METODOLOGI PENELITIAN
F. Uji Coba Instrumen
Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian dilakukan uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan derajat kesukaran dari tes tersebut.
1. Uji validitas
Untuk mengetahui kesahihan atau kevalidan instrumen dalam penelitian ini
digunakan korelasi product moment dari Karl Pearson.
Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ … … … …
Persamaan 1 menunjukkan cara menentukan koefisien korelasi atau validitas
suatu item soal (rxy), dimana X skor item soal tertentu, Y skor item soal dan N
jumlah total subyek.
Hasil yang diperoleh dari perhitungan, dikonsultasikan dengan tabel harga
kritik r product moment, sehingga dapat diketahui kriteria item. Kriteria item
dinyatakan valid, apabila :
, item pernyataan disebut valid , item pernyataan disebut tidak valid.
Validitas soal dapat diklasifisikan sebagai berikut (Masidjo, 1995 :
242-246) :
Tabel 3.3 Klasifikasi validitas soal Nilai Kualifikasi
0,91 - 1,00 Sangat tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,21 – 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat rendah
2. Uji Reliabilitas
Menurut Suharsini Arikunto (1997), reliabilitas adalah sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Sehingga reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan. Suatu tes mempunyai tingkat kepercayaan tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk mengukur indeks relialibilitas seluruh pernyataan angket digunakan rumus alpha, yang dinyatakan dengan persamaan :
Σ
… … … …
Persamaan 2 menunjukkan cara menentukan koefisien reabilitas suatu item soal
angket (r11), dimana n jumlah butir soal, Σ jumlah variansi skor dari tiap-tiap
butir soal, dan variansi total.
Sedangkan untuk menghitung reliabilitas tes prestasi belajar menggunakan rumus KR-20, yang dinyatakan dengan persamaan :
Σ
… … …
Persamaan 3 menunjukkan cara menentukan koefisien reabilitas tes prestasi (r11),
dimana n jumlah butir soal, p indeks kesukaran, q = 1 – p, dan = variansi soal.
Hasil yang diperoleh dengan perhitungan, dikonsultasikan dengan tabel
product moment dengan taraf signifikansi % , maka diperoleh hasil dengan
1. Jika harga maka keputusannya butir soal dikatakan reliable.
2. Jika harga maka keputusannya butir soal dikatakan tidak reliable.
Hasil perhitungan nilai reliabilitas dengan persamaan alpha dapat diklasifikasikan, sebagai berikut :
Tabel 3.4 Klasifikasi reliabilitas angket
Nilai Kualifikasi
0,91 – 1,00 Sangat tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat rendah
3. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana butir soal mampu membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai berdasarkan kriteria tertentu. Seluruh peserta dibedakan menjadi dua kelompok yaitu atas dan bawah. Siswa-siswa yang tergolong kelompok atas adalah siswa-siswa yang memiliki skor tinggi, sedangkan siswa-siswa yang tergolong kelompok bawah adalah siswa-siswa yang memiliki skor rendah. Untuk mengetahui daya pembeda dari masing-masing item soal digunakan rumus :
… … …
Persamaan 4 menunjukkan cara menentukan Indeks Diskriminasi soal atau daya
pembeda soal (ID), dimana KA jumlah kelompok atas yang menjawab soal dengan
yang tergolong kelompok atas, NKB jumlah siswa yang tergolong kelompok
bawah, dan Smax skor maksimal.
Indeks Diskriminasi soal dapat diklasifikasikan, sebagai berikut :
Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Diskriminasi Nilai ID Kualifikasi
0,81 – 1,00 Sangat membedakan
0,60 – 0,79 Lebih Membedakan
0,40 – 0,59 Cukup Membedakan
0,20 – 0,39 Kurang Membedakan
Negatif – 0,19 Sangat Kurang Membedakan
Berdasarkan hasil uji coba instrument tes prestasi belajar fisika aspek kognitif dapat diketahui besarnya indeks diskriminasi masing-masing item soal. Indeks Diskriminasi item soal tes prestasi belajar fisika terdiri dari lima tingkatan seperti pada tabel 3.5. Dari uji taraf pembeda soal tes pestasi belajar fisika diperoleh hasil yang disajikan pada tabel 3.6. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13.
Tabel 3.6 Hasil Uji Taraf Pembeda Tes Prestasi Belajar
Jumlah Item Soal Nomor Soal
Sangat Membedakan(SB) 0 -
Lebih Membedakan (LB) 4 3,4,5,25
Cukup Membedakan (CB) 16 6,8,9,11,12,13,15,19,21,22,23,2
4,27,28,29,30
Kurang Membedakan (KB) 9 1,2,7,10,14,16,17,20,26
4. Uji Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran memadai dalam arti tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Tingkat kesukaran soal dapat ditunjukkan dengan indeks kesukaran yaitu bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Indeks kesukaran adalah bilangan yang merupakan hasil perbandingan jawaban benar. Untuk mengukur Indeks kesukaran soal digunakan rumus sebagai berikut :
… … …
Persamaan 5 menunjukkan cara menentukan indeks kesukaran soal (IK), dimana
B jumlah siswa yang menjawab benar, N jumlah total peserta tes, dan Smax skor
maksimal.
Menurut ketentuan indeks kesukaran dibuat klasifikasi sebagai berikut:
Tabel 3.7 Klasifikasi Indeks Kesukaran Nilai Kualifikasi 0,91 - 1,00 Mudah Sekali 0,71 – 0,90 Mudah 0,41 – 0,70 Sedang 0,21 – 0,40 Sukar 0,00 – 0,20 Sukar Sekali
Berdasarkan hasil uji coba instrument tes prestasi belajar fisika aspek kognitif dapat diketahui besarnya indeks kesukaran masing-masing item soal. Indeks kesukaran item soal tes prestasi belajar fisika terdiri dari lima tingkatan, seperti pada tabel 3.7. Dari uji taraf pembeda soal tes prestasi belajar fisika diperoleh hasil yang disajikan pada tabel 3.8 data selengkapnya dapat dilihat pada lamp. 13.
Tabel 3.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Tes Prestasi Belajar Kriteria
Jumlah
Item Soal Nomor Soal
Mudah Sekali (MS) 0 - Mudah (Md) 4 2,7,9,14 Sedang (Sd) 23 1,3,4,5,6,8,11,13,15,16,17,18,19,20,21,23,24,25,26,27, 28,29,30 Sukar (S) 3 10,12,22 Sukar Sekali (SS) 0
-Pada penelitian ini terdapat 30 soal tes prestasi belajar yang diujicobakan. Setelah diolah terdapat 29 soal yang valid dan 1 soal yang tidak valid yaitu nomor 18, namun diperbaiki dengan mengubah soal tersebut menjadi cukup membedakan. Soal tes prestasi belajar diambil dari 30 butir soal dengan pertimbangan sudah mewakili semua indikator bahan ajar. Untuk tes kemampuan awal dari 30 butir item yang diujicobakan diperoleh 25 butir soal yang valid dan 6 soal yang tidak valid yaitu nomor 9, 11, 13, 21, 27, dan 28, namun no. 27 di perbaiki. Soal tes kemampuan awal diambil dari 25 butir soal dengan pertimbangan sudah mewakili semua indikator bahan ajar. Sedangkan untuk angket motivasi berprestasi dari 40 butir item yang diujicobakan diperoleh 34 butir soal yang valid dan 6 soal yang tidak valid yaitu soal nomor1, 4, 12, 13, 23 dan 25, namun no. 12 di perbaiki. Angket motivasi berprestasi diambil 35 butir soal dengan pertimbangan sudah mewakili semua indikator.
G. Teknik Analisis Data