• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

E. Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah

Penelitian penurunan kadar glukosa darah ini menggunakan metode

toleransi glukosa oral. Prinsip kerjanya yaitu membebani hewan uji dengan

glukosa hingga keadaan hiperglikemi tanpa merusak pankreas hewan uji. Hewan

uji yang digunakan yaitu kelinci jantan lokal berat antara 1,2-2 kg. Pemilihan jenis

kelamin jantan dan lokal untuk meminimalkan adanya variasi hasil kadar glukosa

darah, karena hewan uji merupakan veriabel kendali.

Hewan uji dipuasakan terlebih dahulu selama 20-24 jam sebelum diberi

perlakuan tetapi tetap diberi minum ad libitum. Tujuan dipuasakan yaitu untuk

menghindari pengaruh makanan yang dapat mempengaruhi/ mempertinggi kadar

glukosa darah jika kelinci dibebani glukosa. Sebagai pengganti cairan tubuh yang

hilang selama puasa, maka kelinci diberi minum ad libitum. Selanjutnya

dilakukan uji pendahuluan dan uji utama sesuai skema jalannya penelitian pada

Gambar 1.

1. Uji Pendahuluan

a. Pembuatan Model Hiperglikemik

Pembuatan model hiperglikemik bertujuan untuk mengetahui dosis

glukosa yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah hewan uji sampai melebihi

kadar normal atau hiperglikemik. Hasil dari orientasi ini akan dijadikan sebagai

pedoman uji utama, untuk memastikan bahwa hewan uji benar-benar telah

mengalami kenaikan kadar glukosa darah sebelum diuji efek penurunan kadar

Hewan uji dipuasakan, kemudian diambil cuplikan darah sebagai kadar

glukosa puasa. Tujuan penetapan kadar glukosa darah puasa yaitu untuk

mengoreksi kadar glukosa darah tiap pengambilan cuplikan. Dosis glukosa yang

diorientasikan yaitu 1 g/kgBB dan 2 g/kgBB, yang dibandingkan dengan kontrol

normal tanpa pembebanan glukosa.

Darah yang digunakan yaitu plasma darah, sehingga perlu penambahan

EDTA sebagai antikoagulan. Setelah diambil glukosa darah puasanya, hewan uji

diberi sedian sesuai masing-masing kelompok. Data berupa kadar glukosa darah

(Lampiran 1) diubah menjadi persentase kadar glukosa terhadap kadar awal

(Tabel 4). Kurva hubungan antara persentase kadar glukosa darah terhadap kadar

awal dengan waktu sampling ditunjukkan pada Gambar 5.

Tabel 4. Persentase Kadar Glukosa Darah terhadap Kadar Awal pada Pembuatan Model Hiperglikemik (n=3)

Gambar 5. Kurva Hubungan % Kadar Glukosa Darah pada Berbagai Dosis Pembebanan terhadap Waktu (n=3)

% Kadar glukosa darah terhadap kadar awal (rata-rata ± SE) Menit ke-

Kontrol normal Glukosa 2 g/kgBB Glukosa 1 g/kgBB 0 109,15 ± 6,90 178,8 ± 50,12 139,58 ± 6,85 30 108,55 ± 9,34 254,52 ± 36,84 187,29 ± 17,92 60 110,13 ± 10,75 216,64 ± 23,21 167,77 ± 13,08 90 111,52 ± 9,09 171,29 ± 24,89 144,39 ± 23,04 120 106,06 ± 9,09 120,39 ± 12,00 112,74 ± 7,68 180 101,99 ± 7,49 109,37 ± 8,48 116,63 ± 10,12 240 88,58 ± 2,67 106,69 ± 5,77 114,19 ± 1,24

Orientasi model hiperglikemik

0 50 100 150 200 250 300 0 30 60 90 120 150 180 210 240 Menit ke-% kadar gl ukosa dara h

Berdasarkan kurva hubungan % kadar glukosa darah pada berbagai dosis

pembebanan terhadap waktu (Gambar 5) dapat dihitung AUC antara kontrol

normal, glukosa 2 g/kgBB, dan glukosa 1 g/kgBB (Tabel 5). Parameter nilai AUC

menggambarkan jumlah total glukosa yang mencapai sirkulasi sistemik, sehingga

nilai AUC terbesar menunjukkan bahwa glukosa lebih banyak masuk ke sirkulasi

sistemik.

Tabel 5. Nilai AUC0-240 pada Berbagai Model Hiperglikemik

Dosis pembebanan glukosa 2 g/kgBB menunjukkan nilai AUC total

yang paling besar. Untuk mengetahui dosis berapa yang digunakan dalam

pembebanan glukosa, maka dilakukan uji statistik.

Nilai AUC 0-240 dianalisis statistik menggunakan program SPSS 12. Uji

yang dilakukkan pertama kali yaitu uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui

apakah data terdistribusi normal. Nilai signifikansi untuk dosis pembebanan

glukosa sebesar 0,969 > 0,05 yang berarti data terdistribusi normal. Selanjutnya

dilakukan analisis homogenitas varian dengan Levene Statistic untukmengetahui

homogenitas dari nilai AUC tiap-tiap kelompok perlakuan. Dari uji homogenitas

varian didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,421 > 0,05 yang berarti data AUC

memiliki varian yang homogen. Selanjutnya dilakukan uji analisis varian satu

jalan (one way anova).

Kelompok perlakuan AUC0-240

(rata-rata ±SE, %menit)

kontrol normal (aquadest) 25093 ± 1879,67 glukosa 2 g/kgBB 37135 ± 2071,41 glukosa 1 g/kgBB 32574 ± 1225,48

One way anova dilakukan untuk mengetahui apakah perlakuan yang

diberikan mempunyai perbedaan yang signifikan. Berdasarkan anava satu jalan

dengan taraf kepercayaan 95% didapatkan nilai signifikansi 0,008 < 0,05 yang

berarti ada perbedaan yang bermakna antara kontrol normal, glukosa dosis

1 g/kgBB, dan dosis 2 g/kgBB dalam mempengaruhi kadar glukosa darah.

Analisis selanjutnya yaitu Least Significant Difference (LSD) untuk

mengetahui dan membandingkan adanya perbedaan antarkelompok perlakuan.

Hasil uji LSD dengan taraf kepercayaan 95 % pada beberapa uji ditunjukkan pada

Tabel 6.

Tabel 6. Hasil LSD AUC 0-240 Antarkelompok Perlakuan Orientasi Dosis Pembebanan Glukosa dengan Taraf Kepercayaan 95 %

Hasil uji LSD untuk orientasi dosis pembebanan glukosa menunjukkan

bahwa ada perbedaan yang bermakna antara kontrol normal dengan glukosa dosis

2 g/kgBB maupun dosis 1 g/kgBB. Artinya, dengan pembebanan glukosa

1 g/kgBB maupun 2 g/kgBB mampu menaikkan kadar glukosa darah hewan uji.

Sedangkan dosis 1 g/kgBB dan 2 g menunjukkan adanya perbedaan yang tidak

bermakna, yang berarti kedua dosis dapat digunakan untuk menaikkan kadar

glukosa darah. Percobaan ini menggunakan glukosa dosis 2g/kgBB, karena nilai

AUCnya lebih tinggi daripada dosis 1 g/kgBB.

b. Penetapan Waktu Pembebanan Glukosa

Penetapan waktu pembebanan glukosa bertujuan untuk mengetahui waktu

Antar kelompok perlakuan Nilai p Keterangan

Normal -Glukosa 2 g/kgBB 0,003 berbeda bermakna Normal -Glukosa 1 g/kgBB 0,024 berbeda bermakna Glukosa 1 g/kgBB - glukosa 2 g/kgBB 0,117 berbeda tidak bermakna

pemberian glukosa yang tepat. Dengan demikian dapat diketahui efek penurunan

kadar glukosa darah oleh acarbose maupun infusa herba daun sendok.

Hewan uji dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan, masing-masing kontrol

negatif (aquadest), kontrol positif (acarbose), dan infusa herba daun sendok dosis

1,30 g/kgBB yang diberikan 30 menit sebelum serta bersamaan dengan glukosa.

Sesuai dengan penggunaan pada manusia, acarbose diminum bersama suapan

pertama, sehingga pembebanan glukosa bersamaan dengan aquadest maupun

acarbose. Orientasi dilakukan pada kontrol positif untuk membandingkan apakah

kemampuan obat untuk memberikan efek penurunan kadar glukosa darah sama

dengan infusa herba daun sendok.

Infusa herba daun sendok diberikan 30 menit sebelum dan bersamaan

dengan pembebanan glukosa, untuk mengetahui waktu pemberian glukosa yang

efektif sehingga ketika diberikan sediaan uji dapat memberikan efek penurunan

kadar glukosa darah yang maksimal.

Hewan uji diberikan perlakuan seperti halnya pada orientasi model

hiperglikemik, kemudian diukur kadar glukosa darahnya. Kadar glukosa darah

selanjutnya diubah dalam persentase kadar glukosa darah terhadap kadar awal

(Tabel 7).

Tabel 7. Persentase Kadar Glukosa Darah terhadap Kadar Awal pada Orientasi Waktu pembebanan Glukosa

% kadar glukosa terhadap kadar awal (rata-rata±SE) Menit

ke- Kontrol positif bersamaan Kontrol negatif bersamaan Infusa 30 menit sebelum Infusa bersamaan 0 111 ± 1,43 135 ± 19,34 119 ± 8,59 109 ± 4,80 30 105 ± 2,00 204 ± 17,18 158 ± 16,30 131 ± 15,06 60 118 ± 4,50 170 ± 31,19 185 ± 13,99 119 ± 5,74 90 116 ± 9,63 154 ± 31,80 192 ± 12,14 117 ± 6,60 120 109 ± 10,31 109 ± 5,22 152 ± 26,27 102 ± 10,61 180 106 ± 8,32 106 ± 7,73 132 ± 17,53 82 ± 6,67 240 94 ± 2,34 116 ± 9,96 113 ± 10,73 70 ± 8,52

Data rata-rata persentase kadar glukosa darah terhadap waktu sampling

masing-masing kelompok perlakuan kemudian dibuat kurva (Gambar 6). Luas

area di bawah kurva (AUC) masing-masing perlakuan dapat dihitung dari Gambar

6. Nilai AUC (Tabel 8) kemudian dianalisis statistik sehingga dapat diketahui

waktu pembebanan glukosa yang akan digunakan untuk uji utama.

Gambar 6. Kurva Hubungan Antara Persentase Kadar Glukosa Darah pada Berbagai Waktu Pembebanan Glukosa (n=3)

Tabel 8. AUC0-240 pada Orientasi Waktu Pembebanan Glukosa (n=3)

Uji statistik Kolmogorov-Smirnov dan Levene statistic untuk waktu

pembebanan glukosa masing-masing mempunyai nilai signifikansi > 0,05. Hal

tersebut berarti data terdistribusi normal dan homogen, sehingga dilanjutkan

dengan anava satu jalan.

Kelompok perlakuan AUC0-240 (rata-rata±SE)

kontrol positif 25987 ± 1321,94 kontrol negatif 32605 ± 1569,09 infusa 30 menit sebelum glukosa 35999 ± 2598,26 infusa bersamaan glukosa 24244 ± 757,79

Hasil anava satu jalan menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari AUC

waktu pembebanan glukosa sebesar 0,004 < 0,05. Artinya ada perbedaan yang

bermakna antara kontrol positif, kontrol negatif, infusa 30 menit sebelum dan

bersamaan dengan pembebanan glukosa pada kadar glukosa darah. Untuk

mengetahui perbedaan masing-masing perlakuan dalam mempengaruhi kadar

glukosa darah, maka dilakukan uji LSD. Hasil LSD AUC0-240 antarkelompok

perlakuan orientasi waktu pembebanan glukosa ditunjukkan pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil Uji LSD AUC0-240 Antarkelompok Perlakuan Orientasi Waktu Pembebanan Glukosa dengan Taraf Kepercayaan 95 %

Hasil uji LSD menunjukkan bahwa pembebanan glukosa 30 menit

sebelum infusa dengan kontrol negatif berbeda tidak bermakna, sedangkan dengan

kontrol positif berbeda bermakna. Hal tersebut berarti kemampuan penurunan

kadar glukosa darah oleh infusa sama dengan kontrol negatif, dan berbeda

kemampuannya dengan kontrol positif, jika dibebani glukosa 30 menit

sebelumnya.

Uji LSD untuk pembebanan glukosa bersamaan infusa dengan kontrol

negatif berbeda bermakna, sedangkan dengan kontrol positif berbeda tidak

bermakna. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan penurunan kadar

Antar kelompok perlakuan Nilai p Keterangan

kontrol positif - negatif 0,025 berbeda bermakna kontrol positif – infusa 30' sebelum 0,003 berbeda bermakna

kontrol positif – infusa bersamaan 0,489 berbeda tidak bermakna kontrol negatif – infusa 30' sebelum 0,195 berbeda tidak bermakna

kontrol negatif – infusa bersamaan 0,008 berbeda bermakna 30' sebelum – infusa bersamaan 0,001 berbeda bermakna

glukosa darah oleh infusa sama dengan acarbose, dan berbeda kemampuannya

dengan aquadest, jika pembebanan glukosa dilakukan bersamaan dengan sediaan

uji. Sedangkan uji LSD antara waktu pembebanan glukosa 30 menit dan

bersamaan dengan infusa menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna dalam

menurunkan kadar glukosa darah. Sehingga, untuk pembebanan glukosa

selanjutnya dilakukan bersamaan dengan pemberian sediaan uji.

2. Uji Utama

Uji utama efek penurunan kadar glukosa darah infusa herba daun sendok

dilakukan setelah uji pendahuluan. Tujuan dari uji ini yaitu untuk melihat efek

penurunan kadar glukosa darah dari infusa herba daun sendok pada 3 seri dosis.

Metode uji yang digunakan yaitu uji uji toleransi glukosa oral (UTGO).

Berbeda dengan metode uji diabetes dengan induksi aloksan, UTGO dapat

memberikan gambaran kenaikan kadar glukosa darah dengan cepat setelah

pembebanan glukosa. Selain itu juga memberikan efek penurunan kadar glukosa

darah cepat pula oleh obat atau zat-zat yang berefek hipoglikemik, karena

glukosa cepat dimetabolisme. Namun, metode toleransi glukosa oral memiliki

kelemahan, yaitu hewan uji hanya dibebani glukosa tanpa merusak pankreas, yang berarti sel-sel beta masih dalam kondisi normal, dan sekresi insulin masih normal walaupun jumlah glukosa berlebih.

Hiperglikemi terjadi akibat glukosa yang menumpuk sedangkan sel beta pankreas rusak, sehingga insulin tidak mampu mentransport glukosa ke dalam sel.

Glukosa merupakan aldoheksosa, yang sering kita sebut sebagai dekstrosa, gula

gula sederhana ini kemudian mengalami polimerisasi dan membentuk

polisakarida.

Amilum, glikogen, dekstrin dan selulosa merupakan contoh dari

polisakarida. Glikogen merupakan polisakarida yang dapat meningkatkan kadar

glukosa darah karena merupakan cadangan energi pada hewan dan manusia yang

disimpan di hati dan otot sebagai granula, dan jika dibutuhkan oleh tubuh akan

diubah menjadi glukosa yang dikenal sebagai proses glikogenolisis.

Volume pemberian sediaan sebanyak setengah dari volume maksimal,

dimaksudkan untuk menghindari ketoksikan akibat terlalu banyak cairan yang

masuk. Volume maksimal kelinci yaitu 12 mL, diberikan 3 mL sediaan uji dan

5 mL glukosa 60 %, sehingga masing-masing hewan uji hanya mendapatkan 8 mL

dari total sediaan yang diberikan.

Penetapan kadar glukosa darah dilakukan dengan metode enzimatis,

yaitu dengan menambahkan reagen GOD-PAP yang berisi dapar fosfat

250 mmol/L, fenol 5 mmol/L, 4-amino antipirin 0,5 mmol/L, glukosa oksidase

(GOD) ≥ 10 ku/L, dan peroksidase (POD) ≥1 ku/L. Jika glukosa bereaksi dengan reagen GOD-PAP akan terbentuk senyawa yang berwarna merah, seperti

mekanisme pada Gambar 2. Besarnya intensitas warna yang terbentuk berbanding

lurus dengan jumlah kadar glukosa darah.

Pembentukan senyawa berwarna memerlukan waktu inkubasi agar

reaksi antara glukosa darah dengan enzim – enzim yang terdapat dalam reagen

berlangsung optimum. Reaksi tersebut akan merubah warna cairan dari bening

Pembacaan kadar menggunakan spektrofotometer Star Dust sesuai

dengan hasil penetapan waktu serapan yang stabil dan panjang gelombang serapan

maksimum. Kadar yang diperoleh pada menit-menit tertentu kemudian dihitung

dalam persentase kadar glukosa darah terhadap kadar puasa. Persentase kadar

glukosa darah ditunjukkan pada Tabel 10. Persentase kadar glukosa darah yang

diperoleh kemudian dibuat kurva hubungan terhadap waktu (menit). Profil kurva

disajikan pada Gambar 7.

Tabel 10. Persentase Kadar Glukosa Darah pada Berbagai Kelompok Perlakuan (n=4)

Gambar 7. Profil Kurva Hubungan Persentase Kadar Glukosa Darah terhadap Waktu

Persentase kadar glukosa darah pada berbagai kelompok perlakuan Menit ke- Kontrol positif Kontrol negatif infusa dosis 0,33 g/kgBB infusa dosis 0,65 g/kgBB infusa dosis 1,30 g/kgBB 0 111 ± 1,01 141 ± 15,04 112 ± 3,76 125 ± 8,50 121 ± 4,84 30 115 ± 6,98 204 ± 12,17 134 ± 8,79 156 ± 9,63 159 ± 6,60 60 135 ± 9,23 170 ± 22,06 127 ± 12,22 143 ± 4,84 144 ± 8,19 90 131 ± 4,61 157 ± 22,59 117 ± 10,14 128 ± 8,78 134 ± 8,52 120 129 ± 9,46 117 ± 8,71 107 ± 8,14 107 ± 2,69 125 ± 8,05 180 110 ± 2,73 108 ± 6,12 111 ± 2,65 99 ± 1,66 115 ± 5,30 240 96 ± 2,16 105 ± 12,72 94 ± 3,50 95 ± 3,50 104 ± 2,49

Kurva hubungan persentase kadar glukosa darah terhadap waktu

digunakan untuk menghitung luas area di bawah kurva (AUC). Nilai AUC 0-240

tiap perlakuan menunjukkan jumlah kadar glukosa dalam darah selama 240 menit.

Nilai AUC0-240 setiap perlakuan disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Nilai AUC0-240 dari Persentase Kadar Glukosa Darah terhadap Waktu pada Berbagai Perlakuan

Kontrol negatif memiliki profil kurva paling tinggi dibandingkan

perlakuan lainnya. Hal tersebut karena kontrol negatif hanya diberi aquadest,

sehingga kadar glukosa darah kelinci cenderung masih tinggi. Sedangkan kurva

kontrol positif dengan infusa berbagai dosis masih di bawah kurva kontrol negatif.

Untuk mengetahui apakah kontrol positif dan infusa mempunyai efek menurunkan

kadar glukosa, maka diperlukan uji statistik terhadap nilai AUC 0-240 berbagai

perlakuan tersebut.

Nilai signifikansi dari analisis statistik Kolmogorov-Smirnov dan Levene

Statistic untuk uji utama berturut-turut adalah 0,344 dan 0,109 (p>0,05). Hal

tersebut menunjukkan bahwa AUC 0-240 dari masing-masing uji terdistribusi

normal dan memiliki varian yang homogen. Selanjutnya dilakukan uji anava satu

jalan.

Kelompok perlakuan AUC0-240 (rata-rata ± SE)

kontrol positif 28411 ± 833,78

kontrol negatif 32951 ± 1162,24

infusa dosis 0,33 g/kgBB 27298 ± 1144,99

infusa dosis 0,65 g/kgBB 28231 ± 313,46

Hasil uji anava dari kelima perlakuan didapatkan nilai signifikansi

sebesar 0,007 (p<0,05). Sehingga antara kontrol positif, kontrol negatif, infusa

dosis 0,33 g/kgBB, dosis 0,65 g/kgBB, maupun dosis 1,30 g/kgBB mempunyai

kemampuan yang berbeda dalam menurunkan kadar glukosa darah. Karena hasil

anava signifikan/ berbeda bermakna, maka dilanjutkan uji LSD untuk

membandingkan kemampuan penurunan kadar glukosa darah antara kelompok

perlakuan satu dan lainnya. Hasil uji LSD dengan taraf kepercayaan 95 % pada

beberapa uji ditunjukkan pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil LSD AUC 0-240 antara Berbagai Peringkat Dosis dengan Taraf Kepercayaan 95 %.

Analisis statistik LSD menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna

baik antara kontrol negatif dengan kontrol positif, kontrol negatif dengan infusa

dosis 0,33 g/kgBB maupun dosis 0,65 g/kgBB. Hal tersebut menunjukkan bahwa

acarbose, infusa dosis 0,33 g/kgBB dan dosis 0,65 g/kgBB mempunyai

kemampuan dalam menurunkan kadar glukosa darah. Sedangkan antara kontrol

Antar kelompok perlakuan Nilai p Keterangan

Kontrol negatif – Kontrol positif 0,005 Berbeda bermakna Kontrol negatif – Dosis 0,33 g/kgBB 0,001 Berbeda bermakna

Kontrol negatif – Dosis 0,65 g/kgBB 0,004 Berbeda bermakna Kontrol negatif – Dosis 1,30 g/kgBB 0,112 Berbeda tidak bermakna Kontrol positif – Dosis 0,33 g/kgBB 0,439 Berbeda tidak bermakna Kontrol positif – Dosis 0,65 g/kgBB 0,899 Berbeda tidak bermakna Kontrol positif – Dosis 1,30 g/kgBB 0,140 Berbeda tidak bermakna Dosis 0,33 g/kgBB – Dosis 0,65 g/kgBB 0,516 Berbeda tidak bermakna Dosis 0,33 g/kgBB – Dosis 1,30 g/kgBB 0,033 Berbeda bermakna Dosis 0,65 g/kgBB 2 – Dosis 1,30 g/kgBB 0,113 Berbeda tidak bermakna

negatif dengan infusa dosis 1,30 g/kgBB berbeda tidak signifikan, artinya infusa

dosis 1,30 g/kgBB tidak dapat menurunkan kadar glukosa darah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa herba daun sendok pada

konsentrasi tertinggi (65,5%, dosis 1,30 g/kgBB) tidak dapat menurunkan kadar

glukosa darah. Keadaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh adanya suatu

senyawa yang bersifat antagonis dengan senyawa yang berkhasiat menurunkan

kadar glukosa darah. Konsentrasi yang lebih rendah dibuat dengan mengencerkan

infusa konsentrasi 65,5 % tersebut. Apabila konsentrasinya diencerkan

kemungkinan senyawa antagonis tersebut lebih sedikit, sehingga senyawa yang

berkhasiat dapat berefek menurunan kadar glukosa darah.

Besarnya efek penurunan kadar glukosa darah dihitung dari % PKGD

(Penurunan Kadar Glukosa Darah). Purata % PKGD ditunjukkan pada Tabel 13.

Tabel 13. Persen Penurunan Kadar Glukosa Darah (% PKGD) tiap Kelompok Perlakuan

Tabel 13 menunjukkan bahwa % PKGD infusa dosis 0,33 g/kgBB paling

besar dibandingkan kontrol positif, infusa dosis 0,65 g/kgBB. Dari nilai AUC0-240

dan % PKGD dapat diketahui bahwa nilai AUC0-240 berbanding terbalik dengan % PKGD, yaitu semakin kecil nilaiAUC0-240 akan semakin besar % PKGD sehingga efek menurunkan kadar glukosa darah yang dihasilkan semakin besar.

Cairan penyari yang digunakan yaitu air yang bersifat polar, sehingga

akan menarik zat aktif dari simplisia yang juga bersifat polar. Plantago mayor L.

Kelompok perlakuan Nilai % PKGD (rata-rata ± SE)

kontrol positif 13,78 ± 5,07 infusa dosis 0,33 g/kgBB 17,15 ± 5,30 infusa dosis 0,65 g/kgBB 14,32 ± 3,69

mengandung beberapa senyawa polar seperti tanin, saponin, flavonoid yang

diduga berefek sebagai penurun kadar glukosa darah. Namun, dari penelitian ini

belum dapat diketahui senyawa yang bertanggungjawab sebagai penurun kadar

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian uji farmakologi penurunan kadar glukosa

darah infusa herba daun sendok ( Plantago mayor L.) dapat ditarik kesimpulan

bahwa:

1. Infusa herba daun sendok dosis 0,33 g/kgBB dan 0,65 g/kgBB, dapat

menurunkan kadar glukosa darah kelinci jantan yang dibebani glukosa dengan

persentase penurunan kadar glukosa darah (% PKGD) masing-masing 17,15 ±

5,30 dan 14,32 ± 3,69.

2. Persentase PKGD infusa herba daun sendok dosis 0,33 g/kgBB dan

0,65 g/kgBB sebanding dengan acarbose dosis 2,33 mg/kgBB.

B. Saran 1. Perlu diteliti lebih lanjut tentang:

a. Pengaruh infusa herba daun sendok dengan konsentrasi yang lebih kecil dari

16,5 % untuk mengetahui dosis minimal yang dapat menurunkan kadar

glukosa darah.

b. Senyawa dari Plantago mayor. L yang bertanggung jawab dalam penurunan

kadar glukosa darah.

2. Perlu dilakukan uji penurunan kadar glukosa darah dengan kontrol positif

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 12, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 9-10, Direktorat Jenderal POM, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1993, Pedoman Pengujian dan Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, 15-17, Yayasan Pengembangan Obat Alam, Jakarta.

Anonim, 2006, British National Formulary 51, 350-355, British Medical Association, Royal Pharmaceutical Society of Great Britain, London.

Ansel, H. C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, 605-612, University Indonesia Press, Jakarta.

Aguilar, F. A., Avila, E. V., Perez, J. A., Lezama, R. V., Carrillo, L. V., Ramoz, R. R., 2006, Hipoglycemic Effect of Plantago Major Seeds in Healty And Alloxan-Diabetic Mice, Proc, West Pharmacol, Soc: 49; 51-54.

Buse, J, B., Polonsky, K, S., Burant, C, F., 2003, Type 2 Diabetes Mellitus, in:

Williams Text Book of Endocrinology 10th Edition, 1427-1429, Saunders, USA,

Backer C.A., Van den Brink, R. C, 1965, Flora of Java (Spermatophytes only) Vol. 1. N. V. P. Noordh off Gronirgen, Netherlands.

Dalimartha, S., 1999, Atlas Tumbuhan Obat Jilid I, 51-55, Trubus Agrimedia, Jakarta.

Dalimartha, S., 2005, Tanaman Obat Di Lingkungan Sekitar, 11-12, Puspa Swara, Jakarta.

DiPiro, T., Tarbet, L., Yee, C., Matzke, R., Wells, G., and Posey, M., 2005,

Pharmacotherapy A Pathopysiologic Approach, 1341, Medical Publishing Division, New York.

Guyton, 1997, Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi : II, Imunitas dan Alergi. Dalam : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed 9, 555-577, EGC, Jakarta.

Henry, R.J., Canon, D.C., and Winkelmann, J.W., 1978, Clinical Chemistry Ed 2, 1278, Harper and Row, New York.

Katzung, B.G., 2002, Basic And Clinical Pharmacology (Farmakologi Dasar Dan Klinik), Edisi III, 585-587, Diterjemahkan Oleh Andrianto. P, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Mangoenprasodjo, A. S., 2005, Hidup Sehat dan Normal dengan Diabetes, Thinkfresh. Yogyakarta.

Masharani, U., Karam, J. H., and German, M. S., 2004, Basic And Clinical Endocrinology, 680-684, Mc. Graw Hill, USA.

Ramaiah, 2006, Diabetes, Cara Mengetahui Gejala Diabetes dan Mendeteksi Sejak Dini, PT Buana Ilmu Populer, Jakarta,

Soegondo, S., 2005, Diagnosis Dan Klasifikasi Diabetes Melitus Terkini, dalam

Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, 17-26, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Subroto, 2006, Ramuan Herbal Untuk Diabetes Melitus, 4-9, Penebar Swadaya, Jakarta.

Sudarsono., Gunawan, D., Wahyuono, S., Donatus, I. A., dan Purnomo, 2002,

Tumbuhan Obat II: Hasil Penelitian, Sifat – Sifat dan Penggunaan, 151, Pusat Studi Obat Tradisional Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Suharmiati dan Handayani, L., 2006, Cara Benar Meracik Obat Tradisional, 4-6, Agro Pustaka, Jakarta.

Suharmiati, 2003, Pengujian Bioaktivitas Antidiabetes Melitus Tumbuhan Obat, (online),(http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/06pengujianbioaktivit asAntidiabetes.pdf/06-pengujianBioaktivitasAntidiabeteshtml, diakses 2 september 2007).

Suyono, S., 2005, Kecenderungan Peningkatan Jumlah Penyandang Diabetes, dalam Penatalaksanaan Diabetes Terpadu, 1-4, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Sweetman, S. C., 2005, Martindale: The Complete Drug Refference, 34th Edition,324, Pharmaceutical Press, London.

Syamsuhidayat, S.S., dan Hutapea, J.R, 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I), Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting: Khasiat Penggunaan dan Efek Samping, Edisi IV, 567-584, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Tjokroprawiro, A., 2006, Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes Melitus, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Waspadji, 2005, Diabetes Melitus Mekanisme Dasar dan Pengelolaannya yang Rasional, dalam Penatalaksanaan Diabetes Terpadu, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Wirahadikusumah, 1985, Biokimia : Metabolisme Energi, Karbohidrat Dan Lipid, Penerbit ITB, Bandung.

Wise, P. H. J., 2002, Mengenal Diabetes, Untuk Diabetes yang Tidak Tergantung Insulin, Edisi II, Cetakan I, 1-2, Arcan, Jakarta.

Woodley, M dan Whelant, A., 1995, Pedoman Pengobatan, 36-39, Andioffset Essensia Medica, Yogyakarta.

Lampiran 1. Pembuatan Model Hiperglikemik A. Kadar glukosa darah (mg/dL)

B. Persentase kadar glukosa darah tertentu dibanding puasa (%) C = (Ct/Cp) x 100% C. AUC 0-240 Normal glukosa 2g/kgBB glukosa 1g/kgBB menit ke-1 2 3 rata2 1 2 3 rata2 1 2 3 rata2 puasa 98 112 102 104 138 106 79 108 66 62 77 68 0 104 137 101 114 221 109 216 182 101 81 104 95 30 94 142 105 114 278 251 257 262 147 108 127 127 60 101 147 98 115 236 246 195 226 128 96 119 114 90 103 145 102 117 225 231 105 187 78 118 96 97 120 97 139 97 111 194 105 96 132 76 61 96 78 180 93 131 96 107 161 98 94 118 88 61 91 80 240 82 104 91 92 153 101 90 115 77 70 87 78

Normal glukosa 2g/kgBB glukosa 1g/kgBB

menit ke- 1 2 3 1 2 3 1 2 3 0 106,12 122,32 99,02 160,14 102,83 273,42 153,03 130,65 135,06 30 95,918 126,79 102,94 201,45 236,79 325,32 222,73 174,19 164,94 60 103,06 131,25 96,078 171,01 232,08 246,84 193,94 154,84 154,55 90 105,1 129,46 100 163,04 217,92 132,91 118,18 190,32 124,68 120 98,98 124,11 95,098 140,58 99,057 121,52 115,15 98,387 124,68 180 94,898 116,96 94,118 116,67 92,453 118,99 133,33 98,387 118,18 240 83,673 92,857 89,216 110,87 95,283 113,92 116,67 112,9 112,99

Normal glukosa 2g/kgBB glukosa 1g/kgBB

menit ke- 1 2 3 1 2 3 1 2 3 0-30 3031 3737 3029 5424 5094 8981 5636 4573 4500 30-60 2985 3871 2985 5587 7033 8582 6250 4935 4792 60-90 3122 3911 2941 5011 6750 5696 4682 5177 4188 90-120 3061 3804 2926 4554 4755 3816 3500 4331 3740 120-180 5816 7232 5676 7717 5745 7215 7455 5903 7286 180-240 5357 6295 5500 6826 5632 6987 7500 6339 6935 total 23372 28848 23059 35120 35009 41278 35023 31258 31442

A. Kadar glukosa darah (mg/dl)

B. Persentase kadar glukosa darah tertentu dibanding puasa (%) C = (Ct/Cp) x 100%

kontrol ( + ) kontrol (-) infusa

menit

ke- 1 2 3 rata2 1 2 3 rata2 30' sebelum rata2 bersamaan rata2

puasa 118 140 129 129 106 132 156 131 84 91 86 87 83 95 104 90 0 128 157 146 144 109 224 207 180 87 120 96 101 121 114 107 107 30 123 143 159 142 251 262 278 264 110 156 164 143 125 168 178 149 60 150 163 178 164 246 191 208 215 142 215 135 164 134 121 142 150 90 153 168 173 165 231 161 192 195 172 226 131 176 121 110 172 158 120 148 158 156 154 105 147 182 145 148 183 78 136 100 91 148 126 180 134 162 140 145 98 139 186 141 129 147 76 117 73 86 129 108 240 117 129 129 125 123 175 153 150 96 132 73 100 64 64 61 84

ket: kont (+): acarbose+glukosa, kont (-): aquadest+glukosa

kontrol ( + ) kontrol (-) infusa rata-rata

menit

ke- 1 2 3 1 2 3 30' sebelum bersamaan kontrol

+ kontrol - 30' sebelum bersamaan 0 108 112 113 103 170 133 104 132 112 146 120 103 111 135 116 123 30 104 102 109 237 198 178 131 171 191 151 177 171 105 204 164 166 60 127 116 112 232 145 133 169 236 157 161 127 137 118 170 187 142 90 130 120 97 218 122 123 205 248 152 146 116 165 116 154 202 142 120 125 113 90 99 111 117 176 201 91 120 96 142 109 109 156 120 180 114 116 90 92 105 119 154 162 88 88 91 124 106 106 134 101 240 99 92 92 116 133 98 114 145 85 77 67 59 94 116 115 68

30-60 3470 3279 3313 7033 5148 4673 4500 6115 5215 4681 4563 4615 60-90 3852 3546 3137 6750 4000 3846 5607 7269 4640 4608 3647 4529 90-120 3826 3493 2810 4755 3500 3596 5714 6742 3645 3994 3174 4615 120-180 7169 6857 5398 5745 6500 7077 9893 10879 5372 6253 5589 7990 180-240 6381 6236 5457 6255 7136 6519 8036 9198 5198 4952 4737 5481 total 27890 26625 23446 35632 31807 30375 37268 44753 28605 28934 26163 31341

A. Kadar glukosa darah(mg/dl)

kontrol ( + ) kontrol (-) Dosis 1 infusa Rata2 Dosis 2 infusa Dosis 3 infusa

menit

ke- 1 2 3 4 Rata2 1 2 3 4 Rata2 1 2 3 4 1 2 3 4 Rata2 1 2 3 4 Rata2

puasa 118 140 114 129 125 138 106 132 156 133 142 138 120 122 131 116 106 108 104 109 91 100 97 95 96 0 128 157 127 146 140 221 109 224 207 190 171 141 136 137 146 120 139 155 125 135 118 127 114 103 116 30 123 143 148 159 143 278 251 262 278 267 189 178 190 142 175 161 151 195 168 169 157 145 147 160 152 60 150 163 182 178 168 236 246 191 208 220 185 136 189 147 164 178 146 159 137 155 144 157 129 120 138 90 153 168 162 173 164 225 231 161 192 202 169 125 168 145 152 177 131 120 129 139 134 150 112 118 129 120 148 158 178 156 160 194 105 147 182 157 159 114 142 139 139 128 105 115 115 116 125 141 109 105 120 180 134 162 118 140 139 161 98 139 186 146 164 160 127 131 146 116 101 105 107 107 118 116 103 103 110 240 117 129 105 129 120 101 123 175 153 138 138 131 116 104 122 100 108 100 103 103 97 98 106 97 100 Ket: kontrol (+): acarbose+glukosa, kontrol (-): aquadest+glukosa

B. Persentase kadar glukosa darah tertentu dibanding puasa (%) C = (Ct/Cp) x 100%

kontrol ( + ) kontrol (-) Dosis 1 infusa Dosis 2 infusa Dosis 3 infusa rata-rata menit ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 kont + kont - Dosis 1 Dosis 2 Dosis 3 0 108 112 111 113 160 103 170 133 120 102 113 112 103 131 144 120 130 127 118 108 111 141 112 125 121 30 104 102 130 123 201 237 198 178 133 129 158 116 139 142 181 162 173 145 152 168 115 204 134 156 159 60 127 116 160 138 171 232 145 133 130 99 158 120 153 138 147 132 158 157 133 126 135 170 127 143 144 90 130 120 142 134 163 218 122 123 119 91 140 119 153 124 111 124 147 150 115 124 131 157 117 128 134 120 125 113 156 121 141 99 111 117 112 83 118 114 110 99 106 111 137 141 112 111 129 117 107 107 125 180 114 116 104 109 117 92 105 119 115 116 106 107 100 95 97 103 130 116 106 108 110 108 111 99 115 240 99 92 92 100 73 116 133 98 97 95 97 85 86 102 93 99 107 98 109 102 96 105 94 95 104

30-60 3470 3279 4342 3919 5587 7033 5148 4673 3951 3413 4738 3553 4384 4203 4917 4399 4962 4530 4268 4421 60-90 3852 3546 4526 4081 5011 6750 4000 3846 3739 2837 4463 3590 4591 3920 3875 3837 4582 4605 3727 3758 90-120 3826 3493 4474 3826 4554 4755 3500 3596 3465 2598 3875 3492 3944 3340 3264 3519 4269 4365 3418 3521 120-180 7169 6857 7789 6884 7717 5745 6500 7077 6824 5957 6725 6639 6310 5830 6111 6404 8011 7710 6557 6568 180-240 6381 6236 5868 6256 5696 6255 7136 6519 6380 6326 6075 5779 5586 5915 5694 6058 7088 6420 6464 6316 total 27890 26625 30618 28512 33989 35632 31807 30375 28162 24598 29950 26484 28448 27311 28722 28442 33445 31710 28469 28737 Rata2 28411 32951 27298 28231 30590

Lampiran 4. Hasil Uji Statistik

A. Pembuatan Model Hiperglikemik

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

9 31601.00 5892.330 .164 .164 -.163 .492 .969 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

AUC

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Oneway

Descriptives AUC 3 25093.00 3255.68902 1879.673 17005.4201 33180.5799 23059.00 28848.00 3 37135.67 3587.79519 2071.415 28223.0893 46048.2440 35009.00 41278.00 3 32574.33 2122.60226 1225.485 27301.4970 37847.1696 31258.00 35023.00 9 31601.00 5892.32957 1964.110 27071.7545 36130.2455 23059.00 41278.00 NORMAL GLU 2g/kgBB GLU 1g/kgBB Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval for

Dokumen terkait