• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Uji Asumsi Klasik

Untuk menentukan analisis statistic yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka dilakukan pengujian untuk membuktikan independensi masing-masing variabel bebas yang diteliti. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS 19.0 For windows, dapat dilakukan pengujian sebagai berikut. 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan terhadap nilai standardized residual

menggunakan One Sample Kolmogorov- Smirnov Test dengan signifikan sebesar 5%

Tabel V.4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized Residual

N 38

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .97259753 Most Extreme Differences Absolute .109 Positive .109 Negative -.075 Kolmogorov-Smirnov Z .671

Asymp. Sig. (2-tailed) .758

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Berdasarkan hasil pengujian pada table V.4, hasil pengujian One Sample Kolmogorov- Smirnov Test menghasilkan asymptotic significance ≥ 0.05

(0.758 0.05). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi kenormalan.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidak samaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah non heteroskedatis. Dasar pengambilan keputusan adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu antara Y yang di prediksi dengan residual.

a) Jika ada pola tertentu seperti titik – titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedatis.

b) Jika ada pola yang jelas serta titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka 0, maka tidak terjadi heteroskedatis.

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS 19.0 For windows didapatkan kurva pengujian heteroskedasitas.

Gambar V. 1 Uji Heteroskedastisitas

Dari hasil gambar grafik antara nilai sumbu Y (Nilai Y yang di prediksi) dan sumbu X (Nilai residual) menunjukan pola yang tidak jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah sumbu Y secara tidak teratur sehingga menunjukan tidak terjadinya heteraskedastisitas

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah ada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik adalah non multikolinear. Analisis ini ditentukan oleh besarnya nilai VIF (Varians Inflation Factor) dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikoliearitas adalah mempunyai nilai VIF yang tidal lebih dari 10 dan mempunyai angka tolerance tidak kurang dari 0.1.

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS 19.0 For windows didapatkan nilai VIF (Varians Inflation Factor) dan Tolerance untuk masing-masing variabel bebas pada table berikut ini:

Tabel V.5 Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Penempatan pegawai .982 1.018 Pelatihan kerja .982 1.018

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai VIF (Varians Inflation Factor) dari masing-masing variabel independen memiliki nilai VIF tidak lebih dari 10 dan tolerance tidak kurang dari 0,1. Semakin tinggi nilai nilai VIF maka semakin rendah nilai tolerance sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel tidak menunjukan adanya multikolinearitas.

C. Hasil Penelitian

1. Analisis Deskriptif Karakteristik responden

Tujuan dari analisis deskriptif dalam penelitian ini yaitu untuk menganalisis data yang berhubungan dengan identitas responden yang meliputi jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan.

Tabel V.6

Karakteristik Responden Berdasar Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Responden

Dalam Angka Jumlah Responden Persentase 1 Laki-laki 35 92 2 Perempuan 3 8 Jumlah 38 100%

Sumber : Data Primer

Berdasar Tabel V.6 diatas dapat diketahui bahwa dari 38 responden yang dijadikan sampel terdapat 35 orang atau 92% responden laki-laki dan 3 orang atau 8% responden perempuan dari total responden.

Tabel V.7

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pegawai

No Usia (tahun) Jumlah %

1 20-25 - 0

2 26-35 3 7,8

3 36-45 9 23,7

4 >46 26 68,5

Jumlah 38 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel V.7 di atas dapat diketahui bahwa dari jumlah responden berdasarkan usia antara 20-25 tahun sebanyak 0 orang atau 0% ,usia antara 26 – 35 tahun sebanyak 3 orang atau 7,8%, usia antara 36 – 45 tahun sebanyak 9 orang atau 23,7%, usia diatas 46 tahun sebanyak 26 orang atau 68,5% dari total responden.

Tabel V.8

Karakteristik Responden Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah % 1 SD - 0 2 SMP - 0 3 SMA 9 23,6 4 DIII - 0 5 S1 29 76,4 6 S2 - 0 Jumlah 38 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel V.8 di atas dapat diketahui bahwa berdasarkan pendidikan Pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanggamus yang menjadi responden penelitian, sebanyak 29 orang dengan persentase sebesar 76,4% mempunyai latar belakang pendidikan terakhir sarjana. Sedangkan responden dengan latar belakang pendidikan terakhir SMA sebanyak 9 orang dengan persentase sebesar 23,6%.

Hasil tersebut menyatakan bahwa mayoritas karyawan Pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanggamus memiliki pendidikan yang tinggi dan pengetahuan yang luas. Untuk menunjang tujuan organisasi yang ingin selalu berkembang, maka dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai wawasan yang luas.

2. Deskripsi Variabel Penelitian

Dalam mendeskripsikan variabel penelitian, nilai rata-rata masing-masing responden pada masing-masing variabel dikelompokkan (kategorisasi) dalam 5 kelas, berdasarkan norma yang telah dijelaskan pada Bab III.

a. Penempatan pegawai

Variabel Penempatan pegawai diukur melalui 2 indikator dengan 10 item pernyataan. Setelah ke10 item ini dirata-rata dan diklasifikasi maka deskripsi variabel Penempatan pegawai disajikan pada Tabel V.9.

Tabel V.9

Deskripsi Variabel Penempatan pegawai

Interval Kategori Frekuensi Persentase(%)

1,00 – 1,79 Sangat Tidak setuju 0 0

1,80 – 2,59 Tidak setuju 0 0 2,60 – 3,39 Netral 0 0 3,40 – 4,19 Setuju 18 47.4 4,20 – 5,00 Sangat setuju 20 52.6 Jumlah 38 100,0 Rata-rata = 4.3237 Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel V.9, dapat dilihat bahwa dari 38 responden yang memberi tanggapan terhadap item-item pernyataan variabel Penempatan pegawai , ditemukan tidak ada responden (0%) yang memiliki Penempatan pegawai tergolong “Sangat Tidak setuju, tidak setuju dan Netral/Normal”, 18 orang (47.4%) tergolong “Setuju” dan 20 orang (52.6%) yang tergolong “sangat setuju”. Nilai rata-rata diperoleh sebesar

4.3237. Nilai ini berada dalam rentang 4,20 – 5,00 yang berarti “sangat setuju”. Ini menunjukkan bahwa tingkat Penempatan pegawai di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung tergolong sangat tinggi. Dengan demikian menunjukkan bahwa Penempatan pegawai mempunyai kecenderungan nilai yang tinggi, ini menunjukkan bahwa pegawai mempunyai persepsi bahwa Penempatan pegawai di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung mempunyai banyak pengaruh yang sesuai dengan harapan pegawai .

b. Pelatihan kerja

Variabel Pelatihan kerja diukur melalui 2 indikator dengan 10 item pernyataan. Setelah ke 10 item ini dirata-rata dan diklasifikasi maka deskripsi variabel Pelatihan kerja disajikan pada Tabel V.10.

Tabel V.10

Deskripsi Variabel Pelatihan kerja

Interval Kategori Frekuensi Persentase(%)

1,00 – 1,79 Sangat Tidak setuju 0 0

1,80 – 2,59 Tidak setuju 0 0 2,60 – 3,39 Netral 1 2.6 3,40 – 4,19 Setuju 16 42.1 4,20 – 5,00 Sangat setuju 21 55.3 Jumlah 38 100,0 Rata-rata = 4.3342 Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel V.10, dapat dilihat bahwa dari 38 responden yang memberi tanggapan terhadap item-item pernyataan variabel Pelatihan kerja, ditemukan tidak ada responden (0%) yang menilai “Sangat Tidak setuju” dan “tidak setuju”, 1 orang (2.6%) “Netral/Normal” pada Pelatihan kerja, 16 orang (42.1%) menilai “setuju” dan 21 responden (55.3%) yang menilai “sangat setuju”. Nilai rata-rata diperoleh sebesar 4.3342. Nilai ini berada dalam rentang 4,20 – 5,00 yang berarti “Sangat setuju”. Ini menunjukkan bahwa Pelatihan kerjadi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung tergolong sangat tinggi atau sangat baik.

Dengan demikian menunjukkan bahwa Pelatihan kerja mempunyai kecenderungan nilai yang Sangat setuju, ini menunjukkan bahwa Pelatihan kerja di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung dapat memberikan jaminan dan kepercayaan kepada pegawai di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung.

c. Produktivitas kerja

Variabel Produktivitas kerja diukur memalui 4 indikator dengan 15 item pernyataan. Setelah ke-15 item ini dirata-rata dan diklasifikasi maka deskripsi variabel Produktivitas kerja disajikan pada Tabel V.11

Tabel V.11

Deskripsi Variabel Produktivitas kerja

Interval Kategori Frekuensi Persentase(%)

1,00 – 1,79 Sangat Tidak setuju 0 0

1,80 – 2,59 Tidak setuju 0 0 2,60 – 3,39 Netral 0 0 3,40 – 4,19 Setuju 7 18.4 4,20 – 5,00 Sangat setuju 31 81.6 Jumlah 38 100,0 Rata-rata = 4.4281 Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel V.11 dapat dilihat bahwa dari 38 responden yang memberi tanggapan terhadap item-item pernyataan variabel Produktivitas kerja , ditemukan tidak ada responden (0%) yang menilai “Sangat Tidak setuju, Tidak setuju dan Netral”, 7orang (18.4%) menilai “setuju” dan 31 responden (81.6%) yang menilai “sangat setuju”. Nilai rata-rata diperoleh sebesar 4.4281. Nilai ini berada dalam rentang 4,20 – 5,00 yang berarti “sangat setuju”. Ini menunjukkan bahwa Produktivitas kerja di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung tergolong sangat tinggi atau sangat baik.

Dengan demikian menunjukkan bahwa Produktivitas kerja mempunyai kecenderungan nilai yang baik, ini menunjukkan bahwa pegawai di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung merasa nyaman di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

Tanggamus Provinsi Lampung, sesuai dengan harapan yang diinginkan pegawai

3. Hasil estimasi analisis regresi, disajikan pada Tabel V.12 Tabel V.12

Rangkuman Hasil Regeresi Linier Berganda

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.914 .594 3.222 .003 Penempatan pegawai .247 .112 .303 2.216 .033 Pelatihan kerja .333 .096 .476 3.481 .001

a. Dependent Variabel: Produktivitas kerja Sumber : Data Primer

a) Persamaan regresi

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada Tabel V.12 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 1.914 + 0.247 X1+ 0.333 X2

1) Konstanta (a)

Pada persamaan di atas nilai konstanta diperoleh sebesar 1.914 (positif) yang berarti bahwa jika skor pada kedua variabel Penempatan pegawai , dan Pelatihan kerja sama dengan nol maka Produktivitas kerja akan sebesar 1.914 unit

Penempatan pegawai pada persamaan di atas diperoleh sebesar 0.247 yang berarti positif searah dan jika skor pada variabel Penempatan pegawai meningkat maka Produktivitas kerja akan meningkat dan sebaliknya apabila skor variabel Penempatan pegawai turun maka Produktivitas kerja akan turun, dengan asumsi variabel lain sama dengan nol atau dalam keadaan konstan.

3) Pelatihan kerja (b2)

Pelatihan kerja pada persamaan di atas diperoleh sebesar 0.333 yang berarti positif searah dan jika skor pada variabel Pelatihan kerja meningkat maka Produktivitas kerja akan meningkat dan sebaliknya apabila skor variabel Pelatihan kerja turun maka Produktivitas kerja akan turun, dengan asumsi variabel lain sama dengan nol atau dalam keadaan konstan.

b) Uji Simultan (Uji-F)

Uji-F dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien regresi seluruh prediktor (variabel independen) di dalam model secara serentak (simultan). Jadi menguji signifikansi pengaruh Penempatan pegawai dan pelatihan kerja, secara serentak terhadap Produktivitas kerja

Rumusan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) mengenai pengaruh variabel Penempatan pegawai dan pelatihan kerja, secara serentak terhadap Produktivitas kerja adalah sebagai berikut:

H0 : Tidak ada pengaruh Penempatan pegawai dan pelatihan kerja, secara serentak terhadap Produktivitas kerja

Ha : Ada pengaruh Penempatan pegawai dan pelatihan kerja, secara serentak terhadap Produktivitas kerja

Tabel V.13 Uji F ANOVAb Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.160 2 .580 9.718 .000a

Residual 2.090 35 .060

Total 3.250 37

a. Predictors: (Constant), Pelatihan kerja, Penempatan pegawai b. Dependent Variabel: Produktivitas kerja

Dari hasil perhitungan statistik yang menggunakan SPSS yang tertera pada Tabel V.13, diperoleh nilai F sebesar 9.718 dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai signifikansi yang dihasilkan tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel Produktivitas kerja (Y) dapat dijelaskan secara signifikan oleh Penempatan pegawai (X1), dan Pelatihan kerja (X2).

Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel Penempatan pegawai dan Pelatihan kerja, secara serentak atau simultan berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas kerja pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung

c) Koefisien determinasi (R2)

Ditemukan pula koefisien determinasi (R2) sebesar .320 sesuai yang tertera pada Tabel V.14

Tabel V.14 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .598a .357 .320 .24435 1.657

a. Predictors: (Constant), Pelatihan kerja, Penempatan pegawai b. Dependent Variabel: Produktivitas kerja

yang berarti bahwa sekitar 32% variasi pada variabel Produktivitas kerja mampu diterangkan oleh kedua variabel (Penempatan pegawai dan Pelatihan kerja) secara serentak atau simultan. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 68% diterangkan oleh variasi lain di luar model.

d) Uji t (t test)

Yaitu untuk mengetahui tingkat signifikasi dari pengaruh variabel independent secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Dari hasil perhitungan, didapat nilai thitung untuk masing-masing variabel independent, dan nilai tTabelpada df = n – 1 – k = 38 – 1 – 3 = 34, dengan

tingkat signifikansi ( α ) = 5% / 2 = 0,025 (penelitian dua arah) seperti

Tabel V.15 Rangkuman Nilai-nilai t

Variabel bebas Nilai

thitung Sig.α (p)

Penempatan Pegawai (X1) 2.216 0.033

Pelatihan Kerja (X2) 3.481 0.001

Sumber : Data Primer

1. Variabel Penempatan Pegawai (X1)

1. Ho : Artinya tidak ada pengaruh antara yang nyata antara masing-masing variabel independen (Penempatan Pegawai) terhadap variabel dependen (Produktivitas kerja )

Ha : Artinya ada pengaruh antara masing-masing variabel independen (Penempatan Pegawai) terhadap varaibel dependen (produktivitas kerja)

2. t Tabel= t (a) ; (n – 1 – k) k = jumlah variabel n = jumlah sampel

3. t hitung t tabel atau – t hitung -t tabel jadi Ho diterima. t hitung > t tabel atau – t hitung < -t tabel jadi Ho ditolak.

4. Kesimpulan

Dari hasil perhitungan statistik yang menggunakan SPSS yang tertera pada Tabel V.15, diperoleh nilai t untuk penempatan pegawai (X1) sebesar 2.216 dengan tingkat signifikansi 0,033. Nilai signifikansi yang dihasilkan tersebut lebih kecil dari 0,05 dan nilai t untuk penempatan pegawai (X1) lebih besar dari pada 2.032. Hal ini berarti bahwa variabel penempatan pegawai (X1) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Produktivitas kerja (Y)

Variabel Penempatan Pegawai mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Produktivitas kerja dikarenakan para pegawai beranggapan bahwa variabel Penempatan Pegawai yang diwakili oleh kompetensi dan kualisifikasi yang di berikan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung sudah dirasa lengkap untuk memenuhi Produktivitas kerja .

2. Variabel Pelatihan Kerja (X2)

1. Ho : Artinya tidak ada pengaruh antara yang nyata antara masing-masing variabel independen (Pelatihan Kerja) terhadap variabel dependen (Produktivitas kerja )

Ha : Artinya ada pengaruh antara masing-masing variabel independen (Pelatihan Kerja) terhadap varaibel dependen (produktivitas kerja)

2. tTabel= t (a) ; (n – 1 – k) k = jumlah variabel n = jumlah sampel

3. t hitung t tabel atau – t hitung -t tabel jadi Ho diterima. t hitung > t tabel atau – t hitung < -t tabel jadi Ho ditolak. 4. Kesimpulan

Dari hasil perhitungan statistik yang menggunakan SPSS yang tertera pada Tabel V.16, diperoleh nilai t untuk pelatihan kerja (X2) sebesar 3.481 dengan tingkat signifikansi 0,001. Nilai signifikansi yang dihasilkan tersebut lebih kecil dari 0,05 dan nilai t untuk pelatihan kerja (X2) lebih besar dari pada 2.032. Hal ini berarti bahwa variabel pelatihan kerja (X2) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Produktivitas kerja (Y)

Variabel Pelatihan Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Produktivitas kerja dikarenakan para pegawai beranggapan bahwa variabel Pelatihan Kerja yang diwakili oleh ketrampilan dan pengetahuan akan tugas dan tanggung jawabnya atas pekerjaan yang di berikan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung.

D. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis pertama ditemukan bahwa Penempatan Pegawai berpengaruh secara signifikan terhadap Produktivitas kerja. Hal ini berarti bahwa ketika karyawan diberikan penempatan yang sesuai maka akan menyebabkan pegawai melaksanakan kewajibannya dengan baik dan dapat meningkatkan produktivitas kerjanya sehingga pencapaian tujuan perusahaan dapat terwujud.

Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anita Naliebrata pada tahun 2007, dengan judul “Analisis Pengaruh Penempatan Pegawai Berbasis Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Dinas Perhubungan Pemkab Bogor), yang mempunyai hasil yang sama yaitu Penempatan Pegawai berpengaruh terhadap Produktivitas kerja karyawan. Hasil ini juga mendukung teori yang di kemukakan oleh Rivai (2009:198) yang menyatakan bahwa penempatan ialah mengalokasikan para karyawan pada posisi kerja tertentu hal ini khusus terjadi pada karyawan baru. Pendapat tersebut menegaskan bahwa penempatan pegawai tidak sekedar menempatkan saja, melainkan harus mencocokan dan membandingkan kualifikasi yang dimiliki pegawai dengan kebutuhan dan persyaratan dari suatu jabatan tertentu.

Hasil pengujian hipotesis kedua ditemukan bahwa Pelatihan Kerja berpengaruh secara signifikan terhadap Produktivitas kerja. Hal ini berarti bahwa dengan Pelatihan Kerja yang baik maka knowledge dan skill seorang karyawan

dalam aktivitas kerja tertentu dapat meningkatkan Produktivitas kerja karyawan.

Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahmad Sodikin pada tahun 2006, dengan judul “Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Karyawan Di PT. Gunung Madu Plantations”, yang mempunyai hasil yang sama yaitu Pelatihan Kerja berpengaruh terhadap Produktivitas kerja karyawan. Hasil ini juga mendukung teori yang di kemukakan oleh Hariandja (Kadarisman, 2012:8-9) yang mengemukakan pelatihan dan pengembangan pegawai sebagai satu kesatuan dan dapat didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai. Dengan adanya perhatian khusus ini, maka karyawan akan dapat bekerja dengan tenang dan aman, akhirnya akan dapat meningkatkan Produktivitas kerja karyawan.

Hasil pengujian hipotesis ketigaditemukan bahwa Penempatan pegawai dan pelatihan kerja secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap produktvitas kerja. Hal ini berarti bahwa Penempatan pegawai dan pelatihan kerja meningkatkan Produktivitas kerjanya. Hasil ini juga mendukung teori yang di kemukakan oleh A. Dale Timple dalam (Mangkunegara, 2009: 15), faktor-faktor produktivitas kerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Misalnya, produktivitas kerja seseorang baik disebabkan karena mempunyai kemampuan

tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan seseorang mempunyai produktivitas kerja yang jelek disebabkan orang tersebut mempunyai kemampuan rendah dan orang tersebut tidak memiliki upaya-upaya untuk memperbaikinya. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi.

91 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait