• Tidak ada hasil yang ditemukan

I.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.

Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Imam Ghozali, 2007:105).

Dasar analisis:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW test). Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen (Imam Ghozali, 2007:96).

Hipotesis yang akan diuji adalah: H0 = tidak ada autokorelasi (r = 0) HA = ada autokorelasi (r ≠ 0)

Tabel 3.4

Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif

Tidak ada autokorelasi positif

Tidak ada korelasi negatif

Tidak ada korelasi negatif

Tidak ada autokorelasi, positif atau negative

Tolak No decision Tolak No decision Tidak ditolak 0 < d < dl dl ≤ d ≤ du 4 – dl < d < 4 4 –du ≤ d ≤ 4 – dl du < d < 4 – du Sumber: Imam Ghozali (2007:96).

b. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Andi Supangat (2007:352), garis regresi adalah:

“Suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk

mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya)”.

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh dividen yield dan arus kas operasi keuangan terhadap return saham. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan

bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1 dan X2).

Sumber: Sugiyono (2009:192) Dimana:

Y = variabel terikat (Return saham) a = bilangan berkonstanta

b1,b2 = koefisien arah garis

X1 = variabel bebas X1 (Dividen Yield) X2 = variabel bebas X2 (Arus Kas Operasi) c. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel, dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi.

Pearson dengan rumus:

Sumber: Umi Narimawati (2010:50) Dimana:

n = Jumlah responden

X = Variabel Independen (dividen yield / arus kas operasi) Y = Variabel Dependen (return saham)

Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 : a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif. b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif. Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :

1. Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau sebaliknya).

2. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah.

Interpretasi koefisien korelasi dikategorikan sebagai berikut : Tabel 3.5

Interpretasi Koefisien Korelasi

Sumber: Sugiyono (2009:250)

Besarnya Pengaruh Bentuk Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat

d. Koefisiensi Determinasi

Analisis Koefisiensi determinasi (Kd) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase.

Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Sumber: Umi Narimawati (2010:50) Dimana:

Kd = Koefisian determinasi r = Koefisien korelasi 3.2.5.2Pengujian Hipotesis

Menurut Andi Supangat (2007:293), yang dimaksud dengan pengujian hipotesis adalah salah satu cara dalam statistika untuk menguji “parameter” populasi

berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi tertentu. Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya. Langkah-langkah dalam analisisnya sebagai berikut :

a. Rumus uji t yang digunakan adalah :

Sumber: Umi Narimawati (2010:53)

Hasilnya bandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan taraf signifikansi 5%.

b. Hipotesis

Melakukan uji t untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, hipotesisnya sebagai berikut:

1) Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

a) Hipotesis parsial antara variabel bebas Dividen Yield terhadap Return saham yang merupakan variabel terikat.

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Dividen Yield terhadap Return saham.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan Dividen Yield terhadap Return saham.

b) Hipotesis parsial antara variabel bebas Arus Kas Operasi terhadap Return saham yang merupakan variabel terikat.

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Arus Kas Operasi terhadap Return saham.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Arus Kas Operasi terhadap Return saham.

c) Hipotesis secara keseluruhan antara variabel bebas Dividen Yield dan antara Arus Kas Operasi terhadap variabel terikat Return saham.

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Dividen Yield dan antara Arus Kas Operasi terhadap Return saham.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Dividen Yield dan antara Arus Kas Operasi terhadap Return saham.

2) Hipotesis Statistik

 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t).

Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan uji dua pihak (two tail test) dilihat dari bunyi hipotesis statistik yaitu hipotesis nol (Ho) : β =

0 dan hipotesis alternatifnya (Ha) : β ≠ 0

Ho : β1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Dividen Yield terhadap Return saham.

Ha : β1≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan Dividen Yield terhadap Return saham.

Ho : β2 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Arus Kas Operasi terhadap Return saham.

Ha : β2 ≠0 : Terdapat pengaruh yang signifikan Arus Kas Operasi terhadap Return saham.

 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F).

H0 : β1β,2= 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Dividen Yield dan Arus Kas Operasi terhadap Return saham.

Ha : β1 β,2 ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan Dividen Yield dan Arus Kas Operasi terhadap Return saham.

c. Menentukan Tingkat Signifikan

Tingkat signifikan ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n – k – l, untuk menentukan ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam statu penelitian. a) Menghitung nilai Fhitung dengan mengetahui apakah koefisien regersi variabel

bebas signifikan atau tidak secara simultan

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh seluruh variable bebas secara simultan terhadap variable terikat. Rumus uji F yang digunakan adalah :

Dimana :

R2 = Koefisien Determinasi Gabungan k = Jumlah Variabel Independen n = Ukuran Sampel

b) Menghitung nilai thitung dengan mengetahui apakah koefisien regersi variabel bebas signifikan atau tidak secara parsial.

Rumus uji t yang digunakan adalah :

Sumber: Sritua Arief (2006: 9) Dimana :

b = Koefisien Regresi ganda Se (b) = Standar eror

d. Menetukan Keputusan Uji

Keputusan uji ditentukan dengan cara hasil F/t hitung dibandingkan dengan F/ttabel . Hasil F/t hitung dibandingkan dengan F/t tabel dengan kriteria :

a) Jika F/t hitung ≥ F/t tabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.

b) Jika F/t hitung ≤ F/t tabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.

( )

hitung

b

t

Se b

c) F/t hitung; dicari dengan rumus perhitungan F/t hitung, dan F/t tabel; dicari di dalam tabel distribusi t student dengan ketentuan sebagai berikut,α =

0,05 dan dk = (n-k-1).

Gambar 3.2

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis e. Penarikan Kesimpulan

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika t hitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya, dividen yield dan arus kas operasi berpengaruh (tidak berpengaruh) terhadap return saham. Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95 %, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan hal ini menunjukan adanya (tidak adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut.

65 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Sektor Industri Manufaktur

Karakteristik utama industri manufaktur adalah mengolah sumber daya menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi. Aktivitas perusahaan yang tergolong dalam kelompok industri manufaktur mempunyai tiga kegiatan utama yaitu (Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal, Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik, 2002);

1. Kegiatan utama untuk memperoleh atau menyimpan input atau bahan baku 2. Kegiatan pengolahan atau pabrikasi atau perakitan atas bahan baku

menjadi bahan jadi.

3. Kegiatan menyimpan atau memasarkan barang jadi

Ketiga kegiatan utama tersebut tercermin dalam laporan keuangan perusahaan pada perusahaan industri manufaktur. Dari segi produk yang dihasilkan, aktivitas industri manufaktur mencakup berbagai jenis usaha antara lain:

1. Aneka industri yang terdiri dari: a. Mesin dan Alat Berat b. Otomitif dan Komponennya c. Perakitan (Assembling) d. Tekstil dan Garmen

e. Sepatu dan Alas Kaki Lain f. Kabel, Barang Elektronika

2. Industri Barang Konsumsi a. Rokok

b. Farmasi c. Kosmetika 3. Industri Dasar dan Kimia

a. Semen b. Keramik c. Porselen d. Kaca e. Logam f. Kimia

g. Plastik dan Kemasan h. Pulp dan Kertas 1. Tempo Scan Pasific (TSPC)

Tempo Scan merupakan bagian dari kelompok usaha swasta nasional Grup Tempo yang telah memulai usaha perdagangan produk farmasi sejak tahun 1953. PT Tempo Scan Pacific sendiri didirikan dengan akta No. 37 pada tanggal 20 Mei 1970 yang dibuat di hadapan Ridwan Suselo, S.H., pada waktu itu Notaris di Jakarta dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 13 Februari 1971. Sejak tanggal 17 Juni 1994 menjadi perusahaan Publik dan mencatatkan saham-sahamnya di BEI.

Visi :

Dokumen terkait