• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. Uji Coba Awal

Uji coba ini dilakukan sebanyak dua kali pada anak TK kelompok B yang berjumlah 7 orang peserta didik. Data hasil observasi dikumpulkan dan dianalisis. 5. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan berdasarkan hasil uji coba awal. Revisi produk dilakukan dengan cara memperbaiki kekurangan pada produk Watube berdasarkan hasil masukan dan pengolahan data yang telah dilakukan.

6. Uji Coba Lapangan

Uji coba ini dilakukan pada anak TK kelompok B yang berjumlah 10 orang peserta didik. Data hasil observasi dikumpulkan dan dianalisis.

7. Revisi Produk

Hasil uji coba lapangan dengan melibatkan subjek yang lebih besar dimaksudkan untuk menentukan keberhasilan dari media pembelajaran Watube dalam mencapai tujuan dan mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas media pembelajaran Watube serta untuk keperluan media pembelajaran itu sendiri, dari hasil observasi yang dilakukan dapat diketahui sejauh mana kelayakan media pembelajaran Watube tersebut.

8. Uji Lapangan

Uji lapangan membutuhkan subjek yang lebih banyak lagi yaitu seluruh peserta didik kelompok B di kelas yang berjumlah 20 peserta didik dan. Peneliti melakukan observasi selama media digunakan dalam mengenalkan sifat-sifat air pada anak. Data hasil observasi kemudian dikumpulkan dan diolah untuk mengetahui kelayakan media.

9. Revisi Produk Akhir

Revisi produk akhir adalah revisi yang dikerjakan berdasarkan uji lapangan. Pada tahap ini peneliti akan mendapatkan data dari kegiatan observasi, sehingga akan mendapatkan data-data yang diperlukan untuk mengambil kesimpulan pengembangan media pembelajaran Watube.

Pada penelitian pengembangan ini, peneliti hanya melakukan penelitian sampai tahap uji lapangan pada model Borg & Gall. Berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg & Gall peneliti mengadaptasi dengan mengambil bagian-bagian sesuai dengan kebutuhan peneliti. Berikut merupakan gambar bagan prosedur pengembangan media.

Gambar 3. Bagan Pengembangan Media Adaptasi dari Borg & Gall (Punaji Setyosari, 2010: 205)

Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal

Perencanaan

Pengembangan Produk Awal

Watube Produk Awal

Validasi Ahli Materi

Validasi Ahli Media

Revisi Produk Uji Coba Awal

Watube Produk Akhir Uji Coba Lapangan

Revisi Produk

C. Validasi dan Uji Coba Produk

Setelah mendapatkan validasi dari ahli materi dan ahli media maka produk akan diujicobakan. Langkah uji coba produk dilakukan melalui tiga tahap uji coba yaitu uji coba awal, uji coba lapangan dan uji lapangan. Dalam setiap uji coba anak bersama dengan guru pendamping dapat memberikan kritik dan saran. Kritik dan saran yang diperoleh digunakan sebagai dasar dalam melakukan revisi produk.

D. Desain Validasi dan Produk

Bagian yang penting dalam penelitian pengembangan adalah desain uji coba produk dan validasi. Desain dalam uji coba penelitian ini melibatkan ahli materi dan ahli media pembelajaran serta siswa dan guru TK kelompok B. Uji coba dilaksanakan di TK KKLKMD Sidomaju. Uji coba produk dalam penelitian pengembangan dilakukan guna untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran Watube sebagai media pembelajaran untuk mengenalkan sifat-sifat air pada anak TK Kelompok B. Berkaitan dengan produk Watube yang dikembangkan, maka karakeristik masing-masing responden ujicoba akan diidentifikasikan secara lengkap dan jelas dengan kebutuhan penelitian.

Penelitian ini menggunakan desain validasi produk secara deskriptif kuantitatif. Penilaian dilakukan dalam beberapa tahap. Produk pertama berupa media pembelajaran Watube yang telah disetujui oleh dosen pembimbing, kemudian divalidasi oleh ahli materi konsep sains anak usia dini dan ahli media dan diperoleh media pembelajaran Watube revisi pertama. Media pembelajaran Watube revisi pertama kemudian diujikan lagi kepada ahli materi dan ahli media,

sehingga diperoleh media pembelajaran Watube revisi kedua. Tahapan validasi menyesuaikan dengan hasil validasi dan revisi yang diperlukan. Selanjutnya produk tersebut diujicobakan sebanyak tiga kali yaitu uji coba awal, uji coba lapangan dan uji lapangan. Dari uji coba tersebut akan diperoleh sejumlah data kuantitatif. Data tersebut dianalisis untuk memperoleh informasi tentang keterbatasan Watube bagi anak. Berdasarkan informasi tersebut, Watube direvisi sebagai produk akhir yaitu berupa Watube yang berisi seperangkat susunan peralatan yang digunakan untuk mengenalkan sifat-sifat air pada anak.

E. Validator dan Subjek Uji Coba

Validator dalam penelitian ini dilakukan oleh: 1. Validasi

a. Ahli Materi

Validasi ahli materi diperlukan guna memastikan bahwa konsep sains yang disajikan dalam media pembelajaran Watube sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Ahli materi adalah dosen mata kuliah Pendidikan IPA yaitu Ibu Woro Sri Hatuti, M.Pd yang berperan menentukan apakah konsep sains dalam pengenalan sifat-sifat air yang akan diajarkan sudah sesuai dengan materi kurikulum yang berlaku atau belum, kesesuaian dengan tahapan perkembangan anak dan konsep dasar materi itu sendiri. Validasi dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa check list yang berisi tentang aspek pembelajaran dan aspek isi yang kesemuanya merupakan penjabaran dari syarat edukatif suatu pengembangan media pembelajaran.

b. Ahli Media Pembelajaran

Ahli media pembelajaran adalah orang yang menguasai dalam bidang media pembelajaran. Ahli media dalam penelitan ini adalah dosen teknologi pendidikan yaitu Ibu Sisca Rahmadona, M.Pd yang berperan untuk menilai kelayakan media pembelajaran Watube dari aspek penggunaan dalam pembelajaran interaktif yang kesemuanya merupakan penjabaran dari syarat teknis dan estetika pengembangan media pembelajaran. Validasi dilakukan dengan menggunakan angket yang berisi materi aspek penampilan dan aspek penggunaan media. Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh, peneliti akan mengetahui perlu tidaknya melakukan revisi pada media.

2. Subjek Uji Coba

Subjek merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penelitian. Penentuan subjek dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan dan dengan memperhatikan ciri-ciri tertentu yang terdapat pada informasi, yaitu dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 117) sampel bertujuan atau purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini dilakukan karena beberapa alasan misalnya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.

a. Subjek uji coba awal

Subjek uji coba awal pada penelitian pengembangan ini adalah anak TK kelompok B. Pada tahap uji coba ini jumlah subjek penelitian sebanyak 7 anak.

b. Subjek uji coba lapangan

Subjek uji coba lapangan pada penelitian pengembangan ini adalah anak TK kelompok B. Subyek uji coba ini melibatkan 10 anak TK Kelompok B. c. Subyek uji lapangan

Tahap ketiga ini melibatkan subjek uji sebanyak 20 anak TK Kelompok B. Mengingat peserta didik yang digunakan sebagai subjek uji coba berusia 5-6 tahun, maka peneliti bekerja sama dengan guru untuk membantu peneliti dalam mengkondisikan kelas ketika kegiatan berlangsung serta dalam melakukan observasi penggunaan media saat uji coba.

F. Jenis Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulan dalam penelitian ini adalah data tentang proses pengembangan Watube sesuai dengan prosedur pengembangan yang ditentukan, termasuk data yang diperoleh oleh ahli materi konsep sains anak usia dini, ahli media pembelajaran, dan hasil uji coba terhadap anak TK Kelompok B. Data kuantitatif diperoleh dari hasil observasi terhadap penggunaan media serta skor penilaian (SB=5, B=4, C=3, K=2 dan SK=1) yang diperoleh dengan cara menghitung rata-rata skor setiap kriteria yang dihitung dari penilaian ahli materi konsep sains anak usia dini dan ahli media. Selanjutnya skor akan dikonversi ke dalam data kualitatif untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran yang dihasilkan.

G. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data

(Sugiyono, 2009: 308). Teknik pengumpulan dan pengembangan data yang digunakan dalam penelitian pengembangan media pembelajaran Watube untuk mengenalkan sifat-sifat air pada anak TK kelompok B adalah:

1. Metode Observasi

Nasution (1988) dalam Sugiyono (2011: 226) menyatakan bahwa Observasi adalah dasar utama semua ilmu pengetahuan. Menurut S. Nasution (2011: 106) observasi diilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti yang terjadi dalam kenyataan atau untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial yang sukar diperoleh dengan metode lain. Sedangkan menurut Marshall (1995) dalam Sugiyono (2011: 226) menyatakan bahwa melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Metode observasi ini digunakan untuk mengamati apakah guru menerapkan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran dan untuk mengamati perilaku anak pada saat pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi ini dilakukan pada tahap awal model Borg & Gall yaitu tahap pengumpulan informasi awal. Metode observasi juga digunakan oleh peneliti pada saat uji coba awal, uji coba lapangan dan uji lapangan.

Jenis observasi yang peneliti pakai dalam penelitian ini adalah observasi sistematis, dimana pengamatan dilakukan dengan dasar pedoman sebagai instrumen pengamatan. Pedoman observasi ini disusun untuk mengamati proses, kondisi dan penggunaan media dari subjek penelitian tentang media pembelajaran Watube pada saat uji coba awal, uji coba lapangan, dan uji lapangan.

2. Metode Angket

Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2006: 128). Sementara menurut Sugiyono (2012: 199) angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Suharsimi Arikunto (2006: 128) membagi jenis angket menurut cara menjawabnya menjadi dua, yaitu:

a. Angket terbuka yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

b. Angket tertutup yang sudah disediakan pilihan jawaban untuk responden. Pengumpulan data dalam penelitian pengembangan media pembelajaran Watube ini, peneliti menggunakan jenis angket tertutup dan terbuka dengan penambahan kolom saran atau catatan pada akhir angket. Angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang kelayakan produk yang dikembangkan pada saat validasi ahli yaitu uji ahli materi dan uji ahli media. Angket tersebut bertujuan untuk memperoleh data tentang tingkat kelayakan media yang dikembangkan. Hasil angket tersebut dijadikan sebagai dasar dalam melakukan revisi baik dari segi materi maupun penampilan media yang dikembangkan.

3. Metode Wawancara

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 132) wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2011: 231).

Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data analisis kebutuhan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti yaitu pada saat penelitian dan pengumpulan informasi awal.

H. Instrumen Penelitian

Suatu penelitian akan memberikan nilai tinggi apabila digarap dengan sistematis dan cermat. Hasil atau data penelitian sangat tergantung pada jenis alat (instrumen) pengumpulan datanya (Punaji Setyosari, 2010: 180). Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian dan pengembangan media pembelajaran Watube ini berupa angket, pedoman observasi dan pedoman wawancara. Instrumen tersebut digunakan untuk mengetahui kualitas media pembelajaran Watube. Instrumen tersebut adalah sebagai berikut:

1. Angket

Angket penilaian instrumen digunakan untuk menunjukkan adanya tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen penelitian ini berupa angket yang disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dikembangkan dan disusun menggunakan skala likert. Angket dalam penelitian ini dibuat menjadi dua kelompok yaitu (1) angket uji kelayakan untuk ahli materi dan (2) angket uji kelayakan untuk ahli media. Angket uji kelayakan ini digunakan untuk menunjukkan adanya tingkat kevalidan produk yang dikembangkan.

Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Materi No. Aspek Penelitian Variabel Indikator Jumlah Butir 1. Materi Kebenaran Konsep 1. Ketepatan materi dengan konsep dasar

1 Kesesuaian dengan kurikulum 2. Kesesuaian materi dengan tingkat pencapaian perkembangan anak TK kelompok B 3. Kesesuaian materi dengan karakteristik anak TK kelompok B 4. Kesesuaian materi dengan pendekatan dalam kurikulum TK 1 1 1 Keluasan dan kedalaman materi 5. Kesesuaian materi dengan tujuan yang akan dicapai

6. Materi yang terdapat

pada media

pembelajaran cukup cakupan isinya

7. Tingkat kesulitan materi sesuai dengan anak TK kelompok B 1 1 1 2. Penyajian Media

Keterlaksanaan 8. Daya dukung media terhadap materi

9. Kejelasan petunjuk penggunaan

1

1

3. Produk Tampilan 10. Kesesuaian tampilan

dengan materi

1

Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Media No. Aspek Penelitian Variabel Indikator Jumlah Butir

1. Tampilan Desain 1. Keseimbangan

komposisi dan tata letak

2. Keserasian warna cover dan atribut pelengkap

3. Ketepatan ukuran dengan sasaran dan tujuan media

1 1 1 Kemenarikan media 4. Kemenarikan bentuk media 5. Kemenarikan

cover dan atribut pelengkap 6. Kemenarikan tata letak 1 1 1

Warna 7. Kesesuaian warna

dengan karakteristik anak TK kelompok B 8. Kemenarikan warna yang dipakai 9. Keserasian komposisi warna 1 1 1

2. Penggunaan Pelaksanaan 10. Kejelasan

petunjuk penggunaan 11. Kemudahan dalam menggunakan 1 1 Kemanfaatan 12. Memudahkan dalam menjelaskan materi 13. Desain sesuai dengan tujuan 1 1

3. Produk Kualitas 14. Kesesuaian media dengan materi dan karakteristik siswa 15. Kemungkinan bertahan lama 1 1 Jumlah 15 2. Pedoman Wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode wawancara untuk mengkaji studi pendahuluan yaitu pada saat penelitian dan pengumpulan informasi awal dengan dilakukan wawancara pada guru TK kelompok B. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan wawancara tidak terstruktur yakni peneliti tidak menggunakan pedoman yang sistematis, hanya menggunakan pokok-pokok garis besar pernyataan untuk mengetahui lebih mendalam tentang data yang diperoleh.

3. Pedoman Observasi

Instrumen lembar pengamatan observasi pada penelitian ini disusun untuk mengumpulkan data pada saat uji coba awal, uji coba lapangan dan uji lapangan. Selain itu lembar observasi ini juga digunakan untuk mengumpulkan data mengenai tanggapan anak selama proses pembelajaran dengan menggunakan media Watube sebagai subjek penelitian tentang media pembelajaran Watube dalam uji coba awal, uji coba lapangan dan uji lapangan, sehingga data yang dihasilkan benar-benar valid. Pedoman Observasi ini mencakup aspek keaktifan/partisipasi, ketertarikan anak, dan efek strategi pembelajaran.

Tabel 3. Kisi-Kisi Pengamatan Subjek Uji Coba pada saat Uji Coba Awal, Uji Coba Lapangan dan Uji Lapangan

No. Aspek Indikator Jumlah

1. Keaktifan/partisipasi a. Anak mendengarkan dengan baik ketika guru menjelaskan petunjuk penggunaan

b. Anak antusias menggunakan media

c. Anak aktif melakukan kegiatan sesuai petunjuk yang diberikan

1

1 1

2. Ketertarikan anak d. Anak menyukai materi dalam media

e. Anak menyukai bentuk media

f. Anak menyukai warna cover dan atribut pelengkap media

1 1 1

3. Efek strategi

pembelajaran

g. Anak mengenal sifat-sifat air sesuai tujuan pembelajaran h. Anak mampu melakukan

kegiatan eksploratif dengan menggunakan media

i. Anak mampu mengulang kembali apa yang telah dilakukan

j. Meningkatkan motivasi anak

1 1

1

1

Jumlah 10

I. Teknik Pengukuran Instrumen

Instrumen yang baik tentunya harus memenuhi syarat validitas. Validitas berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2009: 121). Penentuan validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan angket yang disusun untuk menjaring data. Untuk jenis instrumen penelitian berupa angket, penentuan validitas dilakukan secara teoritis atau sekedar meminta justifikasi (kritik, saran dan perbaikan) atas kisi-kisi dari butir instrumen yang telah disusun oleh peneliti kepada dosen ahli terkait.

Sebelum digunakan untuk memperoleh data, instrumen terlebih dahulu dikonsultasikan kepada ahli instrumen (expert judgement) untuk mendapatkan kualitas instrumen yang baik. Dalam hal ini expert judgement dilakukan dengan meminta bantuan dosen pembimbing skripsi untuk memeriksa kisi-kisi dan butir instrumen yang akan digunakan untuk memperoleh data.

J. Teknik Analisis Data

1. Data Proses Pengembangan Produk

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif sesuai dengan prosedur pengembangan yang dilakukan. Tahap awal penelitian pengembangan ini adalah mengumpulkan referensi yang mendukung untuk mengembangkan baik melalui studi pustaka maupun wawancara serta observasi secara langsung. Tahap selanjutnya adalah penyusunan instrumen dan pembuatan Watube. Tahap terakhir adalah penilaian. Penilaian media pembelajaran Watube ini dilakukan oleh ahli materi konsep sains anak usia dini dan ahli media yang kemudian diperoleh Watube revisi pertama, selanjutnya Watube revisi pertama diperbaiki dan dinilai kembali oleh ahli materi dan ahli media sehingga menghasilkan Watube revisi kedua sampai pada kriteria Watube layak untuk diujicobakan tanpa revisi. Kemudian Watube akan diujicobakan sebanyak tiga kali yaitu uji coba awal, uji coba lapangan dan uji lapangan. Terakhir akan diperoleh sejumlah data kuantitatif berupa skor.

2. Data Kelayakan Produk yang Dihasilkan

Teknik analisis data kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, yang berupa pernyataan sangat layak, layak, cukup layak, kurang layak

dan tidak layak yang diubah menjadi data kuantitatif dengan skala 5, yaitu dengan penskoran dengan skor 1 sampai 5. Teknik yang digunakan untuk memberikan nilai kualitas produk yang dibuat yaitu data yang diperoleh dari angket instrumen ahli dan lembar observasi anak diubah menjadi data interval sebagai berikut:

( )

Setelah penyajian data dalam bentuk Persentase, langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan dan mengambil kesimpulan tentang masing-masing indikator. Kesesuaian aspek dalam pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran dapat menggunakan tabel berikut:

Tabel 4. Skala Persentase Kelayakan Media

Interval Skor Kriteria

85% - 100 % Sangat Layak/ Sangat Baik

75% - 84% Layak/ Baik

60% - 74% Cukup Layak/ Cukup Baik

40% - 59% Kurang Layak/ Kurang Baik

0% - 39% Tidak Layak/Tidak Baik

Pada tabel di atas disebutkan persentase pencapaian menurut Sunari dan Selly Rahmawati (2014: 191). Untuk mengetahui kelayakan digunakan tabel di atas sebagai acuan penilaian data yang dihasilkan dari validasi ahli media, ahli materi dan uji coba awal, uji coba lapangan, dan uji lapangan, pada data uji coba apabila data menunjukkan rata-rata baik (75%-84%) maka penilaian media dinyatakan dengan kategori layak.

Sementara itu untuk mengetahui efektivitas penggunaan produk media pembelajaran yang dikembangkan adalah dengan mengenalnya anak pada sifat-sifat air dengan menghitung selisih skor pre-test dan post-test. Dengan asumsi distribusi normal dan diambil dari sampel secara proporsional kemudian dianalisis menggunakan analisis uji-t (uji kesamaan rata-rata) menurut Sudjana (1996: 242) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

B = rerata selisih (beda) sB = simpangan baku n = jumlah sampel

Untuk mencari rerata selisih (beda) menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

B = rerata selisih

i = jumlah seluruh skor anak N = jumlah sampel

Untuk mencari simpangan baku dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut.

( ) ( )

Keterangan:

sB = simpangan baku

∑Bi = jumlah seluruh skor anak N = jumlah sampel

Jika t(1-1/2α) < t hitung < t (1-1/2 α), (n-1) berarti tidak ada perbedaan secara signifikan antara selisih rerata skor pre-test dan skor post-test. Akan tetapi jika t hitung ≥ t tabel maka artinya ada perbedaan antara selisih skor pre-test dan skor post-test secara signifikan. Atau apabila nilai probabilitas ( sig. (2-tailed)) < dari 0,05, maka terdapat perbedaan signifikan pada data. Sedangkan apabila nilai probabilitas ( sig. (2-tailed)) > dari 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Kelayakan produk minimal yang ditetapkan pada penelitian ini adalah kategori baik atau layak. Berarti apabila hasil penelitian yang diperoleh baik dari validasi ahli materi, ahli media, uji coba awal, uji coba lapangan, dan uji lapangan memperoleh nilai minimal rata-rata baik (pada hasil uji coba) atau layak (berdasarkan penilaian validator media dan materi), maka produk Watube yang dikembangkan dinyatakan layak. Lebih lanjut, produk dinyatakan layak apabila terdapat perbedaan selisih skor pre-test dan skor post-test secara signifikan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal

Dalam penelitian dan pengumpulan informasi awal, peneliti melakukan proses pengumpulan informasi dengan menganalisis kebutuhan pembelajaran anak dengan cara mengobservasi dan melakukan wawancara dengan guru kelas dan anak kelompok B. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang permasalahan dalam proses pembelajaran yang dialami oleh guru khususnya dalam hal penggunaan media pembelajaran. Guru menyatakan bahwa dalam pembelajaran semampu mungkin untuk menyiapkan media pembelajaran yang tepat dan menarik bagi anak dalam kegiatan pembelajaran sehingga anak dapat memahami materi yang akan disampaikan sebagai tujuan utama pembelajaran. Sebagai contoh untuk pembelajaran tema alam semesta dengan sub tema air, tanah, dan udara khususnya pada tema air, untuk mengenalkan konsep sifat-sifat air pada anak guru menggunakan media berupa corong air, botol, dan pewarna makanan. Akan tetapi media tersebut dirasa guru kurang efisien waktu karena media yang digunakan terpisah-pisah penggunaannya sehingga memakan waktu yang terbatas.

Sedangkan berdasarkan hasil observasi, pembelajaran yang dilakukan di TK kelompok B sudah menggunakan media. Akan tetapi, pada kegiatan yang bersifat eksploratif guru masih cenderung menggunakan majalah dan LKA sebagai media pembelajaran karena guru merasa kesulitan untuk

mengembangkan media pembelajaran yang menarik. Apabila ditinjau dari segi ketepatan penggunaan media LKA untuk kegiatan eksploratif yang sebenarnya dapat dilakukan dengan media selain LKA maka pembelajaran akan lebih menyenangkan apabila melakukan aktivitas yang melibatkan pendekatan saintifik dengan melibatkan anak langsung.

Dari hasil wawancara dan observasi pada proses pembelajaran di TK kelompok B dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran khususnya dengan sub tema air dalam hal mengenalkan konsep sifat-sifat air memerlukan inovasi media pembelajaran berupa media pembelajaran yang menarik dan efisien.

2. Perencanaan

Berdasarkan penelitian dan pengumpulan informasi awal tentang dibutuhkannya media pembelajaran yang efisien dan menarik untuk mengenalkan konsep sifat-sifat air pada anak TK kelompok B, maka peneliti membuat sebuah media pembelajaran 3 dimensi yang berfungsi untuk mengenalkan sifat-sifat air yang mencakup sifat air berupa mengalir ke tempat yang lebih rendah; melarutkan beberapa zat; menekan ke segala arah; menempati ruang; dan

Dokumen terkait