• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Uji Asumsi Penelitian

Evaluasi ini dimaksudkan untuk apakah penggunaan model

regresi linear berganda (multiple Regression linear) dalam menganalisis telah memenuhi asumsi. Model linear berganda akan

lebih tepat digunakan dan menghasilkan perhitungan yang lebih akurat

apabila asumsi-asumsi berikut dapat terpenuhi yaitu :

a.Uji Normalitas

Pengujian Normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya

mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik

adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah subjek data

berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk

mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis

terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak

berdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah

nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah statistik non

parametrik.

Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji histogram, uji

normal P Plot, uji Chi Square, Skewness dan Kurtosis atau uji

Kolmogorov Smirnov. Tidak ada metode yang paling baik atau paling

tepat. Tipsnya adalah bahwa pengujian dengan metode grafik sering

menimbulkan perbedaan persepsi di antara beberapa pengamat,

sehingga penggunaan uji normalitas dengan uji statistik bebas dari

keragu-raguan, meskipun tidak ada jaminan bahwa pengujian dengan

uji statistik lebih baik dari pada pengujian dengan metode grafik.

Dalam pembahasan ini akan digunakan Uji normalitas dapat dilakukan

dengan Uji Kurtosis Kolmogorov Smirnov, uji histogram, uji normal P

Plot, dalam uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi

normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05.

Tabel 20 Hasil Uji Normalitas dengan Kolomogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X1 X2 Y N 30 30 30 Normal Parametersa,,b Mean 73.90 82.90 48.80 Std. Deviation 8.814 9.546 7.317 Most Extreme Differences Absolute .229 .213 .164 Positive .229 .213 .164 Negative -.123 -.104 -.128

Kolmogorov-Smirnov Z 1.253 1.166 .897

Asymp. Sig. (2-tailed) .086 .132 .396

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Dari hasil di atas kita lihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov

dan dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk Kemampuan (X1)

sebesar 0,086; untuk Motivasi (X2

Santoso (2007), menjelaskan output test of normality, ada pedoman pengambilan keputusan :

) sebesar 0,132; dan untuk Kinerja

(Y) sebesar 0,396.

a. Angka signifikansi (Sig) > α = 0,05 maka data berdistribusi normal c. Angka signifikansi (Sig) < α = 0,05 maka data tidak berdistribusi

normal

Karena signifikansi untuk seluruh variabel Kemampuan (X1)

dan variabel Motivasi (X2) dan variabel Y lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel Kemampuan

(X1),variabel Motivasi (X2

Selanjutnya mengetahui normalitas data dapat dilihat dari hasil

uji normalitas. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan

melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau

dengan melihat histogram dari residualnya (Santoso, 2007),. Adapun

dasar pengambilan keputusan:

), dan Y berdistribusi normal..Angka

Statistic menunjukkan semakin kecil nilainya maka distribusi data

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi

normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi

normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Hasil uji Normalitas dapat dilihat pada gambar dibawah :

Gambar 3.Hasil Uji Normalitas

Dari output diatas apabila kurva tidak mengarah ke kiri atau

mengarah kekanan (sisi kanan dan sisi kiri sama lebarnya) maka data

dapat dikatakan normal namun apabila sebaliknya maka data

berdistribusi tidak normal. Dengan melihat tampilan grafik histogram

maupun grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram

memberikan pola distribusi yang tidak menceng (skewness) ke kiri atau mengarah kekanan (sisi kanan dan sisi kiri sama lebarnya) maka data

Gambar 4.Hasil Uji P-Plot Normalitas

Menurut Santoso (2007) metode yang digunakan adalah

pengujian secara visual dengan metode gambar normal Probability Plots dalam program SPSS yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi

dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari

grafik. Sebagaimana terlihat dalam grafik Normal P-P plot of

regression Standardized Residual , terlihat titik-titik menyebar disekitar

garis diagonal, serta penyebarannya menyebar sekitar garis dan

mengikuti garis diagonal maka nilai residual tersebut telah

normal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi yang

tidak menyalahi asumsi normalitas.

b.Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas perlu dilakukan untuk menguji apakah

pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas,

Multikolinieritas (Multiko). Untuk mengetahui multikolinieritas antar

variabel bebas tersebut, dapat dilihat melalui VIF (variance inflation factor) dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila nilai VIF tidak lebih dari 5 berarti mengindikasi bahwa dalam

model tidak terdapat multikolinieritas. Pada pembahasan ini akan

dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai inflation factor

(VIF) pada model regresi dan membandingkan nilai koefisien

determinasi individual (r2) dengan nilai determinasi secara serentak (R2

a. Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1

). Santoso (2007) mengemukakan besaran VIF (variance inflation factor) dan Tolerance, pedoman suatu model regresi yang bebas multiko adalah :

b. Mempunyai angka Tolerance mendekati 1

Adapun hasil pengujian teringkas dalam tabel berikut :

Tabel 21 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Bebas Variabel

Bebas

Tolerance VIF Keputusan terhadap Asumsi Multikolinieritas

X1 0.080 12.428 > 5 Tidak Terpenuhi

X2 0.080 12.428 >5 Tidak Terpenuhi

Sumber : Diolah dari Output SPSS 20

Pada tabel 21 terlihat bahwa kedua variabel bebas memiliki

besaran angka VIF di sekitar angka 1 ( X1 = 12.428 > 5 dan X2 =

12.428 >5), Menurut Santoso (2007), pada umumnya jika VIF lebih

besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan

c.Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual

dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

Homoskedastisitas, dan jika varians berbeda, disebut

Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

Heteroskedastisitas. Hasil pengujian ditunjukkan dalam gambar

berikut :

Gambar 5 Grafik Uji Heteroskedastisitas

Dari output di atas dapat diketahui bahwa titik-titik tidak

membentuk pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak

d.Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

(sebelumnya). Untuk menguji Autokorelasi dapat dilihat dari nilai

Durbin Waston (DW), yaitu jika nilai DW terletak antara du dan (4 –

dU) atau du ≤ DW ≤ (4 – dU), berarti bebas dari Autokorelasi. Jika nilai DW lebih kecil dari dL atau DW lebih besar dari (4 – dL) berarti

terdapat Autokorelasi. Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel Durbin Waston, yaitu nilai dL ; dU = α ; n ; (k – 1). Keterangan : n adalah jumlah sampel, k adalah jumlah variabel, dan α adalah taraf signifikan.

Tabel 22 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .069a .005 -.069 7.565 1.765

a. Predictors: (Constant), MotivasiX2, KemampuanX1

b. Dependent Variable: KinerjaY

Nilai tabel Durbin Watson pada α = 5%; n = 30; 3 – 1 = 2 adalah dL = 1.2837 dan dU = 1.5666. Hasil pengolahan data

menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar 1.765 dan nilai tersebut

berada di antara dU dan (4 – dU) atau 1.5666 < 1.765 < 3,434, maka

dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi linier tersebut tidak

terdapat Autokorelasi atau tidak terjadi korelasi di antara kesalahan

Dokumen terkait