BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
B. Analisis Data
5. Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah data dapat terdistribusi dengan normal atau tidak dengan melihat residualnya (Pramesti, 2016:67). Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan metode Kolmogorov Sminov Z dengan ketentuan jika nilai signifikansi >
0,05 maka data tersebut berdistribusi normal dan jika nilai signifikansi <
0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
b. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas merupakan pengujian untuk mengetahui keadaan dimana adanya hubungan yang terjadi antara dua variabel independen atau lebih pada model regeresi sehingga terjadi hubungan linier yang sempurna maupun mendekati sempurna (Priyatno, 2010:62).
Cara yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan membandingkan nilai r2 dengan R2 hasil regresi atau dengan melihat nilai Tolerance dan VIF. Jika semakin kecil nilai Tolerance dan semakin besar nilai VIF maka akan semakin dekat dengan masalah multikolinearitas atau jika nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi masalah multikolinearitas.
c. Uji heteroskedastisitas
Pengujian ini merupakan keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian residual pada model regresi (Priyatno, 2010:67). Dalam penelitian ini menggunakan metode uji glejser. Model regresi dikatakan baik apabila tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dengan ketentuan signifikansi > 0,05.
9. Uji Hipotesis
a. Melakukan analisis regresi linier berganda
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda merupakan hubungan linier yang terjadi diantara dua atau lebih variabel pada variabel independen dengan variabel dependen (Komputer, 2014:142).
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan yang terjadi anatara variabel independen dengan variabel dependen dengan melihat apakah variabel independen dapat berhubungan positif atau negatif serta dapat memprediksi nilai variabel dependen jika nilai variabel independen dapat mengalami kenaikan atau penurunan. Pada penelitian regresi linier berganda yang dilakukan menggunakan variabel pengetahuan tax amnesty dan persepsi keadilan sebagai variabel independen yang mempengaruhi variabel efektivitas pelaksanaan tax amnesty sebagai variabel dependen, sehingga dapat disusun bentuk persamaannya sebagai berikut:
Y=A+B1X1+B2X2
Keterangan:
Y: Efektivitas pelaksanaan tax amnesty A: Konstanta
B1: Parameter Variabel Pengetahuan B2: Parameter Variabel Persepsi Keadilan
X1: Pengetahuan Tax Amnesty X2: Persepsi Keadilan
b. Pengujian statistik F
Uji statistik F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama (Priyatno, 2010:83). Hipotesis dilakukan dengan membandingkan hasil F hitung dengan F tabel. Jika nilai F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan jika nilai F hitung ≤ F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. F tabel dapat dihitung dengan cara df = n-k-1 (k merupakan jumlah variabel independen).
c. Pengujian statistik t
Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (Priyatno, 2010:86). Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan membandingkan hasil t hitung dengan t tabel. Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, jika t hitung ≤ t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. Pada
penelitian ini menggunakan taraf tingkat signifikansi 0,05 dan t tabel dihitung dengan cara nilai signifikansi 0,05/2 dengan df = n-k-1 (k merupakan jumlah variabel independen).
d. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan yang diberikan terhadap pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama. Output yang terdapat pada model summary diketahui nilai R2 (Adjusted R Square) sebagai sumbangan dari pengaruh variabel independent dan sisanya sebagai faktor lain yang tidak diteliti (Priyatno, 2010:83).
10. Menarik Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan hasil uji hipotesis. Jika H0 diterima maka Ha ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh pengetahuan tax amnesty dan persepsi keadilan terhadap efektivitas pelaksanaan tax amnesty. Jika H0 ditolak maka Ha diterima, yang artinya terdapat pengaruh pengetahuan tax amnesty dan persepsi keadilan terhadap efektivitas pelaksanaan tax amnesty. Penentuan hasil keputusan uji hipotesis diterima atau ditolak dapat ditentukan pada saat uji statistik t.
57 BAB IV
GAMBARAN UMUM RESPONDEN
A. Sejarah Singkat KPP Pratama Purwokerto
Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Pratama Purwokerto didirikan pada tahun 1965. Kantor ini berawal dari Kantor Inspeksi Pajak yang berdiri pada tahun 1965 yang merupakan Kantor Dinas Luar (KDL) Tingkat I Banyumas dan bertanggung jawab kepada Kantor Inspeksi Pajak Magelang.
Kantor Pajak Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Pratama Purwokerto merupakan gabungann dari 3 unit kantor yaitu Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB), KPP Purwokerto, dan kantor Pemeriksaan dan Penyelidikan Pajak (KARIPKA). Pada bulan April 1966, terjadi perubahan nama pada Kantor Dinas Luar Tingkat I yang berubah menjadi Kantor Inspeksi Pajak Purwokerto yang didasarkan pada Keputusan menteri Keuangan No.278/kmk/01/1989, kemudian Kantor Inspeksi Pajak Purwokerto berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Purwokerto yang dahulu terletak di Jl.
Gatot Subroto No. 107 Purwokerto. Pada tanggal 1 Oktober 2007 dibentuk KPP Pratama Purwokerto yang merupakan gabungan dari KPP Purwokerto, KARIPKA, dan KPPBB yang dahulu terletak di Jl. Pahlawan No.876 Purwokerto kemudian pindah ke Jl. Jend. Gatot Subroto No.107karena adanya modernisasi sebagai tindak lanjut pelayanan satu atap. Dasar dari pembentukan KPP Pratama Purwokerto adalah sebagai berikut:
1. Struktur penerimanan pajak yang masih bertumpu pada Wajib Pajak badan (PPh dan PPN).
2. Kontribusi penerimaan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi perlu ditingkatkan kembali sebagaimana lazimnya di negara maju.
3. Meningkatkan pelayanan dan pengawasan yang lebih baik yang dapat dilakukan dengan cara membentuk satu kelompok yang terintegrasi dengan cakupan wilayah yang lebih luas dan lebih dekat dengan Wajib Pajak.
4. Melakukan pengawasan dan konsultasi yang lebih intensif melalui pendekatan teritorial.
5. Menciptakan sistem administrasi perpajakan yang lebih tertib.
6. Menciptakan sistem informasi yang terintegrasi dan memanfaatkan data secara maksimal.
7. Meningkatkan kualitas pelayanan yang berkesinambungan.
Penggabungan kantor tidak menghilangkan tugas dan fungsi pada masing kantor tersebut, tetapi membagi seluruh tugas yang ada ke masing-masing seksi pada KPP Pratama, seperti penghapusan maupun pengurangan sanksi administrasi, fungsi keberatan, dan pembatalan ketetapan pajak dan pengurangan PBB yang sebelumnya terdapat pada KPP dan KPPBB di alirkan ke Kantor Wilayah (Kanwil). KARIPKA melaksanakan fungsi pemeriksaan bukti permulaan dan penyelidikan berdasarkan pada keputusan Direktur Jendral dan Kanwil, namun sekarang dilaksanakan oleh Kanwil oleh Pejabat Fungsional Penyidik. Berdasarkan pada keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor: Kep.141/PJ/2007 mulai tanggal 30 Oktober 2007 KPP Pratama
Purwokerto mulai beroperasi hingga sekarang. KPP Pratama Purwokerto memiliki wilayah kerja yang meliputi kabupaten Banyumas yang terdiri atas 27 kecamatan yang terbagi kedalam 311 desa dan kelurahan.
B. Visi dan Misi KPP Pratama Purwokerto a. Visi
Menjadi institusi Pemerintah yang dapat menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan yang modern dan efektif sehingga dapat di percaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.
b. Misi
a) Fiskal
Menghimpun adanya penerimaan pajak negara yang diatur berdasarkan pada peraturan didalam Undang-Undang perpajakan yang dapat mewujudkan kemandirian pembiayaan APBN melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.
b) Ekonomi
Mendukung kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi bangsa melalui perpajakan yang dapat meminimalis adanya distorsi.
C. Struktur Organisasi KPP Pratama Purwokerto
Sistem pengelolaan KPP Pratama Purwokerto didasarkan atas struktur organisasi KPP Pratama Purwokerto sebagai berikut :
Gambar 2. Struktur Organisasi KPP Pratama Purwokerto
Struktur organisasi Ditjen Pajak terdiri atas kantor pusat dan kantor operasional. Pada kantor pusat yaitu menjalankan fungsi perumusan kebijakan dan standardisasi teknis, pembinaan dan dukungan administrasi, dan analisis dan pengembangan, sedangkan pada kantor operasional yaitu menjalankan fungsi teknis operasional dan teknis penunjang.
Kantor pusat Ditjen Pajak merupakan gabungan atas 14 unit direktorat, sekretariat Direktorat Jenderal, dan 4 jabatan tenaga pengkaji. Kantor operasional di lingkungan Ditjen Pajak terdiri atas Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP), Kantor Wilayah Ditjen Pajak (Kanwil Ditjen Pajak), dan Unit Pelaksana Teknis (UPT). UPT sendiri terdiri dari Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (KPDDP), Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP), serta Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan (KLIP). Jumlah kantor operasional dapat dirinci sebagai berikut:
1. 4 KPP Wajib Pajak besar 2. 34 kantor wilayah
3. 319 KPP Pratama 4. 29 KPP madya 5. 204 KP2KP 6. 4 UPT
Struktur organisasi setiap jenis kantor secara lebih rinci sebagai berikut:
1. Kantor pusat
2. Kantor operasional
a. Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar dan Jakarta Khusus b. Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
c. Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar, Madya, dan Khusus d. Kantor Wilayah DJP
e. Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan f. Kantor Pelayanan Pajak.
62 BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden 1. NPWP Responden
Berdasarkan NPWP, karakteristik yang menjadi responden dalam penelitian ini, yaitu :
Tabel 1. NPWP Wajib Pajak di KPP Pratama Purwokerto
NPWP Jumlah
Persentase (%)
Memiliki NPWP 100 100
Data Tidak Lengkap 24 24
Diolah 76 76
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 1, menunjukkan bahwa responden yang memiliki NPWP berjumlah 100 orang atau 100%, namun terdapat data yang tidak lengkap berjumlah 24 orang atau 24% sehingga data yang dapat diolah berjumlah 76 orang atau 76%.
2. Usia Responden
Berdasarkan usia, karakteristik yang menjadi responden dalam penelitian ini, yaitu :
Tabel 2. Usia Wajib Pajak di KPP Pratama Purwokerto Usia
(tahun)
Jumlah responden
Persentase (%)
15 - 24 11 14,5
25 - 35 42 55,3
36 - 45 9 11,8
46 - 55 8 10,5
> 56 6 7,9
Total 76 100
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 2, menunjukkan bahwa responden yang paling banyak berpartisipasi dalam pengisian kuesioner adalah responden yang berusia 15 - 24 tahun, yaitu sebanyak 11 orang atau 14,5%, responden dengan usia 25 - 35 tahun sebanyak 42 orang atau 55,3%, responden dengan usia 36 - 45 tahun sebanyak 9 orang atau 11,8%, responden dengan usia 46 - 55 tahun sebanyak 8 orang atau 10,5%, dan terakhir usia lebih dari 56 tahun sebanyak 6 orang atau 7,9%.
3. Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan jenis kelamin, karakteristik yang menjadi responden dalam penelitian ini, yaitu :
Tabel 3. Jenis Kelamin Wajib Pajak di KPP Pratama Purwokerto Jenis
Kelamin
Jumlah responden
Persentase (%)
Perempuan 35 46,1
Laki-laki 41 53,9
Total 76 100
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 35 orang atau 46,1%, dan yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 41 orang atau 53,9%.
4. Pekerjaan Responden
Berdasarkan pekerjaan, karakteristik yang menjadi responden dalam penelitian ini, yaitu :
Tabel 4. Pekerjaan Wajib Pajak di KPP Pratama Purwokerto Pekerjaan Jumlah responden Persentase (%)
BUMN 3 3,9
PNS 3 3,9
Wirausaha 8 10,5
Karyawan Swasta 56 73,7
Lainnya 6 7,9
Total 76 100
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4, menunjukkan bahwa responden yang bekerja di BUMN sebanyak 3 orang atau sekitar 3,9%, responden yang bekerja sebagai PNS sebanyak 3 orang atau 3,9%, responden yang bekerja sebagai Wirausaha sebanyak 8 orang atau sekitar 10,5%, responden yang bekerja sebagai Karyawan Swasta sebanyak 56 orang atau sekitar 73,7%, dan responden yang bekerja lainnya sebanyak 6 orang atau sekitar 7,9%.
5. Lama Bekerja Responden
Berdasarkan lama bekerja, karakteristik yang menjadi responden dalam penelitian ini, yaitu :
Tabel 5. Lama Bekerja Wajib Pajak di KPP Pratama Purwokerto Lama
Bekerja
Jumlah responden
Persentase (%)
< 1 tahun 19 25
1 – 5 tahun 22 28,9
> 5 tahun 35 46,1
Total 76 100
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 5, menunjukkan bahwa dari 76 responden terdapat 19 responden atau sekitar 25% yang memiliki pengalaman bekerja < 1 tahun, 22 responden atau sekitar 28,9% yang memiliki pengalaman bekerja 1 – 5 tahun, dan 35 responden atau sekitar 46,1% yang memiliki pengalaman bekerja > 5 tahun.
6. Pendidikan Terakhir Responden
Berdasarkan Pendidikan terakhir, karakteristik yang menjadi responden dalam penelitian ini, yaitu :
Tabel 6. Pendidikan Terakhir Wajib Pajak di KPP Pratama Purwokerto Pendidikan Jumlah responden Persentase (%)
S2 1 1,3
S1 33 43,4
Diploma 7 9,2
SMA 34 44,7
SMP 1 1,3
Total 76 100
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 6, menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan terakhir S2 sebanyak 1 orang atau sekitar 1,3%, responden yang berpendidikan terakhir S1 sebanyak 33 orang atau 43,4%, responden yang berpendidikan terakhir Diploma sebanyak 7 orang atau sekitar 9,2%, responden yang berpendidikan terakhir SMA sebanyak 34 orang atau sekitar 44,7%, dan responden yang berpendidikan terakhir SMP sebanyak 1 orang atau sekitar 1,3%.
B. Analisis Data
1. Penyebaran Kuesioner
Rincian penyebaran kuesioner dalam penelitian ini sebagai berikut :
Tabel 7. Rincian Penyebaran Kuesioner
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel 7, menunjukkan bahwa kuesioner yang disebar sebanyak 100 kuesioner, yang tidak terpakai sebanyak 24 kuesioner karena terdapat responden yang mengisi kuesioner tidak lengkap, dan yang dapat dipakai sebanyak 76 kuesioner.
2. Pengujian Statistik Deskriptif
Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 76 responden, maka data pengolahan statistik yang dapat diperoleh sebagai berikut :
Tabel 8. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Sumber : Data diolah
Berdasarkan hasil dari pengolahan statistik deskriptif pada tabel 8 menunjukkan N dalam tabel yang merupakan jumlah responden yang diolah
Keterangan Jumlah Responden
Kuesioner yang disebar 100
Kuesioner yang tidak terpakai 24 kuesioner yang dapat dipakai 76
N Minimum Maximum Mean Standar
menggunakan SPSS yaitu sebanyak 76 sampel. Variabel pengetahuan tax amnesty memiliki nilai skor minimum sebesar 14 dan nilai skor maksimum sebesar 30, sehingga diperoleh rentang skor nilai terendah dan tertinggi sebesar 16 dengan rata-rata skor sebesar 21,64 dan standar deviasi sebesar 3,144. Variabel persepsi keadilan diperoleh nilai skor minimum sebesar 10 dan nilai skor maksimum sebesar 24, sehingga diperoleh rentang skor nilai terendah dan tertinggi sebesar 14 dengan rata-rata skor sebesar 17,63 dan standar deviasi sebesar 2,678, dan untuk variabel efektivitas pelaksanaan tax amnesty diperoleh nilai skor minimum sebesar 16 dan nilai skor maksimum sebesar 40, sehingga diperoleh rentang skor nilai terendah dan tertinggi sebesar 24 dengan rata-rata skor sebesar 29,80 dan standar deviasi sebesar 4,764.
3. Perhitungan Uji Validitas
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode korelasi pearson dengan uji 2 sisi dan r tabel dapat diketahui dengan cara menghitung jumlah responden (n)-2, maka diperoleh nilai r tabel sebesar 74 (76-2=74) adalah 0,229. Jika nilai r hitung > r tabel maka item dapat dinyatakan valid, jika r hitung < r tabel maka item dinyatakan tidak valid.
Hasil uji validitas (X1) untuk variabel pengetahuan tax amnesty adalah sebagai berikut:
Tabel 9.1 Hasil Uji Validitas Pengetahuan tax amnesty
Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 9.1 di atas, dapat dilihat bahwa semua nilai r hitung dari setiap item pernyataan memiliki nilai di atas r tabel yaitu sebesar 0,229, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan untuk variabel pengetahuan tax amnesty dapat dinyatakan valid sebanyak 6 item pernyataan.
Hasil dari uji validitas untuk variabel Keadilan adalah sebagai berikut:
Tabel 9.2 Hasil Uji Validitas Persepsi Keadilan
Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 9.2 di atas, dapat dilihat bahwa semua nilai r hitung dari setiap item pernyataan memiliki nilai di atas r tabel yaitu sebesar 0,229, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan untuk variabel persepsi keadilan dapat dinyatakan valid sebanyak 5 item pernyataan.
Pernyataan Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
1 0,602 0,229 Valid
Pernyataan Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
7 0,669 0,229 Valid
8 0,659 0,229 Valid
9 0,579 0,229 Valid
10 0,661 0,229 Valid
11 0,720 0,229 Valid
Hasil dari uji validitas untuk variabel efektivitas pelaksanaan tax amnesty adalah sebagai berikut:
Tabel 9.3 Hasil Uji Validitas Efektivitas Pelaksanaan Tax Amnesty
Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 9.3 di atas, dapat dilihat bahwa semua nilai r hitung dari setiap item pernyataan memiliki nilai di atas r tabel yaitu sebesar 0,229, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan untuk variabel efektivitas pelaksanaan tax amnesty dapat dinyatakan valid sebanyak 8 item pernyataan.
4. Perhitungan Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengukur Cronbach Alpha, sehingga dapat menentukan apakah instrumen reliabel atau tidak dengan menggunakan nilai alpha > 0,6. Adapun hasil uji reliabilitas untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
Pernyataan Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
12 0,743 0,229 Valid
13 0,770 0,229 Valid
14 0,701 0,229 Valid
15 0,783 0,229 Valid
16 0,771 0,229 Valid
17 0,730 0,229 Valid
18 0,787 0,229 Valid
19 0,754 0,229 Valid
Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
Sumber: Data diolah
Pada tabel 10 diatas, menunjukkan hasil perolehan dari uji reliabilitas dengan menggunakan Cronbach Alpha. Berdasarkan hasil yang diperoleh nilai alpha yang dihasilkan > 0,6 sehingga semua item pernyataan dalam penelitian ini dapat dikatakan reliabel.
5. Uji Asumsi Klasik a. Pengujian Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dapat terdistribusi dengan normal atau tidak dengan melihat residualnya.
Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah metode Kolmogorov Sminov Z. Berikut hasil uji normalitas sebagai berikut:
Tabel 11. Hasil Uji Normalitas
Unstandardized
Residual
N 76
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.200 Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil olah data pada tabel di atas maka diperoleh nilai Kolmogorov Sminov Z sebesar 0,078 dan nilai signifikansi sebesar 0,200 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan uji asumsi normalitas terpenuhi dalam model regresi karena hasil signifikansi > 0,05.
Variabel Nilai Cronbach
Alpha Keterangan
Pengetahuan tax amnesty 0,716 Reliabel
Persepsi Keadilan 0,668 Reliabel
Efektivitas 0,891 Reliabel
b. Pengujian Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan yang terjadi antara dua variabel independen atau lebih pada model regeresi yang dapat dilakukan dengan membandingkan nilai r2 dengan R2 hasil regresi atau dengan melihat nilai Tolerance dan VIF sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 12. Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil uji pada tabel 12 di atas, dapat dilihat bahwa nilai Tolerance > 0,1 yaitu sebesar 0,748 > 0,1 dan VIF < 10 yaitu sebesar 1,337 < 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas.
c. Pengujian Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan metode glejser dan melihat nilai signifikansi
> 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Berikut hasil yang diperoleh dari uji heteroskedastisitas :
Model
Collinearity Statistiks Tolerance VIF
1 (Constant)
Pengetahuan tax amnesty
0.748 1.337
Persepsi Keadilan 0.748 1.337
Tabel 13. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data diolah
Berdasarkan hasil dari nilai residual terhadap variabel independen, maka diperoleh hasil yang menunjukkan tidak ada variabel independen (Pengetahuan tax amnesty dan persepsi keadilan) yang berpengaruh signifikansi terhadap nilai residual. Hasil tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi pada tiap variabel > 0,05, oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.