PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU SMP DI YAYASAN PENDIDIKAN X
TESIS
Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat Magister
Program Magister Psikologi Sains Minat Utama Psikologi Pengembangan SDM
Diajukan oleh:
Nama : KWINNA RADHA SAMURA,S.Pd NIM : 127049001
PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI SAINS FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
TESIS
PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU SMP DI YAYASAN PENDIDIKAN X
Dipersiapkan dan disusun oleh
Kwinna Radha Samura
Telah dipertahankankan didepan dewan penguji Pada tanggal
Susunan Dewan Penguji
Dosen Pembimbing Anggota Dewan Penguji
Prof.Dr.Irmawati,Psikolog ___________________
Ferry Novliadi,S.Psi, M.Psi ___________________
Vivi Gusrini R.Pohan, M.Sc,MA,Psikolog ___________________
Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Magister
Tanggal………..
P E R N Y A T A A N
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Kwinna Radha Samura,SPd dengan disaksikan oleh tim penguji tesis, dengan ini menyatakan bahwa tesis ini adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh derajat kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun. Dan sepanjang penetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis / diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat hal hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan, maka saya berserdia derajat kesarjanaan saya di cabut.
Medan,
Yang menyatakan,
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
Ijin-Mu Ya Allah penelitian ini dapat diselesaikan. Penelitian ini melibatkan
banyak pihak terkait yang turut berkontribusi terhadap penelitian ini dan
proses yang menyertainya. Oleh sebab itu, diucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Irmawati, Psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing yang tetap
sabar dalam membimbing peneliti dan meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan tesis ini.
Semoga Tuhan membalas setiap kebaikan ibu dengan pahala yang
melimpah, Amin.
2. Bapak Ferry Novliadi, S.Psi, M.Psi, selaku dosen pembimbing yang ke
dua, terima kasih atas bimbingan dan diskusi yang mencerahkan.
3. Bapak dan ibu dosen staf pengajar Fakultas Psikologi USU. Terima
kasih atas segala ilmu yang telah diberikan. Semoga peneliti dapat
memanfaatkan ilmu tersebut dengan sebaik-baiknya.
4. Pt. Doman Sembiring, SPd, selaku Bapak Ketua Yayasan Pendidikan
X yang mengijinkan peneliti melakukan penelitian di Yayasan yang
dipimpinnya.
5. Subjek penelitian yakni guru-guru di Yayasan Pendidikan X yang telah
bersedia membantu peneliti dalam mengisi skala penelitian sehingga
6. Keluarga yang kucintai. Suami yang selalu membantu baik moral
maupun material Bapak Edwin Marhen Ginting,ST.,SPd.K., ketiga
putra kami yang kucintai Edra Prima Ginting, Wahyu Dwi Putra
Ginting, dan Drie Youngen Ginting serta buat yang kukenang
sepanjang masa Ayahnda tercinta Drs. Jusup Samura dan ibunda
tercinta Kerja Ulina Sembiring, serta selaku abang Darius Eka Gustin
Samura, Satrianos Samura, selaku kakak Juni Erbi Samura, Susi Riana
Samura dan adik saya Prem Judha Samura, yang banyak memberikan
motivasi selama kuliah di Fakultas Psikologi USU.
7. Kepada teman-teman angkatan 2012 yang sama-sama berjuang di
dalam aktifitas kuliah.
8. Semua pihak yang telah membantu selama ini dan tidak dapat saya
sebutkan satu persatu, terima kasih atas semuanya.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari yang
sempurna. untuk itu, dengan segala kerendahan hati peneliti terbuka
menerima kritik dan saran untuk perbaikan demi kesempurnaan ini.
Semoga penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak yang
membacanya.
Medan, 9 Desember 2014 Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman Judul ………. i
Halaman Pengesahan ……….. ii
Halaman Pernyataan ……….. iii
Kata Pengantar ……… iv
Daftar isi ……….. vi
Daftar Tabel ……… ix
Daftar Gambar ……… x
Abstrak ……… xi
BAB I PENDAHULUAN……… 1
A. Latar Belakang……… 1
B. Rumusan Masalah……….. 13
C. Tujuan Penelitian ……… 13
D. Keaslian Penelitian ………. 14
E. Manfaat Penelitian ……….……… 14
F. Sistematika Penulisan………. 15
BAB II KAJIAN TEORITIS ………. 17
A. Kinerja …..………. 17
1. Pengertian ……….. 17
2. Penilaian Kinerja………. 19
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ……… 26
B. Kemampuan ……… 27
2. Indikator Pengukuran Kemampuan………. 28
C. Motivasi……… 30
1. Pengertian………. 30
2.Jenis / Tipe Motivasi………. 31
3. Pengukuran Motivasi………... 32
D. Kerangka Pikir ……… 33
E. Hipotesis……….. 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… 36
A. Identifikasi Variabel Penelitian……….. 36
B. Definisi Operasional Variabel………. 36
C. Subjek Penelitian ……… …….. 40
D. Metode Pengumpulan Data .………. 40
1. Alat pengumpulan data……….. 41
2. Validitas dan Reabilitas alat ukur ……… 42
a. Uji Validitas ………. 43
b. Uji Reabilitas ……… 44
3. Hasil Uji Coba ……….. 44
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitan ……….. 49
F. Metode Analisa Data ……… 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………….. 54
1. Gambaran Umum Subjek Penelitian……… 54
2. Analisa Deskripsi ……… 61
3. Uji Asumsi Penelitian……….. 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 77
A. Kesimpulan ……… 77
B. Saran ……….. 78
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Indikator Penilaian Kinerja Guru Periode T.P. 2011/2012 4
Table 2 Penilaian Kinerja Guru Periode T.P. 2011/2012………… 5
Tabel 3 Indikator Penilaian Kinerja Guru Periode T.P. 2012/2013 7
Tabel 4 Penilaian Kinerja Guru Periode T.P. 2012/2013……….. 8
Tabel 5 Distribusi aitem-aitem skala kemampuan sebelum ujicoba 41
Tabel 6 Distribusi aitem-aitem skala Motivasi sebelum uji coba….. 42
Tabel 7 Distribusi aitem-aitem skala kemampuan setelah ujicoba.. 45
Tabel 8 Distribusi aitem-aitem skala motivasi setelah uji coba…... 46
Tabel 9 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin………. 52
Tabel 10 Karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan……… 53
Tabel 11 Karakteristik berdasarkan usia……… 53
Tabel 12 Karakteristik berdasarkan masa kerja………. 54
Tabel 13 Nilai empirik dan nilai hipotetik variable kemampuan…. 55 Tabel 14 Nilai empirik dan nilai hipotetik variable motivasi.…….. 56
Tabel 15 Norma kategorisasi data penelitian……… 57
Tabel 16 Kategorisasi skor kemampuan……… 57
Tabel 17 Kategorisasi skor motivasi ……… 58
Tabel 18 Kategori kinerja guru T.P. 2012/2013……… 59
Tabel 19 Hasil Statistik Deskriptif ………. 59
Tabel 20 Hasil Uji Normalitas……….. 62
Tabel 21 Hasil Uji Multikolinearitas variable bebas………. 66
Tabel 22 Hasil Uji Autokorelasi………... 68
Tabel 23 Uji Regresi ………. 68
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Konsep………33
Gambar 2 Alur piker Penelitian ………34
Ganbar 3 Hasil uji Normalitas ………. .63
Gambar 4 hasil Uji P-Plot Normalitas ………..64
Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru SMP di Yayasan Pendidikan X
Kwinna Radha Samura
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi menurunnya kinerja guru-guru di Yayasan Pendidikan X pada tahun pelajaran 2012/2013. Oleh sebab itu perlu diteliti hal-hal yang mempengaruhi kinerja, agar dapat dilakukan upaya-upaya pengembangan kinerja guru dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kemampuan dan Motivasi terhadap Kinerja Guru di Yayasan Pendidikan X. Data penelitian diperoleh melalui skala Kemampuan berdasarkan teori Sutermeister (dalam Suprianto, 2011), dan skala Motivasi berdasarkan teori Arep & Tanjung (2003). Sedangkan data kinerja guru diperoleh dari kinerja guru yang dilakukan oleh pengawas sekolah sesuai dengan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013. Data yang telah terkumpul diolah dengan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh kemampuan terhadap kinerja guru di Yayasan Pendidikan X. Tidak terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja guru di Yayasan Pendidikan X. Secara Simultan Variabel Kemampuan (X1), dan Motivasi (X2) tidak berpengaruh terhadap Kinerja Guru. Dengan
demikian perlu penelitian lanjut untuk mengetahui variabel yang mempengaruhi kinerja guru selain variabel kemampuan dan variabel motivasi sehingga dapat memperoleh informasi lain, terkait upaya peningkatan kinerja guru. Karena penilaian kinerja, kemampuan maupun motivasi guru memperlihatkan hasil yang belum optimal, maka pihak Yayasan Pendidikan X perlu mengupayakan peningkatan kinerja, kemampuan dan motivasi guru.
Influence Ability and Motivation on Teacher Performance in Education Fondation Junior X
Kwinna Radha Samura
ABSTRACT
The background of this study reduced performance of teachers in the Education Foundation X in the school year 2012/2013. Therefore it is necessary to study the things that affect performance, so do efforts to develop appropriate performance with the teacher. This study aimed to determine the effect of ability and motivation to the Teacher Performance in Education Foundation X. The data were obtained through the scale's ability based on the theory Sutermeister (in Suprianto, 2011), and Motivation scale based on the theory Arep & Tanjung (2003). While the teacher performance data obtained from the performance of teachers conducted by the school superintendent in accordance with Permendikbud No. 65 of 2013. The collected data is processed by multiple regression analysis method. The research concludes that there is no influence on the performance capabilities of teachers in the Education Foundation X. There is no motivation influence on the performance of teachers in the Education Foundation X. Simultaneously Variable Capability (X1), and motivation (X2) has no effect on teacher performance.
Thus the need for additional research to determine the variables that affect the performance of teachers in addition to the variable ability and motivation variables so as to obtain other information, related to efforts to improve teacher performance. So the assessment of performance, ability and motivation of teachers shows the result is not optimal, then the Education Foundation X needs to work on improving performance, ability and motivation of teachers.
Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru SMP di Yayasan Pendidikan X
Kwinna Radha Samura
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi menurunnya kinerja guru-guru di Yayasan Pendidikan X pada tahun pelajaran 2012/2013. Oleh sebab itu perlu diteliti hal-hal yang mempengaruhi kinerja, agar dapat dilakukan upaya-upaya pengembangan kinerja guru dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kemampuan dan Motivasi terhadap Kinerja Guru di Yayasan Pendidikan X. Data penelitian diperoleh melalui skala Kemampuan berdasarkan teori Sutermeister (dalam Suprianto, 2011), dan skala Motivasi berdasarkan teori Arep & Tanjung (2003). Sedangkan data kinerja guru diperoleh dari kinerja guru yang dilakukan oleh pengawas sekolah sesuai dengan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013. Data yang telah terkumpul diolah dengan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh kemampuan terhadap kinerja guru di Yayasan Pendidikan X. Tidak terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja guru di Yayasan Pendidikan X. Secara Simultan Variabel Kemampuan (X1), dan Motivasi (X2) tidak berpengaruh terhadap Kinerja Guru. Dengan
demikian perlu penelitian lanjut untuk mengetahui variabel yang mempengaruhi kinerja guru selain variabel kemampuan dan variabel motivasi sehingga dapat memperoleh informasi lain, terkait upaya peningkatan kinerja guru. Karena penilaian kinerja, kemampuan maupun motivasi guru memperlihatkan hasil yang belum optimal, maka pihak Yayasan Pendidikan X perlu mengupayakan peningkatan kinerja, kemampuan dan motivasi guru.
Influence Ability and Motivation on Teacher Performance in Education Fondation Junior X
Kwinna Radha Samura
ABSTRACT
The background of this study reduced performance of teachers in the Education Foundation X in the school year 2012/2013. Therefore it is necessary to study the things that affect performance, so do efforts to develop appropriate performance with the teacher. This study aimed to determine the effect of ability and motivation to the Teacher Performance in Education Foundation X. The data were obtained through the scale's ability based on the theory Sutermeister (in Suprianto, 2011), and Motivation scale based on the theory Arep & Tanjung (2003). While the teacher performance data obtained from the performance of teachers conducted by the school superintendent in accordance with Permendikbud No. 65 of 2013. The collected data is processed by multiple regression analysis method. The research concludes that there is no influence on the performance capabilities of teachers in the Education Foundation X. There is no motivation influence on the performance of teachers in the Education Foundation X. Simultaneously Variable Capability (X1), and motivation (X2) has no effect on teacher performance.
Thus the need for additional research to determine the variables that affect the performance of teachers in addition to the variable ability and motivation variables so as to obtain other information, related to efforts to improve teacher performance. So the assessment of performance, ability and motivation of teachers shows the result is not optimal, then the Education Foundation X needs to work on improving performance, ability and motivation of teachers.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah satu usaha untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses
pembelajaran di sekolah dengan meningkatkan kualitas sumber daya
pendidikan. Guru merupakan salah satu komponen sumber daya manusia yang
harus dibina dan dikembangkan secara terus menerus (Jasmani Asf, 2013).
Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan
strategis. Hal ini disebabkan gurulah yang berada dibarisan terdepan dalam
pelaksanaan pendidikan. Gurulah yang berhadapan dengan peserta didik untuk
mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan
nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan.
Sejalan dengan amanat UU RI tentang Guru dan Dosen No.14 Tahun
2005 pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa “Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.
Untuk mengetahui keterlaksanaan tugas guru tersebut, diperlukan penilaian
kinerja dengan kriteria penilaian yang sesuai dengan tujuan yang ingin
Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Maler (dalam Kusumastuti,
2001) bahwa kinerja sebagai unjuk kerja adalah keberhasilan seseorang dalam
melaksanakan suatu pekerjaan. Ilyas (2001) juga menyatakan bahwa kinierja
adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam
suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun
kelompok kerja personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada
personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga
kepada keseluruhan jajaran personel didalam organisasi.
Kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas, serta
kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dikatakan
baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik
(Gibson et.al., 2007).
Sehubungan dengan itu Raharja (2004) mengungkapkan bahwa
kinerja adalah prestasi kerja. Selanjutnya Hadari Nawawi (2006: 63)
mengatakan bahwa kinerja “adalah (a) sesuatu yang dicapai, (b) prestasi yang
diperlihatkan, (c) kemampuan kerja”. Sedangkan menurut Mangkunegara
(2007: 155) mengatakan “ bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya”.
Mangkuprawira (2007) juga menjelaskan bahwa kinerja adalah hasil
atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu
di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
seperti standar hasil kerja, target atau sasaran yang telah ditentukan terlebih
Dengan demikian, dari beberapa pendapat para ahli di atas mengenai
kinierja, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai
seseorang, secara kuantitas maupun kualitas dalam melaksanakan tugas-tugas
sesuai dengan tanggungjawab yang dibebankan kepadanya dalam periode
tertentu berdasarkan standar hasil kerja yang telah ditetapkan.
Berkenaan dengan standar hasil kinerja guru, Piet A Sahertian (dalam
Rusman, 2010: 51) menjelaskan bahwa “standar guru itu berhubungan dengan
kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti bekerja dengan siswa secara
individual, persiapan dan perencanaan pembelajaran, melibatkan siswa dalam
berbagai pengalaman belajar dan kepemimpinan yang aktif dari guru”.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan seorang pengurus
Yayasan Pendidikan X, kriteria yang digunakan untuk menilai kinerja guru
SMP di sekolah X pada tahun pelajaran 2011/ 2012 adalah berdasarkan
Permenag PAN & RB No.16 Tahun 2009 yang dinyatakan dalam bab 1
Ketentuan Umum pasal 1 butir 3, bahwa indikator penilaian kinerja guru
meliputi Perencanaan Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran, Penilaian
Hasil Pembelajaran, Melatih dan Membimbing Siswa, dan Tugas Tambahan.
Sebagaimana tertera pada tabel 1 berikut ini:
f. Agenda Harian Guru g. Jadwal tatap Muka h. Absensi Siswa
b. Kegiatan inti melalui tatap muka, penugasan,terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur kegiatan tatap muka yang dilakukan melalui : 1) Eksporasi
a. Dafar nilai sesuai dengan
standar penilaian
b. Melakukan tes dengan Ulanagan Harian, UTS, UAS, UKK
c. Melakukan Penilaian ahlak
mulia dan kepribadian
d. Melakukan penilaian
psikomotor
e. Melakukan analisis ulangan harian
f. Remedial dan Pengayaan g. Instrumen tes setiap KD h. Bank Soal
a. Melatih dan membimbing siswa dalam remedial dan pengayaan
b. Membimbing siswa dalam
pengembangan diri melalui BK dan kegiatan esktra Kurikuler c. Kegiatan KIR
5. Tugas
Tambahan
a. Wakil Kepala sekolah b. Wali kelas
c. Pembina Ekstra Kurikuler d. Piket
Hasil penilaian kinerja guru SMP di YayasanPendidikan X dilakukan
Pengawas Binaan untuk periode tahun pelajaran 2011/2012, tertera pada tabel
2 dibawah ini:
Tabel 2 Kinerja guru periode T.P. 2011/2012
No Kategori Jumlah Persentase (%)
Sumber : Penilaian Guru SMP Sekolah X tahun 2011/2012
Dari tabel 2 terlihat bahwa yang memperoleh penilaian kinerja dengan
kategori Amat Baik sebanyak 4 orang (13,3%), kategori Baik sebanyak 24
orang (83,0%), kategori Cukup sebanyak 2 orang (3,7%), dan tidak ada yang
memperoleh kategori kurang. Dengan demikian penilaian kinerja untuk ke 30
orang guru SMP di Yayasan Pendidikan X periode tahun pelajaran 2011/2012
cenderung pada kategori Baik, namun tetap ada yang memperoleh kategori
cukup. Jadi dapat dikatakan kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X pada
tahun pelajaran 2011/2012 belum optimal.
Pada tahun pelajaran 2012/2013 terjadi perubahan peraturan penilaian
kinerja guru, yaitu mengikuti Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
( Permendikbud ) Republik Indonesia No.65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Indikator yang digunakan untuk
penilaian kinerja guru disekolah X, berdasarkan bab III dan bab IV
Permendikbud No.65 Tahun 2013, meliputi Perencanaan Pembelajaran dan
Pada bab IV butir 2 Permendikbud tersebut, dinyatakan penilaian
kinerja guru dilakukan oleh Pengawas Manajerial dan Kepala Sekolah dalam
bentuk supervisi dan manajerial. Namun dari hasil wawancara penulis dengan
Pengawas Manajerial dan kepada seorang pengurus Yayasan, penilaian kinerja
guru SMP di Yayasan Pendidikan X hanya dilakukan oleh seorang Pengawas
Manajerial, bukan dengan Kepala Sekolah; walaupun di dalam Permendikbud
RI No.65 Tahun 2013 Bab IV butir 2 dinyatakan penilaian kinerja guru
dilakukan oleh Pengawas Manajerial dan Kepala Sekolah. Hal ini disebabkan
karena Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang belum pernah membuat
Surat Keputusan Penugasan kepada kepala sekolah untuk menilai kinerja
guru SMP khususnya di Yayasan Pendidikan X tersebut. Saat ini Kepala
Sekolah hanya menerima Surat Penetapan Tugas sebagai guru dan tugas
tambahan sebagai Kepala Sekolah dari Yayasan. Berikut ini
Indikator-indikator yang digunakan untuk penilaian kinerja guru tahun pelajaran
2012/2013.
Tabel 3 Indikator Penilaian Kinerja Guru SMP di Sekolah X Tahun 2012/2013
No. Aspek Indikator Pencapaian Skor Nilai
0 1 2 3 4
1. Perencanaan Pembelajaran
Silabus
i. Alokasi waktu j. Sumber belajar
2. Pelaksanaan Pembelajaran
A. Pendahuluan
1. Menyiapkan peserta didik
2. Mengajukan pertanyaan pertanyaan 3. Menjelaskan tujuan Pembelajaran 4. Menyampaikan cakupan materi
B. Kegiatan Inti (Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi)
1. Eksplorasi
a.Melibatkan peserta didik mencari informasi
b.menggunakan beragam pendekatan pembelajaran
c. mempasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik
d.melibatkan peserta didik secara aktif
e.memfasilitasi peserta didi melakukan percobaan di Lab.
2. Elaborasi
a.membiasakan peserta didik membaca b.pemberian tugas, diskusi
c.memberi kesempatan utk berpikir
d.memfasilitasi pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
e. memfasilitasi peserta didik berkompetisi f.membuat laporan eksplorasi
g. melakukan pameran, turnamen, dan festival
h. menumbuhkan rasa percaya diri
3. Konfirmasi
a.memberikan umpan balik positif
b.memberikan konfirmasi terhdp hasil eksplorasi dan elaborasi
c.melakukan refeksi
d. memperoleh pengalaman bermakna e. berfungsi sebagai narasumber f.membantu menyelesaikan masalah
g.dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
h. memberikan informasi
i. memberikan motivasi kpd peserta didik C. Kegiatan Penutup
a.membuat rangkuman
b.melakukan penilaian / refleksi
d. merencanakan tindak lanjut
e. menyampaikan rencana pembelajaran
J u m l a h
Jumlah total ……….
.
Sumber : Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013.
Hasil penilaian kinerja guru SMP di YayasanPendidikan X dilakukan
Pengawas Binaan untuk periode tahun pelajaran 2012/2013, tertera pada tabel
4 dibawah ini:
Tabel 4 Kinerja guru periode T.P. 2012/2013
No Kategori Jumlah Persentase (%)
Sumber : Penilaian Guru Sekolah X tahun 2012/2013
Berdasarkan kategori penilaian kinerja guru SMP di sekolah X pada
tahun 2012/2013, yang mendapat nilai Amat Baik sebanyak 2 orang (6,7%),
kategori nilai Baik sebanyak 10 orang (33,3%), kategori nilai Cukup sebanyak
12 orang (40%) dan kategori nilai Kurang sebanyak 6 orang (20%). Jadi dapat
disimpulkan penilaian kinerja guru SMP di sekolah X periode tahun
pelajaran 2012/2013 cenderung memperoleh nilai Cukup, yang berarti kinerja
guru-guru tersebut belum optimal.
Melihat kondisi kinerja pada tabel 2 dan tabel 4 dapat disimpulkan
bahwa dengan menggunakan format penilaian kinerja guru SMP di sekolah X
kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X dapat dikatakan belum optimal.
Oleh sebab itu perlu di teliti hal hal yang mempengaruhi kinerja, agar dapat
dilakukan upaya upaya pengembangan kinerja guru dengan tepat.
Menurut Mitchel (dalam Sinambela, 2006) kinerja yang baik akan
dipengaruhi oleh 2 hal yaitu tingkat kemampuan dan motivasi kerja yang baik.
Hal ini sejalan dengan pendapat Mangkunegara (2007) yang mengatakan
bahwa faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor
kemampuan dan faktor motivasi atau dengan kata lain, “performance = ability
+ motivation”.
Berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi kinerja di atas, hasil
penelitian yang dilakukan oleh Bodroastuti (2012) tentang Pengaruh
Kemampuan dan Motivasi terhadap Kinerja (Studi pada Guru SMK Palapa
Semarang) memperlihatkan bahwa kemampuan dan motivasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja guru di SMK Palapa Semarang.
Penelitian yang dilakukan oleh Musafir (2007) berjudul Pengaruh
Kemampuan dan Motivasi terhadap Kinerja pegawai Pemerintah propinsi
Gorontalo, menunjukan bahwa faktor kemampuan paling besar pengaruhnya
terhadap kinierja pegawai dibanding faktor motivasi dan secara simultan
kemampuan dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinierja.
Penelitian lain dilakukan oleh Anggreini (2008) mengenai Pengaruh
Kemampuan dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai pada Sekolah Tinggi
Seni Indonesia (STSI) Bandung. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa
variabel motivasi dan kemampuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Syachroni (2013) Tentang
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi kinerja Guru SMA Negeri 4 Kota
Jambi (The Analysis Of Factors That Affect Teacher Performance at State Senior High School 4 In Jambi City) memperlihatkan bahwa faktor kemampuan berpengaruh sebesar 87,6% terhadap kinerja guru.
Penelitian yang dilakukan oleh Eriyadi (2004) menjelaskan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja
(Prihantoro,2012).
Berdasarkan beberapa pendapat dan hasil penelitian di atas dapat
disimpulkan bahwa kemampuan dan motivasi mempengaruhi kinerja.
Zain (dalam Milman Yusdi, 2010) mengatakan kemampuan adalah
kesanggupan, kecakapan, kekuatan berusaha dengan diri sendiri. Sedangkan
Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati (2001) mendefenisikan kemampuan sebagai
dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Robbins (2001) yang menyebutkan
kemampuan adalah kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai
tugas dalam menjalankan suatu pekerjaan. Selanjutnya Gordon (dalam
Mulyasa, 2003) mengemukakan kemampuan yaitu sesuatu yang dimilki oleh
seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Menurut teori Keith Davis dalam Mangkunegara (2007), kemampuan
kepandaian atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal
pelajaran. Ketrampilan (Skill) adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Sejalan dengan pendapat Keith Davis dalam Mangkunegara (2007)
seperti tersebut diatas Sutermeister (dalam Supriyanto, 2011) menyatakan
kemampuan adalah faktor penting dalam meningkatkan produktivitas kerja.
Kemampuan berhubungan dengan pengetahuan (Knowledge) dan keterampilan
(Skill) yang dimiliki seseorang.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya yang menentukan kinerja
seseorang adalah faktor kemampuan dan faktor motivasi. Sehubungan dengan
itu motivasi merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi
peningkatan kinerja. (Sinungan, 2000).
Menurut Gibson (2000) motivasi berasal dari kata motif artinya
dorongan kebutuhan sehingga motivasi selalu bertolak pada tingkat
kebutuhan, dengan kata lain dorongan dan keinginan manusia untuk
melakukan sesuatu didalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
Sedangkan Fillmore H. Stanford (dalam Mangkunegara, 2002) mendefinisikan
motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu
tujuan tertentu. Demikian pula Gray (dalam Winardi, 2002) menyatakan
motivasi
Selanjutnya Mulyasa (2003) menyatakan motivasi adalah tenaga
pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu
tujuan tertentu.
merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal atau eksternal bagi
seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan
Arep & Tanjung (2003) menyatakan motivasi merupakan suatu
dorongan atau daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang
agar mau bekerja untuk memenuhi kebutuhannya.
Sementara menurut Ryan dan Deci (2000), motivasi terbagi menjadi
dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik. Motivasi intrinsik
mengacu pada melakukan sesuatu karena adanya ketertarikan atau hal yang
menyenangkan. Sedangkan motivasi ektrinsik yaitu melakukan sesuatu karena
dapat menghasilkan sesuatu yang berguna.
Demikian pula Armstrong (dalam Wukir, 2013) mengemukakan dua
tipe motivasi, yaitu:
1. Motivasi intrinsik: faktor yang datang dari diri sendiri yang
mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan tertentu.
2. Motivasi ekstrinsik: faktor yang datang dari luar diri atau yang
dilakukan orang lain untuk memotivasi seseorang. Motivasi ektrinsik
mempunyai pengaruh yang cepat dan kuat namun biasanya tidak
bertahan lama.
Merujuk teori-teori tentang kinerja, kemampuan dan motivasi diatas
maka kondisi kinerja guru guru di Yayasan Pendidikan X yang belum
optimal. dapat dianalisa dengan meneliti besarnya pengaruh kemampuan dan
motivasi terhadap kinerja guru guru di Yayasan Pendidikan X tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas
pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja guru di Yayasan
Pendidikan X ?”.
C.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan dan
motivasi terhadap kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X.
D.Keaslian Penelitian
Penelitian di Yayasan Pendidikan X belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian ini menekankan upaya untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja guru SMP di
Yayasan Pendidikan X. Telah banyak dilakukan penelitian tentang topik yang
sama, tetapi dengan tujuan, subjek dan tempat penelitian yang berbeda.
Penelitian tersebut memberi kesimpulan bahwa kemampuan dan motivasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Keaslian penelitian ini
merupakan hasil dari pemikiran penulis dengan mengambil panduan referensi
dari buku-buku, jurnal, hasil interview dan sumber lain yang berkaitan dengan
judul penelitian.
E. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data-data empiris
mengenai pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja guru SMP
pengetahuan bagi peneliti-peneliti lain yang ingin melakukan penelitian
lanjutan dengan topik yang sama.
Manfaat Praktis :
a.
Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi, gambaran dan wacana mengenai pengaruh kemampuan
dan motivasi terhadap kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X.
b. Bagi Yayasan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pengaruh kemampuan dan motivasi, dan menjadi pertimbangan
dalam upaya peningkatan kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X.
F. Sistematika Penulisan
1. BAB I : PENDAHULUAN. : Dalam bab ini memuat Latar Belakang,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, keaslian penelitian dan Manfaat
Penelitian.
2. BAB II : KAJIAN TEORITIS. Berisikan mengenai tinjauan kritis
yang menjadi acuan dalam pembahasan permasalahan. Teori-teori
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemampuan, motivasi dan
kinerja guru.
3. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini berisikan
mengenai metode-metode dasar dalam penelitian yaitu identifikasi
variabel, definisi operasional, subjek penelitian, instrumen dan alat
ukur yang digunakan, metode pengambilan sampel dan metode analisis
4. BAB IV : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. Berisikan uraian
mengenai analisa data dan pembahasan yang dikaitkan dengan teori
yang ada.
5. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN. Berisikan uraian
kesimpulan sebagai jawaban permasalahan yang diungkapkan
berdasarkan hasil penelitian dan saran penelitian yang meliputi saran
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A.Kinerja
1. Pengertian
Menurut Maler (dalam Kusumastuti, 2001) bahwa kinierja sebagai
unjuk kerja adalah keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu
pekerjaan. Ilyas (2001) juga menyatakan kinerja adalah penampilan hasil
karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi.
Kinierja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja
personel. Penampil tidak terbatas kepada personel yang memangku jabatan
fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel
didalam organisasi.
Menurut Simamora (2004), kinerja adalah kadar pencapaian
tugas-tugas yang membentuk pekerjaan karyawan dan merefleksikan seberapa baik
karyawan memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan. Sedangkan Mathis dan
Jackson (2006) menjelaskan bahwa kinerja adalah apa yang dilakukan atau
tidak dilakukan oleh karyawan.
Sehubungan dengan itu Raharja (2004) mengungkapkan bahwa
kinerja adalah prestasi kerja. Selanjutnya Hadari Nawawi (2006: 63)
mengatakan bahwa “Kinerja adalah (a) sesuatu yang dicapai, (b) prestasi yang
diperlihatkan, (c) Kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam melaksanakan
Kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas, serta
kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dikatakan
baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik
(Gibson et.al., 2007).
Mangkuprawira (2007) juga menjelaskan bahwa kinerja adalah hasil
atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu
di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
seperti standar hasil kerja, target atau sasaran yang telah ditentukan terlebih
dahulu dan telah disepakati bersama. Sedangkan menurut Mangkunegara
(2007: 155) “ bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggungjawab yang diberikan kepadanya”.
Menurut Sedarmayanti (2011) kinerja didefenisikan sebagai hasil kerja
seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara
keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukan buktinya
secara konkrit dan dapat diukur.
Menurut Rusman (2013) kinerja adalah performance . Kinerja dapat pula diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja.
Sementara itu, menurut August W. Smith, performance is outputderives from proceses, human or therwise, yaitu kinerja adalah hasil dari proses yang dilakukan manusia.
Sementara Kinerja menurut kurikulum 2013 berdasarkan
Permendikbud No.65 tahun 2013 adalah kegiatan yang meliputi hasil proses
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
kinerja adalah hasil atau tingkatan keberhasilan seseorang secara keseluruhan
selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan
standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan
terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
2. Penilaian Kinerja guru
Menurut Rusman (2013) Penilaian Kinerja guru merupakan
serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, serta menafsirkan data
tentang proses dan hasil yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Penilaian Kinerja guru menurut kurikulum 2013 berdasarkan
Permendikbud No. 65 Tahun 2013 yang tertera pada Bab III tentang
Perencanaan Pembelajaran dan Bab IV tentang Pelaksanaan Pembelajaran.
Indikator penilaian kinierja guru adalah sebagai berikut:
2.1. Perencanaan pembelajaran:
Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian
pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP
disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
a. Identitas mata pelajaran (khususSMP/MTs/SMPLB/Paket B
dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C
Kejuruan);
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial
mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas dan matapelajaran;
d. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait
muatan atau mata pelajaran; e. tema
(khususSD/MI/SDLB/Paket A);
e. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai
dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
f. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
g. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta
didik;
h. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam
struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan
i. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,
2.2. Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran yang merupakan implementasi
dari RPP, terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
Pelaksanaan Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses sebab-akibat.
Guru sebagai pengajar merupakan penyebab utama terjadinya proses
pembelajaran siswa, meskipun tidak semua perbuatan belajar siswa
merupakan akibat guru yang mengajar. Oleh sebab itu, guru sebagai
figur sentral, harus mampu menetapkan strategi pembelajaran yang
dapat sehingga dapat mendorong terjadinya perbuatan siswa yang aktif,
produktif dan efisien. Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti
penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan
pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar serta
penggunaan metode maupun strategi pembelajaran. Semua tugas
tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal
dalam pelaksanaannya menuntut kemampuan guru.
Berdasarkan Permendikbud No.65 Tahun 2013 mengungkapkan
bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mencakup
hal-hal sebagai berikut kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup.
2.2.1.Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai;
d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
2.2.2.Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai Kompetensi Dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang
dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan
dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan
menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari
aneka sumber;
2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta
antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya;
4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis;
3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok;
8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen,
festival, serta produk yang dihasilkan;
9) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik,
2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
4) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
5) Berfungsi sebagai nara sumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengar
menggunakan bahasa yang baku dan benar
6) Membantu menyelesaikan masalah;
7) Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan
pengecekan hasil eksplorasi;
9) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.
2.2.3.Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama dengan peserta didik atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Kinerja menurut kurikulum 2013 berdasarkan Permendikbud No.65
tahun 2013 adalah unjuk kerja dalam konteks profesi guru yang meliputi
kegiatan hasil proses pengajaran yaitu perencanaan pembelajaran dan
pelaksanaan pembelajaran. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku
yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu
bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Hasil penilaian kinerja guru yang dilakukan oleh
Tahun Pelajaran 2012/2013 sesuai Permendiknas No.65 Tahun 2013, bab
IV ayat 3 butir b telah diperoleh gambaran penilaian Kinerja Guru.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut pendapat Robbins (2001), tingkat kinerja pegawai akan
sangat tergantung pada dua faktor yaitu kemampuan pegawai dan motivasi
kerja.
a. Kemampuan pegawai seperti: tingkat pendidikan, pengetahuan, dan
pengalaman. Tingkat kemampuan akan dapat mempengaruhi hasil
kinerja pegawai dimana semakin tinggi tingkat kemampuan pegawai
akan menghasilkan kinerja yang semakin tinggi pula.
b. Motivasi kerja yaitu dorongan dari dalam diri pegawai untuk
melakukan suatu pekerjaan. Dengan adanya motivasi kerja yang tinggi
pegawai akan terdorong untuk melakukan suatu pekerjaan sebaik
mungkin yang akan mempengaruhi hasil kinerja. Semakin tinggi
motivasi yang dimiliki semakin tinggi pula kinerja yang dapat
dihasilkan.
Demikian pula Gibson (2003), menyatakan kinerja individual karyawan
selain dipengaruhi oleh faktor motivasi, juga oleh kemampuan karyawan.
Karyawan dengan kemampuan teknis maupun operasional yang tinggi
untuk sebuah tugas akan meningkatkan motivasi kerjanya. Seorang karyawan
merasa termotivasi dan memiliki kinerja yang baik, jika seorang karyawan
memiliki pengetahuan yang memadai terhadap bidang tugas dan tanggung
jawabnya, kondisi fisik, adanya dukungan faktor keluarga serta tidak adanya
Menurut Robbins, (2001) kinerja diartikan sebagai fungsi dari interaksi
antara kemampuan (ability) dan motivasi (motivation) sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja = f ( A x M ).
B. Kemampuan 1. Pengertian
Menurut Gordon (dalam Mulyasa, 2003) kemampuan yaitu sesuatu yang
dimilki oleh seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang
dibebankan kepadanya.
Sementara menurut Robbin (2007) kemampuan terdiri atas dua kelompok
faktor yaitu:
a. kemampuan intelektual (intelectual ability) yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental-berfikir,
menalar dan memecahkan masalah.
b. kemampuan fisik (physical ability) yaitu kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan
karakteristik serupa.
Robbins dan Judge (2008) menyatakan kemampuan adalah kapasitas
seorang individu untuk melakukan beragam tugas suatu pekerjaan.
Kemampuan adalah suatu penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan
seseorang.
Sedangkan Sutermeister (dalam Supriyanto, 2011) menyatakan
Kemampuan berhubungan dengan pengetahuan (Knowledge) dan keterampilan
(Skill) yang dimiliki seseorang.
2. Indikator Pengukuran Kemampuan
Sutermeister (dalam Supriyanto, 2011) menyatakan kemampuan dapat
diukur dengan indikator sebagai berikut:
a. Pengetahuan (knowledge) yaitu:
1) Tingkat pendidikan formal yang dimiliki seperti pendidikan formal
atau segenap bentuk pendidikan yang didapatkan secara terorganisir
dan berjenjang baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus.
2) Pelatihan tekhnis yang pernah diikuti. Arti pelatihan teknis adalah
pelatihan secara teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang pernah
diikuti.
3) Kemampuan menguasai pekerjaan adalah kecakapan karyawan dalam
bekerja.
b.Ketrampilan (skill) yaitu:
1) Petunjuk tekhnis pekerjaan merupakan tuntunan atau bimbingan
bagaimana mengerjakan suatu pekerjaan.
2) Ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan adalah ketelitian
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Pengetahuan dan ketrampilan tersebut sangat dipengaruhi oleh
individu-individu untuk memikul tanggungjawab yang berbeda atau
lebih tinggi didalam organisasi, biasanya berkaitan dengan peningkatan
kemampuan intelektual atau emosional yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan yang lebih baik. Demikian pula di Yayasan
Pendidikan X, dalam meningkatkan kinierja guru secara maksimal,
maka faktor kemampuan guru merupakan faktor yang akan menentukan.
C. Motivasi
1. Pengertian
Motivasi berasal dari kata motif artinya dorongan kebutuhan sehingga
motivasi selalu bertolak pada tingkat kebutuhan, dengan kata lain
dorongan dan keinginan manusia untuk melakukan sesuatu didalam
memenuhi kebutuhan dan keinginannya (Gibson, 2000).
Arep & Tanjung (2003) menyatakan motivasi merupakan suatu
dorongan atau daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang agar mau bekerja untuk menentukan kebutuhannya.
Menurut Hamalik (2004) motivasi dapat berupa dorongan-dorongan
dasar, baik dari dalam maupun luar individu. Antoni (2006)
mengemukakan bahwa pemberian dorongan sebagai salah satu bentuk
motivasi, penting dilakukan untuk meningkatkan gairah kerja sehingga
dapat mencapai hasil yang dikehendaki. Karena dengan pemberian
motivasi yang baik, maka kinerja akan meningkat dan hasil kerja akan
Sedangkan menurut Armstrong (dalam Wukir, 2013) motivasi
merupakan seperangkat alasan dalam melakukan tindakan tertentu.
Motivasi dapat didefenisikan sebagai proses yang menjelaskan intensitas,
arah dan ketekunan seseorang dalam berusaha mencapai tujuannya.
Motivasi seseorang bergantung kepada seberapa kuat motif mereka.
2. Jenis / Tipe Motivasi
Ryan dan Deci (2000) menyatakan motivasi terbagi menjadi dua jenis,
yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik
mengacu pada melakukan sesuatu karena adanya ketertarikan atau hal
yang menyenangkan. Sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu melakukan
sesuatu karena dapat menghasilkan sesuatu yang berguna. Lebih lanjut
Ryan dan Deci (2000) menjelaskannya sebagai berikut:
a. Motivasi intrinsik.
Motivasi intrinsik didefenisikan sebagai “the doing of an activity for its inherent satisfaction rather that for some separable consequence”. (
hal.55). Ketika seseorang memiliki motivasi intrinsik, maka ia akan
memiliki dorongan melakukan sesuatu untuk kesenangan.
b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah “ a contruct that pertains whenever an activity is done in order to attain some separable outcome”. (hal. 57). Motivasi ekstrinsik ini sangat berbeda dengan motivasi intrinsik karena
motivasi ekstrinsik ini lebih mementingkan aktifitas agar dapat
Armstrong (dalam Wukir, 2013) mengemukakan dua tipe
motivasi, yaitu:
a. Motivasi intrinsik: faktor yang datang dari diri sendiri yang
mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan tertentu.
b. Motivasi ekstrinsik: faktor yang datang dari luar diri atau yang
dilakukan orang lain untuk memotivasi seseorang.
3. Pengukuran Motivasi
Menurut Arep & Tanjung (2003) motivasi dapat dapat diukur
dengan indikator sebagai berikut yaitu:
1) Bekerja sesuai standar
Bekerja sesuai standar adalah pekerjaan dapat diselesaikan
dengan tepat waktu dan dalam waktu yang sudah ditentukan.
2) Senang dalam bekerja
Senang dalam bekerja adalah sesuatu yang dikerjakan karena
adanya motivasi yang mendorong yang akan membuat ia
senang mengerjakannya.
3) Merasa berharga
Merasa berharga adalah seseorang akan merasa dihargai karena
pekerjaannya itu betul betul berharga bagi orang yang
termotivasi.
4) Bekerja keras
Bekerja keras adalah seseorang akan bekerja keras karena
adanya dorongan yang begitu tinggi untuk menghasilkan sesuai
5) Sedikit pengawasan
Sedikit pengawasan yaitu kinierja akan dipantau oleh individu
yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak
pengawasan.
Motivasi seseorang bergantung kepada seberapa kuat motif mereka.
Dengan demikian semakin tinggi motivasi seseorang, akan semakin kuat
dorongan yang timbul untuk bekerja lebih giat sehingga dapat meningkatkan
kinerja. Sumber daya manusia khususnya guru yang memegang inti proses
kegiatan dalam sekolah merupakan faktor penting yang menentukan
kesuksesan sekolah. Oleh karena itu, kualitas kinerja guru didalam sekolah
harus mendapatkan perhatian khusus. Faktor yang mempengaruhi kinerja
antara lain motivasi. Jika guru tidak mempunyai motivasi yang besar dalam
bidang tugasnya maka sudah pasti kinerjanya akan kurang optimal. Motivasi
sangat mempengaruhi kualitas kinerja seseorang dan terdapat sejumlah faktor
yang dapat menjadi motivasi seseorang untuk bekerja.
D. Kerangka Pikir
Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah :
Variabel Bebas (X) Variabel terikat (Y)
Gambar 1. Kerangka Konsep
Kemampuan guru
(X1)
Motivasi Guru (X2)
Variabel-variabel penelitian ini terdiri dari tiga variable yaitu variable
bebas (X) terdiri dari Kemampuan (X1), Motivasi (X2) dan varibel terikat (Y)
adalah Kinerja guru (Y). Adapun hubungan antara ketiga variabel ini yaitu
adanya pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja guru. Hal ini
diuraikan dalam alur pikir penelitian seperti yang tertera dalam diagram di
bawah ini.
Gambar 2. dibawah ini menggambarkan alur pikir penelitian :
G
. A lur
Gambar 2. Alur pikir Penelitian
Guru
Kinerja Guru menurut Permendikbud 2013
1.Perencanaan Pembelajaran 2.Pelaksanaan Pembelajaran
a.Identitas mata pelajaran a. Kegiatan Pendahuluan
b.identitas sekolah b. Kegiatan inti
c.kompetensi inti - eksplorasi
d.kompetensi dasar - Elaborasi
e. materi pokok - konfirmasi
f.pembelajaran c. Kegiatan penutup
g.penilaian h.alokasi waktu i.sumber belajar
Motivasi Arep & Tanjung (2003)
1.Bekerja sesuai standar 2. Senang dalam bekerja 3. Merasa berharga
1. Pengetahuan (knowledge) diukur dengan indikator-indikator, yaitu;
a. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki b. Pelatihan teknis yang pernah diikuti c. Kemampuan menguasai pekerjaan. 2. Keterampilan (skill) diukur dengan
indikator-indikator, yaitu :
a. Mengikuti petunjuk teknis pekerjaan;
b. Ketelitian dalam menyelesaikan
Kemampuan berhubungan dengan pengetahuan (Knowledge) dan ketrampilan (skill) yang dimiliki seseorang. Pengetahuan meliputi indicator tingkat Pendidikan formal yang dimiliki, pelatihan tekhnis yang pernah
diikuti, kemampuan menguasai pekerjaan. Ketrampilan meliputi indicator
mengikuti petunjuk tekhnis pekerjaan, dan ketelitian dalam menyelesaikan
pekerjaan.
Menurut Arep & Tanjung (2003) motivasi dapat diukur dengan
indicator sebagai berikut yaitu: bekerja sesuai standar, senang dalam bekerja,
merasa berharga, bekerja keras dan sedikit pengawasan.
Dari ketiga variable ini adapun penjelasan sementara yang
mempengaruhi kinerja adalah kemampuan dan motivasi.
E. Hipotesis penelitian
Berdasarkan uraian, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Terdapat pengaruh positif kemampuan terhadap kinerja guru SMP
di Yayasan Pendidikan X, artinya jika kemampuan tinggi, kinerja
juga meningkat.
2. Terdapat pengaruh positif motivasi terhadap kinerja guru SMP di
Yayasan Pendidikan X, artinya jika motivasi tinggi, kinerja juga
meningkat
3. Terdapat pengaruh positif secara simultan kemampuan dan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Identifikasi Variable Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal hal yang berhubungan
dengan metode penelitian yang meliputi variable penelitian, sampel penelitian,
alat ukur penelitian, uji validitas, uji reliabilitas, prosedur penelitian dan
metode analisis data.
Variabel tergantung (dependent): Kinerja Guru. Variabel bebas (independent) : 1. Kemampuan 2. Motivasi.
B. Defenisi Operasional Variabel
1. Kinerja guru
Kinerja guru adalah unjuk kerja dalam konteks profesi guru yang
meliputi kegiatan hasil proses pengajaran.
Data mengenai kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan X diperoleh dari
hasil penilaian Pengawas Binaan dari Dinas Pendidikan kabupaten Deli
Serdang yang disusun berdasarkan Permendikbud No.65 tahun 2013. Kinerja
guru diukur dengan menggunakan alat ukur kinerja yang terdiri dari
Perencanaan Pembelajaran dan Pelaksanaan Pembelajaran.
Hasil penilaian kinerja guru yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah
terhadap 30 guru SMP di Yayasan Pendidikan X pada Tahun Pelajaran
memperlihatkan bahwa hasil kinerja guru SMP di Yayasan Pendidikan
tersebut mayoritas bernilai cukup.
2.Kemampuan
Kemampuan adalah faktor penting dalam meningkatkan produktivitas
kerja. Kemampuan berhubungan dengan pengetahuan (Knowledge) dan
keterampilan (Skill) yang dimiliki seseorang.
Kemampuan diukur dengan menggunakan skala kemampuan yang
disusun berdasarkan teori Sutermeister (dalam Supriyanto, 2011), dengan
indikator sebagai berikut:
a. Pengetahuan (knowledge) yaitu:
1) Tingkat pendidikan formal yang dimilikinya yaitu pendidikan
formal yang dimiliki adalah segenap bentuk pendidikan yang
didapatkan secara terorganisir dan berjenjang baik yang bersifat
umum maupun yang bersifat khusus, dalam penelitian ini diukur
berdasarkan penilaian responden terhadap kesesuaian pendidikan
formal dengan tugas tugas yang dilaksanakan.
2) Pelatihan tekhnis yang pernah diikutinya Artinya pelatihan teknis
adalah pelatihan secara teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang
pernah diikuti, diukur berdasarkan penilaian responden terhadap
pengaruh pelatihan teknis yang diikuti dengan penyelesaian tugas
3) Kemampuan menguasai pekerjaan adalah kecakapan karyawan
dalam bekerja, dalam penelitian ini diukur berdasarkan penilaian
responden terhadap kemampuan atau penguasaan pekerjaan.
b. Ketrampilan (skill) yaitu:
1) Petunjuk tekhnis pekerjaan yaitu adalah tuntunan atau bimbingan
bagaimana pekerjaan harus dilakukan, dalam penelitian ini diukur
berdasarkan penilaian responden terhadap pentingnya mengikuti
petunjuk teknis dalam melakukan pekerjaan.
2) Ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan adalah ketelitian
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya, dalam penelitian ini
diukur berdasarkan penilaian responden terhadap ketelitian dalam
menyelesaikan pekerjaan
Skor total kemampuan guru diperoleh dari total skor seluruh
indikator dari skala kemampuan. Skor tinggi pada skala kemampuan
menggambarkan bahwa subjek memiliki tingkat kemampuan yang
tinggi dan sebaliknya skor rendah yang didapatkan akan
menggambarkan bahwa subjek memiliki tingkat kemampuan yang
rendah pula.
3.Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau daya penggerak yang
menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mau bekerja untuk
berdasarkan teori Arep & Tanjung (2003) yang terdiri atas 5 (lima)
indikator :
a. Bekerja sesuai standar
Bekerja sesuai standar adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan
tepat waktu dan dalam waktu yang sudah ditentukan.
b. Senang dalam bekerja
Senang dalam bekerja adalah sesuatu yang dikerjakan karena adanya
motivasi yang mendorong yang akan membuat ia senang
mengerjakannya.
c. Merasa berharga
Merasa berharga adalah seseorang merasa dihargai karena
pekerjaannya itu betul betul berharga bagi orang yang termotivasi.
d. Bekerja keras
Bekerja keras adalah seseorang akan bekerja keras karena adanya
dorongan yang begitu tinggi untuk menghasilkan sesuai target yang
mereka tetapkan.
e. Sedikit pengawasan
Sedikit pengawasan yaitu kinerja akan dipantau oleh individu yang
bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak
pengawasan.
Skor motivasi guru diperoleh dari total skor seluruh
indikator dari skala motivasi. Skor tinggi pada skala motivasi
dan sebaliknya skor rendah menggambarkan bahwa subjek memiliki
tingkat motivasi yang rendah pula.
C.Subjek Penelitian
Jumlah subjek penelitian ditentukan sebanyak 30 orang guru SMP
dari Yayasan Pendidikan X. Adapun karakteristik subjek penelitian
adalah merupakan guru tetap yayasan maupun guru tidak tetap
yayasan.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Angket (Questionnaire).
Angket (Questionnaire) adalah Daftar pertanyaan yang diberikan kepada guru yang bersedia memberikan respons (respondens) sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan, 2010)
2. Dokumentasi.
Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan keterangan tentang
guru SMP sebagai responden di sekolah X antara lain hasil penilaian
kinerja ke 30 guru-guru, data statistik guru- guru, misalnya tentang jenis
kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja, golongan kerja.
1.Alat Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui skala-skala yang telah disusun
sebelumnya dan teruji validitas dan reliabilitasnya. Uji coba terhadap
sampel. Untuk kedua skala tersebut uji coba dilakukan terhadap guru-guru
SMP di Kecamatan Delitua.
a. Skala Kemampuan
Aitem-aitem dalam skala kemampuan disusun berdasarkan
aspek-aspek yang dikemukakan oleh Sutermeister (Suprianto,2011), yakni
pengetahuan yang meliputi tingkat pendidikan formal yang dimiliki,
pelatihan tekhnis yang pernah diikuti, kemampuan menguasai pekerjaan.
Kemudian ketrampilan meliputi petunjuk tekhnis pekerjaan, ketelitian
dalam menyelesaikan pekerjaan. Skala terdiri dari aitem-aitem yang
favorable dan unfavorable dengan skala Likert. Jumlah aitem yang di uji cobakan adalah 28 aitem.
b. Skala Motivasi
Aitem-aitem skala motivasi disusun berdasarkan aspek-aspek
yang dikemukakan oleh Arep & Tanjung (2003), yakni bekerja sesuai
standar, senang dalam bekerja, merasa berharga, bekerja keras, dan
sedikit pengawasan. Skala terdiri dari aitem-aitem yang favorable dan
unfavorable dengan skala Likert. Jumlah aitem yang di uji cobakan adalah 35 aitem.
Tabel. 6 Distribusi Aitem-aitem Skala Motivasi sebelum Uji Coba
Aspek Aitem Jumlah (%)
2. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk melihat sejauh
mana alat ukur dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur dan
seberapa jauh alat ukur menunjukan kecermatan pengukuran (Azwar, 2005).
Uji coba skala dilakukan dengan menyebarkan skala kepada responden uji
coba yang memiliki karakteristik hampir sama dengan karakteristik subjek
penelitian. Skala kemampuan dan skala motivasi disebarkan, dikumpulkan dan
a. Uji Validitas
Validitas alat ukur adalah sejauh mana tes itu mengukur apa yang
dimaksudkannya untuk diukur, artinya derajat fungsi mengukurnya suatu tes
atau derajat kecermatan suatu tes (Azwar, 2005). Untuk mengkaji validitas alat
ukur dalam penelitian ini, peneliti melihat alat ukur berdasarkan arah isi yang
diukur. Yang disebut dengan validitas isi (content validity).
Validitas isi menunjukan kepada sejauh mana aitem-aitem yang dilihat
dari isinya dapat mengukur apa yang dimaksud untuk diukur (Suryabrata,
2000). Ukuran sejauh mana ini ditentukan berdasar derajat representatifnya
alat ukur itu bagi isi hal yang akan diukur. Validitas isi alat ukur ditentukan
melalui pendapat professional (professional judgement) dalam proses telaah soal. Dengan menggunakan spesifikasi alat ukur yang telah ada, akan
dilakukan analisa logis untuk menetapkan apakah aitem-aitem yang telah
dikembangkan memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur.
Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien
korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang
relevan yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan
koefisien korelasi aitem total yang dapat dilakukan dengan menggunakan
formula koefisien korelasi Pearson Product Moment (Azwar, 2005). Uji daya beda aitem ini akan dilakukan pada alat ukur yang dalam penelitian ini adalah
b.Uji Reliabilitas
Menurut Azwar (2007) reliabilitas alat ukur menunjukan sejauh mana
hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Dari sejumlah aitem
yang terpilih dan memiliki daya beda aitem yang tinggi dilakukan komputasi
untuk memperoleh koefisien reliabilitas. Reliabilitas alat ukur yang dapat
dilihat dari koefisien reliabilitas merupakan indicator konsistensi aitem-aitem
tes dalam menjalankan fungsi ukurnya secara bersama-sama.
Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan internal Consistency yang mana prosedurnya hanya memerlukan satu kali penggunaan tes terhadap subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan
berefesiensi tinggi (Azwar, 2007). Tekhnik yang digunakan adalah tekhnik
koefisien reliabilitas Alpha Cronbach.
Perhitungan daya beda aitem dan koefisien reliabilitas dalam uji coba
ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 20,0 for windows.
3.Hasil Uji Coba Alat Ukur
Uji coba terhadap skala kemampuan dan motivasi dilakukan terhadap
sejumlah sampel. Untuk kedua skala tersebut, uji coba dilakukan terhadap 57
orang yang merupakan guru-guru dari SMP di Delitua.
a. Hasil Uji Coba Skala Kemampuan
Untuk melihat daya diskriminasi aitem, dilakukan analisa uji
interval kepercayaan 95 % yang memiliki corrected item total correlation diatas 0,300. Pengambilan corrected item total correlation
diatas 0,300 didasarkan atas kesepakatan umum meskipun kesepakatan
umum ini tidak didasarkan atas logika matematika, namun atas
konvensi tidak tertulis yang didasarkan atas pertimbangan professional
dan pengalaman (Aswar, 2007). Jumlah aitem yang di uji cobakan
adalah 28 aitem. Dan dari 28 aitem yang diuji cobakan tesebut terdapat
enam aitem yang gugur ( aitem nomor 5,7,9,10, 14, 19). Aitem yang
terseleksi sebanyak 22 aitem.
Tabel 7 Distribusi Aitem-aitem Skala Kemampuan setelah Uji Coba
Sebelum skala digunakan untuk penelitian, maka aitem-aitem
terlebih dahulu disusun kembali. Dari 22 aitem yang sahih, kemudian
disusun penomoran aitem yang digunakan dalam penelitian seperti