• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : URAIAN TEORITIS

B. Tunjangan

1. Pengertian Tunjangan

Tunjangan merupakan kompensasi tidak langsung yang diberikan kepada seorang karyawan atau kelompok karyawan sebagai bagian dari

untuk bekerja kepada pemberi kerja yang mana, akan tetap tinggal atau meninggalkan pekerjaan, dan kapan mereka akan pensiun ( Robert L. Mathis – John H. Jackson).

Menurut Arep dan Tanjung (2003) tunjangan adalah pemberian keuntungan atau manfaat lainnya bagi para pekerja diluar gaji atau upah tetap, dapat berupa uang ataupun barang. Pemberian tambahan gaji diluar gaji pokok tersebut dapat berupa insentif. Insentif dapat dijadikan sebagai sarana motivasi yang mendorong para pegawai untuk bekerja dengan kemampuan yang optimal, yang dimaksudkan sebagai pendapatan ekstra diluar gaji atau upah yang telah ditentukan.

Pemberian insentif dimaksudkan agar dapat memenuhi kebutuhan para pegawai dan keluarga mereka. Istilah sistem insentif pada umumnya digunakan untuk menggambarkan rencana – rencana pembayaran upah yang dikaitkan secara langsung atau tidak langsung dengan berbagai standar kinerja pegawai atau profitabilitas organisasi. Insentif dapat dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai kepada pegawai yang prestasinya melebihi standar yang telah ditetapkan. Insentif merupakan suatu faktor pendorong bagi pegawai untuk bekerja lebih baik agar kinerja pegawai dapat meningkat.

Menurut Hasibuan (2005), mengemukakan insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi standar. Insentif ini merupakan alat yang dipergunakan sebagai pendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi. Insentif mempunyai

kecenderungan untuk merangsang suatu kegiatan produksi karyawan ( Sirait, 2006). Semakin tinggi prestasi kerjanya, maka semakin besar pula

insentif yang diterima.

Insentif adalah perangsang yang ditawarkan kepada para karyawan untuk melaksanakan kerja sesuai atau lebih tinggi dari standar – standar yang telah ditetapkan ( Handoko, 2002 ). Rangsangan yang diberikan dengan maksud untuk dapat meningkatkan produktivitas karyawan dan mempertahankan karyawan yang berprestasi untuk tetap berada dalam perusahaan.

Penulis dapat menarik kesimpulan berdasarkan pendapat – pendapat para ahli bahwa insentif adalah alat yang digunakan untuk memotivasi karyawan agar bekerja dengan baik sehingga mencapai tingkat kinerja yang tinggi. Pemberian insentif pada prinsipnya adalah menguntungkan kedua belah pihak, yaitu pihak karyawan dan perusahaan. Perusahaan mengharapkan adanya gairah atau semangat yang timbul dalam diri karyawan yang mendorong karyawan untuk bekerja dengan lebih optimal agar tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat terpenuhi, sedangkan bagi karyawan adalah sebagai salah satu alat pemuas keutuhannya.

Insentif yang memadai akan mendorong semangat dan gairah kerja karyawan, sehingga karyawan akan terus menjaga dan meningkatkan hasil kerjanya dan pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan sendiri dalam mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan, sehingga perusahaan dan

karyawan diharapkan lebih solid dalam membangun kebersamaan menuju kemajuan perusahaan.

Sirait (2006) mengenal ada tiga jenis Insentif yaitu: a. Financial Incentive

Pemberian insentif yang bersifat keuangan yang meliputi upah atau gaji yang pantas dan juga kemungkinan untuk memperoleh bagian dari keuangan yang diperoleh perusahaan. Bentuk dari insentif keuangan adalah bonus dan komisi yang dihitung berdasarkan produktivitas atau penjualan yang melebihi standard.

b. Non Financial Incentive

Pendidikan dan hiburan, liburan /hiburan, terjaminnya tempat kerja, dan terjaminnya komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan merupakan insentif yang tidak bersifat keuangan.

c. Social Incentive

Insentif sosial adalah insentif yang berupa rangsangan yang berbentuk sikap dan tingkah laku yang diberikan oleh anggota kelompok, cenderung pada keadaan dan sikap dari para rekan kerja. 2. Tujuan Pemberian Tunjangan

Menurut Hariandja (2002) pemberian tunjangan yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk membantu pegawai memenuhi kebutuhannya di luar kebutuhan rasa adil, kebutuhan fisik dalam upaya meningkatkan

komitmen pegawai kepada organisasi, meningkatkan produktivitas, mengurangi perputaran kerja, dan mengurangi gangguan unjuk rasa sebagai faktor yang sangat penting dalam usaha meningkatkan efektivitas organisasi.

3. Pedoman Pemberian Tunjangan

Pedoman yang dapat dipakai bertitik tolak dari asumsi bahwa pegawai bukan sekedar faktor produksi, tetapi juga merupakan asset. Oleh karena itu, pegawai harus dilihat sebagai manusia yang utuh. Pegawai sebagai manusia memiliki berbagai macam kebutuhan yang kompleks. Abraham Maslow mengatakan bahwa kebutuhan itu dapat berupa kebutuhan fisik, rasa aman, sosial, pengakuan, dan aktualisasi diri.

Kebutuhan fisik misalnya makan, minum, istrirahat, dan pakaian. Untuk itu, uang makan atau penyediaan tempat makan menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan. Istirahat dalam waktu kerja, cuti, dan meninggalkan pekerjaan karena keadaan yang tidak bisa dihindari seperti sakit juga harus diperhitungkan dalam penggajian.

Kebutuhan rasa aman misalnya, kebutuhan rasa aman bila mana sewaktu – waktu berhenti bekerja dengan alasan yang tidak terhindarkan seperti, sakit, pemutusan hubungan kerja, pensiun atau kecelakaan mebuat perusahaan mengikutertakan pegawai dalam program – program pensiun, asuransi tenaga kerja, menciptakan lingkungan kerja yang aman, dan program pemeliharaan keamanan.

Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan berinteraksi dengan orang lain yang sering kali tidak terpenuhi akibat kesibukan kerja dalam suatu struktur yang sangat formal. Dalam waktu – waktu tertentu dimana pegawai merayakan peristiwa – peristiwa keagamaan yang membutuhkan biaya tambahan seperti Hari Raya Idul Fitri untuk umat Islam, Hari Natal untuk umat Kristiani, hari raya Imlek untuk warga keturunan Cina, dan lain – lain menghendaki perusahaan memberikan gaji ekstra yang kita kenal dengan Tunjangan Hari Raya ( THR ).

Kebutuhan Pengakuan yaitu pengakuan terhadap prestasi dan status seseorang. Perusahaan dapat meminjamkan asset yang dimiliki perusahaan, atau menyediakan berbagai fasilitas seperti fasilitas rumah. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengembangkan diri dengan program – program pendidikan, latihan, dan sejenisnya.

Agar tujuan – tujuan dari pelaksanaan program tunjangan dapat dicapai maka dalam pelaksanaannya diperlukan ada pegangan yaitu:

1. Bisa memuaskan kebutuhan karyawan yang sebenarnya.

2. Dibatasi pada kegiatan – kegiatan yang lebih efektif dijalankan secara kelompok daripada secara individu.

3. Menggunakan dasar yang seluas mungkin.

4. Biaya tunjangan hendaknya bisa dihitung, dan besarnya ditentukan secara jelas untuk dasar pembelanjaannya.

Dokumen terkait