• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abdullah M.A.N. 2008. Karakterisasi genetik sapi Aceh menggunakan analisis keragaman fenotipk, daerah D-Loop DNA mitokondria dan DNA mikrosatelit [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Abdurrahman. 1990. Hukum Kurban, „Aqiqah, dan Sembelihan. Cetakan Pertama.

Sinar Baru, Bandung..

Aberle E. D., J. C. Forrest, D. E. Gerrard, E. W. Mills, H. B. Hendrick, M. D. Judge & R. A. Merkel. 2001. Principles of Meat Science. 4th Ed. Kendall/Hunt Publishing Co., Iowa.

Amri, U. 1992. Beberapa ukuran tubuh sebagai penduga bobot karkas pada ternak domba lokal. Tesis. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Anggorodi, R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia, Jakarta. Anis, I. 1972.Al Mu‟jam Al Wasith. Tanpa Penerbit. Kairo.

Baco, S., H. Harada & R. Fukuhara. 1998. Genetic relationship of body measurements at registration to a couple of reproductive traits in Japanese Black Cows. Animal Science and Technology 69: 1-7.

Badan Meteorologi dan Geofisika. 2010. Data curah hujan daerah Cibanteng dan sekitarnya. BMG-Dramaga, Bogor.

Brody, S. 1945. Bioenergetics and Growth.Hafner Publishing Company, Inc., New York. p. 633-663.

Damayanti, D. 2003. Kualitas karkas serta sifat fisik dan sensori daging domba lokal pada kecepatan pertumbuhan yang berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Dinas Peternakan, 1994. Inventarisasi Ternak Sapi di Sumatera Utara. Direktur Bina Produksi Peternakan, Departemen Peternakan, Medan.

Direktorat Jenderal Peternakan. 2009. Statistik Peternakan 2009. Departemen Pertanian, Jakarta.

Dirjen Peternakan. 2010. Peta Potensi Wilayah Sumber Bibit Sapi Potong Lokal dan Rencana Pengembangannya. Laporan Rapim Maret 2010, Jakarta. Doho, S. R. 1994. Parameter fenotipik beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif

pada domba Ekor Gemuk.Tesis. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Diwyanto, K. 1982 Pengamatan fenotip Domba Priangan serta hubungan antara beberapa ukuran tubuh dengan bobot badan. Tesis. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Google Maps. 2011. Peta Satelit Desa Tegalwaru Kecamatan Ciampea. http://maps.google.com/peta+satelit+desa+tegalwaru+kecamatan+ciampea [5 Agustus 2011].

25 Haerudin. 2010. Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa Kepala Desa

Tegalwaru Kecamatan Ciampea, Bogor.

Handayani, S. 2003. Parameter fenotip bobot badan sapi Peranakan Ongole di Kecamatan Sigi Biromaru. J. Agrisains 4: 57-62.

Hardjosubroto W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Hartadi, H.,S. Reksohadiprojo, & A.D. Tilman. 1986. Tabel Komposisi Pakan Indonesia. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Jabari, A &A. Muta‟al. 1994. Cara Berkurban (Al Udh-hiyah Ahkamuha wa Falsafatuha At Tarbawiyah). Terjemahan oleh Ainul Haris. Cetakan Pertama. Gema Insani Press, Jakarta.

Jimmy, S., M. David, K. R. Donald & M. Dennis. 2010. Variability in body morphometric measurements and their application in predicting live body weight of Mubende and Small East African Goat breeds in Uganda. Middle-East Journal of Scientific Research, 5 (2): 98-105.

Lawrence T.L.J. & V.R. Fowler. 2002. Growth of Farm Animals. 2nd Ed. CABI Publishing, London.

Lubis, D. A. 1992. Ilmu Makanan Ternak. PT Pembangunan, Jakarta.

Martojo H. 1992. Peningkatan Mutu Genetik Ternak. Bogor: Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB.

Manggung R.I.R. 1979. Pendugaan bobot hidup dan bobot karkas sapi Bali berdasarkan pengukuran morfologi. Tesis. Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Massiara, L. 1986. Pendugaan bobot badan melalui beberapa ukuran tubuh pada kambing kacang di Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan Jonggol. Karya Ilmiah. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Mcdowell, L.R. 1985. Nutrient Requirement of Ruminants.In: Nutrition of Grazing Ruminants in Warm Climates. Academic Press Inc. (London) Ltd., USA. pp. 21-34.

Murtidjo, B. A., 1990. Beternak Sapi Potong. Kanisius, Yogyakarta.

National Research Council. 1985. Nutrient Requirement of Sheep. 6th Revised Edition. National Academy Press, Washington.

Natasasmita, A. 1985. Estimasi bobot hidup sapi bali berdasarkan ukuran lingkar dada. Media Peternakan. No. 1:20-25.

Ngadiyono, N. 1988. Studi perbandingan beberapa sifat produksi sapi PO, Shorthorn Cross dan Brahman Cross. Tesis. Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Otsuka, J.,T. Namikawa, K. Nozawa, & H. Martojo. 1982. Statistical analysis on the body measurement of east asian Native Cattle and Bantengs : The Origin and Phiylogeniy of Indonesia Native Livestock (Part 111). The Research Group of Overseas Scientific Survey. Bogor.

26 Payne, W. J. A. & J. Hancock. 1957. The direct effect of tropical climate on the performance of European-type cattle. II. Production. Emp. J.exp. agric.,

25, 321-328.

Phillips, C. J. C. 2001. Principle of Cattle Production. CABI Publishing, New York.

Rachma, S. 2006. Pertumbuhan dimensi tubuh pedet jantan sapi Bali di kabupaten Bone dan Barru Sulawesi Selatan. Sains & Teknologi.Vol.7 No. 2: 103-108.

Reksohadiprojo. S. 1987. Pakan Ternak Gembala. BPFE, Yogyakarta.

Rifa‟i, M. 1978. Terjemah Khulashah Kifayatul Akhyar. Toha Putra, Semarang. Sabiq, S. 1987. Fikih Sunnah (Fiqhus Sunnah). Jilid 13. Cetakan Kedelapan.

Terjemahan oleh Kamaluddin A. Marzuki. Al Ma‟arif, Bandung.

Salamena, J. F. 2006. Karakteristik fenotipik Domba Kisar di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Provinsi Maluku sebagai langkah awal konservasi dan pengembangannya. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sarbaini. 2004. Kajian keragaman karakteristik eksternal dan DNA mikrosatelit sapi pesisir Sumatera Barat. Disertasi. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sariubang, M. 1992. Hubungan antara pertambahan berat badan dan ukuran lingkar dada sapi Bali betina bibit. Balai Penelitian Ternak (1985-2007). Hlm. 149-153.

Sastrosupadi & Adji.1995. Rancangan Percobaan Praktis untuk Bidang Pertanian. Cetakan Pertama. Kanisius, Yogyakarta.

Soeparno, 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah mada University Press, Yogyakarta.

Soeroso, 2004. Performans sapi Jawa berdasarkan sifat kuantitatif dan kualitatif. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Diponegoro, Semarang.

Solikhah, T. R. B. 2003. Studi bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh sapi pesisir di kabupaten Pesisir Selatan dan Padang Pariaman Sumatera Barat. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sugana, N & M. Duldjaman. 1983. Konformasi dan komposisi tubuh ternak domba yang digemukkan dengan bahan sisa hasil ikutan. Laporan penelitian. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sugeng, B. 2002. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suryo. 2001. Genetika Strata 1. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Walpole, R.E. 1995. Pengantar statistik, Edisi ke-3. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Warwick, E.J., J.M. Astuti, & W. Hardjosubroto. 1983. Pemuliaan Ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

27 Williamson. G & W. J. A. Payne, 1986. An Introduction to Animal Husbandry in

the Topics. Longman, London.

Williamson. G &W. J. A. Payne, 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Terjemahan: S. G. N. Djiwa Darmadja. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

29 Lampiran 1. Uji T Bobot Badan Periode Pertama dan Periode Kedua (kg)

Periode Jumlah Rata-rata SD SE

Pertama 24 262,9 62,0 13

kedua 33 287,6 61,0 11

P-Value = 0,142 (>0,05) tidak berbeda nyata

Lampiran 2. Uji T Bobot Badan Periode Pertama pada Umur yang Berbeda (kg)

Umur Jumlah Rata-rata SD SE

I1 10 214,3 33,6 11

I2 14 297,7 53,9 14

T-Value = -4,66 P-Value = 0,000 (P<0,05 berbeda nyata)

Lampiran 3. Uji T Bobot Badan Periode Kedua pada Umur yang Berbeda (kg)

Umur Jumlah Rata-rata SD SE

I1 20 292,3 62,3 14

I2 13 280,5 60,8 17

T-Value = 0,54 P-Value = 0,595 (P>0,05 tidak berbeda nyata)

Lampiran 4. Uji T Bobot Badan pada Umur I1 dengan Periode yang Berbeda (kg)

Periode Jumlah Rata-rata SD SE

Pertama 20 292,3 62,3 14

Kedua 10 214,3 33,6 11

T-Value = 4,45 P-Value = 0,000 (P<0,05 berbeda nyata)

Lampiran 5. Uji T Bobot Badan pada Umur I2 dengan Periode yang Berbeda (kg)

Periode Jumlah Rata-rata SD SE

Pertama 14 297,7 53,9 14

Kedua 13 28,0,5 60,8 17

T-Value = 0,78 P-Value = 0,445 (P>0,05 tidak berbeda nyata)

Lampiran 6. Uji T Lingkar Dada Periode Pertama dan Periode Kedua (cm)

Periode Jumlah Rata-rata SD SE

Pertama 24 148,0 12,4 2,5

kedua 33 150,18 8,15 1,4

30 Lampiran 7. Uji T Lingkar Dada Periode Pertama pada Umur yang Berbeda (cm)

Umur Jumlah Rata-rata SD SE

I1 10 142,54 6,33 2,0

I2 14 151,9 14,3 3,8

T-Value = -2,16 P-Value = 0,044 (P<0,05berbeda nyata)

Lampiran 8. Uji T Lingkar Dada Periode Kedua pada Umur yang Berbeda (cm)

Umur Jumlah Rata-rata SD SE

I1 20 150,45 8,99 2,0

I2 13 149,77 6,99 1,9

T-Value = 0,24 P-Value = 0,809 (P>0,05tidak berbeda nyata)

Lampiran 9. Uji T Lingkar Dada pada Umur I1 dengan Periode yang Berbeda (cm)

Periode Jumlah Rata-rata SD SE

Pertama 10 142,54 6,33 2,0

Kedua 20 150,45 8,99 2,0

T-Value = -2,79 P-Value = 0,010 (P<0,05 berbeda nyata)

Lampiran 10. Uji T Lingkar Dada pada Umur I2 dengan Periode yang Berbeda

(cm)

Periode Jumlah Rata-rata SD SE

Pertama 14 151,9 14,3 3,8

Kedua 13 149,77 6,99 1,9

T-Value = 0,49 P-Value = 0,630 (P>0,05 tidak berbeda nyata)

Lampiran 11. Uji T Panjang Badan Periode Pertama dan Periode Kedua (cm)

Periode Jumlah Rata-rata SD SE

Pertama 24 107,1 11,2 2,3

kedua 33 133,0 6,04 1,1

31 Lampiran 12. Uji T Panjang Badan Periode Pertama pada Umur yang Berbeda

(cm)

Umur Jumlah Rata-rata SD SE

I1 10 102,25 7,01 2,2

I2 14 110,6 12,5 3,4

T-Value = -2,07 P-Value = 0,051 (P>0,05tidak berbeda nyata)

Lampiran 13. Uji T Panjang Badan Periode Kedua pada Umur yang Berbeda (cm)

Umur Jumlah Rata-rata SD SE

I1 20 132,80 6,35 1,4

I2 13 133,31 5,76 1,6

T-Value = -0,24 P-Value = 0,814 (P>0,05tidak berbeda nyata)

Lampiran 14. Uji T Panjang Badan Umur I1 pada Periode yang Berbeda (cm)

Periode Jumlah Rata-rata SD SE

Pertama 10 102,25 7,01 2,2

Kedua 20 132,80 6,35 1,4

T-Value = -11,60 P-Value = 0,000 (P<0,05= berbeda nyata)

Lampiran 15. Uji T Panjang Badan Umur I2 pada Periode yang Berbeda (cm)

Periode Jumlah Rata-rata SD SE

Pertama 14 110,6 12,5 3,4

Kedua 13 133,31 5,76 1,6

T-Value = -6,12 P-Value = 0,000 (P<0,05=berbeda nyata)

T-Value = -1,49 P-Value = 0,142 (P>0,05= tidak berbeda nyata)

Lampiran 16.Uji T Bobot Badan pada Umur yang digabungkan dengan Periode yang

Berbeda (kg)

Periode Jumlah Rata-rata SD SE

Pertama 24 262,9 62,0 13

32 T-Value = -1,12 P-Value = 0,266 (P>0,05= tidak berbeda nyata).

T-Value = 4,09 P-Value = 0,001 (P<0,05=berbeda nyata)

T-Value = 8,24 P-Value = 0,000 (P<0,05=berbeda nyata)

T-Value = 0,46 P-Value = 0,650 (P>0,05= tidak berbeda nyata)

Lampiran 21. Uji T Bobot Badan Umur I2 Periode Kedua dan Bobot Badan

Umur I2 Periode Gabungan (kg)

T-Value = -0,44 P-Value = 0,661 (P>0,05= tidak berbeda nyata)

Lampiran 17. Uji T Bobot Badan pada Periode Gabungan dengan Umur Berbeda (kg)

Umur Jumlah Rata-rata SD SE

I1 30 147,81 8,93 1,6

I2 27 150,9 11,2 2,2

Periode Jumlah Rata-rata SD SE

Pertama 10 214,3 33,6 11

Gabungan 30 160 43,6 8

Lampiran 18. Uji T Bobot Badan Umur I1 Periode Pertama dan Bobot Badan

Umur I1 Periode Gabungan (kg)

Lampiran 19. Uji T Bobot Badan Umur I1 Periode Kedua dan Bobot Badan

Umur I1 Periode Gabungan (kg)

Periode Jumlah Rata-rata SD SE

Kedua 20 292,3 62,3 14

Gabungan 30 160 43,6 8

Lampiran 20. Uji T Bobot Badan Umur I2 Periode Pertama dan Bobot Badan Umur I2 Periode Gabungan (kg)

Periode Jumlah Rata-rata SD SE

Pertama 20 292,3 62,3 14

Gabungan 30 160 43,6 8

Periode Jumlah Rata-rata SD SE

Kedua 13 280,5 60,8 17

33 T-Value = -2,04 P-Value = 0,054 (P>0,05= tidak berbeda nyata)

T-Value = 1,02 P-Value = 0,315 (P>0,05= tidak berbeda nyata)

T-Value = 0,23 P-Value = 0,820 (P>0,05= tidak berbeda nyata)

T-Value = -0,38 P-Value = 0,710 (P>0,05= tidak berbeda nyata)

T-Value = -5,55 P-Value = 0,000 (P<0,05= berbeda nyata)

Lampiran 22. Uji T Lingkar Dada Umur I1 Periode Pertama dan Lingkar Dada

Umur I1 Periode Gabungan (cm)

Periode Jumlah Rataan SD SE

Pertama 10 142,54 6,33 2,0

Gabungan 30 147,81 8,93 1,6

Lampiran 23. Uji T Lingkar Dada Umur I1 Periode Kedua dan Lingkar Dada Umur I1 Periode Gabungan (cm)

Periode Jumlah Rataan SD SE

Kedua 20 150,45 8,99 2,0

Gabungan 30 147,81 8,93 1,6

Lampiran 24. Uji T Lingkar Dada Umur I2 Periode Pertama dan Lingkar Dada Umur I2 Periode Gabungan (cm)

Periode Jumlah Rataan SD SE

Pertama 14 151,9 14,3 3,8

Gabungan 27 150,9 11,2 2,2

Lampiran 25. Uji T Lingkar Dada Umur I2 Periode Kedua dan Lingkar Dada

Umur I2 Periode Gabungan (cm)

Periode Jumlah Rataan SD SE

Kedua 13 149,77 6,99 1,9

Gabungan 27 150,9 11,2 2,2

Lampiran 26. Uji T Panjang Badan Umur I1 Periode Pertama dan Panjang Badan Umur I1 Periode Gabungan (cm)

Periode Jumlah Rataan SD SE

Pertama 10 102,25 7,01 2,2

34 T-Value = 3,13 P-Value = 0,003 (P<0,05= berbeda nyata)

T-Value = -2,47 P-Value = 0,019 (P<0,05= berbeda nyata)

T-Value = 3,56 P-Value = 0,001 (P<0,05= berbeda nyata) Lampiran 30. Koefisien Keragaman Bobot Badan

Keterangan: KK = Koefisien Keragaman

Lampiran 31. Koefisien Keragaman Lingkar Dada

Umur KK.Lingkar Dada (%)

Periode 1 Periode 2 Periode Gabungan

I1 4,433 5,975 6,04

I2 9,435 4,667 7,44

Keterangan: KK = Koefisien Keragaman

Lampiran 27. Uji T Panjang Badan Umur I1 Periode Kedua dan Panjang Badan

Umur I1 Periode Gabungan (cm)

Periode Jumlah Rataan SD SE

Kedua 20 132,8 6,35 1,4

Gabungan 30 122,6 16,0 2,9

Lampiran 28. Uji T Panjang Badan Umur I2 Periode Pertama dan Panjang Badan \ Umur I2 Periode Gabungan (cm)

Periode Jumlah Rataan SD SE

Pertama 14 110,6 12,5 3,4

Gabungan 27 121,5 15,1 2,9

Lampiran 29. Uji T Panjang Badan Umur I2 Periode Kedua dan Panjang Badan

Umur I2 Periode Gabungan (cm)

Periode Jumlah Rataan SD SE

Kedua 13 133,31 5,76 1,6

Gabungan 27 121,5 15,1 2,9

Umur KK.Bobot Badan (%)

Periode 1 Periode 2 Periode Gabungan

I1 15,60 21,25 24,6

35 Lampiran 32. Koefisien Keragaman Panjang Badan

Umur

KK. Panjang Badan (%)

Periode 1 Periode 2 Periode Gabungan

I1 6,385 4,781 13

I2 11,35 4,32 12,43

PENDAHULUAN

Dokumen terkait