• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM DENGAN EARNING PER SHARE SEBAGAI VARIABEL

MODERATING PADA PERUSAHAAN BARANG – BARANG KONSUMSI DI BURSA

EFEK INDONESIA

TESIS

Oleh

RENIKA HASIBUAN 107017053/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM DENGAN EARNING PER SHARE SEBAGAI VARIABEL

MODERATING PADA PERUSAHAAN BARANG - BARANG KONSUMSI DI BURSA

EFEK INDONESIA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh Renika Hasibuan

107017053 / Akt

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM DENGAN EARNING PER SHARE SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN BARANG-BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA Nama Mahasiswa : Renika Hasibuan

Nomor Pokok : 107017053 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui, Komisi Pembimbing :

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA,CPA) (Dra.Tapi Anda Sari Lubis, M.si,Ak)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA,CPA) (Prof.Dr.Ir.A.Rahim Matondang, MSIE)

Tanggal Lulus : 23 Januari 2013

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 23 Januari 2013

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA Anggota : 1. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak

2. Dr. HB Tarmizi, SU 3. Drs. Rasdianto, MA, Ak

(5)

PERNYATAAN Judul Tesis

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM DENGAN EARNING PER SHARE SEBAGAI VARIABEL

MODERATING PADA PERUSAHAAN BARANG - BARANG KONSUMSI DI BURSA

EFEK INDONESIA”

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Akuntansi pada Program Studi Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, 23 Januari 2013 Penulis,

Renika Hasibuan

(6)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM DENGAN EARNING PER SHARE SEBAGAI VARIABEL

MODERATING PADA PERUSAHAAN BARANG - BARANG KONSUMSI DI BURSA

EFEK INDONESIA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi return saham yang diwakili arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, arus kas bersih, laba kotor, ukuran perusahaan, debt to equity ratio, net profit margin, price to book value, economic value added, market share dan return on asset yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, serta menguji dan menganalisis apakah earning per share sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan antara arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, arus kas bersih, laba kotor, ukuran perusahaan, debt to equity ratio, net profit margin, price to book value, economic value added, market share dan return on asset terhadap return saham. Populasi penelitian ini adalah perusahaan barang-barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2007-2011 yaitu 40 perusahaan, dan 22 perusahaan digunakan sebagai sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil dokumentasi laporan keuangan dari Bursa Efek Indonesia. Data diolah dengan menggunakan metode uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) dan metode uji statistik regresi linier berganda untuk hipotesis pertama dan uji residual untuk hipotesis kedua dengan menggunakan program SPSS. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa arus kas operasi, arus kas pendanaan, laba kotor, ukuran perusahaan, debt to equity ratio, net profit margin, price to book value, economic value added, dan return on asset berpengaruh secara simultan terhadap return saham, sedangkan secara parsial hanya variabel arus kas operasi, laba kotor dan return on asset yang berpengaruh terhadap return saham. Ketika earning per share digunakan sebagai variabel moderating pada pengujian kedua, variabel earning per share tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, hal ini berarti tidak memperkuat hubungan antara variabel arus kas operasi, arus kas pendanaan, laba kotor, ukuran perusahaan, debt to equity ratio, net profit margin, price to book value, economic value added, dan return on asset terhadap return saham atau variabel earning per share bukan merupakan variabel moderating.

Kata kunci : Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, Arus Kas Bersih, Laba Kotor, Ukuran Perusahaan, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Price to Book Value, Economic Value Added, Market Share, Return On Asset, Earning Per Share dan Return Saham

(7)

SOME FACTORS WHICH INFLUENCE STOCK RETURN WITH THE EARNING PER SHARE AS A MODERATING VARIABLE OF

CONSUMER GOOD COMPANIES REGISTERED IN THE INDONESIA STOCK EXCHANGE

ABSTRACT

The aim of the research was to test and to analyze some factors which influence the stock return represented by operation cash flow, investment cash flow, financing cash flow, net cash flow, gross profit, size, debt to equity ratio, net profit margin, price to book value, economic value added, market share and return on asset all of which were registered in Indonesia Stock Exchange. It was also aimed to test and to analyze whether the earning per share as a moderating variable influenced the correlation between operation cash flow, investment cash flow, financing cash flow, net cash flow, gross profit, size, debt to equity ratio, net profit margin, price to book value, economic value added, market share and return on asset and stock return. The population of the research was 40 consumer good companies registered in Indonesia Stock Exchange from 2007 until 2011 and 22 of them were used as the samples, using purposive sampling method. The data were gathered by taking from financial report documents in Indonesia Stock Exchange. The data were processed by using the method of test Kaiser – Meyer – Olkin (KMO) and method of multiple linear regression stastical tests for the first hypothesis and residual test for the second hypothesis, test using SPSS program. The results of the research showed that, operation cash flow, financing cash flow, gross profit, size, debt to equity ratio, net profit margin, price to book value, economic value added, and return on asset simultaneously influenced stock return, and partially, only operation cash flow, gross profit, and return on asset which influenced stock return. When the earning per share used as moderating variable in the second hypothesis, the variable earning per share did not significantly influence stock return, it means that it did not strengthen the correlation between the variable of operation cash flow, investment cash flow, financing cash flow, net cash flow, gross profit, size, debt to equity ratio, net profit margin, price to book value, economic value added, market share and return on asset and stock return or earning per share was not a moderating variable.

Keywords : Operation Cash Flow, Investment Cash Flow, Financing Cash Flow, Net Cash Flow, Gross Profit Margin, Size, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Price to Book Value, Economic Value Added, Market Share, Return On Asset and Stock Return

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian tesis ini yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham dengan Earning Per Share Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini, peneliti telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H,MSc (CTM), Sp.A(K).

selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.

4. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.

(9)

5. Bapak Dr. HB Tarmizi, SU, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.

6. Bapak Drs. Rasdianto, MA, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.

7. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA. Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Pascasarjana yang telah membekali ilmu dan pengetahuan peneliti selama perkuliahan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

9. Seluruh Staf pegawai di Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah membantu proses penyelesaian administrasi.

10. Secara khusus dan teristimewa orang tua, yaitu Ayahanda Tercinta Almarhum Albon Hasibuan dan Ibunda Tercinta Tiona Lubis serta keluarga besar yang senantiasa memberikan dukungan dan doa (Keluarga V.Pardede/P.Hasibuan, Keluarga M.Simamora/L.Hasibuan, Keluarga Marihot Hasibuan/Retno, Keluarga S.Manullang/R.Hasibuan, serta seluruh keluarga).

11. Kepada Adek-adekku : Rolis, Buana, Nurjuwita, Dapot, Lenti, Rosinna dan sahabat-sahabatku : Irna, Supi, Roni, Eka, Jeriko, Kak Omy dan sahabat- sahabatku yang lain yang tidak saya sebutkan namanya satu persatu.

(10)

12. Kepada Rekan-rekan mahasiswa Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara terkhusus buat Serni, Anisa, Mitha, Marintan, Kak Martogi, Pak Pirgok, Agustina, Angela, dan rekan-rekan mahasiswa yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang memberikan dukungan hingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Penulis menyadari tesis ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat kepada seluruh pembaca dan penelitian berikutnya . Semoga kiranya Tuhan memberkati kita semua. Amin.

Medan, 23 Januari 2013 Penulis,

Renika Hasibuan

(11)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Renika Hasibuan

2. Tempat/Tgl. Lahir : Lumbanrau/ 29 Agustus 1985 3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Katolik 5. Orangtua

a. Ayah : Alm. Albon Hasibuan b. Ibu : Tiona Lubis

6. Anak Ke : 5 dari 5 Bersaudara 7. Alamat : Jl.Pales IX No. 2 Medan 8. Pendidikan

a. Pada tahun 2013, lulus dari Sekolah Pascasarjana Akuntansi Universitas Sumatera Utara, Medan.

b. Pada tahun 2009, Lulus dari Program S-1 Jurusan Akuntansi Pada Fak.Ekonomi Universitas Darma Agung Medan.

c. Pada tahun 2004, Lulus dari SMU Methodist Tg.Morawa. Kab.Deli Serdang.

d. Pada tahun 2001, Lulus dari SLTP Negeri 3 Habinsaran. Kec.Habinsaran, Kab.TOBASA.

e. Pada tahun 1998, Lulus dari SD Negeri Lumbanrau Barat.

Kec.Habinsaran, Kab.TOBASA.

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Rumusan Masalah... . 8

1.3. Tujuan Penelitian... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

1.5. Originalitas Penelitian... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Landasan Teori ... 12

2.1.1 Return Saham ... 12

2.1.2 Arus Kas dari Aktivitas Operasi ... 15

2.1.3 Arus Kas dari Aktivitas Investasi ... 16

2.1.4 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan... 18

2.1.5 Arus Kas Bersih ... 20

2.1.6 Laba Kotor ... 21

2.1.7 Ukuran Perusahaan... 22

2.1.8 Debt to Equity Ratio ... 24

2.1.9 Net Profit Margin ... 26

2.1.10 Price to Book Value ... 27

2.1.11 Economic Value Added ... 29

2.1.12 Market Share ... 31

2.1.13 Return On Asset ... 32

2.1.14 Earning Per Share ... 33

2.2 Review Peneliti Terdahulu... 35

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 39

3.1. Kerangka Konsep ... 39

3.2. Hipotesis ... 50

BAB IV METODE PENELITIAN ... 51

4.1 Jenis Penelitian ... 51

4.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ... 51

4.3 Populasi dan Sampel ... 51

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 54

(13)

4.6 Metode Analisis Data ... 60

4.6.1 Statistik Deskriptif ... 60

4.6.2 Uji Analisis Faktor ... 60

4.6.3 Uji Asumsi Klasik ... 61

4.6.4 Pengujian Hipotesis ... 63

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 69

5.1. Hasil Penelitian ... 69

5.2. Uji Faktor ... 69

5.3. Statistik Deskriptif ... 74

5.4. Uji Asumsi Klasik Hipotesis Pertama Sebelum Transformasi 77

5.3.1 Uji Normalitas Sebelum Transformasi... . 78

5.3.2 Uji Multikolinieritas Sebelum Transformasi... 80

5.3.3 Uji Autokolerasi Sebelum Transformasi... 81

5.3.4 Uji Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi... 82

5.5. Uji Asumsi Klasik Hipotesis Pertama Setelah Transformasi ... 83

5.4.1 Uji Normalitas Setelah Transformasi... . 83

5.4.2 Uji Multikolinieritas Setelah Transformasi... 85

5.4.3 Uji Autokolerasi Setelah Transformasi... 86

5.4.4 Uji Heteroskedastisitas Setelah Transformasi... 87

5.6. Uji Asumsi Klasik Hipotesis Kedua... ... 88

5.6.1. Uji Normalitas Hipotesis Kedua... 88

5.6.2. Uji Multikolinieritas Hipotesis Kedua... 90

5.6.3. Uji Autokolerasi Hipotesis Kedua... 91

5.6.4. Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Kedua... 92

5.7. Hasil Analisis Data Hipotesis Pertama ... 94

5.8. Hasil Analisis Data Hipotesis Kedua. ... 101

5.9. Pembahasan Hasil Penelitian ... 104

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 114

6.1 Kesimpulan... 114

6.2 Keterbatasan Penelitian ... 116

6.2 Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 118

(14)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman 1.1 Rata-rata AKO, AKI, AKP, AKB, LK, UP, DER, NPM, PBV, EVA,

MS, ROA ... 3

2.1 Review Penelitian Terdahulu ... 37

4.1 Daftar Pemilihan Sampel ... 52

4.2 Daftar Populasi dan Sampel ... 53

4.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 58

5.1 Anti-image Matrices Pertama ... 70

5.2 Anti-image Matrices Kedua ... 71

5.3 Anti-image Matrices Ketiga ... 72

5.4 Anti-image Matrices Keempat ... 73

5.5 Statistik Deskriptif ... 74

5.6 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test Sebelum Transformasi ... 79

5.7 Hasil Uji Multikolonieritas Sebelum Transformasi ... 80

5.8 Hasil Uji Autokorelasi ... 81

5.9 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test Setelah Transformasi ... 85

5.10 Hasil Uji Multikolonieritas Setelah Transformasi ... 86

5.11 Hasil Uji Autokorelasi Setelah Transformasi ... 86

5.12 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Hipotesis Kedua... 87

5.13 Hasil Uji Multikolonieritas Hipotesis Kedua ... 91

5.14 Hasil Uji Autokorelasi Hipotesis Kedua ... 91

5.15 Anti-image Matrices Hipotesis Pertama ... 91

5.16 Hasil Analisis Regresi Hipotesis Pertama ... 94

(15)

5.17 Hasil Regresi Uji F ... 97 5.18 Hasil Regresi Uji t ... 98 5.19 Koefisien Determinasi Hipotesis Kedua ... 101 5.20 Hasil Pengujian Pengaruh AKO, AKP, LK, UP, DER, NPM, PBV,

EVA dan ROA terhadap EPS ... 102 5.21 Hasil Pengujian Regresi Hipotesis Kedua ... 103

(16)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

3.1 Kerangka Konsep Sebelum Uji Faktor ... 39

3.2 Kerangka Konsep Setelah Uji Faktor ... 48

5.1 Normal P-Plot Sebelum Transformasi ... 78

5.2 Grafik Histogram Sebelum Transformasi ... 79

5.3 Scatterplot Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi ... 80

5.4 Normal P-Plot Setelah Transformasi ... 84

5.5 Grafik Histogram Setelah Transformasi ... 84

5.6 Scatterplot Heteroskedastisitas Setelah Transformasi ... 87

5.7 Normal P-Plot Hipotesis Kedua... 88

5.8 Grafik Histogram Hipotesis Kedua ... 89

5.9 Scatterplot Hipotesis Kedua ... 92

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Jadwal Waktu Penelitian... 121

2. Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan ... 122

3. Data Aktivitas Kas Operasi ... 123

4. Data Aktivitas Kas Investasi ... 124

5. Data Aktivitas Kas Pendanaan... 125

6. Data Arus Kas Bersih ... 126

7. Data Laba Kotor ... 127

8. Data Ukuran Perusahaan... 128

9. Data Debt to Equity Ratio ... 129

10. Data Net Profit Margin ... 130

11. Data Price to Book Value ... 131

12. Data Economic Value Added ... 132

13. Data Market Share ... 133

14. Data Return On Asset... 134

15. Data Earning Per Share... 135

16. Data Return Saham ... 136

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pasar modal merupakan salah satu indikator ekonomi yang utama yang dapat digunakan oleh lembaga baik nasional maupun internasional. Selanjutnya, keberadaan pasar modal dapat membuka kesempatan berusaha baik bagi emiten maupun lembaga penunjang pasar modal. Pasar modal berkembang sangat pesat di banyak negara termasuk Indonesia, hal ini disebabkan oleh daya tarik yang dimiliki pasar modal.

Inti dari kegiatan pasar modal adalah kegiatan investasi, yaitu menanamkan modal dengan harapan pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut. Salah satu instrumen yang sangat signifikan keberadaannya di dalam pasar adalah saham. Bagi para investor, melalui pasar modal mereka dapat memilih obyek investasi dengan mengharapkan return yang akan diperoleh dari investasi tersebut, sedangkan bagi para penerbit (emiten) melalui pasar modal mereka dapat mengumpulkan dana jangka panjang untuk menunjang kelangsungan usaha mereka.

Ekspetasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh return sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan wealth dari para investor, termasuk di dalamnya para pemegang saham. Investor akan sangat senang apabila mendapatkan tingkat pengembalian investasinya semakin tinggi dari waktu ke waktu. Bagi investor perasaan aman untuk berinvestasi sangat penting, dan perasaan aman itu

(19)

diantaranya diperoleh karena memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu indikator penting untuk dapat mengetahui profitabilitas investasi yang akan dilakukan disuatu perusahaan untuk memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang dipersyaratkan investor.

Pada dasarnya investor mengukur kinerja perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Jika perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik maka investor akan tertarik menanamkan modalnya, karena adanya harapan akan memperoleh keuntungan dari penanaman modal tersebut.

Banyak faktor yang mempengaruhi harga saham dan return saham. Faktor yang mempengaruhi tersebut yaitu faktor eksternal dan faktor internal perusahaan. Faktor eksternal adalah berbagai informasi di luar perusahaan seperti informasi ekonomi makro, gejolak politik dalam negeri, keamanan, nilai tukar rupiah terhadap dollar, sektor industri dan kondisi pasar dapat mempengaruhi harga saham dan return saham, namun demikian, faktor internal juga seringkali masih berpengaruh dominan terhadap harga saham dan return saham yaitu faktor yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya kinerja keuangan perusahaan yang terangkum dalam laporan keuangan perusahaan.

Berikut adalah Tabel 1.1 merupakan perhitungan arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, arus kas bersih, laba kotor, ukuran perusahaan, debt to equity ratio, net profit margin, price to book value, economic value added, market share dan return on asset selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2011

(20)

untuk perusahaan barang-barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 1.1

Rata-rata arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, arus kas bersih, laba kotor, ukuran perusahaan, debt to equity ratio, net profit margin, price to book value, economic value added, market share dan return on asset selama tahun 2007-2011 perusahaan barang-barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011

Return Saham 7,1085 8,9602 17,4188 23,6081 25,6695 Arus kas operasi (milyar Rp) 8.615 14.387 16.776 23.486 24.048 Arus kas investasi (milyaran Rp) -10.305 -12.472 -6.983 -6.067 -10.093 Arus kas pendanaan (milyaran Rp) 3.691 -1.401 -7.637 -7.112 -11.662 Arus kas bersih (milyaran Rp) 3.044 175 1.228 9.379 1.683 Laba kotor (milyaran Rp) 34.515 41.467 49.282 58.435 65.717 Ukuran perusahaan (milyaran Rp) 94.622 110.064 118.266 136.713 159.652 DER (%) 18,2943 19,5802 23,9972 17,2008 17,0108

NPM (%) 1,4053 1,6067 1,6942 1,8895 2,0821

PBV (%) 54,3955 56,3107 58,7104 60,5578 92,4173 EVA (milyaran Rp) 6.243 11.413 15.415 23.941 25.548 Market Share 157.770 172.956 137.212 385.462 609.201

ROA (%) 2,0029 2,2487 2,6148 2,8023 3,1471

Sumber : www.idx.co.id (data diolah)

Arus kas operasi merupakan aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan . Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa setiap kenaikan arus kas operasi pada perusahaan barang-barang konsumsi yang diteliti tahun 2007-2011 akan diikuti dengan kenaikan return saham. Demikian sebaliknya, jika terjadi penurunan arus kas operasi, akan diikuti penurunan return saham. Hal ini sejalan dengan teori dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Livnant dan Zarowin (1990), Rosdiana (2008) yang menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara arus kas operasi dengan tingkat return saham, namun berbeda

(21)

dengan penelitian Daniati dan Suhairi (2006) tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi dengan return saham.

Arus kas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dari sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas di masa depan, mencakup transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian pembelian dan penjualan saham, tanah, bangunan, peralatan dan aktiva-aktiva lain yang pada umumnya tidak untuk dijual kembali dan pembelian serta pengumpulan hutang-hutang yang diklasifikasikan sebagai aktifitas investasi. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa nilai arus kas investasi perusahaan barang-barang konsumsi tidak konstan terhadap return saham. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada dan penelitian Livnant dan Zarowin (1990), Daniati dan Suhairi (2006) yang menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara arus kas investasi dengan tingkat return saham. Namun sejalan dengan temuan penelitian Rosdiana (2008) yang menjelaskan tidak ada pengaruh antara arus kas investasi dengan return saham.

Arus kas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan adalah kas berasal dari setoran modal, hutang jangka panjang/bank, laba ditahan yang di kedalam modal dan untuk pengembalian modal, membayar dividen, membayar pokok hutang bank Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa setiap penurunan arus kas pendanaan pada perusahaan barang-barang konsumsi yang diteliti tahun 2007-2011 akan diikuti dengan kenaikan return saham. Demikian sebaliknya, jika terjadi kenaikan arus kas pendanaan, akan diikuti penurunan return saham. Hal ini sejalan dengan teori, namun tidak sejalan dengan penelitian

(22)

yang dilakukan oleh Livnant dan Zarowin (1990) yang menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara arus kas pendanaan dengan return saham.

Namun tidak sejalan dengan temuan penelitian Rosdiana (2008) yang menunjukkan tidak ada pengaruh antara arus kas pendanaan dengan return saham.

Arus kas bersih melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa nilai arus kas bersih perusahaan barang-barang konsumsi tidak konstan terhadap return saham. Hal ini tidak sesuai dengan teori, namun sejalan dengan penelitian Livnant dan Zarowin (1990), dan Hidayat (2008) yang menunjukkan tidak ada pengaruh antara arus kas bersih dengan return saham.

Laba kotor merupakan laba yang diperoleh dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan beban pokok penjualan. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa setiap kenaikan laba kotor pada perusahaan barang-barang konsumsi yang diteliti tahun 2007-2011 akan diikuti dengan kenaikan return saham. Demikian sebaliknya, jika terjadi penurunan laba kotor, akan diikuti penurunan return saham. Hal ini sejalan dengan teori yang ada dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Daniati dan Suhairi (2006) yang menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara laba kotor dengan tingkat return saham.

Besar (ukuran) perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Dalam hal ini yang dilihat adalah total aktiva. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa setiap kenaikan ukuran perusahaan pada perusahaan barang-barang konsumsi yang diteliti tahun 2007-2011 akan

(23)

diikuti dengan kenaikan return saham. Demikian sebaliknya, jika terjadi penurunan ukuran perusahaan, akan diikuti penurunan return saham. Hal ini sejalan dengan teori yang ada dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Daniati dan Suhairi (2006) yang menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara ukuran perusahaan dengan tingkat return saham.

Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total kewajiban terhadap total ekuitas yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham kepada pemberi pinjaman.

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa nilai debt to equity ratio perusahaan barang- barang konsumsi tidak konstan terhadap return saham. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada. Namun sesuai dengan penelitian Nathaniel (2008) yang menunjukkan debt to equity ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham.

Net profit margin merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa setiap kenaikan net profit margin pada perusahaan barang- barang konsumsi yang diteliti tahun 2007-2011 akan diikuti dengan kenaikan return saham. Demikian sebaliknya, jika terjadi penurunan net profit margin, akan diikuti penurunan return saham. Hal ini sejalan dengan teori yang ada dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nathaniel (2008) yang menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap return saham, namun disatu sisi tidak sesuai karena

(24)

Nathaniel (2008) juga menemukan bahwa net profit margin tidak signifikan terhadap tingkat return saham.

Price to book value merupakan perbandingan antara harga saham terhadap nilai buku yang dihitung sebagai hasil bagi dari ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham yang beredar. Price to book value (PBV) merupakan salah satu rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa setiap kenaikan PBV pada perusahaan barang-barang konsumsi yang diteliti tahun 2007-2011 akan diikuti dengan kenaikan return saham. Demikian sebaliknya, jika terjadi penurunan price to book value, akan diikuti penurunan return saham. Hal ini sejalan dengan teori yang ada dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nathaniel (2008) yang menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat return saham.

Economic value added adalah cara untuk mengukur profitabilitas operasi yang sesungguhnya, dimana biaya modal hutang (beban bunga) dikurangkan pada saat menghitung biaya modal ekuitas. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa setiap kenaikan economic value added pada perusahaan barang-barang konsumsi yang diteliti tahun 2007-2011 akan diikuti dengan kenaikan return saham. Demikian sebaliknya, jika terjadi penurunan economic value added, akan diikuti penurunan return saham. Hal ini sejalan dengan teori yang ada, namun tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hidayat (2008) dan Sembiring (2008) yang menunjukkan tidak adanya pengaruh antara economic value added terhadap tingkat return saham.

(25)

Market share merupakan pengaruh indikator pasar uang terhadap indikator pasar saham yang pada umumnya dilakukan tanpa melihat pada kondisi pasar saham tersebut. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa nilai market share perusahaan barang-barang konsumsi tidak konstan terhadap return saham. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada dan penelitian Hidayat (2008) yang menunjukkan market share berpengaruh positif terhadap return saham.

Return on asset menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. Return on asset adalah rasio keuntungan bersih pajak yang juga suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa setiap kenaikan persentase return on asset pada perusahaan barang-barang konsumsi yang diteliti tahun 2007-2011 akan diikuti dengan kenaikan return saham. Demikian sebaliknya, jika terjadi penurunan persentase return on asset, akan diikuti penurunan return saham. Hal ini sejalan dengan teori dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2008) yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara return on asset dengan tingkat return saham.

Setelah pembahasan diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai faktor -faktor yang mempengaruhi return saham dengan earning per share sebagai variabel moderating pada perusahaan barang-barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia.

(26)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah arus kas operasi, arus kas pendanaan, laba kotor, ukuran perusahaan, debt to equity ratio, net profit margin, price to book value, economic value added, dan return on asset berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap return saham pada perusahaan barang-barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah earning per share sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan arus kas operasi, arus kas pendanaan, laba kotor, ukuran perusahaan, debt to equity ratio, net profit margin, price to book value, economic value added, dan return on asset terhadap return saham pada perusahaan barang- barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menguji dan menganalisis pengaruh arus kas operasi, arus kas pendanaan, laba kotor, ukuran perusahaan, debt to equity ratio, net profit margin, price to book value, economic value added, dan return on asset secara simultan dan parsial terhadap return saham pada perusahaan barang-barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia.

2. Menguji dan menganalisis apakah earning per share sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan arus kas operasi, arus kas pendanaan,

(27)

laba kotor, ukuran perusahaan, debt to equity ratio, net profit margin, price to book value, economic value added, dan return on asset terhadap return saham pada perusahaan barang-barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dikemukakan, penelitian ini akan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi peneliti dapat memberikan kontribusi keilmuan terutama dalam menambah ilmu pengetahuan dan mengembangkan wawasan akuntansi keuangan dan pasar modal, khususnya faktor-faktor yang mempengaruhi return saham.

2. Sedangkan bagi investor, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan alternatif bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi sebagai bahan evaluasi dalam menilai kinerja emitennya.

3. Untuk peneliti selanjutnya adalah memberikan referensi penelitian selanjutnya yang diharapkan dapat melengkapi temuan-temuan empiris berhubungan dengan kebijakan return saham.

1.5. Originalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Daniati dan Suhairi (2006) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas dari aktivitas investasi, laba kotor, dan size perusahaan terhadap expected return saham, sedangkan arus kas dari aktivitas operasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham pada Industri Textile dan

(28)

Automotive yang terdaftar di BEJ. Beda penelitian ini dengan penelitian Daniati dan Suhairi adalah :

1. Variabel independen penelitian Daniati dan Suhairi adalah arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, laba kotor dan size Perusahaan.

sedangkan variabel independen penelitian ini adalah arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, arus kas bersih, laba kotor, ukuran perusahaan, debt to equity ratio, net profit margin, price to book value, economic value added, market share dan return on asset dan menggunakan earning per share sebagai variabel moderating.

2. Periode penelitian Daniati dan Suhairi yaitu tahun 1999 - 2004, sedangkan periode penelitian ini yaitu tahun 2007 - 2011.

3. Objek dalam penelitian Daniati dan Suhairi adalah pada Industri Textile dan Automotive yang terdaftar di BEJ, sedangkan objek penelitian ini adalah pada perusahaan barang-barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Return Saham

Return merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi. Menurut Jogiyanto (2000:107), Return dibedakan menjadi dua, yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi atau dapat juga disebut sebagai return sesungguhnya. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis.

Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan resiko di masa datang, sedangkan return ekspektasi (expected return) merupakan return yang belum terjadi, tetapi yang diharapkan akan terjadi atau diperoleh investor di masa mendatang. Ekspektasi ini biasanya digunakan sebagai dasar analisa teknikal yaitu menggunakan pola pergerakan harga saham masa lalu untuk memprediksi harga saham di masa datang.

Return tersebut sebagai kompensasi dari pengorbanan ekonomi yang dilakukan saat ini. Apabila seseorang membeli saham, berarti dia mengorbankan konsumsinya pada masa kini dengan harapan bahwa ia akan mampu mengkonsumsikan yang lebih dimasa yang akan datang. Pengharapannya akan konsumsi yang lebih tinggi dimasa yang akan datang didasarkan atas dividen yang diharapkan akan diperoleh, dan berharap kenaikan harga sahamnya di waktu yang

(30)

akan datang. Maksudnya dalam melakukan aktivitas investasi pada saham, diharapkan mendapatkan hasil dimasa yang akan datang berupa return.

Return memiliki dua komponen yaitu imbal hasil (yield) dan untung/rugi modal (capital gain/loss). Imbal hasil (yield) merupakan keuntungan yang didapat melalui pembayaran yang bersifat periodik misalnya berupa dividen atau bunga.

Keuntungan ini biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat diuangkan secara cepat. Misalnya dividen saham yaitu dibayarkan dalam bentuk saham yang bisa dikonversi menjadi uang kas dengan cara menjual saham yang diterimanya, sedangkan capital gain/loss merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas harga beli (harga jual) yang keduanya terjadi dipasar sekunder dan diperoleh karena harga saham sekarang relatif lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya. Jika harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham periode sebelumnya (Pt-1) maka pemegang saham mengalami capital gain. Jika yang terjadi sebaliknya maka pemegang saham akan mengalami capital loss. Dari kedua komponen return tersebut dapat dihitung total return dengan cara menjumlahkannya (Jogiyanto, 2000:108)

Return Total = Capital gain (loss) + yield …...…(2.1)

Capital gain (loss) merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode lalu (Jogiyanto, 2000:108):

Capital gain (loss) = Pt – Pt1 …...… (2.2) Pt - 1

Keterangan :

Pt : Harga saham periode sekarang

(31)

Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi, dan untuk saham biasa dimana pembayaran periodik sebesar Dt rupiah per lembar, maka yield dapat dituliskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2000:109):

Yield = Dt

…...… (2.3) Pt - 1

Keterangan :

Dt : Dividen kas yang dibayarkan Pt ‐1 : Harga saham periode sebelumnya

Sehingga return total dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2000:109):

Return Total = Pt - Pt 1

+ Dt

= Pt - Pt 1 +Dt Pt-1 Pt-1 Pt - 1

Keterangan :

Pt : Harga saham sekarang

Pt ‐1 : Harga saham periode sebelumnya Dt : Dividen kas yang dibayarkan

Namun mengingat tidak selamanya perusahaan membagikan dividen kas secara periodik kepada pemegang sahamnya, maka return saham dapat dihitung sebagai berikut (Jogiyanto, 2000:109):

Return Saham = Pt – Pt1 …...… (2.4) Pt - 1

Keterangan :

Pt : Harga saham periode sekarang Pt ‐1 : Harga saham periode sebelumnya

(32)

2.1.2. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi adalah aktivitas pendapatan utama perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

(Ashari dan Darsono, 2005:22). Dalam PSAK N0. 2 paragraf 12 dijelaskan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.

Arus kas operasi oleh perusahaan diharapkan bernilai positif atau surplus dari tahun ke tahun. Hal ini karena arus kas dari aktifitas operasi yang surplus dapat menambah dana bagi perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan berupaya meningkatkan operasi dalam usahanya. Surplus arus kas dari aktifitas operasi ini dapat menyebabkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik karena adanya kemungkinan perusahaan akan membagikan dividen yang cukup besar bagi para pemegang saham sehingga akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan di lantai bursa.

Sementara itu arus kas dari aktivitas operasi yang defisit menunjukkan semakin berkurangnya laba perusahaan sehingga ada kemungkinan perusahaan akan membagikan dividen semakin kecil. Selain itu perusahaan tidak akan dapat meningkatkan kas dari sumber lain dalam waktu yang tidak terbatas. Jika kondisi

(33)

ini terus berlangsung maka kemungkinan saham perusahaan tidak akan diminati oleh investor sehingga pada akhirnya perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan dan kemungkinan terburuk perusahaan akan bangkrut.

Penelitian yang dilakukan Livnant dan Zarowin (1990), Rosdiana (2008), dalam penelitiannya yang meneliti pengaruh arus kas operasi terhadap return saham menunjukkan hasil bahwa arus kas operasi berpengaruh positif terhadap return saham, sedangkan Daniati dan Suhairi (2006) menjelaskan tidak ada pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi terhadap return saham.

2.1.3. Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas (Ashari dan Darsono, 2005:23).

Kas dari penjualan aktiva tetap dan untuk pembelian aktiva tetap atau investasi pada saham atau obligasi. Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dari sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas di masa depan, mencakup transaksi- transaksi atau kejadian-kejadian pembelian dan penjualan saham (securities), tanah, bangunan, peralatan dan aktiva-aktiva lain yang pada umumnya tidak untuk dijual kembali dan pembelian serta pengumpulan hutang-hutang yang diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi. Aktivitas investasi ini terjadi secara regular serta mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran kas.

Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pembelian atau penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung, atau peralatan merupakan kegiatan

(34)

investasi, atau dapat pula berupa pembelian atau penjualan investasi dalam saham atau obligasi dari perusahaan lain. Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih dari sekedar pembelian dan penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di neraea. Pemberian pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada laporan arus kas.

Arus kas investasi pada suatu perusahaan dapat benilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas investasi yang negatif menunjukkan adanya peningkatan investasi. Peningkatan investasi ini mencerminkan perusahaan banyak menggunakan investasi, seperti membeli aktiva tetap jangka panjang, surat-surat berharga atau memberikan pinjaman kepada perusahaan lain, yang hasilnya diharapkan akan menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang. Selain itu arus kas investasi yang defisit menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki peluang melakukan investasi, memiliki kesempatan tumbuh, dan prospek yang baik dimasa yang akan datang sehingga diharapkan akan meningkatkan kinerja perusahaan. Arus kas investasi yang positif (surplus) menunjukkan bahwa perusahaan banyak melakukan pelepasan investasi jangka panjangnya, menjual surat berharganya ataupun menerima tagihan dari pinjaman yang diberikannya.

Miller dan Rock (1985) melakukan pengujian mengenai pengaruh investasi pada return saham. Hasil studi ini menemukan bahwa peningkatan investasi berhubungan dengan peningkatan arus kas masa yang akan datang dan

(35)

mempunyai pengaruh positif dengan return saham pada saat pengumuman investasi baru.

Penelitian yang dilakukan Livnant dan Zarowin (1990), Daniati dan Suhairi (2006), dalam penelitiannya yang meneliti pengaruh arus kas investasi terhadap return saham menunjukkan hasil bahwa arus kas investasi berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan Rosdiana (2008) menjelaskan tidak ada pengaruh yang signifikan antara arus kas investasi terhadap return saham.

2.1.4. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Arus kas pendanaan adalah kas berasal dari setoran modal, hutang jangka panjang/bank, laba ditahan yang di kedalam modal dan untuk pengembalian modal, membayar dividen, membayar pokok hutang bank. Arus kas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan (Ashari dan Darsono, 2005:23). Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan, sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas depan oleh para pemasok modal perusahaan. Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan perusahaan. Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman obligasi, penjualan saham perbendaharaan, dan pembayaran terhadap pemegang saham seperti dividen dan pembelian saham perbendaharaan. Pembayaran terhadap kreditor hanyalah mencakup pembayaran pokok pinjaman.

(36)

Dalam PSAK No.2 paragraf 16 dijelaskan bahwa transaksi-transaksi yang termasuk dalam penerimaan arus kas dari aktivitas pendanaan, yaitu penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya, dan Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek dan pinjaman lainnya. Sedangkan pengeluaran arus kas dari aktivitas pendanaan meliputi pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan (finance lease).

Transaksi lain yang termasuk dalam arus kas dari aktifitas pendanaan adalah pelunasan pinjaman.

Arus kas pendanaan pada suatu perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas pendanaan yang positif atau surplus jika arus kas masuk dari aktifitas pendanaan lebih besar daripada arus kas keluarnya. Sebaliknya perusahaan akan memiliki arus kas pendanaan yang negatif atau defisit jika arus kas masuk dari aktifitas pendanaan lebih kecil daripada arus kas keluarnya.

Arus kas pendanaan yang defisit menggambarkan bahwa perusahaan cenderung mengembalikan hutang jangka panjangnya atau menarik kembali saham yang beredar. Kondisi ini sangat disenangi oleh investor karena perusahaan mampu membayarkan kewajibannya dan mengembalikan keuntungan atas investasi yang ditanamkan oleh investor, sehingga diharapkan harga saham perusahaan dapat meningkat. Jika perusahaan menghasilkan arus kas pendanaan positif atau surplus menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak meminjam uang daripada melunasi kewajibannya. Jika kondisi diatas terus berlangsung tanpa

(37)

diimbangi oleh kelancaran operasi perusahaan, maka kemungkinan perusahaan akan kesulitan untuk membayar kewajiban dan akhirnya perusahaan akan pailit.

Miller dan Rock (1985) dengan signaling theory menjelaskan bahwa pasar akan bereaksi negatif terhadap pengumuman pendanaan dari kas karena akan berpengaruh terhadap arus kas dari operasi yang lebih rendah untuk masa yang akan datang, selain itu ia juga mengidentifikasi adanya sinyal lain yang berpengaruh terhadap arus kas dari pendanaan yaitu perubahan dividen yang sangat erat hubungannya dengan return saham.

Penelitian yang dilakukan Livnant dan Zarowin (1990), dalam penelitiannya yang meneliti pengaruh arus kas pendanaan terhadap return saham menunjukkan hasil bahwa arus kas pendanaan berpengaruh positif terhadap return saham, sedangkan Rosdiana (2008) menjelaskan tidak ada pengaruh yang signifikan antara arus kas pendanaan terhadap return saham.

2.1.5. Arus Kas Bersih

Menurut Brigham dan Houston, (2001:49) arus kas bersih adalah kas aktual yang dihasilkan oleh perusahaan dalam satu tahun tertentu. Penyusutan adalah pos non kas terbesar, sehingga arus kas bersih seringkali dinyatakan sebagai laba bersih ditambah penyusutan. Investor akan lebih tertarik pada proyeksi arus kas bersih dibandingkan laba yang dilaporkan, karena kas inilah yang dibayarkan sebagai dividen atau diinvestasikan kembali untuk menunjang pertumbuhan perusahaan. Salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan harga pasar. Karena nilai setiap aktiva, termasuk saham, tergantung pada arus kas yang dihasilkan oleh aktiva tersebut, maka manajer harus berusaha

(38)

memaksimalkan arus kas yang tersedia bagi investor dalam jangka panjang. Arus kas bersih berbeda dengan laba akuntansi karena beberapa laba dan beban yang dicerminkan dalam laba akuntansi mungkin tidak diterima dan dibayarkan melalui kas dalam suatu periode akuntansi.

Investor lebih tertarik terhadap arus kas bersih dibandingkan laba yang dilaporkan karena kas inilah yang dilaporkan sebagai dividen dan diperlukan untuk melanjutkan operasi perusahaan. Arus kas yang positif akan menyebabkan saldo kas yang lebih tinggi di bank, sementara hal-hal lainnya dianggap konstan.

Arus kas bersih melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Informasi arus kas berguna untuk menilai kinerja perusahaan dalam menghasilkan kas.

2.1.6. Laba Kotor

Laba kotor (gross profit) yang disebut juga margin kotor (gross margin) merupakan selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan (Wild dan Halsey, 2005). Laba kotor mengindikasikan seberapa jauh perusahaan mampu menutup biaya produknya. Laba kotor adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan biaya pokok barang terjual. Biaya pokok barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan yang untuk perusahaan pemanufakturan, mulai dari tahap ketika bahan baku masuk ke pabrik, diolah, dan hingga dijual. Semua biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan penciptaan produk tersebut dikelompokkan sebagai cost barang terjual.

Febrianto dan Widiastuty (2005) dalam penelitiannya yang menguji angka laba mana antara laba kotor, laba operasi, dan laba bersih yang direaksi lebih kuat

Referensi

Dokumen terkait

Hanya saja, terutama untuk kasus Indone- sia, perlu disadari betul bahwa ketuntasan proses ketubuhan penari dan koreografer tidak dapat semata-mata diloncati sebelum kemudian

PENGADILAN TINGGI MEDAN Putusan No.43/pid.sus.anak/2016/pt.mdn Halaman 3 memeriksa penumpang dan barang bawaannyayang ada di dalam Bus, setelah supir turun saksi Joko Sugito

Theoretically, experts agree with the importance of the use of authentic texts in the teaching and learning activity with the reason that authentic texts perform real

Hasil penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Sanjaya (2014) dimana sanksi perpajakan memiliki pengaruh positif dan signifikan pada kepatuhan Wajib Pajak

Dari sinergi konsep triadik peran yang dikemukakan oleh Biddle, dapat dilihat bahwa peran YIPC dalam menarasikan kontra-radikalisme agama adalah sebagai wadah dan fasilitator bagi

Pada hari ini SELASA tanggal DUA PULUH TIGA bulan APRIL tahun DUA RIBU TIGA BELAS, Panitia Pengadaan Barang/Jasa Distrik Navigasi Kelas III Merauke Tahun Anggaran 2013

Yang dalam hal ini baik tempat maupun pengadaan bahan bakar bensin dilakukan kerja sama antara Koordinator Pengecer dari Pertamina dengan Stasiun Pengisian bahan Bakar untuk

karena bisa digolongkan termasuk pengguna internet pemula, sehingga terkadang akan sulit untuk menggunakan mesin pencarian yang sudah ada karena kebingungan menggunakan