BAB IV ANALISIS DATA
B. Analisis Data
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan tahapan yang penting dilakukan dalam proses analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik diharapkan dapat dihasilkan regresi yang handal, pelanggaran terhadap uji asumsi klasik berarti model regresi yang diperoleh tidak banyak bermanfaat dan kurang valid (Bawono, 2006: 115).
a. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas (independent variable). Teknik pendeteksian multikolonieritas ada beberapa cara, salah satunya menggunakan metode VIF (Varian Inflation Factor) dan nilai toleransi serta matrik korelasi. Nilai VIF berlawanan dengan nilai tolerance. Ketika nilai tolerance-nya rendah maka nilai VIF nya tinggi dan sebaliknya. Data bisa dikatakan bias dan terjangkit gejala multikolinieritas apabila nilai tolerance ≤ 0,10 dan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2013: 105).
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas
(Ghozali, 2013: 139).
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas:
1) Melihat grafik plot, dengan cara melihat titik-titik yang menyebar secara acak dan menyebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
2) Uji Park.
Metode Park mengemukakan bahwa σ2 merupakan fungsi
dari variabel-variabel bebas, yang dinyatakan dalam bentuk:
σ2i= αXiβ.
Persamaan ini dijadikan linier dalam bentuk persamaan log sehingga menjadi: LnU2i = α + β Ln Xi + Vi. Apabila
koefisien parameter β dari persamaan regresi tersebut signifikan
secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi tersebut terdapat heteroscendasticity, dan
sebaliknya jika β tidak signifikan secara statistik, maka asumsi
homokedasticity pada model tersebut tidak dapat ditolak (Ghozali, 2013: 141). Dalam penelitian ini, akan memilih salah satu uji dari kedua uji yang telah disebutkan (analisa grafik atau Uji Park). c. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah ke dua variabel (variabel dependen dan independen) dalam model regresi yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Data penelitian yang baik
adalah datanya yang berdistribusi normal (Bawono, 2006: 174).
Ada beberapa cara untuk melakukan uji normalitas data yaitu, dengan analisa grafik dan statistic non parametric Kolmogorov- Smirnov (K-S). Dalam penelitian ini, akan memilih salah satu uji dari kedua uji yang telah disebutkan (analisa grafik atau Uji K-S).
d.Uji Linieritas
Pengujian linieritas digunakan untuk menguji apakah spesifikasi model yang digunakan tepat atau lebih baik dalam spesifikasi model bentuk lain spesifikasi model dapat berupa linier, kuadratik atau kubik. Untuk menguji linieritas ada beberapa cara diantaranya: Uji Durbin- Witson (DW), Ramsey Test, dan Uji Langrange Multiplier. Dalam penelitian ini, akan memilih salah satu uji diantara ketiga uji yang telah disebutkan (Uji DW, Ramsey Test atau LM).
4. Uji Moderated Regression Analysis (MRA)
Model regresi moderasi atau sering disebut MRA (Moderated Regression Analysis) merupakan aplikasi khusus regresi linier berganda dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi atau perkalian dua atau lebih variabel independen (Ghozali, 2013: 223). Variabel perkalian antara Kecerdasan Spiritual (X1) dan Komitmen Karyawan (X3) merupakan variabel moderating oleh karena itu menggambarkan hubungan antara kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan yang dimoderasi komitmen karyawan. Sedangkan perkalian antara Kepercayaan pada Atasan (X2) dan Komitmen Karyawan (X3) yang
merupakan variabel moderating, oleh karena itu menggambarkan hubungan antara kepercayaan pada atasan kinerja karyawan yang dimoderasi komitmen karyawan.
Berikut ini merupakan persamaannya:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X1*X3 + β5X2*X3 + e
Y = α + β1Kecerdasan + β2Kepercayaan + β3Komitmen + β4Kecerdasan*
Komitmen + β5Kepercayaan*Komitmen + 0,05 Dimana: Y = Kinerja karyawan α = Konstanta β1- β3 = Koefisien X1 = Kecerdasan X2 = Kepercayaan X3 = Komitmen X1*X3 = Kecerdasan*Komitmen X2*X3 = Kepercayaan*Komitmen e = Kesalahan baku H. Alat Analisis
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka. Diproses dan diolah menggunakan SPSS (Statistical Packagefor Sosial Science) 21 sesuai dengan keinginan pengguna (user) secara cepat dan tepat. Hasilnya akan dijabarkan secara deskriptif.
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Identitas Bank Indonesia Solo
Nama Lembaga : KPw Bank IndonesiaSolo
Alamat : Jl. Jenderal Sudirman No.15, Kp. Baru, Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos : 57111
Telephon/Fax : 0271-647755/0271-647132
2. Sejarah KPw Bank Indonesia Solo
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo dibuka pada tanggal 25 November 1867 dengan nama ”Agentshap Soerakarta” sebagai kantor cabang ke-6 (enam) dari De Javache Bank. Pada tanggal 10 November 1908 gedung Kantor Bank Indonesia Solo dibangun dengan peletakan batu pertama oleh Moej. A. Roufls. Gedung ini digunakan pada tanggal 1 Agustus 1910 dengan alamat Jl. Jend. Sudirman No. 4.
Saat ini kantor Bank Indonesia Solo memiliki wilayah kerja di 6 (enam) kabupaten dan 1 (satu) kota di Eks Karesidenan Surakarta, yaitu Kota Solo, Kabupaten Sragen, Karanganyar, Boyolali, Wonogiri, Sukoharjo dan Klaten.
3. Visi, Misi, Nilai dan Sasaran Strategis
a. Visi
Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil.
b. Misi
1) Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
2) Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.
3) Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.
4) Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.
c. Nilai-Nilai Strategis
Trust and Integrity – Professionalism – Excellence - Public Interest - Coordination and Teamwork.
d. Sasaran Strategis
Mewujudkan Visi, Misi dan Nilai-nilai Strategis tersebut, Bank Indonesia menetapkan sasaran strategis jangka menengah panjang, yaitu:
a. Memperkuat pengendalian inflasi dari sisi permintaan dan penawaran.
b. Menjaga stabilitas nilai tukar.
c. Mendorong pasar keuangan yang dalam dan efisien.
d. Menjaga SSK yang didukung dengan penguatan surveillance SP. e. Mewujudkan keuangan inklusif yang terarah, efisien, dan sinergis. f. Memelihara SP yang aman, efisien, dan lancar.
g. Memperkuat pengelolaan keuangan BI yang akuntabel.
h. Mewujudkan proses kerja efektif dan efisien dengan dukungan SI, kultur, dangovernance.
i. Mempercepat ketersediaan SDM yang kompeten.
j. Memperkuat aliansi strategis dan meningkatkan persepsi positif BI. k. Memantapkan kelancaran transisi pengalihan fungsi pengawasan
4. Struktur Organisasi
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Tim SP, PUR, Layanan dan Administrasi Tim Advisory dan
Pengembangan Ekonomi
ICO PM
Unit PUR Unit
Operasional SP
Unit Pengawasan SP, PUR dan KI
Satuan Layanan dan Administrasi
Gambar 4.4.1
Struktur Organisasi KPw Bank Indonesia Solo Sumber: (Bank Indonesia, 2017).
5. Gambaran Umum Responden
Untuk mempermudah dalam mengidentifikasi responden dilakukan pengelompokan berdasarkan karakteristik jenis kelamin, jabatan, dan lama kerja. Jumlah kuesioner yang disebar adalah 79, tetapi dalam hal ini kuesioner kembali 46. Dikarenakan karyawan non organik bukan karyawan tetap Bank Indonesia Solo sehingga tidak diikut sertakan dalam penelitian ini. Gambaran umum responden dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Karakteristik Jenis Kelamin
Adapun karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis_Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Perempuan 13 28.3 28.3 28.3
laki-laki 33 71.7 71.7 100.0
Total 46 100.0 100.0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017.
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden laki-laki lebih banyak daripada responden perempuan. Responden berdasarkan jenis kelamin perempuan berjumlah 13 orang (28,3%) dan responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 33 orang (71,7%).
b. Karakteristik Jabatan
Adapun karakteristik responden berdasarkan jabatan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan
Jabatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Staf 1 2.2 2.2 2.2 Tidak menyebutkan 45 97.8 97.8 100.0 Total 46 100.0 100.0
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden tidak menyebutkan jabatannya. Responden yang menyebutkan
jabatannya sebagai staf sebanyak 1 orang (2,2%) dan responden yang tidak
menyebutkan jabatannya sebanyak 45 orang (97,8%). c. Karakteristik Lama kerja
Adapun karakteristik responden berdasarkan lama kerja adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja
Lama_Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
1-5 tahun 26 56.5 56.5 56.5
> 5 tahun 20 43.5 43.5 100.0
Total 46 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2017.
Berdasarkan data tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden adalah responden dengan lama kerja 1-5 tahun sebanyak 26 orang (56,5%), kemudian responden dengan lama kerja > 5 tahun sebanyak 20 orang (43,5%).
B. Analisis Data
1. Uji Reliabilitas dan Validitas
a. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali, 2013: 47). Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan pengukuran
one shot (pengukuran sekali saja). Kriteria pengambilan keputusan uji reliabilitas menurut Nunnally (1994) dalam Ghozali (2013: 48) yaitu suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70.
Tabel 4.4 Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach alpha Keterangan
Kecerdasan .856 Reliabel
Kepercayaan .880 Reliabel
Komitmen .959 Reliabel
Kinerja .799 Reliabel
Sumber: Data primer diolah, 2017.
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa masing-masing variabel kecerdasan (0,856), kepercayaan (0,880), komitmen (0,959) dan kinerja (0,799) memiliki nilai Cronbach alpha lebih besar dari 0,70. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen dalam penelitian ini reliable, sehingga semua butir pertanyaan dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
b. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi, validitas adalah mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah dibuat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur (Ghozali, 2013: 52). Item kuesioner dinyatakan valid apabila nilai pearson correlation berbintang satu itu berarti
korelasi signifikan pada level 5% (0,05) dan apabila berbintang dua berarti korelasi signifikan pada level 1% (0,01) (Bawono, 2006: 76).
Tabel 4.5 Uji Validitas
Variabel Pertanyaan Pearson Correlation Kesimpulan Kecerdasan P1 .538** Valid P2 .903** Valid P3 .822** Valid P4 .750** Valid P5 .920** Valid Kepercayaan P6 .728** Valid P7 .878** Valid P8 .848** Valid P9 .833** Valid P10 .830 ** Valid Komitmen P11 .957 ** Valid P12 .970 ** Valid P13 .959 ** Valid P14 .887 ** Valid Kinerja P15 .780** Valid P16 .772** Valid P17 .680** Valid P18 .718 ** Valid P19 .651 ** Valid P20 .800 ** Valid
Sumber: Data primer diolah, 2017.
Berdasarkan uji validitas pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan dalam variabel kecerdasan, kepercayaan, komitmen dan
kinerja berbintang dua. Hal ini menunjukkan korelasi signifikan pada level
kuesioner dinyatakan valid sehingga tidak ada item pertanyaan yang dihapus.
2. Uji Statistik
a. Uji Ttest (Uji Parsial)
Dalam uji ini dilakukan uji regresi. Uji ini digunakan untuk melihat tingkat siginifikan variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu , dengan uji t statistik untuk masing-masing variabel bebas, dengan tingkat kepercayaan tertentu (Bawono, 2006: 89). Jika besarnya nilai sig lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka secara individu variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Persamaannya adalah:
Y = α +β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Y = α +β1Kecerdasan + β2Kepercayaan + β3Komitmen + 0,05
Dimana: Y = Kinerja karyawan α = Konstanta β1- β3 = Koefisien X1 = Kecerdasan X2 = Kepercayaan X3 = Komitmen e = Kesalahan baku
Tabel 4.6 Uji Ttest
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 3.770 .870 4.333 .000 Kecerdasan .113 .171 .155 .661 .512 Kepercayaan .662 .156 .772 4.245 .000 Komitmen -.159 .151 -.224 -1.055 .297
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: data primer diolah, 2017.
Berdasarkan tabel 4.6 hasil pengolahan uji Ttest didapatkan nilai t hitung secara berurutan untuk variabel kecerdasan spiritual 0,661, kemudian untuk variabel kepercayaan pada atasan 4,245 dan untuk variabel komitmen karyawan -1,055. Dengan tingkat signifikansi secara berurutan untuk variabel kecerdasan spiritual 0,512, variabel kepercayaan pada atasan 0,000, dan variabel komitmen karyawan 0,297. Dimana untuk variabel kecerdasan spiritual dan komitmen karyawan mempunyai nilai signifikansi > 0,05, sehingga memberikan kesimpulan bahwa variabel kecerdasan spiritual dan variabel komitmen karyawan secara parsial atau sendiri-sendiri tidak mempengaruhi secara langsung dan tidak signifikan terhadap variabel dependen yaitu kinerja karyawan. Sehingga hipotesis 1 dan 3 ditolak. Sedangkan untuk variabel kepercayaan pada atasan memiliki nilai signifikansi 0,000 dimana nilai ini < 0,05 sehingga memberikan keputusan bahwa variabel
kepercayaan pada atasan mempengaruhi variabel dependen (kinerja karyawan) atau dengan kata lain hipotesis ke 2 diterima.
Kemudian pada tabel 4.6 ditunjukkan pula bahwa nilai konstanta sebesar 3,770 sedangkan secara berurutan untuk nilai koefisien variabel kecerdasan spiritual sebesar 0,113, variabel kepercayaan pada atasan 0,662 dan untuk nilai koefisien variabel komitmen karyawan sebesar - 0,159. Sehingga didapat persamaan regresi sebagai berikut:
Kinerja = 3,770 + 0,113Kecerdasan + 0,662Kepercayaan – 0,159 + 0,05
Arti dari model persamaan di atas adalah:
1) α = 3,770
Nilai konstanta α sebesar 3,770, menyatakan bahwa ketika nilai variabel independen kecerdasan (X1), kepercayaan (X2), komitmen (X3) diasumsikan sebesar nol, maka nilai dari kinerja karyawan KPw Bank Indonesia Solo mengalami kenaikan sebesar 3,770.
2) β1 = 0,113
Koefisien regresi kecerdasan spiritual (X1) sebesar 0,113. Menyatakan bahwa setiap penambahan satu tingkatvariabel kecerdasan spiritual akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,113 dengan asumsi nilai koefisien variabel independen lainnya tetap atau sama dengan nol.
3) β2 = 0,662
Koefisien regresi kepercayaan pada atasan (X2) sebesar 0,662 menyatakan bahwa setiap penambahan satu tingkatkepercayaan pada atasan akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,662 dengan
asumsi nilai koefisien variabel independen lainnya tetap atau sama dengan nol.
4) β3 = -0,159
Koefisien regresi komitmen karyawan sebesar -0,159, menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan komitmen karyawan tidak akan diikuti kenaikan kinerja karyawan sebesar 0,159 dengan asumsi nilai koefisien variabel independen lainnya tetap atau sama dengan nol.
b. Uji Ftest (Uji Simultan)
Uji Ftest digunakan untuk mengukur seberapa jauh variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan: Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Selain membandingkan F hitung dengan F tabel bisa melihat besarnya nilai signifikan. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Hasil uji Ftest dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Uji Ftest
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 2.816 3 .939 16.589 .000b
Residual 2.377 42 .057
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Komitmen, Kepercayaan, Kecerdasan
Sumber: Data primer diolah, 2017.
Berdasarkan dari hasil uji F, diketahui bahwa F hitung > F tabel (16,589 > 3,209) maka dapat dikatakan signifikan atau dengan kata lain Ho ditolak artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pada kolom besarnya sig 0,000 lebih kecil dari 0,05 artinya Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel independen (kecerdasan, kepercayaan dan komitmen) secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
c. Uji Determinasi (R2)
Koefisien determinasi menunjukkan sejauh mana kontribusi variabel-variabel independen (kecerdasan, kepercayaan, dan komitmen) terhadap variabel dependen (kinerja). Nilai R2 dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.8 Uji R2
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .736a .542 .510 .23789
a. Predictors: (Constant), Komitmen, Kepercayaan, Kecerdasan
Berdasarkan tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa:
1) Koefisien korelasi R2 sebesar (0,782), ini artinya bahwa ada hubungan yang kuat antara variabel independen (kecerdasan spiritual, kepercayaan pada atasan, dan komitmen karyawan) dengan variabel dependen (kinerja karyawan).
2) Koefisien determinasi (R2) sebesar (0,611), ini artinya bahwa kontribusi variabel independen (kecerdasan spiritual, kepercayaan pada atasan, dan komitmen karyawan) mempengaruhi variabel dependen (kinerja karyawan) sebesar 61,1%, sedangkan sisanya sebesar 38,9% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.
3) Koefisien adjusted R2 (Adj R2) sebesar (0,562), ini merupakan korelasi dari R2 sehingga gambarnya cukup mendekati populasi.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Multikolonieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2013: 105). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas yakni menggunakan nilai VIF (Varian Inflation Factor) dan nilai tolerance. Apabila nilai tolerance value lebih besar dari 0,10 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolonieritas dalam model regresi tersebut (Ghozali, 2013: 105).
Tabel 4.9 Besar Korelasi Antar Variabel
Coefficient Correlationsa
Model Komitmen Kepercayaan Kecerdasan
1 Correlations Komitmen 1.000 -.203 -.652 Kepercayaan -.203 1.000 -.469 Kecerdasan -.652 -.469 1.000 Covariances Komitmen .023 -.005 -.017 Kepercayaan -.005 .024 -.013 Kecerdasan -.017 -.013 .029
a. Dependent Variable: Kinerja Sumber: Data primer diolah, 2017.
Pada tabel 4.9, kita bisa melihat matrik korelasi dari ketiga variabel independen yang kita pakai. Korelasi cukup besar terdapat pada hubungan antar variabel kecerdasan dan komitmen, yang nilainya sebesar -0,652 atau sebesar 65,2%. Tetapi karena korelasi antara kecerdasan dan komitmen masih di bawah 95% maka bisa dikatakan, bahwa variabel yang kita pakai tidak ada yang memiliki gejala multikolinieritas.
Tabel 4.10 Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std.
Error
Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 3.770 .870 4.333 .000
Kecerdasan .113 .171 .155 .661 .512 .197 5.066
Kepercayaan .662 .156 .772 4.245 .000 .329 3.038
Komitmen -.159 .151 -.224 -1.055 .297 .243 4.123
a. Dependent Variable: Kinerja
1) Nilai Tolerance
Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas adalah jika nilai tolerance > dari 0,1. Dari hasil uji tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai tolerance dari kecerdasan (0,197), kepercayaan (0,329), dan komitmen (0,243), dimana nilai tolerance > dari 0,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak terdapat gejala multikolonieritas.
2) VIF
Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas adalah jika Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10. Dari hasil uji tabel 4.10 nampak besarnya VIF variabel kecerdasan spiritual sebesar 5.066, variabel kepercayaan pada atasan sebesar 3.038 dan variabel komitmen sebesar 4.123, dimana nilai VIF kurang dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak terdapat gejala multikolonieritas.
b. Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2013: 139). Dalam penelitian ini menggunakan uji Park untuk menentukan ada tidaknya gejala heteroskedastisitas. Dikatakan terjadi heteroskedastisitas apabila nilai sig < 0,05 (Ghozali, 2013: 143). Model persamaan:
Tabel 4.11 Uji Park
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) 4.669 1.889 2.471 .021 Kecerdasan .257 .349 .318 .737 .469 Kepercayaan -.447 .312 -.411 -1.433 .165 Komitmen -.389 .331 -.463 -1.177 .251
a. Dependent Variable: LnU2i
Sumber: Data primer diolah, 2017.
Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi kecerdasan sebesar 0,469, variabel kepercayaan 0,165, dan variabel komitmen 0,251 lebih besar dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung heteroskedatisitas.
c. Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2013: 160). Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov. Apabila nilai signifikansi lebih besar dari
0,05 (sig > α) maka data tersebut berdistribusi normal (Ghozali, 2013:
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov (K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 46
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .22982385
Most Extreme Differences
Absolute .157
Positive .135
Negative -.157
Kolmogorov-Smirnov Z 1.063
Asymp. Sig. (2-tailed) .209
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Data primer yang diolah, 2017.
Dari uji normalitas pada tabel 4.12 yang telah dilakukan, pada data diperoleh Kolmogorov-Smirnov yaitu sebesar 1.063 dan signifikan pada 0,209. Hal ini dapat disimpulkan bahwa data residual terdistribusi normal.
d. Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model
yang digunakan sudah benar atau tidak (Ghozali, 2013: 166). Dalam
penelitian ini menggunakan uji Langrange Multiplier (LM). Kriteria penentuan uji ini adalah Jika X2 hitung > X2 tabel maka spesifikasi persamaan regresi linier tidak benar dan jika X2 hitung < X2 tabel maka model persamaan regresi linier adalah benar.
Tabel 4.13 Uji Langrange-Multiplier (LM)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .009a .000 -.071 .23788115
a. Predictors: (Constant), Komitmen2, Kepercayaan2, kecerdasan2
Sumber: Data primer diolah, 2017.
Berdasarkan tabel 4.13 uji Langrange Multiplier dapat diketahui bahwa nilai R2 0,000. Untuk mencari X2 hitung, dengan cara mengalikan n* R2 (46*0,000 = 0). X2 tabel yaitu 59,3035 dengan tingkat signifikansi 5% dan df 43. Karena nilai X2 hitung < X2 tabel maka model persamaan regresi linier adalah benar.