• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

3.4.3. Uji Friedman

Berdasarkan Siagian (2002), Uji Friedman digunakan untuk menguji ukuran pemusatan lebih dari dua kasus berhubungan dengan data yang bersifat ordinal. Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah apakah tingkat kepentingan atribut-atribut Royco menurut konsumen dan tingkat pelaksanaan konsumen

terhadap atribut-atribut Royco yang diperoleh. Ada perbedaan yang nyata setelah terlebih dahulu diranking dengan skor peringkat tertinggi mengacu pada jumlah atribut yang menonjol. Untuk tingkat kepentingan, masing-masing responden diberi ranking/peringkat terendah untuk atribut yang skor tingkat kepentingannya terkecil, sementara peringkat tertinggi diberikan pada skor terbesar. Sedangkan untuk tingkat pelaksanaan, masing-masing responden diberi ranking/peringkat terendah untuk atribut yang skor pelaksanaannya terkecil, sementara peringkat tertinggi diberikan pada skor terbesar. Jika ada yang sama, dicari peringkat rata- ratanya.

Menurut Siagian (2002), langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :

(1)Hipotesis Pengujian

H0 = Tidak ada perbedaan yang nyata antar atribut H1 = Paling sedikit ada satu atribut yang berbeda

(2)Statistik Uji

Setelah memberi ranking (peringkat) untuk setiap responden, hitung dengan rumus : K χ2 hitung = 12 Σ Rj2 - 3 b (K +1) b K (K + 1) j=1 Dimana : b : Jumlah responden K : Jumlah atribut

(3)Sebaran Statistik Uji

Di bawah H0 χ2hitung menyebar Khi-kuadrat dengan derajat bebas (K-1),

sehingga kriteria ujinya, tolak H0 pada taraf nyata α Bila χ2hitung 2(dF = K – 1) α (Nilai Kritik Tabel Sebaran Khi-kuadrat).

3.5.Definisi Operasional

1. Royco dengan inovasi baru yang mempunyai 24 variant.

2. Konsumen Royco adalah orang yang mengetahui, mengenal dan saat ini

sedang mengkonsumsi Royco.

3. Atribut Produk adalah keunikan yang dimiliki oleh suatu produk yang terdiri dari ciri-ciri, fungsi dan manfaat. Dalam hal ini atribut Royco adalah harga, variasi jenis, manfaat dan hasil, tekstur serbuk, daya tahan/kualitas, aroma, variasi ukuran kemasan, bentuk kemasan, merek, kemudahan penggunaan, kemudahan memperoleh (ketersediaan), kandungan bahan alami, informasi produk, iklan dan promosi, serta pusat informasi dan pelayanan keluhan.

4. Jumlah uang bulanan konsumen diukur dari besarnya pengeluaran

konsumen untuk barang dan jasa selama satu bulan. Tingkat uang bulanan dikategorikan menjadi tiga yaitu: kurang dari Rp. 500.000 sebagai tingkat terendah, Rp. 500.000 – Rp.1.300.000 sebagai tingkat sedang, serta lebih dari Rp.1.300.000 sebagai tingkat yang tertinggi.

5. Frekuensi memasak diukur dari seringnya konsumen menggunakan royco

selama satu minggu. Tingkat frekuensi memasak dikategorikan menjadi tiga yaitu: 1 - 7 kali sebagai tingkat terendah, kemudian 8 - 14 kali sebagai tingkat sedang, serta lebih dari 14 kali sebagai tingkat yang tertinggi.

6. Sumberdaya konsumen adalah sumberdaya yang dimiliki oleh konsumen, terdiri dari waktu, uang, pengetahuan dan perhatian. Faktor ini diukur dari besarnya pengeluaran untuk membeli Royco.

7. Motivasi dan keterlibatan adalah suatu dorongan dalam diri responden untuk memenuhi kebutuhannya yang diarahkan pada tujuan memperoleh kepuasan. Faktor ini dilihat dari manfaat utama yang dicari dari membeli Royco dan apa yang dirasakan jika tidak membeli produk tersebut.

8. Pengaruh pribadi adalah pengaruh yang berasal dari kelompok acuan baik

formal maupun informal serta pemimpin opini terhadap keputusan konsumen membeli Royco. Hal ini dapat dilihat dari seberapa jauh pengaruh teman/kenalan atau orang lain dalam menyarankan pembelian Royco.

9. Situasi adalah besarnya pengaruh situasi komunikasi, pembelian dan

pemakaian di saat konsumen akan memutuskan pembelian Royco. Dalam penelitian ini, faktor situasi diukur dengan melihat pengaruh iklan dan promosi terhadap pemilihan Royco dan cara memutuskan pembeliannya. 10.Sikap adalah evaluasi dan akumulasi pengalaman akan suatu produk. Sikap

responden dinilai dari alasan mengkonsumsi dan kepuasan konsumen setelah mengkonsumsi Royco.

11.Perubahan sikap/perilaku diukur dari media yang paling mempengaruhi

responden dalam pembelian Royco dan Royco yang sering dikonsumsi. 12.Iklan dan promosi adalah informasi produk yang diberikan produsen kepada

konsumen melalui iklan dan di tempat penjualan. Faktor ini antara lain diukur dari media yang paling berpengaruh terhadap pembelian Royco.

13.Tempat adalah ketersediaan dan kemudahan konsumen untuk mendapatkan Royco di suatu tempat pembelian. Dalam penelitian ini, faktor tempat dilihat dari tempat pembelian Royco dan alasan pemilihan tempat pembelian tersebut.

14.Ketersediaan adalah kemudahan Royco untuk diperoleh diberbagai tempat

penjualan dan kemampuannya untuk selalu tersedia pada berbagai tempat penjualan tersebut.

15.Kemasan adalah wadah yang membungkus atau mengemas isi produk. Pada

Royco wadahnya berbentuk sachet dan botol isi ulang. Kemasan yang menarik ditunjukkan oleh tampilan dari kemasan dan kelengkapan informasi produk yang melekat pada kemasan tersebut.

16.Ukuran adalah berat bersih produk yang tercantum dalam kemasan. Pada

Royco ukuran kemasan sachet adalah 8 g dan 100 g.

3.6. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang berjudul “Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Royco (Kasus Ibu Rumah Tangga Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)” ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut :

1. Penggunaan kata Royco mengacu kepada 24 jenis variant royco.

2. Pengambilan sampel terbatas pada responden Ibu rumah tangga di Kecamatan Ciomas.

3. Penelitian ini hanya meneliti responden yang mengetahui, mengenal dan sedang mengkonsumsi/menggunakan Royco, supaya responden dapat menceritakan manfaat yang dirasakannya dari Royco dan menyatakan

keluhannya jika ada. Selain itu, responden dengan kriteria tersebut memiliki pengetahuan yang lebih mengenai Royco serta kelebihan dan kekurangannya.

4. Jumlah responden sebanyak 100 orang, merupakan hasil maksimal mengingat adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya dari peneliti.

5. Tidak menyebutkan merek lain kecuali Royco pada kuesioner.

6. Data dan informasi dari PT. Unilever Indonesia Tbk adalah data dan informasi yang bersifat umum.

IV. GAMBARAN UMUM

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Latar Belakang Perusahaan

PT. Unilever Indonesia Tbk yang beroperasi di Indonesia sejak tahun 1933, kini tumbuh menjadi perusahaan penyedia consumer products yang memiliki peranan penting di masyarakat. Pada tahun 2006 angka penjualan PT. Unilever Indonesia Tbk mencapai Rp. 8,669 trilyun dengan laba bersih sebesar Rp. 1,373 triliun.

PT. Unilever Indonesia Tbk sebagai perusahaan yang telah go public di awal tahun 1982 dan sahamnya dicatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (Jakarta dan Surabaya), kini dimiliki oleh masyarakat Indonesia dan dunia, serta menjadikannya perusahaan nasional yang memiliki jaringan global. Keberhasilan Unilever tercermin dari respon pasar terhadap saham Unilever yang selalu menjadi incaran para investor. Kini kapitalisasi pasar modal Unilever Indonesia telah mencapai nilai US$ 1,8 milyar (Rp.16 trilyun) dan menduduki peringkat ke-tiga di Bursa Efek Jakarta.

Unilever memiliki komitmen kuat untuk terus berkembang bersama seluruh masyarakat Indonesia. Setelah 70 tahun melayani konsumen Indonesia, investasi Unilever dalam 10 tahun terakhir ini sudah meliputi US$250 juta dan berkomitmen untuk menginvestasikan kira-kira US$500 juta dalam sepuluh tahun mendatang.

4.1.2. Produk

Produk-produk Unilever telah lama dikenal masyarakat Indonesia sejak puluhan tahun lalu, yakni meliputi: produk-produk rumah tangga (home care), produk-produk perawatan tubuh (personal care), makanan (foods) dan ice

cream. Produk-produk rumah tangga (home care) antara lain: Rinso, Domestos

NoMos, Molto Pewangi, Sunlight, Surf, Omo, Sunclin, Superbusa, Vim dan Superpell. Adapun produk-produk perawatan tubuh (personal care) antara lain: Lux, Dove, Lifebuoy, Sunsilk, Clear, Brisk, Pepsodent, Close Up, Vaseline, Citra, Hazeline, Ponds, Axe dan Rexona. Produk-produk makanan (foods) antara lain: Blue Band, Royco, Lipton, Sariwangi dan Kecap Bango. Sedangkan Produk ice

cream yang biasa dikenal adalah: Wall’s dengan produk andalannya Paddle Pop,

Magnum, Solero dan Conello. Unilever juga memproduksi makanan kebutuhan sehari-hari yang merupakan produksi asli dan unggulan dalam negeri, antara lain Sariwangi, Kecap Bango.

4.1.3. Teknologi Tinggi dan Modern

PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki pabrik berteknologi modern yang terletak di dua lokasi yakni di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, dan di Kawasan Industri Jababeka Cikarang, Jawa Barat. Seluruh produk Unilever diproduksi dengan menggunakan peralatan modern berteknologi tinggi. Sebagai perwujudan dari komitmen perusahaan untuk menjamin standar mutu produk bertaraf internasional, pabrik-pabrik Unilever telah mendapat sertifikat ISO 14001, ISO 9001 dan Safety and Occupational Health. Selain itu, unilever

Indonesia juga memperoleh penghargaan Special Award in Total Productive Maintenance.

Penjualan dan distribusi produk-produk Unilever tersebar di seluruh nusantara yakni melalui 17 kantor penjualan yang mengelola lebih dari 370 distributor dengan jangkauan ratusan ribu toko atau outlets. Indonesia juga telah terpilih sebagai negara pemasok (outsourcing country) untuk produk-produk Unilever bagi konsumen di wilayah ASEAN. Hal ini merupakan kontribusi penting Unilever Indonesia dalam membantu peningkatan devisa negara.

Unilever indonesia telah melakukan program kemitraan dengan beberapa perusahaan lokal dan membina para pemasok agar mereka dapat meingkatkan kualitas dan produktivitas agar sesuai dengan standar internasional. Pada awal tahun ini Unilever Indonesia menyerahkan sertifikat Preffered Partner

kepada 22 perusahaan rekanan yang memenuhi beberapa kriteria Unilever, antara lain: tepat waktu, tepat jumlah pengiriman, harga yang kompetitif dan perencanaan yang matang.

4.1.4. Peduli Lingkungan dan Sosial

PT. Unilever Indonesia Tbk senantiasa ikut dalam proses pembangunan dan pencerdasan kehidupan bangsa Indonesia melalui beberapa program lingkungan dan sosial. Komitmen Unilever secara global sangat tinggi dalam program pelestarian air, karena baik bahan baku maupun produk-produk Unilever berkaitan dengan air. Di pabrik yang memproduksi bubuk deterjen, es krim dan margarine di Cikarang, Unilever dengan keunggulan teknologi dan inovasinya berhasil melaksanakan program “Zero Industrial Waste Water” atau

program tanpa air limbah industri. Melalui gerakan 3R (Reduce, Reuse, Recyle) Unilever berhasil meniadakan air limbah industri di semua fasilitas produksi.

Bukti kepedulian Unilever yang lain adalah proyek “Brantas Bersih”. Melalui yayasan ULI Peduli, Unilever bekerjasama dengan unsur-unsur pemerintahan, LSM, masyarakat dan sektor swasta, dimulailah proyek Brantas Bersih di Desa Jambangan dengan memperkenalkan konsep desa binaan yang melestarikan alam sekaligus membuahkan keuntungan ekonomi.

Di bidang sosial kemasyarakatan, PT. Unilever Indonesia Tbk secara konsisten berupaya untuk melakukan transfer teknologi dan manajemen kepada pengusaha kecil agar mereka dapat meningkatkan kualitas dan manajemen perusahaan. Sebagai contoh, program kemitraan Unilever telah mengangkat dan membina perusahaan-perusahaan kecil sebagai mitra produksi. Program kemitraan ini dapat menyerap sekitar 20.000 tenaga kerja terlatih dan 2000 SME (Small

Medium Enterprise). Program ini bahkan telah memperoleh penghargaan Upakarti

dari pemerintah Indonesia pada tahun 1988.

4.1.5. Penghargaan Tahun 2006

Kesungguhan Unilever dalam usahanya di Indonesia juga telah diakui oleh berbagai pihak, hal ini terbukti dengan berbagai penghargaan nasional dan internasional yang diterima PT. Unilever Indonesia Tbk di tahun 2006, antara lain:

a. Overall Best Managed Company 2006 (Asiamoney)

b. Asia’s Best Companies 2006 (Finance Asia)

d. Special Award in Total Productive Maintenance (Japan Institute of Plant Maintenance)

e. Indonesia’s Most Admired Companies 2006 (Frontier & Tempo Group)

f. Economic Value Added (EVA) Award (majalah SWA)

g. Best Brand Award 2006 (majalah SWA & MARS)

h. Leader in sustainable SME and environmental development

i. ISO 14001, ISO 9001, OHSMS j. Serta berbagai penghargaan lainnya.

4.2. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Kecamatan Ciomas terletak di wilayah kabupaten Bogor. Kecamatan ini memiliki luas areal sebesar 1.630.537 hektar yang terdiri dari 682.721 hektar wilayah darat dan 947.816 hektar wilayah sawah. Kecamatan Ciomas ini terdiri dari 11 desa, yaitu: desa Mekarjaya, desa Parakan, desa Kota Batu, desa Ciomas Induk, desa Ciomas Rahayu, Kelurahan Padasuka, desa Laladon, desa Ciapus, desa Pegelaran, desa Sukaharja dan desa Ciomas. Jumlah penduduk kecamatan Ciomas 126.562 orang yang terdiri dari 64.764 orang laki-laki dan 61.798 orang perempuan.

Penelitian ini merupakan survey terhadap konsumen Royco. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dari bulan Juli sampai Agustus 2006. Responden terdiri dari kalangan Ibu rumah tangga. Pemilihan responden dari kalangan Ibu rumah tangga, didasarkan pada tiga pertimbangan. Pertama, royco adalah penyedap masakan yang biasa dibeli dan digunakan oleh wanita, sehingga responden yang dipilih adalah wanita.

Kedua, PT. Unilever Indonesia Tbk ingin mengadakan penelitian mengenai perilaku konsumen Royco.

Berkaitan dengan Kecamatan Ciomas sebagai lokasi penelitian dilaksanakan secara sengaja (purposive). Hal ini dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Ciomas merupakan kecamatan yang berbatasan dengan kota madya Bogor sehingga kecamatan tersebut mempunyai kegiatan ekonomi yang pesat disamping itu juga Kecamatan Ciomas memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak. Hal ini merupakan pasar potensial bagi PT. Unilever Indonesia Tbk selaku produsen Royco.

4.3. Karakteristik Responden

Hasil survey menunjukkan bahwa semua responden pernah mengkonsumsi Royco, Karakteristik responden secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1.

Berdasarkan informasi pada Tabel 1, maka dapat digambarkan berbagai karakteristik responden. Berkaitan dengan pendidikan responden, sebagian besar responden berpendidikan SLTA/Sedarajat. Sementara sebagian besar responden mempunyai pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga.

Jumlah pengeluaran bulanan dari responden bervariasi. Kebanyakan responden jumlah pengeluaran uang bulanannya berkisar antara Rp. 400.000 – Rp. 1.000.000. Sementara secara keseluruhan, sebagian besar responden anggota keluarganya berjumlah 5 dan 6 orang.

Tabel 1. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden untuk Masing- masing Karakteristik

Karakteristik Jumlah (orang) %

Pendidikan SD/Sederajat 21 21 SLTP/Sederajat 14 14 SLTA/Sederajat 44 44 Diploma 6 6 Sarjana 11 11 Pasca Sarjana 4 4 Total 100 100 Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga 66 66

Wiraswasta/Pengusaha 7 7

Petani/Nelayan 1 1

TNI/Polri 3 3

Pegawai Negeri sipil 7 7 Karyawan Swasta 15 15 Dokter 1 1 Guru 1 1 Total 100 100 Pengeluaran (Rp) 400.000 – 1.000.000 44 44 1.000.001 – 2.000.000 30 30 2.000.001 – 4.000.000 15 15 4.000.001 – 8.000.000 4 4 8.000.001 – 16.000.000 3 3 > Rp. 16.000.000 4 4 Total 100 100

Jumlah Anggota Keluarga (orang)

2 2 2 3 15 15 4 21 21 5 24 24 6 24 24 7 5 5 8 3 3 9 4 4 10 0 0 11 2 2 Total 100 100

V. PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN ROYCO

Proses keputusan pembelian konsumen terdiri dari lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan pasca pembelian (Engel et al. 1995). Deskripsi kelima tahap tersebut mengacu kepada pertanyaan pada kuesioner yang terdapat pada Lampiran 3.

5.1. Pengenalan Kebutuhan

Perilaku proses keputusan pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan, yang didefinisikan sebagai suatu persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses kebutuhan (Engel et al. 1995). Konsumen perlu mengetahui dan mengenali apa kebutuhannya sebelum melakukan pembelian.

Kebutuhan akan Royco dimulai pada kesadaran akan manfaat utama bila mengkonsumsi Royco. Pada Tabel 2 digambarkan sebaran jumlah dan persentase responden berdasarkan manfaat utama mengkonsumsi Royco.

Tabel 2. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Manfaat Utama Mengkonsumsi Royco

Manfaat Utama Jumlah (orang) %

Melezatkan masakan 58 58 Terdapat resep dibelakang kemasan 19 19 Penggunaan mudah/praktis 12 12

Murah 11 11

Total 100 100

Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa responden cenderung mengkonsumsi Royco untuk manfaat utama melezatkan masakan.

Tabel 3. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden untuk Setiap Alasan/Motivasi Pertama Kali Mengkonsumsi Royco

Alasan Jumlah (orang) %

Rasa 48 48

Ingin mencoba 23 23 Harga yang terjangkau 14 14

Aroma 13 13

Variasi 2 2

Total 100 100

Berdasarkan Tabel 3, dapat disimpulkan bahwa rasa merupakan alasan/motivasi pertama kali yang cenderung diutarakan oleh sebagian besar responden. Sementara itu Aroma merupakan alasan kedua terbanyak yang diutarakan oleh responden. Berkaitan dengan Rasa yang cukup besar tersebut, dapat dilihat pada Lampiran 18 bahwa sebesar 75 persen responden berpendapat memang Royco melezatkan masakan.

Keinginan konsumen untuk melakukan pembelian berikutnya ditentukan juga oleh faktor tingkat keterlibatan, yang turut menentukan tingkat loyalitas konsumen. Informasi mengenai tingkat keterlibatan responden terhadap Royco dideskripsikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Keterlibatannya

Tingkat Keterlibatan (Jika Tidak Membeli Royco)

Jumlah (orang) %

Biasa saja 72 72

Merasa ada yang kurang 28 28

Total 100 100

Informasi pada Tabel 4 menggambarkan bahwa responden cenderung memiliki tingkat keterlibatan biasa saja jika tidak membeli Royco. Hal tersebut

ditambah kegiatan promosi yang mengakibatkan konsumen lebih loyal terhadap Royco.

Tabel 5. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pilihan Konsumsi Rasa Royco yang sering dibeli

Pilihan Konsumsi Royco Jumlah (orang) %

Ayam 50 50

Sapi 45 45

Terasi 2 2

Bumbu sayur asam 3 3

Total 100 100

Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa sebagian responden cenderung memakai Royco rasa ayam dan sapi. Hal ini dapat dijadikan acuan bagi perusahaan bahwa promosi dari rasa-rasa baru dari Royco harus lebih gencar supaya konsumen Royco lebih mengenal rasa-rasa Royco yang baru.

5.2. Pencarian Informasi

Setelah mengenali kebutuhan konsumen terhadap Royco, sehingga konsumen termotivasi untuk membeli, tahap berikutnya yang dilakukan oleh konsumen adalah pencarian informasi. Pencarian informasi didefinisikan sebagai aktivitas yang termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan jangka panjang (Engel et al. 1995). Pencarian informasi yang dilakukan baik pencarian internal (peneropongan ingatan), maupun pencarian eksternal (pengumpulan informasi dari pasar). Dengan pencarian informasi, konsumen akan membuat pilihan konsumsi yang lebih baik dan mengembangkan dasar pengetahuan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan di masa yang akan datang.

Sumber utama informasi yang diperoleh konsumen berasal dari berbagai macam media antara lain berupa media cetak (koran,majalah), media elektronik

(televisi,radio) dan dari perorangan (anggota keluarga/saudara, teman/kenalan). Informasi mengenai sumber informasi yang diperoleh responden dideskripsikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tentang Royco

Sumber Informasi Jumlah (orang) %

Televisi 90 90

Koran/majalah 8 8

Teman/kenalan 1 1

Iklan di Supermarket 1 1

Total 100 100

Berdasarkan informasi pada Tabel 6, dapat digambarkan bahwa responden cenderung memperoleh informasi mengenai Royco melalui media televisi. Hal ini didukung oleh gencarnya pelaksanaan iklan mengenai Royco yang dilakukan oleh Unilever pada setiap stasiun televisi dengan frekuensi yang tinggi, maka peluang untuk melihat iklan Royco juga besar pada setiap responden. Dengan kondisi demikian, dapat dikatakan bahwa promosi melalui iklan di televisi bagi Royco sangat efektif dan berperan besar dalam menumbuhkan brand awareness

konsumen mengenai Royco.

Salah satu cara untuk memperkenalkan dan mempromosikan Royco adalah melalui iklan dan promosi, dimana proses penyampaiannya pada konsumen sangat penting diperhatikan oleh Unilever. Informasi mengenai unsur utama dari iklan dan promosi yang paling diperhatikan konsumen disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Sebaran Jumlah dan Persentase Reponden Berdasarkan Unsur Utama Dari Iklan yang Paling Diperhatikan

Unsur Iklan Jumlah (orang) %

Cara penyampaian pesan 47 47

Isi pesan 33 33

Berdasarkan hasil survey pada tabel 7, memperlihatkan bahwa cara penyampaian pesan cenderung merupakan bagian yang penting dan menarik bagi sebagian besar responden dalam memperhatikan suatu iklan. Sedangkan isi pesan merupakan merupakan terbanyak kedua yang penting dan menarik bagi sebagian lain responden dalam memperhatikan suatu iklan.

Informasi produk merupakan salah satu informasi yang melekat secara langsung pada produk. Untuk penelitian ini, informasi produk khususnya berkaitan dengan informasi manfaat dan hasil dari pemakaian Royco. Royco merupakan produk pelezat masakan dengan rasa dan kandungan bahan baku yang beragam, maka diperlukan informasi tentang variasi rasa dan kandungan bahan baku Royco. Sehingga konsumen dapat menyesuaikan dengan keinginan dan kebutuhannya. Informasi mengenai informasi produk yang diperhatikan oleh responden pada kemasan Royco digambarkan dalam Tabel 8.

Tabel 8. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Informasi Produk yang Paling Diperhatikan oleh Responden

Jenis Informasi Produk Jumlah (orang) %

Manfaat dan hasil 29 29 Kandungan bahan baku 28 28 Tidak memperhatikan 26 26 Variasi rasa royco 11 11 Pusat informasi dan pelayanan keluhan 6 6

Total 100 100

Berdasarkan informasi pada Tabel 8, terlihat bahwa manfaat dan hasil adalah informasi produk yang paling banyak mendapatkan perhatian dari responden. Hal ini merupakan tantangan bagi Royco untuk membuat informasi manfaat dan hasil konsumen Royco benar-benar dapat terwujud, sehingga dapat memuaskan konsumen dan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap Royco.

Royco memiliki manfaat yang berbeda-beda pada setiap variasi rasanya. Tabel 9 memperlihatkan bahwa sebagian besar responden mengetahui manfaat Royco selain sebagai penyedap masakan.

Tabel 9. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenal Manfaat Royco Selain Sebagai penyedap masakan

Pengetahuan Jumlah (orang) %

Tidak 87 87

Ya 13 13

Total 100 100

Menurut Tabel 9, mayoritas responden mengenal manfaat Royco hanya sebagai Penyedap masakan. 87 persen responden tidak tahu manfaat Royco selain penyedap masakan. Hal ini merupakan tantangan bagi Royco dalam iklan dan promosi, agar manfaat Royco selain penyadap masakan harus lebih sering disampaikan.

5.3. Evaluasi Alternatif

Setelah pencarian informasi, tahap ketiga adalah evaluasi alternatif, yaitu konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dan memilih alternatif untuk memenuhi kebutuhan (Engel et al. 1995). Pada tahap ini, konsumen juga menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan, yang merupakan atribut yang digunakan dalam menilai alternatif pilihan. Sehingga dapat memberikan manfaat yang dicari dan memuaskan kebutuhan tersebut.

Pertimbangan utama bagi responden dalam memilih Royco digambarkan pada Tabel 10. Variabel-variabel inilah yang menjadi alasan bagi responden dalam memutuskan untuk mengkonsumsi Royco.

Tabel 10. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pertimbangan Utama dalam Memilih Royco

Pertimbangan Utama Jumlah (orang) %

Rasa 62 62 Harga 16 16 Kemudahan mendapatkan 8 8 Variasi rasa 7 7 Kemudahan penggunaan 5 5 Merek terkenal 2 2 Total 100 100

Faktor Rasa dari pemakaian Royco, merupakan atribut yang cenderung dijadikan pertimbangan utama dalam memilih Royco. maka hendaknya atribut ini penting untuk lebih ditingkatkan lagi, agar konsumen Royco lebih banyak.

Bagian penting lain dari suatu produk adalah kemasan, karena konsumen akan memberikan kesan pertama kali didasarkan pada kemasannya. Kemasan sederhana merupakan kemasan yang pada unsur kemasannya dalam hal ini berupa tampilan warna, informasi produk dan bahan kemasan cenderung dinilai biasa saja. Sementara kemasan yang unik memiliki ciri khas tertentu pada unsur kemasannya. Kemasan modern dimaksudkan sebagai kemasan dengan bentuk kemasan, bahan kemasan dan tampilan warna yang mengikuti mode dan perkembangan zaman. Tabel 11 berikut ini akan disajikan informasi dari kemasan yang diinginkan oleh responden.

Tabel 11. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Kemasan yang Diinginkan oleh Responden

Kesan Kemasan Jumlah (orang) %

Sederhana 53 53

Unik 29 29

Modern 18 18

Kemasan sederhana adalah kemasan yang paling banyak diinginkan oleh

Dokumen terkait