• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Uji Faktor

Sebelum melakukan pengujian terhadap kualitas data yang digunakan, penelitian ini terlebih dahulu melakukan uji faktor. Analisis Faktor adalah suatu cara untuk meringkas (summarize) informasi yang ada dalam variabel asli (awal) menjadi satu set dimensi baru atau variate (factor). Hal ini dilakukan dengan cara menentukan struktur lewat data summarizization atau lewat data reduction (pengurangan data). Untuk menentukan variabel yang akan dibuang yaitu dengan melihat anti image matrices untuk mengetahui faktor yang digunakan dalam penelitian. Uji analisis faktor ini menggunakan SPSS 19 dengan uji KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) yang bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang telah terambil berpengaruh terhadap variabel dependen yang cukup untuk difaktorkan.

Berdasarkan Tabel 5.1 dengan melihat anti image matrices ditemukan bahwa nilai korelasi yang terkecil ditunjukkan oleh variabel arus kas bersih dengan nilai korelasi sebesar 0,186. Oleh karena itu, variabel arus kas bersih dikeluarkan dari analisis dan melanjutkan analisis faktor dengan variabel arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, arus kas bersih, laba kotor, ukuran perusahaan, debt to equity ratio, net profit margin, price to book value, economic value added, market share dan return on asset .

Tabel 5.1 Anti-image Matrices Pertama

Sumber : Hasil Penelitian (Data Diolah)

AKO AKI AKP AKB LK UP DER NPM PBV EVA MS ROA

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Tabel 5.2 Anti-image Matrices Kedua a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Sumber : Hasil Penelitian (Data Diolah)

Pada tabel diatas hasil uji anti image correlation menunjukkan bahwa variabel market share memiliki nilai korelasi terkecil 0,369. Oleh karena itu, variabel market share dikeluarkan dari analisis.

Tabel 5.3 Anti-image Matrices Ketiga

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA) Sumber : Hasil Penelitian (Data Diolah)

Pada tabel diatas hasil uji anti image correlation menunjukkan bahwa variabel arus kas investasi memiliki nilai korelasi terkecil 0,436. Oleh karena itu, variabel arus kas investasi dikeluarkan dari analisis.

Tabel 5.4 Uji Anti-image Matrices Keempat a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Sumber : Hasil Penelitian (Data Diolah)

Pada tabel diatas hasil uji anti image correlation menunjukkan bahwa variabel semua variabel sudah signifikan yaitu diatas 0,50. Sehingga variabel yang signifikan, yang digunakan sebagai faktor-faktor dalam mempengaruhi return saham adalah arus kas operasi, arus kas pendanaan, laba kotor, ukuran perusahaan, debt to equity ratio, net profit margin, price to book value, economic value added, dan return on asset.

5.2 Statistik Deskriptif

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi return saham pada perusahaan barang-barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 – 2011 dan juga untuk menjamin terpenuhi asumsi yang diperlukan dalam melakukan pengujian terhadap model regresi berganda. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah arus kas operasi, arus kas pendanaan, laba kotor, ukuran perusahaan, debt to equity ratio, net profit margin, price to book value, economic value added, dan return on asset. Analisis statistik deskriptif masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian terdapat pada Tabel 5.5 berikut :

Tabel 5.5 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation AKO 110 -6,0794E11 1,1088E13 7,936342E11 1,7710005E12 AKP 110 -1,2131E13 6,1037E12 -2,192929E11 1,6709787E12 LK 110 4,1076E10 1,5196E13 2,164483E12 3,5975479E12 UP 110 9,5157E10 5,3586E13 5,630182E12 1,0702503E13

DER 110 ,0358 8,4413 ,873485 ,9537633

NPM 110 ,0041 ,2730 ,078889 ,0592618

PBV 110 ,1895 34,2019 2,930834 4,7745075

EVA 110 -3,1178E12 7,9397E12 7,505615E11 1,4859157E12

ROA 110 ,0046 ,4156 ,116507 ,1127246

Return Saham 110 -,7368 3,6404 ,752410 ,8861644

EPS 110 3,00 24161,00 1500,4182 3885,92264

Valid N (listwise) 110

Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)

Berdasarkan hasil statistik deskriptif yang ditampilkan di Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa data yang akan digunakan dalam penelitian ini sangat bervariasi

dengan kisaran yang lebar. Hal ini mengindikasikan bahwa data penelitian ini mungkin tidak berdistribusi normal.

Tabel 5.5 menunjukkan nilai minimun arus kas operasi yaitu sebesar -6,0794E11. Arus kas operasi terendah dimiliki oleh emiten PYFA pada tahun 2011. Tingkat arus kas operasi maksimum sebesar 1,1088E13, yang ditunjukkan oleh emiten TCID pada tahun 2011. Rata-rata dari arus kas operasi adalah 7,937769E11 yang menunjukkan rata-rata arus kas operasi pada perusahaan barang-barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011 dengan memiliki standar deviasi 1,7709366E12.

Tabel 5.5 menunjukkan nilai minimun arus kas pendanaan yaitu sebesar -1,2131E13. Arus kas pendanaan terendah dimiliki oleh emiten HMSP pada tahun 2011. Tingkat arus kas operasi maksimum sebesar 6,1037E12, yang ditunjukkan oleh emiten INDF pada tahun 2007. Ratarata dari arus kas pendanaan adalah -2,192929E11 yang menunjukkan rata-rata arus kas pendanaan pada perusahaan barang-barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011 dengan memiliki standar deviasi 1,6709787E12.

Tabel 5.5 menunjukkan nilai minimun laba kotor yaitu sebesar 4,1076E10.

Laba kotor terendah dimiliki oleh emiten SKLT pada tahun 2007. Tingkat laba kotor maksimum sebesar 1,5196E13, yang ditunjukkan oleh emiten HMSP pada tahun 2011. Rata-rata laba kotor adalah 2,164483E12 yang menunjukkan rata-rata laba kotor pada perusahaan barang-barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011 dengan memiliki standar deviasi 3,5975479E12.

Tabel 5.5 menunjukkan nilai minimun ukuran perusahaan yaitu sebesar 9,5157E10. Ukuran perusahaan terendah dimiliki oleh emiten PYFA pada tahun

2007. Tingkat ukuran perusahaan maksimum sebesar 5,3586E13 yang ditunjukkan oleh emiten INDF pada tahun 2011. Rata-rata ukuran perusahaan adalah 5,630182E12 yang menunjukkan rata-rata ukuran perusahaan pada perusahaan barang-barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011 dengan memiliki standar deviasi 1,0702503E13.

Tabel 5.5 menunjukkan nilai minimun DER yaitu sebesar 0,0358. DER terendah dimiliki oleh oleh emiten KLBF pada tahun 2007. Tingkat DER maksimum sebesar 8,4413 yang ditunjukkan oleh emiten MLBI pada tahun 2009.

Rata-rata DER adalah 0,8735 yang menunjukkan rata-rata DER pada perusahaan barang-barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011 dengan memiliki standar deviasi 0,9538.

Tabel 5.5 menunjukkan nilai minimun NPM yaitu sebesar 0,0041. NPM terendah dimiliki oleh emiten RMBA pada tahun 2009. Tingkat NPM maksimum sebesar 0,2730 yang ditunjukkan oleh emiten MLBI pada tahun 2011. Rata-rata NPM adalah 0,0789 yang menunjukkan rata-rata NPM pada perusahaan barang-barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011 dengan memiliki standar deviasi 0,0593.

Tabel 5.5 menunjukkan nilai minimun PBV yaitu sebesar 0,1895. PBV terendah dimiliki oleh emiten KDSI pada tahun 2007. Tingkat PBV maksimum sebesar 34,2019 yang ditunjukkan oleh emiten UNVR pada tahun 2011. Rata-rata PBV adalah 2,9308 dengan memiliki standar deviasi 4,7745.

Tabel 5.5 menunjukkan nilai minimun EVA yaitu sebesar -3,1178E12.

EVA terendah dimiliki oleh emiten INDF pada tahun 2007. Tingkat EVA

maksimum sebesar 7,9397E12 ditunjukkan oleh emiten HMSP pada tahun 2010.

Rata-rata EVA adalah 7,505615E11 dengan standar deviasi 1,4859157E12.

Tabel 5.5 menunjukkan nilai minimun ROA yaitu sebesar 0,0046. ROA terendah dimiliki oleh emiten PYFA pada tahun 2008. Tingkat ROA maksimum sebesar 0,4156 yang ditunjukkan oleh emiten MLBI pada tahun 2011. Rata-rata ROA adalah 0,1165 yang menunjukkan rata-rata ROA pada perusahaan barang-barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011 dengan memiliki standar deviasi 0,1127.

Tabel 5.5 menunjukkan nilai minimun return saham yaitu sebesar -0,7368 . Return saham terendah dimiliki oleh emiten SKLT pada tahun 2008. Tingkat return saham maksimum sebesar 3,6404 yang ditunjukkan oleh emiten GGRM pada tahun 2011. Rata-rata return saham adalah 0,7524 yang menunjukkan rata-rata return saham pada perusahaan barang-barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011 dengan memiliki standar deviasi 0,8862.

Tabel 5.5 menunjukkan nilai minimun EPS yaitu sebesar 3. EPS terendah dimiliki oleh emiten PYFA pada tahun 2007. Tingkat EPS maksimum sebesar 24.161 yang ditunjukkan oleh emiten MLBI pada tahun 2011. Rata-rata EPS adalah 1500,4182 yang menunjukkan rata-rata EPS pada perusahaan barang-barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011 dengan memiliki standar deviasi 3885,9226.

Dokumen terkait