• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Asumsi Dasar a Uji Normalitas

Dalam dokumen SKRIPSI DIAH WAHYUNINGSIH G0112032 (Halaman 98-110)

C. Hasil Analisis Data Penelitian

1. Uji Asumsi Dasar a Uji Normalitas

Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi normal atau tidak (Priyatno, 2012). Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Residual berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05.

Tabel. 14

Hasil Uji terhadap residual

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 146

Normal Parametersa,b Mean .0000

Std. Deviation 4.1735 Most Extreme Differences Absolute .074 Positive .074 Negative -.040 Kolmogorov-Smirnov Z .896

Asymp. Sig. (2-tailed) .398

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Berdasarkan hasil analisis residual pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) bernilai 0,398 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai residual bullying telah memenuhi asumsi distribusi normal.

Uji normalitas residual dengan metode grafik dilakukan dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of regression standardized residual (Priyatno, 2012). Sebagai dasar pengambilan keputusannya, jika titik-titik menyebar di sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka nilai residual tersebut normal (Priyatno, 2012). Dari gambar dibawah ini, tampak juga secara visual gambar di bawah ini, titik-titik residual mengikuti pola garis lurus.

Gambar 2

b. Uji Linearitas

Uji linearitas penelitian ini menggunakan test for linearity. Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas antara variabel tergantung dan variabel bebas penelitian. Dua variabel dinyatakan linear apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05. Hasil uji linearitas antara bullying dengan secure attachment dengan orang tua dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel. 15

Hasil Uji Linearitas antara Bullying dengan Secure Attachment dengan Orang Tua

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai signifikansi linearity antara bullying dengan secure attachment dengan orang tua sebesar 0,000 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan linearitas antara bullying dengan secure attachment dengan orang tua. Selanjutnya, hasil uji linearitas antara bullying dengan kontrol diri sebagai berikut. ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. Bullying * Secure Attachment dengan Orang Tua Between Groups (Combined) 997.972 34 29.352 1.554 .045 Linearity 280.744 1 280.74 4 14.86 2 .000 Deviation from Linearity 717.229 33 21.734 1.151 .289 Within Groups 2096.856 111 18.891 Total 3094.829 145

Tabel. 16

Hasil Uji Linearitas antara Bullying dengan Kontrol Diri

B e r d

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai signifikansi linearity antara bullying dengan kontrol diri sebesar 0,000 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan linearitas antara bullying dengan kontrol diri.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui adanya korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antara variabel bebas dalam model regresi (Priyatno, 2012). Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya multikolinearitas antar variabel bebasnya. Multikolinearitas tidak terjadi apabila nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10 (Hair et al, dalam Priyatno, 2012). Berikut tabel hasil uji multikolinearitas.

ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. Bullying * Kontrol Diri Between Groups (Combi ned) 1016.380 37 27.470 1.427 .081 Linearity 482.910 1 482.910 25.093 .000 Deviatio n from Linearity 533.470 36 1s4.819 .770 .813 Within Groups 2078.449 108 19.245 Total 3094.829 145

Tabel. 17

Hasil Uji Multikolinearitas

B e r d a s

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa variabel secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri memiliki nilai Tolerance 0,863 dan nilai VIF sebesar 1,158. Nilai Tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10 berarti antar variabel bebas tidak terdapat masalah multikolinearitas.

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui terjadinya ketidaksamaan varian residual pada semua pengamatan dalam model regresi (Priyatno, 2012). Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heterokedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot antara lain prediksi variabel terikat dengan residualnya. Dari hasil analisis dengan bantuan SPSS menunjukkan adanya sebaran seperti pada gambar scatterplot. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas (lihat gambar 3)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 Constant 52.821 3.832 13.784 .000

SA -.102 .046 -.180 -2.210 .029 .863 1.158 Kontrol

Diri

-.164 .041 -.329 -4.041 .000 .863 1.158 a. Dependent Variable: Bullying

Gambar. 3

Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Scatterplot c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahuo korelasi antara pengamatan satu dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi autokorelasi. Metode yang digunakan peneliti untuk melihat ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan uji Durbin- Watson dengan ketentuan sebagai berikut (dalam Farhan, 2010):

1) Jika pengujian diperoleh nilai DW statistik di bawah -2, maka diindikasikan ada autokorelasi positif.

2) Jika pengujian diperoleh nilai DW statistik diantara -2 sampai +2, maka diindikasikan tidak ada autokorelasi.

3) Jika pengujian diperoleh nilai DW statistik di atas +2, maka diindikasikan ada autokorelasi negatif.

Tabel. 18 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .429a .184 .172 4.203 1.709

a. Predictors: (Constant), Kontrol Diri, Secure Attachment dengan Orang Tua

b. Dependent Variable: Bullying

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nahwa nilai DW (Durbin-Watson) sebesar 1,709. Berdasarkan perhitungan tersebut, nilai DW terletak diantara -2 sampai dengan +2, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat otokorelasi.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Proses uji hipotesis melalui dua tahap, yaitu pengujian secara simultan untuk mengetahui hubugan antara secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri secara bersama-sama dengan bullying, serta pengujian secara parsial untuk mengetahui hubungan antara secure attachment dengan orang tua dengan bullying dan kontrol diri dengan bullying.

a. Uji Simultan (Uji F)

Pada pengujian secara simultan, kesimpulan ada atau tidaknya hubungan yang signifikan terlihat pada p-value pada kolom Sig dan Fhitung. Jika p-value < 0,05, berarti terdapat hubugan yang signifikan demikian pula sebaliknya.

Berikut ini hasil pengujian secara simultan hubungan antara secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri secara bersama-sama terhadap bullying.

Tabel. 19

Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan F ANOVAb

Model Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 569.141 2 284.571 16.112 .000a

Residual 2525.688 143 17.662

Total 3094.829 145

a. Predictors: (Constant), Kontrol Diri, Secure Attachment dengan Orang Tua b. Dependent Variable: Bullying

Tabel di atas menunjukkan hasil signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dan Fhitung sebesar 16,112 atau Fhitung = 16,112 > Ftabel = 3,06, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri secara bersama-sama terhadap bullying.

Nilai koefisien korelasi ganda (R) dalam regresi berganda menunjukkan nilai korelasi ganda, yaitu korelasi antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai koefisien korelasi R bergerak dari 0 sampai dengan 1. Semakin nilai R mendekati 1, maka semakin kuat pula hubungan yang terjadi (Priyatno, 2012). Pedoman interpretasi koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel. 20

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi No. Interval Koefisien Korelasi Interpretasi

1. 0,000 – 0,199 Sangat Lemah

2. 0,200 – 0,399 Lemah

3. 0,400 – 0,599 Sedang

4. 0,600 – 0,799 Kuat

5. 0,800 – 1,000 Sangat Kuat

Pada model summary terdapat koefisien korelasi ganda (R), selain itu terdapat R square (R2) menunjukkan koefisien determinasi. Angka ini akan diubah ke dalam bentuk persen, yang berarti bahwa persen sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Priyatno, 2012). Apabila nila R2 (R Square) sama dengan 0 maka tidak ada sedikitpun presentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel prediktor terhadap variabel kriterium dan sebaliknya, apabila nilai R2 (R Square) sama dengan 1 maka presentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel prediktor terhadap variabel kriterium adalah sempurna (Priyatno, 2012).

Tabel. 21

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .429a .184 .172 4.203

a. Predictors: (Constant), Kontrol Diri, Secure Attachment dengan Orang Tua

Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri secara bersama-sama menyumbang sebesar 0,184 atau 18,4% tehadap variabel bullying. Dengan demikian dapat dikatakan variabel bebas (secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri) mampu menjelaskan 18,4% variasi variabel tergantung (bullying). Sisanya sebesar 81,6% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain yang tidak termasuk di dalam penelitian ini. Sementara itu keeratan hubungan antara variabel secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri secara serentak dapat dilihat pada kolom R yaitu sebesar 0,429, yang berarti keeratan hubungan berada pada level sedang (0,400 sampai 0,599).

b. Uji Korelasi Parsial

Analisis korelasi parsial digunakan untuk mengetahui kekuatan atau keeratan hubungan antardua variabel dengan membuat variabel lainnya yang dianggap berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel kontrol). Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai - 1. Nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat dan sebaliknya, nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah (priyatno, 2010). Nilai positif menunjukkan hubungan searah (jika X naik, maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (jika X naik, maka Y turun). Hasil pengujian analisis korelasi parsial ditunjukkan melalui

output program komputer yaitu Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 18.0 for windows dapat dilihat pada tabel 23.

Tabel. 22

Hasil Uji Korelasi Parsial antara Secure Attachment dengan Orang Tua dengan Bullying

Correlations Control Variables Bullying Secure Attachment dengan Orang Tua Kontrol Diri Bullying Correlation 1.000 -.182 Significance (2- tailed) . .029 Df 0 143 Secure Attachment dengan Orang Tua

Correlation -.182 1.000

Significance (2- tailed)

.029 .

Df 143 0

Berdasarkan hasil uji korelasi parsial pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi pada significance (2-tailed) sebesar 0,029 (p < 0,05). Nilai korelasi 0,182, yang berarti ada hubungan yang sangat lemah antara secure attachment dengan orang tua dengan bullying, karena berada pada rentang 0,000 sampai 0,199. Arah hubungan yang terbentuk adalah negatif karena nilai koefisien korelasi (r) bertanda negatif. Artinya, semakin tinggi secure attachment dengan orang tua, maka bullying akan semakin rendah. Signifikan berarti bahwa hipotesis yang telah terbukti pada sampel dapat digeneralisasikan pada populasi (Priyatno, 2012). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara secure attachment dengan orang tua dengan bullying.

Tabel. 23

Hasil Uji Korelasi Parsial Kontrol Diri dengan Bullying Correlations Control Variables Bullying Kontrol Diri Secure Attachment

dengan Orang Tua

Bullying Correlation 1.000 -.320 Significance (2- tailed) . .000 Df 0 143 Kontrol Diri Correlation -.320 1.000 Significance (2- tailed) .000 . Df 143 0

Berdasarkan hasil uji korelasi parsial pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi pada significance (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05). Nilai korelasi 0,320, yang berarti ada hubungan yang lemah antara kontrol diri dengan bullying, karena berada pada rentang 0,200 sampai 0,399. Arah hubungan yang terbentuk adalah negatif karena nilai koefisien korelasi (r) bertanda negatif. Artinya, semakin tinggi kontrol diri, maka bullying akan semakin rendah. Signifikan berarti bahwa hipotesis yang telah terbukti pada sampel dapat digeneralisasikan pada populasi (Priyatno, 2012). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara kontrol diri dengan bullying.

Dalam dokumen SKRIPSI DIAH WAHYUNINGSIH G0112032 (Halaman 98-110)

Dokumen terkait