• Tidak ada hasil yang ditemukan

U MPAN B ALIK

Dalam dokumen 234501011 modul kup dtsd pajak pdf (Halaman 57-64)

Setelah saudara membaca dan mempelajari Modul ini serta mengerjakan soal-soal latihan yang ada. Maka bersama ini kami berikan umpan balik sebagai rujukan jawaban soal yang diberikan. Apabila jawaban saudara telah baik (80%) benar maka saudara dapat meneruskan pembelajaran yang ada.

Umpan Balik I

1. Setiap profesional dalam bidang tugasnya selalu mengenal terminologi pemeriksaan, yang dengan sendirinya masing-masing berbeda di dalam pengertiannya. Yang membedakan pengertian pemeriksaan untuk masing- masing profesional antara lain adalah:

a. Tujuan dilakukan pemeriksaan, sekalipun masing-masing profesional

tersebut sama-sama melakukan pemeriksaan, misalnya dokter, hakim, jaksa, kepolisian, pengacara, dan lain-lainnya namun dipastikan tujuan pemeriksaan adalah berbeda sekalipun mungkin obyek yang diperiksa adalah sama. Seorang akuntan (baik akuntan publik maupun akuntan intern) dan juga Pemeriksa Pajak sama-sama memeriksa Laporan Keuangan yang sama namun tujuannya adalah berbeda. Akuntan Publik menilai kewajaran Laporan Keuangan sedangkan akuntan intern menilai sistem yang telah diterapkan, dan Pemeriksa Pajak menilai kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan yang tersurat maupun yang tersirat dari Laporan Keuangan tersebut serta mencari kemungkinan terjadinya tax fraude

b. Subyek yang diperiksa adalah berbeda, kepolisian dan dokter yang

diperiksa adalah manusianya sekalipun tujuannya adalah berbeda, sedang- kan pemeriksaan pajak subyek yang diperiksa bukan merupakan hal yang penting.

Dgm 45

Produk dalam Pemeriksaan Pajak

Dalam pemeriksaan pajak subyek baru menjadi hal yang penting manakala ada dugaan perbuatan tindak pidana dibidang perpajakan

c. Obyek yang diperiksa, sekalipun mungkin obyek yang diperiksa sama

namun pendekatan didalam pemeriksaan tetap berbeda;

d. dasar hukum pemeriksaan, sebagai dasar hukum pemeriksaan adalah

tergantung dari tugas yang mendasar para profesional tersebut bekerja;

e. tata cara pemeriksaan, masing-masing prfesional akan menerapkan tata cara

pemeriksaan sejalan dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan serta disiplin ilmu yang ditekuninya;

f. produk hasil pemeriksaan, masing-masing berbeda sejalan dengan tujuan

dari pemeriksaan yang dilaksanakan oleh masing-masing profesional;

jumlah nilai soal nomor 1 adalah masing-masing 2,5 atau total 15.

2. Kegiatan pemeriksaan pajak dalam rangka menghimpun dan mengolah data antara lain adalah mengevaluasi data, menganalisa, mentrasir kebenaran angka- angka, menguji kebenaran pisik, menjustifikasi atau membuat keputusan, merekonsiliasi dengan data lain, mengecek, memverikikasi data terebut, vaouching atau mengecek kebenaran pisik (keaslian data) dan keabsahan suatu data atau dokumen; (nilai -10)

3. Pengertian kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan pada dasarnya menyangkut dua aspek pemenuhan kewajiban yaitu:

a. pemenuhan kewajiban material, yaitu melaksanakan perhitungan jumlah pajak yang terutang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan; dan nilai 5

b. pemenuhan kewajiban formal, yaitu penuhan didalam pelaksanaan pembayaran atau penyetoran, dan pelaporannya; nilai 5

Total nilai soal nomor 3 adalah 10

4. Muatan yang terkandung dalam Pasal 28 ayat (7) KUP cukup membingungkan disamping suatu bentuk pengaturan yang berlebihan yang kemungkinan dapat menimbulkan kesewenang-wenangan. Membingungkan terlihat dari redaksi

“….sekurang-kurangnya….,” padahal yang dimaksud dengan pembukuan

Dgm 46

Produk dalam Pemeriksaan Pajak

adalah memang sebagaimana diatur disitu yaitu sedemikian rupa sehingga dapat diketahui jumlah harta dan kewajiban serta modal (nilai 5). Kemudian berlebihan

karena tidak semua rumah tangga perusahaan membutuhkan “Buku Pembelian” dan “Buku Penjualan” (nilai 5) misalnya usaha-usaha yang bergerak

dibidang jasa (nilai 5). Pengaturan yang berlebihan ini dapat merugikan Wajib

Pajak manakala pemeriksa pajak berjiwa robot dengan pengetahuan pembukuan yang hanya seadanya, sekalipun tidak ada disebutkan dengan jelas kata “Buku”;

(jumlah nilai 15)

5. Pertanyaan ini cukup konyol, sebab bagaimana mungkin pemeriksaan pajak dilaksanakan oleh orang yang tidak tahu undang-undang pajak, sedangkan pemeriksa pajak didalam pemeriksaan adalah dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, jadi suatu hal yang tidak mugkin (nilai 5). Kemungkinan hanya terjadi apabila “orang dimaksud” berkedudukan sebagai tenaga ahli, bukan sebagai pemeriksa pajak (nilai 5). Jumlah nilai 10

Jumlah nilai soal latihan adalah 60 equivalent dengan 100.

Umpan Balik II

Setelah saudara membaca dan mempelajari bagian “Dasar Hukum Pemeriksaan” maka saudara diminta untuk mengerjakan soal-soal latihan. Dan berikut ini adalah umpan balik yang kami berikan. Apabila jawaban saudara banyak benarnya atau 80% (delan puluh persen) benar, maka saudara dapat melanjutnya ke bagian selanjutya. Namun apabila kurang kami sarankan untuk mengulang kembali.

1. Pengertian wewenang adalah suatu pelaksanaan tugas yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab (nilai 5), sejalan dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang mendasarinya (nilai 5) -total nilai 10;

2. Logika umum dalam perpajakan yang menganut self assessment, khususnya untuk pajak penghasilan tidak mungkin terjadi lebih bayar (nilai 5), karena rumah tangga perusahaan pasti memperhitungkan arus dana likuiditasnya dengan baik (nilai 5). Adapun terjadinya lebih bayar karena adanya ketentuan

Dgm 47

Produk dalam Pemeriksaan Pajak

yang menyimpang dari pengertian self assessment yaitu withholding tax atau

pemotongan dan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga (nilai 5). Dalam

kasus-kasus khusus self assessment mungkin saja terjadi lebih bayar dalam hal:

a. kondisi force mayeur diakhir tahun yang tidak sempat dilakukan perubahan pembayaran pajak dalam Masa Pajak, misalnya akibat kurs mata uang asing yang membebani perusahaan (5); atau

b. mekanisme hukum yang tidak jalan, misalnya kemungkinan lebih bayar yang terjadi yang diantisipasi oleh Wajib Pajak dengan baik, tidak mendapat tanggapan dengan baik oleh Direktur Jenderal Pajak (5).

Oleh karena pemeriksaan Surat Pemberitahuan Lebih Bayar seharusnya dititik beratkan kepada dua kemugkinan kejadian tersebut dimuka guna perbaikan sistem pelayanan dibidang perpajakan (nilai 5). - Soal Nomor 2 ini nilai 30.

3. Demikian pula dalam kasus Pajak Pertambahan Nilai yang obyeknya pertambahan nilai arus barang kena pajak atau jasa kena pajak logikanya dalam

kondisi normal tidak akan terjadi kelebihan pembayaran pajak (PK< PM),

kecuali terjadi tarip pajak dalam penyerahan dikenakan 0% (nol persen) misalnya ekspor (nilai 5). Dalam kasus ekspor maka pemeriksaan ditujukan kepada:

a. Bukti Pemberitahuan Ekspor (PEB) dan dokumen-dokumen pendukung nya dan dilakukan konfirmasi dengan R/C penerimaan ekspor (nilai 5); b. Buku perolehan dan buku penyerahan yang dikonfirmasikan dengan Bk.

Pembelian dan Bk. Penjualan baik ekspor maupun dalam negeri, serta dengan pihak yang melakukan penyerahan- Faktur PM (nilai 5);

c. Dokumen-dokumen pemesanan dari pihak importir di Luar Negeri dan atau surat-surat penawaran yang terjadi serta persyaratan ekspor impor khususnya yang menyangkut pembayaran ( nilai 5); Jumlah nilai 20

4. Pasal 31 KUP yang diserahkan pengaturannya lebih lanjut oleh undang-undang kepada Menteri Keuangan adalah menyangkut tentang “tata cara pemeriksaan” artinya (nilai 5), menyangkut tentang tehnik pemeriksaan dan juga prosedure pemeriksaan agar terlaksanakan keseragaman, ketertiban, dan kesatuan tindakan

Dgm 48

Produk dalam Pemeriksaan Pajak

didalam pelaksanaan pemeriksaan pajak (nilai 5). Sedangkan pengaturan selama ini melalui Keputusan Menteri Keuangan hanyalah menyangkut peristilahan umum, tujuan pemeriksaan, ruanglingkup dan jangka waktu pemeriksaa, norma dan pedoman pemeriksaan serta jenis-jeis pemeriksaan, serta hak dan kewajiban pemeriksa dan yang diperiksa dan sama sekali tidak diatur tentang tehnik dan prosedure pemeriksaan (nilai 15). Jumlah nilai 25

5. Dalam batang tubuh undang-undang sama sekali tidak ada satu ayatpun yang mengatur hak-hak Wajib Pajak (nilai 5). Disini undang-undang pajak seolah-olah menempatkan kedudukan Wajib Pajak adalah sebagai obyek pemungutan belaka

(nilai 5), tidak nampak pengertian bahwa pelaksanaan kewajiban perpajkan

adalah sebagai kewajiban kenegaraan (nilai 5).Jumlah nilai 15

Jumlah nilai soal latihan adalah 100 equivalent dengan 100.

Umpan Balik III.

1. Jelaskan pengertian “..dapat… “ dalam kalimat Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) KUP?

2. Bagaimana hubungan antara Pasal 12 ayat (3) dengan Pasal 13 ayat (1) KUP dimaksud?

3. Surat Pemberitahuan PPh Pasal 21 tahun pajak ’01 disampaikan pada tanggal 30 Maret ’02 dengan rincian sebagai berikut :

Penghasilan Bruto Pegawai Tetap (sumber 1721 A) :Rp.350.000.000,- Penghasilan Bruto Pegawai Tidak tetap (sumber 1721B) :Rp.340.000.000,- Penghasilan Bruto ( dari 10 peg. tetap dan 30 tak tetap) :Rp.690.000.000,- Pajak Penghasilan Pasal 21 Rp.72.500.000,-

Dibayar Rp.70.000.000,-

Kurang bayar (dilunasi) Rp. 2.500.000,-

Terhadap Surat Pemberitahuan tersebut dilakukan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan melaporkan sebagai berikut :

Dgm 49

Produk dalam Pemeriksaan Pajak

a. Jumlah Penghasilan bruto sama yakni Rp.690.000.000,- Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang Rp. 89.500.000,-

Terbitkan SKPBnya!

b. Berbeda dengan contoh tersebut dimuka apabila hasil pemeriksaan : Penghasilan Bruto karyawan tetap :Rp.375.000.000,- Penghasilan karyawan tidak tetap :Rp.360.000.000,- Jumlah Penghasilan bruto Rp.735.000.000,- Pajak Penghasilan pasal 21 terutang Rp.92.500.000,- Terbitkan SKPKBnya!

4. PKP A dan B menyampaikan SPT PPN bulan Juni ‘05

SPT Juni ’05 PKP. A PKP. B Pajak Keluaran Rp. 2.000,- Rp.2.000,- Pajak masukan Rp. 1.800,- Rp.2.300,- Kurang bayar/ (Lebih bayar) Rp. 200,- ( Rp. 300,-) Dilunasi/ (dikompensasikan) Rp. 200,- ( Rp. 300,-) N i h i l N i h i l

a. Setelah dilakukan pemeriksaan, Laporan Hasil pemeriksaan menyatakan bahwa jumlah pajak keluaran sudah benar, sedang besarnya Pajak masukan dilakukan koreksi berdasarkan peraturan perundang-undangan menjadi Rp.1.600,-.

b. Laporan Hasil Pemeriksaan ternyata sebaliknya yakni Pajak Masukan telah benar dan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan dilakukan koreksi terhadap Pajak Keluaran misalnya menjadi Rp.2.500,-. Terbitkan SKPKBnya!

5. Wajib Pajak belum memiliki NPWP dan NPPKP dan tidak menyampaikan SPT. Dari alat keterangan yang ada per 20 Nopember ’01 diketemukan jumlah penyerahan untuk :

Dgm 50

Produk dalam Pemeriksaan Pajak

Bulan April, Mei, dan Juni masing-masing Rp.1.000 ,- Bulan Juli Rp.2.000,- Jumlah Rp.5.000,-

Pertanyaannya adalah langkah apa yang diambil pemeriksa pajak apabila :

¾ Pengusaha tersebut memang benar-benar tidak memungut PPN ?

¾ Pengusaha tersebut ternyata memungut PPN ?

( untuk mudahnya cara, anggap jumlah tersebut telah memenuhi syarat sebagai PKP).

Dgm 51

Diterbitkan oleh:

PUSDIKLAT

Dalam dokumen 234501011 modul kup dtsd pajak pdf (Halaman 57-64)

Dokumen terkait