• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

G. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi Data Penelitian

Uji asumsi yang digunakan dalam penelitian bertujuan untuk mengetahui linearitas dari suatu data atau populasi serta mengetahui apakah suatu data atau populasi dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak (Siregar, 2013).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki sebaram data yang berdistribusi secara normal atau tidak (Siregar, 2013; Santoso, 2010). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik uji normalitas yaitu kolmogorov smirnov dengan bantuan Program IBM SPSS Statistic 22. Sesuai dengan Nazir (2005) bahwa penelitian ini menggunakan uji kolmogorov smirnov dengan sampel besar dikarenakan sampel yang dimiliki melebihi 30 subjek. Selain itu, uji

kolmogorov smirnov juga perlu dilakukan sebagai prasyarat untuk analisis parametrik (Priyatno, 2012).

Suatu data dapat dikatakan memiliki sebaran data normal apabila memiliki nilai signifikansi (p) dari uji normalitas memperoleh hasil lebih dari 0.05. Sedangkan jika nilai signifikan (p) dari uji normalitas memperoleh hasil kurang dari 0.05, maka sebaran data yang dimiliki dianggap tidak normal (Santoso, 2010). Namun, apabila data yang dimiliki dinyatakan tidak berdistribusi normal,

maka dapat menggunakan uji analisis non-parametrik (Santoso, 2010).

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan guna untuk mengetahui apakah antara variabel bebas dan variabel tergantung memiliki hubungan yang linier atau tidak (Priyatno, 2012). Menurut Santoso (2010), uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antarvariabel yang akan diteliti mengikuti garis lurus atau tidak. Suatu data dari dua variabel dapat dikatakan linear apabila memiliki nilai signifikansi pada linearitas < 0.05. Sebaliknya, apabila nilai signifikansi pada linearitas > 0.05, maka hubungan antara dua variabel dapat dikatakan tidak linier (Priyatno, 2012). Santoso (2010) mengatakan bahwa apabila data memperoleh hasil tidak linier maka data akan memiliki kecenderungankekuatan hubungan yang lemah antara dua variabel. 2. Uji Hipotesis

Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti ingin menguji apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan resiliensi pada janda. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif maupun negatif diantara dua variabel yang sudah ditentukan, maka dapat melihat nilai dari koefisien korelasi (Santoso, 2010). Menurut Priyatno (2012), jika nilai dari koefisien korelasi memperoleh nilai mendekati 1 atau -1 maka hubungan semakin erat atau kuat, namun jika koefisien korelasi memiliki nilai 0 maka hubungan antar variabelnya menjadi lemah. Selain

itu, dalam pengujian hubungan guna mengetahui apakah hubungan antar dua variabel signifikan atau tidak, maka dapat menggunakan signifikansi 0.05 (Priyatno, 2012). Apabila nilai signifikansi < 0.05 maka memiliki arti bahwa terdapat hubungan yang signifikan, sedangkan jika nilai signifikansi > 0.05 maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel (Priyatno, 2012).

Data yang memiliki nilai signifikan (p) < 0.05 maka memiliki hipotesis nol ditolak, artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara dua variabel. Namun, jika data memiliki nilai signifikan (p) > 0.05 maka memiliki hipotesis nol diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara dua variabel yang diteliti.

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini dibantu dengan

Program IBM SPSS 22 Statistic. Jika data dalam penelitian ini memperoleh data distribusi yang normal maka perhitungan koefisien korelasi menggunakan Product Moment Pearson. Namun, jika data memperoleh hasil tidak berdistribusi normal maka uji hipotesis dapat dilakukan dengan Spearman Rho Correlation atau dengan uji korelasi

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penyebaran skala dilakukan pada periode 7 Oktober 2018 hingga 22 Oktober 2018. Penyebaran skala penelitian dilakukan di dua komunitas khusus janda yaitu di Pengajian Ummu Salamah Yogyakarta dan Komunitas GKJ Sarimulyo Yogyakarta.

Penyebaran skala di Komunitas Pengajian Ummu Salamah Yogyakarta dilaksanakan pada saat pertemuan komunitas tanggal 7 Oktober 2018 dengan cara membagikan skala kepada masing-masing subjek untuk diisi sesuai dengan keadaan subjek. Kemudian, skala diambil kembali setelah masing-masing subjek menyelesaikan pengisian skala. Pelaksanaan penyebaran skala ini berlangsung selama dua jam dengan jumlah subjek sebanyak 70 orang.

Selain itu, penyebaran skala dilaksanakan juga di Komunitas GKJ Sarimulyo Yogyakarta. Penyebaran skala dilakukan dengan cara menitipkan skala penelitian kepada koordinator wilayah dari masing-masing kelompok. Peneliti menitipkan skala penelitian kepada koordinator wilayah pada tanggal 9 Oktober 2018. Kemudian, pada tanggal 22 Oktober 2018, peneliti mengambil kembali skala yang sudah terisi. Skala yang didapatkan dari Komunitas GKJ Sarimulyo Yogyakarta berjumlah 50 orang.

Berdasarkan hal tersebut, jumlah skala yang peneliti bagikan sebanyak 120 dan terkumpul kembali dengan jumlah keseluruhan sebanyak 120.

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, subjek yang berpartisipasi yaitu subjek dengan status janda, memiliki anak dan dapat membaca maupun menulis. Jumlah subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini sebanyak 120 subjek.

Tabel 8.

Deskripsi subjek penelitian berdasarkan usia

Usia Jumlah Presentase

21 – 30 Tahun 1 1 % 31 – 40 Tahun 7 6 % 41 – 50 Tahun 26 22 % 51 – 60 Tahun 36 30 % 61 – 70 Tahun 39 32 % 71 – 80 Tahun 11 9 % Total 120 100 %

Tabel 8 menggambarkan deskripsi dari subjek penelitian berdasarkan usia subjek. Dari tabel terlihat bahwa mayoritas subjek berada di rentang usia 61 – 70 tahun dan sisanya tersebar di rentang usia sesuai dengan tabel.

Tabel 9.

Deskripsi subjek penelitian berdasarkan status pekerjaan

Status Pekerjaan Jumlah Presentase

Bekerja 61 51 %

Tidak Bekerja 59 49 %

Tabel 9 menggambarkan deskripsi dari subjek penelitian berdasarkan status pekerjaan. Pada tabel terlihat bahwa perbandingan pada subjek yang bekerja dan tidak bekerja memiliki selisih jumlah yang tidak jauh.

Tabel 10.

Deskripsi subjek penelitian berdasarkan rentang waktu menjanda

Usia Jumlah Presentase

0 – 5 Tahun 35 29 % 6 – 10 Tahun 31 27 % 11 – 15 Tahun 22 18 % 16 - 20 Tahun 17 14% 21 - 25 Tahun 6 5% 26 - 30 Tahun 7 6% 31 – 35 Tahun 1 1% Total 120 100 %

Tabel 10 merupakan gambaran deskripsi subjek berdasarkan rentang waktu menjadi janda. Dari tabel terlihat bahwa mayoritas subjek memiliki rentang waktu menjanda selama 0 – 5 tahun. Subjek dengan rentang waktu tersebut berjumlah 35 subjek dan presentase subjek mencapai 29 %.

C. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana subjek merespon skala penelitian yang dibuat oleh peneliti. Deskripsi data penelitian bertujuan guna menghitung mean empiris, mean teoritik, standar deviasi, skor tertinggi dan skor terendah menggunakan analisis berdasarkan Program IBM SPSS Statistic 22. Kemudian, peneliti dapat menghitung dan mengetahui tinggi maupun rendahnya berdasarkan variabel penelitian yaitu resiliensi dan dukungan sosial. Setelah itu, peneliti

melakukan uji one-sample test guna melihat perbedaan yang signifikan antara

mean empiris dan mean teoritis yang ditunjukkan dengan nilai signifikan.

Mean teoritis dari penelitian ini dapat dilihat dari perhitungan secara manual berdasarkan skor tertinggi maupun skor terendah yang didapatkan dalam suatu skala. Mean teoritis dapat dirumuskan sebagai berikut :

Mean teoritis = Skor Terendah x Jumlah Item + (Skor Tertinggi x Jumlah Item )

2

Mean empiris yaitu rata-rata skor berdasarkan respon atau jawaban subjek dalam penelitian ini. Mean empiris dalam penelitian ini dapat dilihat melalui analisis Program IBM Statistic 22. Jika mean empiris memiliki nilai lebih tinggi daripada mean teoritis, artinya hal tersebut menunjukkan bahwa subjek memiliki tingkat resiliensi dan menerima dukungan sosial yang tinggi. Begitu pula sebaliknya, apabila mean empiris lebih rendah dibandingkan dengan mean teoritis, maka hal tersebut menandakan bahwa subjek memiliki tingkat resiliensi dan penerimaan dukungan sosial yang rendah.

1. Skala Resiliensi

Dalam penelitian ini, nilai mean teoritis dari skala resiliensi memiliki hasil sebesar 70. Hasil tersebut dapat diketahui melalui perhitungan secara manual, yaitu

Mean teoritis = 1 𝑥 28 + (4 𝑥 28)

2 = 28+112

2 = 140

2 = 70

Selanjutnya, untuk melihat mean empiris dari skala resiliensi, peneliti menggunakan perhitungan dari hasil analisis Program IBM SPSS Statistic 22. Hasil perhitungan tersebut yakni:

Tabel 11.

Deskripsi data empiris skala resiliensi

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation

Resiliensi 120 90.46 10.617

Dalam tabel 11 dapat dipastikan bahwa mean empiris dari skala resiliensi memperoleh hasil 90.46 (SD = 10.617). Dari perhitungan manual yang dilakukan sebelumnya, didapatkan bahwa mean teoritis dari skala resiliensi sebesar 70. Selanjutnya, didapatkan bahwa mean empiris

lebih besar daripada mean teoritis (90.46 > 70), maka subjek dalam penelitian ini memiliki tingkat resiliensi yang tinggi. Lalu untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan atau tidak antara

mean teoritis maupun mean empiris pada skala resiliensi, maka peneliti menggunakan uji one sample test. Berikut ini merupakan tabel uji one sample test menggunakan SPSS Statistic 22.

Tabel 12.

Hasil uji beda antara mean empiris dan mean teoritis skala resiliensi One-Sample Test Test Value = 70 T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Resili ensi 21.10 9 119 .000 20.458 18.54 22.38

Dalam tabel 12 yang merupakan tabel uji beda mean one sample test dari skala resiliensi diperoleh bahwa hasil nilai signifikansi sebesar 0.000. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean empiris dan mean teoritis dalam skala resiliensi (0.000 < 0.05). Selanjutnya peneliti juga membuat kategorisasi untuk skala resiliensi dengan tujuan guna mengetahui kategorisasi dari masing-masing subjek ke dalam tiga tingkatan yakni rendah, sedang dan tinggi (Azwar, 2011).

Tabel 13.

Gambaran rumus penggolongan variabel berdasarkan standar pembagian kategori

Kategorisasi Kriteria

Tinggi X > Meanhipotetik + 1,5 SDhipotetetik

Sedang (Meanhipotetik – 1,5 SDhipotetik) ≤ X ≤

(Meanhipotesis + 1,5 SDhipotetik) Rendah X < Meanhipotetik– 1,5 SDhipotetik

Berikut lampiran tabel 14 yang merupakan hasil kategorisasi untuk skala resiliensi.

Tabel 14.

Kategorisasi skala resiliensi

Kategorisasi Skor Jumlah Presentase

Rendah ≤ 54 0 0 %

Sedang 55 – 88 61 51 %

Tinggi ≥ 89 59 49 %

Berdasarkan tabel 14 yang merupakan tabel gambaran kategorisasi, dapat dilihat bahwa subjek dalam penelitian ini tidak ada yang memiliki skor terendah (0 %). Hal tersebut membuktikan pernyataan di atas bahwa

mean empiris lebih besar dibandingkan mean teoritis dalam penelitian ini yaitu (90.46 > 70). Berdasarkan hasil tersebut dinyatakan bahwa subjek yang terdapat dalam penelitian ini cenderung memiliki tingkat resiliensi yang tinggi.

2. Skala Dukungan Sosial

Dalam penelitian ini, nilai mean teoritis dari skala dukungan sosial sebesar 90. Berikut perhitungan mean empiris untuk skala dukungan sosial.

Mean teoritis = 1 𝑥 36 + (4 𝑥 36)

2 = 36 + 144

2 = 180

2 = 90

Mean empiris dalam skala dukungan sosial dihitung menggunakan analisis Program statistic SPSS 22. Di bawah ini merupakan hasil analisis dari skala dukungan sosial

Tabel 15.

Gambaran data empiris dari skala dukungan sosial

One-Sample Statistics

Variabel N Mean Std. Deviation

Dukungan Sosial

120 113.99 14.463

Dilihat bahwa mean empiris pada skala dukungan sosial memiliki nilai sebesar 113.99 (SD = 14.463). berdasarkan perhitungan secara

manual pada mean teoritis memiliki total sebesar 90. Berdasarkan hal tersebut, dapat diartikan bahwa mean empiris lebih besar daripada mean teoritis (113.99 > 90), sehingga dapat dikatakan bahwa subjek yang terdapat dalam penelitian ini menerima dukungan sosial yang tergolong tinggi. Kemudian, guna melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara mean empiris dan mean teoritis, peneliti menghitung nilai signifikansi melalui uji one sample test dengan Program SPSS Statistic 22. Di bawah ini merupakan perhitungan uji beda antara mean empiris dan mean teoritis menggunakan program SPSS.

Tabel 16.

Hasil dari uji beda antara mean teoritik dan mean empiris pada skala dukungan sosial One-Sample Test Test Value = 90 T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Duku ngan_ sosial 18.17 1 119 .000 23.992 21.38 26.61

Tabel 16 menujukkan bahwa nilai signifikansi dari hasil uji one sample test pada skala dukungan sosial memperoleh nilai sebesar 0.000. Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean empiris dengan mean teoritis dalam skala dukungan sosial yaitu (0.000 < 0.05). Selanjutnya, peneliti melakukan kategorisasi guna

dapat mengetahui kategorisasi dari masing-masing subjek dan menjabarkannya ke rentang rendah, sedang, maupun tinggi (Azwar, 2011).

Tabel 17.

Gambaran rumus penggolongan variabel berdasarkan standar pembagian kategori

Kategorisasi Kriteria

Tinggi X > Meanhipotetik + 1,5 SDhipotetetik

Sedang (Meanhipotetik – 1,5 SDhipotetik) ≤ X ≤

(Meanhipotesis + 1,5 SDhipotetik) Rendah X < Meanhipotetik– 1,5 SDhipotetik

Di bawah ini pada tabel 18 merupakan hasil kategorisasi dari skala dukungan sosial.

Tabel 18.

Kategorisasi dari skala dukungan sosial

Kategorisasi Skor Jumlah Presentase

Rendah ≤ 68 0 0 %

Sedang 69 – 113 70 58 %

Tinggi ≥ 114 50 42 %

Total 120 100 %

Pada tabel 18 dapat dilihat bahwa subjek yang terdapat dalam penelitian ini tidak ada yang memiliki nilai kategori rendah (0 %). Hal tersebut membuktikan atas pernyataan sebelumnya yang menyatakan bahwa mean empiris lebih besar daripada mean teoritis dalam skala

dukungan sosial (113.99 > 90), sehingga subjek yang terdapat dalam penelitian ini cenderung memiliki dukungan sosial yang tinggi.

Di bawah ini (Tabel 19) terdapat gambaran data keseluruhan dari variabel resiliensi dan dukungan sosial.

Tabel 19.

Data keseluruhan Mean teoritis dan Mean empiris antara dukungan sosial dan resiliensi

D. Analisis Data Penelitian

1. Uji Asumsi

Uji asumsi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian ini memiliki distribusi yang normal atau tidak serta melihat apakah data bergerak linear atau tidak, sehingga peneliti dapat memutuskan teknik analisis korelasi yang dapat digunakan. Dalam penelitian ini, uji asumsi akan dilakukan melalui dua tahap yaitu melakukan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov dan dengan uji linearitas menggunakan Test of Linearity. Pengujian tersebut akan dilakukan analisis menggunakan Program SPSS Statistic 22.

Variabel N SD Teoritis Empiris Mean

Teoritik

Mean Empiris Min Max Min Max

Dukungan Sosial

120 14.463 36 144 83 144 90 113.99

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan guna mengetahui apakah populasi data dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak (Siregar, 2013). Di bawah ini terdapat hasil uji normalitas dari kedua variabel yaitu resiliensi dan dukungan sosial melalui Program SPSS Statistic 22. Berikut hasil dari uji normalitas resiliensi dan dukungan sosial pada tabel 20.

Tabel 20.

Hasil uji normalitas variabel penelitian

Berdasarkan hasil dari uji normalitas pada skala resiliensi diperoleh hasil nilai signifikan sebesar 0.000. Hal tersebut membuktikan bahwa nilai signifikansi uji normalitas pada skala resiliensi kurang dari 0.05, sehingga data penelitian dalam skala resiliensi memiliki distribusi data yang tidak normal. Selanjutnya, berdasarkan hasil uji normalitas pada skala dukungan sosial diketahui bahwa nilai signifikansi skala dukungan sosial sebesar 0.000. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa nilai signifikansi uji normalitas pada skala dukungan sosial kurang dari

Variabel Kolmogorov-Smirnov

(Sig.)

Keterangan

Resiliensi 0.000 Tidak Normal

Dukungan Sosial

0.05, sehingga dapat dikatakan bahwa data penelitian dalam skala dukungan sosial memiliki distribusi data yang tidak normal. Dengan demikian, uji hipotesis yang dapat digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji hipotesis non-parametrik menggunakan Spearman’s Rho.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan guna mengetahui apakah variabel bebas dan variabel terikat memiliki hubungan yang linear atau tidak (Siregar, 2013). Hubungan dari dua variabel dikatakan linear apabila memiliki nilai signifikansi < 0.05. Begitu juga sebaliknya, suatu hubungan dikatakan tidak linear apabila nilai signifikansi yang dimiliki > 0.05. Di bawah ini akan dilampirkan hasil uji linearitas pada kedua variabel yaitu resiliensi dan dukungan sosial yang dihitung melalui Program Statistic SPSS 22.

Tabel 21.

Hasil uji linearitas antara resiliensi dan dukungan sosial

Variabel F Linearity Sig.

Resiliensi * Between groups 0.249 0.000

(combined) Linearity 327.971 0.000 Dukungan Sosial Deviation from Linearity 1.661 0.000

Berdasarkan hasil dari uji linearitas (Tabel 21), diketahui bahwa nilai signifikansi dari uji linearitas dalam penelitian ini memperoleh hasil sebesar 0.000. Hal tersebut membuktikan bahwa

nilai signifikansi data dari penelitian ini kurang dari 0.05, maka dari itu data dalam penelitian ini memiliki hubungan yang lurus atau linear. Selanjutnya, dapat dikatakan bahwa dukungan sosial memiliki hubungan yang linear atau lurus dengan resiliensi, sehingga dapat dilakukan uji hipotesis dalam penelitian ini.

Dokumen terkait