• Tidak ada hasil yang ditemukan

Udara Ruangan

Dalam dokumen BUKU PEDOMAN PELAKSANAAN KESEHATAN DAN K (Halaman 43-47)

Penyehat an udara ruangan adalah upaya yang dilakukan agar suhu dan kelembaban, debu, pert ukaran udara, bahan pencemar dan mikroba di ruang kerja memenuhi persyarat an kesehat an.

a. Suhu dan Kelembaban.

Agar ruang kerja perkant oran memenuhi persyarat an kesehat an perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :

Tinggi langit -langit dari lant ai minimal 2,5 m.

Bila suhu > 280C perlu menggunakan alat penat a udara sepert i Air Condit ioner (AC), kipas angin, dan lain-lain.

Bila kelem baban ruang kerja :

-

> 60% perlu menggunakan alat dehum idifier.

-

< 40% perlu menggunakan alat hum idifier (misalnya: mesin pembent uk aerosol).

b. Debu.

Agar kandungan debu di dalam ruang kerja perkant oran memenuhi persyarat an kesehat an maka perlu dilakukan upaya sebagai berikut :

Kegiat an membersihkan ruang kerja perkant oran dilakukan pada pagi dan sore hari dengan menggunakan kain pel basah at au pompa hampa (vacuum pum p).

Pembersihan dinding dilakukan secara periodik 2 (dua) kali dalam 1 (sat u)

t ahun dan dicat 1 (sat u) kali dalam 1 (sat u) t ahun.

Sist em vent ilasi yang memenuhi syarat .

c. Pert ukaran Udara.

Agar pert ukaran udara ruang perkant oran dapat berjalan dengan baik, perlu dilakukan upaya sebagai berikut :

Unt uk ruangan kerja yang ber AC harus memiliki lubang vent ilasi minimal 15% dari luas lant ai.

Ruang ber AC secara periodik harus dimat ikan dan diupayakan mendapat pergant ian udara secara alamiah dengan cara membuka seluruh pint u dan jendela at au dengan kipas angin.

M embersihkan saringan at au filt er udara AC secara periodek sesuai ket ent uan pabrik.

d. Gas Pencemar.

Agar kandungan gas pencemar dalam ruangan kerja perkant oran t idak melebihi konsent rasi maksimal, maka perlu dilakukan t indakan sebagai berikut :

Pert ukaran udara ruang diupayakan dapat berjalan dengan baik.

Ruang kerja t idak berhubungan langsung dengan dapur.

Dilarang merokok di dalam ruang kerja.

Tidak menggunakan bahan bangunan yang mengeluarkan bau yang menyengat .

e. M ikroba.

Agar angka kuman di dalam ruang t dak melebihi bat as persyarat an, perlu dilakukan beberapa t indakan sebagai berikut :

Keryaw an yang menderit a penyakit yang dit ularkan melalui udara unt uk sement ara w akt u t idak boleh bekerja.

Lant ai dibersihkan dengan ant isept ik.

M emelihara sist em vent ilasi agar berfungsi dengan baik.

M emelihara sist em AC sent ral.

3. Limbah.

a. Limbah padat / sampah.

Adalah sebuah buangan yang berbent uk padat t ermasuk buangna yang berasal dari kegiat an perkant oran.

Set iap perkant oran harus dilengkapi dengan t empat sampah yang kuat , cukup ringan, t ahan karat , kedap air dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalam nya sert a dilengkapi dengan penut up.

Sampah kering dan sampah basah dit ampung dalam t empat yang t erpisah.

Tersedia t empat pengumpulan sampah sement ara yang memenuhi syarat .

M embersihkan ruang dan lingkungan perkant oran minimal 2 (dua) kali sehari.

M engumpulkan sampah kering dan basah pada t empat yang berlainan dengan

menggunakan kant ong plast ik w arna hit am.

M engamankan limbah padat sisa kegiat an perkant oran. b. Limbah cair.

Adalah buangan yang berbent uk cair t ermasuk t inja.

Kualit as effluen harus memenuhi syarat sesuai ket ent uan perat uran perundangan yang berlaku.

Saluran lim bah cair harus kedap air, t ert ut up, limbah cair dapat mengalir dengan lancar dan t idak menimbulkan bau.

Semua limbah cair harus dilakukan pengolahan lebih dahulu sebelum dibuang kelingkungan minimal dengan sept ik t ank.

4. Pencahayaan.

a. Jumlah penyinaran pada bidang kerja yang diperlukan unt uk melaksanakan kegiat an secara efekt if.

b. Int ensit as cahaya di ruang kerja minimal 100 lux.

c. Agar memenuhi persyarat an kesehat an, perlu dilakukan t indakan sebagai berikut :

Pencahayaan alam at au buat an diupayakan t idak menimbulkan kesilauan dan memiliki int ensit as sesuai dengan perunt ukannya.

Penempat an bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang opt imum dan bola lampu harus sering dibersihkan.

Bola lampu yang t idak berfungsi dengan baik segera digant i. 5. Vektor penyakit.

a. Pengert ian:

Vekt or penyakit adalah binat ang yang dapat menjadi perant ara penular berbagai penyakit t et ent u (m isalnya: serangga).

Reservoar (pejamu) penyakit adalah binat ang yang didalam t ubuhnya t erdapat kuman penyakit yang dapat dit ularkan kepada manusia (misalnya: t ikus)

b. Tat a cara pelaksanaan:

1. Pengendalian secara fisika.

Konst ruksi bangunan t idak memungkinkan masuk dan berkembangbiaknya vekt or reservoar penyakit kedalam ruang kerja dengan memasang alat yang dapat mencegah masuknya serangga dan t ikus.

M enjaga kebersihan lingkungan, sehingga t idak t erjadi penumpukan sampah dan sisa makanan.

Pengat uran peralat an dan arsip secara t erat ur.

M eniadakan t empat perindukan serangga dan t ikus. 2. Pengendalian dengan bahan kimia.

Yait u dengan melakukan:

Penyemprot an.

Pengasapan.

M emasang umpan.

Abat esasi pada penampungan air bersih. 6. Ruang dan Bangunan.

a. Bangunan kuat , t erpelihara, bersih, dan t idak memungkinkan t erjadinya gangguan kesehat an dan kecelakaan.

b. Lant ai t erbuat dari bahan ang kuat , kedap air, permukaan rat a, t idak licin, dan bersih.

c. Set iap orang mendapat kan ruang udara minimal 10 m3 / karyaw an.

d. Dinding bersih dan berw arna t erang, permukaan dinding yang selalu t erkena percikan air t erbuat dari bahan yang kedap air.

e. Langit -langit kuat , bersih, berw arna t erang, ket inggian minimal 2,50 m dari lant ai. f. At ap kuat dan t idak bocor.

g. Luas jendela, kisi-kisi at au dinding gelas kaca unt uk masuknya cahaya minimal 1/ 6 kali luas lant ai.

7. Toilet.

Toilet karyaw an w anit a dan pria t erpisah. Set iap kant or harus memiliki t oilet dengan jumlah w ast afel, jam ban, dan perat usan sesuai dengan jumlah karyaw an.

Toilet w anita

Dalam dokumen BUKU PEDOMAN PELAKSANAAN KESEHATAN DAN K (Halaman 43-47)

Dokumen terkait