• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Proses Statistik

4.2 Uji Asumsi Klasik

Hasil dari uji normalitas dengan grafik histogram, normal probability plot, serta

Kolmogorov-Smirnov Test. Pengujian normalitas data Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan

membuat hipotesis apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima,

sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.

Tabel 4.2

Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LA AKO AKI AKP HS

N 60 60 60 60 60

Normal Parametersa,,b Mean 224.5312 -135.4120 167.2273 31.5485 1390.85 Std. Deviation 507.19036 1,465.35709 613.66793 433.96851 1580.008

Most Extreme Differences Absolute .330 .291 .221 .280 .272

Positive .313 .238 .221 .280 .272

Negative -.330 -.291 -.178 -.238 -.189

Kolmogorov-Smirnov Z 2.555 2.254 1.711 2.169 2.107

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .006 .000 .000

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Data diolah penulis, 2011

Dari hasil uji normalitas pada tabel 4.2, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 2,555

dan signifikansi pada 0,000 untuk laba akuntansi, 2,254 dan signifikansi pada 0,000 untuk arus

maka dapat disimpulkan data tidak terdistribusi secara normal karena semua p < 0,05. Data yang

tidak terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik

normal plot data.

Sumber:

Data yang diolah penulis, 2011

Gambar 4.1

Histogram (sebelum data ditransformasi)

Gambar 4.2

Grafik Normal P-P Plot (sebelum data ditransformasi)

Hasil uji normalitas dengan menggunakan histogram (gambar 4.1) terlihat normal, namun

tidak demikian dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal

plot (gambar 4.2), terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak

menjauh dari garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi

terdistribusi secara tidak normal. Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal

menurut Jogiyanto (2004:172) yaitu:

1) lakukan transformasi data ke bentuk lainnya,

2) lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,

3) lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.

Pengubahan nilai residual agar berdistribusi normal dapat dilakukan dengan transformasi

data ke model logaritma natural (Ln) yaitu dari persamaan Harga Saham = f(HS) menjadi

LN_Harga_Saham = f(LN_HS). Setelah itu, data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas.

Oleh karena itu, dilakukan transformasi data yang tidak terdistribusi secara normal tersebut

untuk menormalkannya. Caranya adalah dengan melakukan LN terhadap semua variabel yang

tidak terdistribusi secara normal tersebut. Data yang ditransformasi ke model logaritma natural

disajikan pada lampiran 9, 10, dan 11. Hasil uji normalitas setelah dilakukan transformasi data

yang tidak normal tersebut dapat dilihat pada grafik histogram, normal probability plot, dan tabel

Kolmogorov-Smirnov Test pada tabel 4.3, gambar 4.3 dan gambar 4.4.

Tabel 4.3

Uji Normalitas Setelah Data Ditansformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Normal Parametersa,,b Mean 4.0658 5.2233 5.0580 3.9205 6.4572 Std. Deviation 1.69650 1.57038 1.79733 1.77961 1.68470

Most Extreme Differences Absolute .060 .136 .126 .102 .146

Positive .052 .136 .058 .090 .097

Negative -.060 -.076 -.126 -.102 -.146

Kolmogorov-Smirnov Z .466 .653 .734 .560 1.122

Asymp. Sig. (2-tailed) .982 .788 .654 .912 .161

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Data yang diolah penulis, 2011

Bila nilai signifikan < 0.05 berarti distribusi data tidak normal. Sebaliknya bila nilai

signifikan > 0.05 berarti distribusi data normal. Dapat dilihat dari tabel 4.3 di atas bahwa setelah

dilakukan transformasi data dengan LN, semua data variabel yang diuji menjadi normal karena

nilai signifikan (Asymp. Sig) untuk semua variabel > 0,05. Dilanjutkan dengan membuat grafik

histogram dan plot data pada gambar 4.3 dan 4.4.

Sumber: Data yang diolah penulis, 2011.

Gambar 4.3

Gambar 4.4

Grafik Normal P-P Plot (setelah data ditransformasi)

Grafik histogram dan normal probability plot pada gambar 4.3 dan gambar 4.4 di atas

menunjukkan bahwa setelah dilakukan transformasi data menggunakan LN, grafik histogram

memperlihatkan pola distribusi yang normal data menyebar di sekitar garis diagonal atau

mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Grafik P-P Plot memperlihatkan titik-titik

menyebar di sekitar/mengikuti arah garis diagonal yang menunjukkan pola distribusi normal.

4.2.2 Uji Multikolinearitas Tabel 4.4

Hasil Perhitungan VIF Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) LN_LA .873 1.145

LN_AKI .819 1.220

LN_AKP .916 1.092

a. Dependent Variable: LN_HS

Sumber: Data yang diolah penulis, 2011.

Hasil dari uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.4. Pengujian multikolinearitas

dilakukan dengan melihat (1) nilai tolerance dan lawannya (2) VIF(variance inflation factor).

Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai

tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Hasil pengujian di atas, dapat dilihat bahwa

angka tolerance pada variabel LA (LN_LA), AKO (LN_AKO), AKI (LN_AKI) > 0,10 dan VIF-

nya < 10. Hal ini menujukkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas di antara variabel penelitian.

4.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variabel dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model regresi yang baik

adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Untuk mendeteksi ada

tidaknya heteroskedasitas, menurut Ghozali (2005:105) dapat dilihat dari grafik Scatterplot

antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola

tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi

heteroskedasitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar maka tidak

terjadi heteroskedasitas. Hasil dari uji heteroskedasitas dapat dilihat pada grafik scatterplot pada

Gambar 4.5 Grafik Scatterplot

Grafik scatterplot di atas, memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak serta tidak

membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heterokedasitas

pada model regresi sehingga data layak dipakai dalam proses regresi berganda.

4.2.4 Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan

pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model

regresi. Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada data yang

tersusun, baik berupa data cross sectional atau time series. Jika terjadi autokorelasi dalam model

regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi

Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan

melakukan pengujian Durbin Watson (DW). Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel

4.5.

Tabel 4.5

Hasil Uji Durbin Watson Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .695a .483 .445 1.39056 1.815

a. Predictors: (Constant), LN_AKP, LN_AKI, LN_LA, LN_AKO b. Dependent Variable: trans_HS

Sumber: Diolah dari SPSS

Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin Watson (Dw) sebesar

1,815, nilai ini kita bandingkan dengan nilai tabel dengan jumlah observasi sebanyak 60 (n=60)

dan variabel independen (k) sebanyak 4, maka berdasarkan tabel Durbin Watson didapat nilai

batas atas (du) sebesar 1,727 dan nilai batas bawah (dl) sebesar 1,444. Oleh karena itu, nilai

(Dw) lebih besar dari 1,727 dan lebih kecil dari 4 – 1,727 atau dapat dinyatakan bahwa 1,727 <

1,815 < 4 – 1,727 (du < d < 4 – du). Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat

autokorelasi baik positif maupun negatif.

Dokumen terkait