• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4. Uji Beda Rata-rata

Dampak merupakan manfaat akhir dari suatu program. Dampak diukur dengan membandingkan variabel-variabel baik sebelum penerapan dengan sesudah penerapan teknologi Legowo 4:1. Akan tetapi karena teknologi Legowo 4:1 ini sudah lama diterapkan yaitu sejak tahun 2002, maka pengukuran dapat dilakukan dengan pendekatan ketentuan tersebut yaitu dengan membandingkan antara petani yang menerapkan teknologi Legowo 4:1 dengan petani yang tidak menerapkan teknologi Legowo 4:1 (sistem tanam Tegel 20x20). Dengan asumsi petani penerapan teknologi Legowo 4:1

Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah ( Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai), 2009.

USU Repository © 2009

tidak dapat mengingat perhitungan usahataninya sebelum melakukan penerapan teknologi Legowo 4:1.

Untuk keilmiahan penelitian ini maka dilakukan uji statistik yaitu uji beda rata-rata variabel-variabel petani penerapan teknologi Legowo 4:1 dengan petani penerapan sistem tanam Tegel 20x20. Dimana dengan perhitungan ini akan dapat dilihat dampak penerapan teknologi Legowo 4:1 pada usahatani petani didaerah penelitian.

Hipotesa yang ingin diuji beda rata-ratanya pada penelitian ini adalah :

1. Curahan tenaga kerja rata-rata Legowo 4:1 lebih kecil dari pada curahan tenaga kerja rata-rata Tegel 20x20

2. Biaya produksi rata-rata petani penerapan teknologi Legowo 4:1 lebih kecil dari pada biaya produksi rata-rata petani penerapan Tegel 20x20.

3. Produktivitas lahan rata-rata petani penerapan teknologi Legowo 4:1 lebih besar dari pada produktivitas lahan rata-rata petani penerapan Tegel 20x20.

4. Produktivitas tenaga kerja rata-rata penerapan teknologi Legowo 4:1 lebih besar dari pada produktivitas tenaga kerja rata-rata petani penerapan Tegel 20x20. 5. Pendapatan bersih rata-rata petani penerapan teknologi Legowo 4:1 lebih besar

dari pada petani penerapan tegel 20x20.

Berdasarkan persyaratan penggunaan rumusan t-test pada dua sampel terpisah adalah :

a) Datanya harus berskala interval atau rasio. Dalam penelitian ini skala data dari kelima variabel yang akan diuji beda rata-ratanya adalah rasio.

Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah ( Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai), 2009.

USU Repository © 2009

b) Sampel diambil secara random dari populasi yang berdistribusi normal. Dalam penelitian, masing-masing kelompok sample terdiri dari 30 sampel dimana jumlah sample tersebut sudah mendekati distribusi normal.

c) Varians sampelnya harus ditentukan apakah homogen atau heterogen, karena formulanya berbeda untuk sampel yang homogen dan heterogen. Untuk itu harus dilakukan telebih dahulu uji homogenitas yaitu dengan uji F Setelah dilakukan perhitungan maka didapat nilai varians dari kelima variabel yang akan diuji beda rata-ratanya adalah sebagai berikut :

Tabel 17. Variansi Rata-rata Dua Sampel Petani Legowo dan Petani Tegel

No. Variabel petani Varians Keterangan

1. Curahan tenaga kerja rata-rata 1,48 Homogen

2. Biaya produksi rata-rata 0,37 Homogen

3. Produktivitas lahan rata-rata 0,23 Homogen

4. Produktivitas tenaga kerja rata-rata 6,76 Heterogen

5. Pendapatan bersih rata-rata 0,004 Homogen

Sumber : Analisis Data Primer, 2009. Ket : signifikansi 0,05 dan nilai F-tabel = 1,85 (dk1=29 dan dk2= 30).

5.4.1 Curahan tenaga kerja

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan alat bantu SPSS diperoleh nilai -t-hitung<-t-tabel yaitu -2,551<-1,88 dengan taraf signifikansi hasil 95%. Maka Hipotesis 4a. Yang menyatakan bahwa curahan tenaga kerja rata-rata petani penerapan teknologi Legowo 4:1 lebih kecil dibandingkan petani penerapan sistem Tegel diterima, maka H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa curahan tenaga kerja rata-rata petani penerapan teknologi Legowo 4:1 berbeda signifikan dengan curahan tenaga kerja rata-rata petani penerapan Tegel 20x20. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi dampak

Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah ( Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai), 2009.

USU Repository © 2009

penurunan penggunaan tenaga kerja, pada petani penerapan teknologi Legowo 4:1 bila dibandingkan dengan petani penerapan Tegel 20x20. Faktor penyebabnya adalah penggunaan sistem tanam bersaf/berbaris ini memberi kemudahan petani dalam pengelolaan usahataninya seperti pemupukan, menyiang, pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit (Sembiring. H, 2001, halaman 58). Keterangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 18. Jumlah Curahan Tenaga Kerja Pada Setiap Tahapan Pekerjaan Teknologi Legowo 4:1 dan Tegel 20x20

No. Tahapan Pekerjaan Curahan TK

Legowo 4:1

Curahan TK Tegel 20x20

1. Menaping benteng 57 83

2. Persemaian 53 47

3. Cabut dan tanam bibit 331 344

4. Pengenalian hama penyakit 85 139

5. Memupuk 118 96

6. Membabat benteng 61 46

7. Memanen 445 673

Jumlah 1150 1428

Rata-rata 164 204

Sumber : Analisis Data Primer,2009.

Berdasarkan tabel diatas dapat dihitung curahan tenaga kerja rata-rata Legowo 4:1 sebesar 164 Hok dan Tegel 20x20 sebesar 204 Hok, terdapat perbedaan sebesar 40 Hok. Berdasarkan rata-rata curahan tenaga kerja diatas diketahui bahwa curahan tenaga kerja Legowo lebih kecil dibandingkan dengan curahan tenaga kerja rata-rata Tegel.

5.4.2 Biaya produksi

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan alat bantu SPSS diperoleh nilai t-hitung>-t-tabel yaitu 0,88<1,88 dengan taraf signifikansi 95%. Maka Hipotesis 4a. Yang menyatakan bahwa biaya produksi rata-rata petani penerapan teknologi Legowo 4:1

Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah ( Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai), 2009.

USU Repository © 2009

lebih besar dibandingkan petani penerapan sistem Tegel ditolak , maka H1 ditolak dan H0 diterima. Hal ini berarti bahwa biaya produksi rata-rata petani Legowo 4:1 tidak berbeda secara signifikan dengan biaya produksi rata-rata petani Tegel 20x20 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi dampak penurunan biaya produksi karena penerapan teknologi Legowo 4:1. Dapat dilihat pada tabel biaya penggunaan input untuk petani Legowo dan Tegel pada Tabel 14 halaman 46.

Dari tabel tersebut diketahui bahwa biaya produksi rata-rata petani Legowo lebih besar yaitu Rp 369.649/Ha, sedangkan Tegel hanya Rp 295.645/Ha,-. Hal ini dikarenakan bila biaya dikonversikan ke dalam Ha biaya sewa untuk Legowo lebih besar karena luas lahan sewa pada Legowo lebih kecil dibandingkan Tegel, begitu pula dengan pupuk petani Legowo memiliki biaya yang lebih besar karena menggunakan pupuk kandang dengan jumlah antara 600-2000 kg/luas lahannya, yang setelah dikonversikan ke dalam Ha nilai biayanya menjadi lebih besar. Namun selisih jumlah biaya rata-rata keduanya tidaklah berbeda signifikan.

5.4.3. Produktivitas Lahan

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan alat bantu SPSS diperoleh nilai t-hitung>t-tabel yaitu 2,5>1,88 dengan signifikansi 95%. Maka Hipotesis 4a. Yang menyatakan bahwa produktivitas lahan rata-rata petani penerapan teknologi Legowo 4:1 lebih besar dibandingkan petani penerapan sistem Tegel diterima , maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa produktivitas lahan rata-rata petani legowo 4:1 berbeda secara signifikan dengan produktivitas lahan rata-rata petani Tegel 20x20,

Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah ( Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai), 2009.

USU Repository © 2009

sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi dampak peningkatan produktivitas lahan karena penerapan teknologi Legowo 4:1.

Dari lampiran 3. diketahui bahwa rata-rata produksi padi per satuan lahan untuk teknologi Legowo 4:1 adalah 7028,9 Kg/Ha, yang artinya dalam satu hektar lahan didapat produksi padi sebanyak 7028,9 Kg, sedangkan untuk sistem tanam Tegel adalah 6429,5 Kg/Ha, yang artinya dalam satu hektar lahan didapat produksi padi sebanyak 6429,5 Kg. terdapat perbedaan produksi sebesar 599,4 Kg atau sekitar 9%.

Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan produktivitas lahan pada lahan petani penerapan teknologi Legowo 4:1 diantarnya adalah:

1. Perbedaan populasi tanaman, populasi tanaman untuk teknologi Legowo dalam satu hektaran sawah adalah 400.000, sedangkan Tegel 250.000, terdapat perbedaan sebanyak 150.000 rumpun.

2. Dengan adanya ruangan terbuka yang lebih lebar diantara dua kelompok barisan tanaman akan memperbanyak cahaya matahari masuk ke setiap rumpun tanaman padi sehingga meningkatkan aktivitas fotosintesis yang berdampak pada peningkatan produktivitas tanaman.

3. Meningkatnya jumlah tanaman pada kedua bagian pinggir untuk setiap kelompok tanaman 4:1, akan meningkatkan jumlah populasi tanaman per hektar, sehingga berpeluang untuk meningkatkan produktivitas tanaman per satuan luas. (Sembiring.H,2001, halaman 58).

Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah ( Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai), 2009.

USU Repository © 2009

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan alat bantu SPSS diperoleh nilai t-hitung>t-tabel yaitu 3,8>1,88 dengan signifikansi 95%. Maka Hipotesis 4a. Yang menyatakan bahwa produktivitas rata-rata petani penerapan teknologi Legowo 4:1 lebih besar dibandingkan petani penerapan sistem Tegel diterima , maka H1 diterima dan H0

ditolak. Hal ini berarti bahwa produktivitas tenaga kerja rata-rata petani Legowo 4:1

berbeda secara signifikan dengan produktivitas tenaga kerja rata-rata petani Tegel 20x20 sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi dampak peningkatan produktivitas tenaga kerja karena penerapan teknologi Legowo 4:1.

Pada lampiran 4. dapat diketahui bahwa produktivitas tenaga kerja rata-rata Legowo 4:1 adalah 206,42 Kg/Hok, yang berarti bahwa dalam satu hektar lahan, satu orang pekerja dapat menghasilkan 206,42 Kg produksi padi sedangkan Tegel 20x20 produktivitas tenaga kerja rata-ratanya adalah 145,59 Kg/Hok, yang berarti bahwa dalam satu hektaran luas lahan, satu orang pekerja dapat menghasilkan 145,59 Kg produksi padi. Terdapat perbedaan produktivitas tenaga kerja rata-rata sebesar 60,83 Kg.

Produktivitas tenaga kerja pertanian dapat ditingkatkan melalui berbagai cara antara lain dengan cara pendidikan dan latihan untuk meningkatkan mutu dan hasil kerjanya (Mubyarto,1972, halaman 114). Dalam hal ini dengan bersedianya petani teknologi Legowo 4:1 menjadi petani kooperator untuk menerapkan komponen PTT khususnya teknologi sistem tanam Legowo 4:1 menjadikan produktivitasnya lebih besar bila dibandingkan dengan petani non kooperator.

Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah ( Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai), 2009.

USU Repository © 2009

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan alat bantu SPSS diperoleh nilai t-hitung<t-tabel yaitu 1,63<1,88 dengan signifikansi 95%. Maka Hipotesis 4a. Yang menyatakan bahwa pendapatan bersih rata-rata petani penerapan teknologi Legowo 4:1 lebih besar dibandingkan petani penerapan sistem Tegel ditolak , maka H0 diterima dan

H1 ditolak. Hal ini berarti bahwa pendapatan bersih rata-rata petani Legowo 4:1 tidak

berbeda secara signifikan dengan pendapatan bersih rata-rata petani Tegel 20x20 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi dampak peningkatan pendapatan karena penerapan teknologi Legowo 4:1.

Hal ini cukup beralasan mengingat harga jual gabah basah petani untuk penerapan sistem Tegel lebih mahal bila dibandingkan dengan petani yang teknologi Legowo 4:1. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi harga ini, diantaranya adalah waktu panen dan keseragaman panen. Untuk petani tegel panen terlebih dahulu dilakukan dari pada petani Legowo, sehingga harga jualnya lebih mahal. Selain itu, petani Legowo harus melakukan tanam serempak sehingga panen serempak menyebabkan harga jualnya menjadi lebih rendah. Sesuai dengan pedoman komponen PTT untuk pengendalian hama terpadu bahwa tanam haruslah serempak minimal dalam satu hamparan luasnya 40 Ha untuk mencegah perpindahan hama dari satu tempat ketempat lain, memutus siklus hidupnya dan terakumulasinya hama dan penyakit (BPTP, 2003, halaman 17).

Pendapatan adalah total penerimaan dikali total biaya. Dari lampiran 5 dan 6 dapat kita ketahui bahwa :

Tabel 19. Perbedaan Jumlah Produksi, Harga Jual, Total Biaya, Pendapatan Rata-rata Petani Legowo 4:1 dan Petani Tegel 20x20

No. Sistem Tanam Produksi Rata-rata (Kg/Ha) Harga Rata-rata (Rp) Total Biaya Rata-rata (Rp/Ha) Pendapatan (Rp/Ha)

Veny Betsy Saragih : Monitoring Dan Evaluasi Penerapan Teknologi Legowo 4:1 Pada Usaha Tani Padi Sawah ( Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai), 2009.

USU Repository © 2009 1. Legowo 4:1 7028,86 2491,7 6.085.921 11.411.427 2. Tegel 20x20 6429,47 2527,5 5.707.865 10.526.862 Selisih Jumlah 599,3 9 -35,8 378.056 884.565

Sumber ; Analisis Data Primer,2009.

Perbedaan pendapatan antara petani Legowo dengan petani Tegel sebesar Rp 884.565. Dimana setelah dilakukan uji beda rata-ratanya diketahui bahwa perbedaan tesebut tidaklah signifikan. Sebenarnya teknologi Legowo 4:1 dapat meningkatkan hasil sampai 30%, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Akan tetapi pada kenyataannya didalam penelitian ini peningkatan produksi hanya berkisar 9% sehingga belum dapat meningkatkan pendapatan secara signifikan.

5.5. Masalah-masalah yang dihadapi petani penerapan teknologi legowo 4:1 di

Dokumen terkait