar 0,7873. Sama halnya dengan ikan jantan, nilai ini menunjukkan bahwa ikan betina hidup secara berkelompok sehingga pada kelompok ukuran tersebut, memiliki jenis makanan yang dikonsumsi relatif sama.

Tabel 15. Tumpang tindih relung makanan ikan jantan berdasarkan selang kelas ukuran panjang.

SK (mm) 105-196 197-288

105-196 1 0,8659

197-288 1

Tabel 16. Tumpang tindih relung makanan ikan betina berdasarkan selang kelas ukuran panjang.

SK (mm) 105-196 197-288

105-196 1 0,7873

197-288 1

Dokumen terkait