• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.3 Pengujian Data

4.2.1.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan setiap variable bebas dengan nilai mutlak residualnya menggunakan korelasi Rank Spearman. Dengan bantuan software SPSS 13 diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.60.

Tabel 4.60 Uji Heteroskedastisitas

abs_res

Spearman’s rho Kesesuaian Perencanaan dengan Pelaksanaan Kegiatan Usaha Tani (X1)

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N -.014 .901 86 Pengembangan Agribisnis Perdesaan (X2) Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N -.035 .752 86 Pengembangan Keuangan Mikro (X3) Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N -.171 .117 86 Penilaian Terhadap Pendampingan (X4) Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N .109 .318 86

Kinerja Usaha Tani (Y) Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed) N

-.031 .780 86

Dari output di atas dapat dilihat bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan. Hal ini dilihat dari nilai p-value (Sig) > 0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Berdasarkan seluruh hasil pengujian di atas, tidak diperoleh pelanggaran terhadap asumsi regresi klasik. Oleh karena telah memenuhi asumsi, maka analisis regresi selanjutnya dapat dilanjutkan.

4.1.7 Pengujian Hipotesis

4.1.7.1Pengujian Hipotesis Secara Overall (Uji F)

Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya suatu pengaruh dari variabel- variabel bebas secara bersama-sama atas suatu variabel tidak bebas digunakan uji F.

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari Kesesuaian Perencanaan dengan Pelaksanaan Kegiatan Usaha Tani, Pengembangan Agribisnis Perdesaan, Pengembangan Keuangan Mikro dan Penilaian Terhadap Pendampingan secara simultan terhadap Kinerja Usaha Tani.

Ha : Ada pengaruh yang signifikan dari Kesesuaian Perencanaan dengan Pelaksanaan Kegiatan Usaha Tani, Pengembangan Agribisnis Perdesaan, Pengembangan Keuangan Mikro dan Penilaian Terhadap Pendampingan secara simultan terhadap Kinerja Usaha Tani.

α = 5% Statistik Uji:

2

2 1 1 R k k n R F    

Kriteria Uji : 1. Terima Ho jika F hitung < F tabel 2. Tolak Ho jika F hitung ≥ F tabel F tabel = F α ; (df1, df2) ; df1 = k , df2 = n-k-1

Hasil uji F berdasarkan pengolahan SPSS disajikan pada Tabel 4.61 dan lampiran 33.

Tabel 4.61 Hasil Uji F

F hitung Df F table Sig Keterangan Kesimpulan

37,227 df1 = 4 2,48 0.000 Ho ditolak Ada pengaruh

(Signifikan) df2 = 81

Dari Tabel 4.61, diperoleh nilai F hitung (37,227) > F tabel (2,48), maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan dari kesesuaian perencanaan dengan kegiatan usahatani, pengembangan agribisnis pedesaan, pengembangan keuangan mikro dan penilaian terhadap pendampingan terhadap efektifitas pemberian bantuan PUAP.

Dari Tabel 4.61 diatas, diperoleh nilai Fhitung sebesar 37,227 dengan signifikan (p-value) = 0,000. Penentuan hasil pengujian (penerimaan atau penolakan Ho) dapat dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel atau juga dapat dilihat dari nilai signifikansinya. Nilai Ftabel untuk  = 0,05 dan derajat bebas df1 = k = 4 dan df2 = n-k-1 = 81 adalah 2,48. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat signifikansi 5% ternyata antara kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan kegiatan usaha tani, pengembangan agribisnis perdesaan, pengembangan keuangan mikro dan penilaian terhadap pendampingan secara simultan terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja usaha tani.

4.1.7.2Pengujian Hipotesis Secara Parsial ( Uji t )

Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya suatu pengaruh dari variabel- variabel bebas secara parsial atas suatu variabel tidak bebas digunakan uji t. Hipotesis :

1. Ho1 : β1 = 0 Kesesuaian perencanaan dengan kegiatan usahatani (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Usaha Tani (Y).

Ha1 : β1 ≠ 0 Kesesuaian perencanaan dengan kegiatan usahatani (X1) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Usaha Tani (Y). 2. Ho2 : β 2 = 0 Pengembangan agribisnis pedesaan (X2) tidak berpengaruh

signifikan terhadap Kinerja Usaha Tani (Y).

Ha2 : β 2 ≠ 0 Pengembangan agribisnis pedesaan (X2) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Usaha Tani (Y).

3. Ho3 : β 3 = 0 Pengembangan keuangan mikro (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Usaha Tani (Y).

Ha3 : β 3 ≠ 0 Pengembangan keuangan mikro (X3) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Usaha Tani (Y).

4. Ho4 : β 4 = 0 Penilaian terhadap pendampingan (X4) tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Usaha Tani (Y).

Ha4 : β 4 ≠ 0 Penilaian terhadap pendampingan (X4) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Usaha Tani (Y).

α = 5% Statistik Uji : thit = ( ) b Se b , derajat bebas = n-k-1

Kriteria Uji : 1. Terima Ho jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

2. Tolak Ho jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

Hasil uji t berdasarkan pengolahan SPSS disajikan pada Tabel 4.62 dan Lampiran 33.

Tabel 4.62 Hasil Uji t

Variabel t hitung Df t tabel Sig Keterangan Kesimpulan

X1 4,278 81 ± 1,99 0,000 Ho ditolak Signifikan X2 3,245 0,002 Ho ditolak Signifikan X3 4,081 0,000 Ho ditolak Signifikan X4 2,687 0,009 Ho ditolak Signifikan

Berdasarkan Tabel 4.62 diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Untuk variabel Kesesuaian Perencanaan dengan Kegiatan Usaha Tani (X1) diperoleh nilai t hitung (4,278) > t tabel (1,99) maka Ho ditolak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Kesesuaian Perencanaan dengan Kegiatan Usaha Tani (X1) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Usaha Tani (Y).

2. Untuk variabel Pengembangan Agribisnis Perdesaan (X2) diperoleh nilai t hitung (3,245) > t tabel (1,99) maka Ho ditolak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Pengembangan Agribisnis Perdesaan (X2) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Usaha Tani (Y).

3. Untuk variabel Pengembangan Keuangan Mikro (X3) diperoleh nilai t hitung (4,081) > t tabel (1,99) maka Ho ditolak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Pengembangan Keuangan Mikro (X3) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Usaha Tani (Y).

4. Untuk variabel Penilaian Terhadap Pendampingan (X4) diperoleh nilai t hitung (2,687) > t tabel (1,99) maka Ho ditolak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Penilaian Terhadap Pendampingan (X4) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Usaha Tani (Y).

4.1.8 Analisis Korelasi Berganda dan Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui hubungan secara bersama-sama antara campus comunity terhadap loyalitas p digunakan analisis korelasi berganda (R).

Berdasarkan hasil output software SPSS, diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,805. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara Kesesuaian Perencanaan dengan Kegiatan Usaha Tani, Pengembangan Agribisnis Perdesaan, Pengembangan Keuangan Mikro dan Penilaian Terhadap Pendampingan dengan Kinerja Usaha Tani. Koefisien determinasi sebesar 64,8% menunjukkan bahwa Kesesuaian Perencanaan dengan Kegiatan Usaha Tani, Pengembangan Agribisnis Perdesaan, Pengembangan Keuangan Mikro dan Penilaian Terhadap Pendampingan terhadap Kinerja Usaha Tani sebesar 64,8% sedangkan sisanya sebesar 35,2% merupakan kontribusi variabel lain selain Kesesuaian Perencanaan dengan Kegiatan Usaha Tani, Pengembangan Agribisnis Perdesaan, Pengembangan Keuangan Mikro dan Penilaian Terhadap Pendampingan.

Selanjutnya adalah menganalisis korelasi parsial yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan masing-masing variabel bebas dengan variabel tidak bebas. Besarnya masing-masing pengaruh Kesesuaian Perencanaan dengan Kegiatan Usaha Tani, Pengembangan Agribisnis Perdesaan, Pengembangan Keuangan Mikro dan Penilaian Terhadap Pendampingan terhadap kinerja usaha tani dapat dilihat pada Tabel 4.63 dan Lampiran 29-33

Tabel 4.63 Korelasi Parsial Variabel X terhadap Y Variabel Standardized Coefficients Correlations Zero-order Besarnya Pengaruh Secara Parsial Besarnya Pengaruh Secara Parsial (%) X1 0,343 0,639 0,219 21,9 X2 0,245 0,536 0,131 13,1 X3 0,290 0,514 0,149 14,9 X4 0,232 0,639 0,148 14,8 Pengaruh Total 0,647 64,8

Korelasi parsial diperoleh dengan mengalikan standardized coefficient beta dengan zero-order. Berdasarkan perhitungan tersebut di atas maka besarnya pengaruh kesesuaian perencanaan dengan kegiatan usaha tani (X1) terhadap kinerja usaha tani adalah sebesar 21,9%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besarnya kontribusi kesesuaian perencanaan dengan kegiatan usaha tani (X1) berpengaruh secara parsial dan langsung mempengaruhi kinerja usaha tani (Y) adalah sebesar 21,9%. Besarnya pengaruh pengembangan agribisnis perdesaan (X2) terhadap kinerja usaha tani adalah sebesar 13,1%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besarnya kontribusi pengembangan agribisnis perdesaan (X2) berpengaruh secara parsial dan langsung mempengaruhi kinerja usaha tani (Y) adalah sebesar 13,1%. Besarnya pengaruh pengembangan keuangan mikro (X3) terhadap kinerja usaha tani adalah sebesar 14,9%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besarnya kontribusi pengembangan keuangan mikro (X3) berpengaruh secara parsial dan langsung mempengaruhi kinerja usaha tani (Y) adalah sebesar 14,9%. Besarnya pengaruh penilaian terhadap pendampingan (X4) terhadap kinerja usaha tani adalah sebesar 14,8%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besarnya kontribusi penilaian terhadap pendampingan (X4) berpengaruh secara parsial yang langsung mempengaruhi kinerja usaha tani (Y) adalah sebesar 14,8%.

Berdasarkan penjelasan di atas, secara total keseluruhan pengaruh kesesuaian perencanaan dengan kegiatan usaha tani (X1), pengembangan agribisnis perdesaan (X2), pengembangan keuangan mikro (X3), penilaian terhadap pendampingan (X4) terhadap kinerja usaha tani (Y) secara bersama-

sama adalah sebesar 64,8%. Hal ini pun dapat dilihat dari koefisien determinasinya.

4.2 Pembahasan

Hasil kajian yang diawali dengan pengumpulan data sampai dengan pengujian hipotesis telah dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya yang merupakan upaya untuk memecahkan masalah pokok yang dirumuskan dalam kajian ini dilihat dari pendekatan statistik. Langkah selanjutnya yaitu menginterpretasikan hasil-hasil perhitungan statistik ke dalam bentuk deskripsi mengenai masalah yang diteliti/dikaji.

Sub bab pada pembahasan kajian ini mengacu pada maksud dan tujuan kajian yaitu untuk menganalisis dan menguji hipotesis kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan kegiatan usaha tani, pengembangan agribisnis perdesaan, pengembangan keuangan mikro dan penilaian terhadap pendampingan terhadap kinerja usaha tani pada gapoktan penerima bantuan PUAP di Kabupaten Lampung Selatan secara simultan dan parsial. Penjelasan dalam sub bab pembahasan ini tetap mengacu pada hasil analisis data pengujian hipotesis statistik yang telah dilakukan, juga didukung dengan pedoman umum dan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan serta teori-teori yang menjelaskan rasionalitas dari hasil kajian ini.

Berdasarkan akumulasi jawaban responden terhadap 10 (sepuluh) item pertanyaan diperoleh nilai 3367 atau 78,30% dari 4300 sebagai skor ideal yang diharapkan. Berdasarkan kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan kegiatan usaha tani para anggota kelompok gapoktan penerima bantuan PUAP di Kabupaten Lampung Selatan berarti pada umumnya responden telah mengetahui tujuan dari adanya bantuan PUAP tersebut. Dalam pelaksanaannya anggota kelompok telah memanfaatkan bantuan tersebut dalam bidang usaha agribisnis pertanian, sesuai dengan perencanaan sebelumnya.

Berdasarkan akumulasi jawaban responden terhadap 10 (sepuluh) item pertanyaan diperoleh nilai 2998 atau 69,72% dari 4300 sebagai skor ideal yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan agribisnis perdesaan

bagi para anggota kelompok gapoktan penerima bantuan PUAP di Kabupaten Lampung Selatan pada umumnya telah mampu untuk memberikan jaminan keberlangsungan usaha dan meningkatkan hasil produksi petani. Dengan adanya PUAP sebagian besar petani telah mampu untuk meningkatkan modal usaha anggota terutama yang bergerak di bidang perdagangan saprodi. Demikan pula halnya dengan usaha anggota kelompok di bidang pengolahan hasil pertanian, telah mampu memberikan nilai tambah bagi anggota kelompok gapoktan.

Berdasarkan akumulasi jawaban responden terhadap 10 (sepuluh) item pertanyaan diperoleh nilai 3244 atau 75,44% dari 4300 sebagai skor ideal yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa dari pengembangan keuangan mikro pada kelompok gapoktan penerima bantuan PUAP di Kabupaten Lampung Selatan pada umumnya telah terjadi peningkatan modal kelompok serta berjalannya usaha simpan pinjam kelompok sebagai cikal bakal tumbuhnya lembaga keuangan mikro agribisnis.

Berdasarkan akumulasi jawaban responden terhadap 10 (sepuluh) item pertanyaan diperoleh nilai 3313 atau 77,05% dari 4300 sebagai skor ideal yang diharapkan. Hal ini berarti bahwa pendampingan pada gapoktan penerima bantuan PUAP di Kabupaten Lampung Selatan pada umumnya dinilai cukup tinggi, dengan telah dilakukannya sosialisasi serta pembinaan yang intensif oleh Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani kepada Gapoktan penerima PUAP.

Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa keseuaian perencanaan dengan pelaksanaan kegiatan usaha tani, pengembangan agribisnis perdesaan, pengembangan keuangan mikro, penilaian terhadap pendampingan berpengaruh secara keseluruhan terhadap kinerja usaha tani pada gapoktan penerima bantuan PUAP di Kabupaten Lampung Selatan, dan besarnya pengaruh keseuaian perencanaan dengan pelaksanaan kegiatan usaha tani (X1), pengembangan agribisnis perdesaan (X2), pengembangan keuangan mikro (X3), penilaian terhadap pendampingan (X4) terhadap kinerja usaha tani (Y) adalah sebesar 64,8%.

Berdasarkan perhitungan statistik diperoleh besarnya pengaruh kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan kegiatan usaha tani (X1) terhadap kinerja usaha tani adalah sebesar 21,9%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besarnya kontribusi kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan kegiatan usaha tani (X1) berpengaruh secara parsial yang langsung mempengaruhi kinerja usaha tani (Y) adalah sebesar 21,9%.

Hasil kajian ini diperoleh bahwa kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan kegiatan usaha tani berpengaruh secara parsial terhadap kinerja usaha tani pada gapoktan penerima bantuan PUAP di Kabupaten Lampung Selatan. Dari hasil kajian ini dapat dinyatakan bahwa semakin sesuai pelaksanaan kegiatan terhadap perencanaan yang telah dibuat akan menyebabkan semakin tingginya kinerja usaha tani gapoktan.

Berdasarkan perhitungan statistik diperoleh besarnya pengaruh pengembangan agribisnis perdesaan (X2) terhadap kinerja usaha tani adalah sebesar 13,1%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besarnya kontribusi pengembangan agribisnis perdesaan (X2) berpengaruh secara parsial, yang langsung mempengaruhi kinerja usaha tani (Y) adalah sebesar 13,1%.

Hasil kajian ini diperoleh bahwa pengembangan agribisnis perdesaan berpengaruh secara parsial terhadap kinerja usaha tani pada gapoktan penerima bantuan PUAP di Kabupaten Lampung Selatan. Dari hasil kajian ini dapat dinyatakan bahwa semakin berkembangnya usaha agribisnis anggota kelompok yang ditandai dengan peningkatan hasil produksi, munculnya diversifikasi produk pengolahan hasil pertanian yang memberikan nilai tambah bagi petani menandakan kinerja usaha tani semakin baik dan meningkat.

Berdasarkan perhitungan statistik diperoleh besarnya pengaruh pengembangan keuangan mikro (X3) terhadap kinerja usaha tani adalah sebesar 14,9%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besarnya kontribusi pengembangan keuangan mikro (X3) berpengaruh secara parsial yang langsung mempengaruhi kinerja usaha tani (Y) adalah sebesar 14,9%.

Hasil kajian ini diperoleh bahwa pengembangan keuangan mikro berpengaruh secara parsial terhadap kinerja usaha tani pada gapoktan penerima

bantuan PUAP di Kabupaten Lampung Selatan. Dari hasil kajian ini dapat dinyatakan bahwa dengan munculnya lembaga keuangan mikro dalam bentuk usaha simpan pinjam sederhana yang dikelola oleh anggota kelompok sendiri sebagai upaya untuk pemenuhan ketersediaan modal bagi anggotanya menandakan kinerja usaha dari Gapoktan penerima PUAP telah semakin baik dan meningkat.

Berdasarkan perhitungan statistik diperoleh besarnya pengaruh penilaian terhadap pendampingan (X4) terhadap kinerja usaha tani adalah sebesar 14,8%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besarnya kontribusi penilaian terhadap pendampingan (X4) berpengaruh secara parsial yang langsung mempengaruhi kinerja usaha tani (Y) adalah sebesar 14,8%.

Hasil kajian ini menunjukkan bahwa penilaian terhadap pendampingan berpengaruh secara parsial terhadap kinerja usaha tani pada gapoktan penerima bantuan PUAP di Kabupaten Lampung Selatan. Dari hasil kajian ini dapat dinyatakan bahwa semakin baik dan berperan aktifnya Penyuluh Pendamping serta Penyelia Mitra Tani dalam melakukan sosialisasi serta pembinaan terhadap kelompok/Gapoktan binaannya, akan memberikan dampak meningkatnya kinerja usaha tani gapoktan.

1. Kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan kegiatan usaha tani, pengembangan agribisnis perdesaan, pengembangan keuangan mikro, serta penilaian terhadap Pendampingan memberikan pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap kinerja usaha tani di Kabupaten Lampung Selatan sebesar 64,8%, Sedangkan sisanya sebesar 35,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti dalam kajian ini.

2. Hasil analisis menunjukkan bahwa setelah adanya bantuan program PUAP kinerja usaha kecil pertanian di Kabupaten Lampung selatan menjadi lebih efektif hal tersebut ditandai dengan

a. Penyaluran dan pemanfaatan bantuan yang telah sesuai dengan perencanaan ditandai dengan telah dimanfaatkannya bantuan modal tersebut untuk usaha di bidang pertanian sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

b. Berkembangnya usaha agribisnis perdesaan dengan meningkatknya hasil produktivitas pertanian tanaman pangan terutama padi, terjadinya peningkatan modal untuk anggota yang berusaha di bidang perdagangan saprodi, munculnya bidang usaha pengolahan hasil produksi pertanian seperti kripik pisang dan singkong.

c. Terjadinya pengembangan keuangan mikro yang ditandai dengan pemupukan modal kelompok, terutama untuk simpan pinjam, meskipun lembaga keuangan mikro tersebut masih sangat sederhana sebagai cikal bakal tumbuhnya lembaga keuangan mikro.

d. Peranan pendamping dan PMT yang telah memberikan sosialisasi dan pembinaan kepada kelompok tani/Gapoktan terutama untuk administrasi kelompok yang lebih baik.

3. Kinerja usaha kecil pertanian mengalami peningkatan dan menjadi lebih baik setelah adanya penyaluran bantuan permodalan melalui Program PUAP, namun masih terdapat beberapa permasalahan yang terjadi antara lain belum seluruh anggota kelompok mendapatkan bantuan permodalan, masih adanya tunggakan pinjaman anggota kelompok yang melewati batas waktu perjanjian dengan

maupun PMT secara tertib setiap bulannya yang harus dilaporkan kepada Direktorat Pembiayaan, PMT belum memfasilitasi kemitraan usaha dengan pelaku agribisnis.

5. 2Saran

1. Perlu dilakukan evaluasi oleh Direktorat Pembiayaan setiap semester terhadap kinerja dari gapoktan yang telah mendapatkan bantuan melalui program PUAP. 2. Dalam upaya untuk meningkatkan kinerja penyuluh pendamping serta Penyelia

Mitra Tani (PMT), Direktorat Pembiayaan bersama Biro Organisasi dan Kepegawaian Kementerian Pertanian perlu melakukan evaluasi setiap semester serta menetapkan indikator penilaian kinerja Penyuluh Pendamping dan PMT, serta menginstruksikan kepada PMT untuk memfasilitasi kemitraan usaha antara Gapoktan dengan pelaku usaha agribisnis yang lebih maju.

3. Kegiatan usaha tani perlu dilaksanakan oleh Gapoktan agar disesuaikan dengan Rencana Usaha yang telah dibuat, selain itu perlu dibuat aturan dalam kelompok berupa sanksi dan denda terhadap anggota kelompok menunggak pinjaman melewati batas waktu pinjaman yang ditetapkan sesuai perjanjian sehingga menghambat anggota lain untuk memanfaatkan modal tersebut yang belum mendapatkan giliran

4. Kepada Gapoktan dan PMT agar secara rutin setiap bulannya membuat laporan perkembangan usaha dan dilaporkan kepada Direktorat Pembiayaan, sehingga dapat dievaluasi perkembangan kegiatannya.

5. Perlu dianalisis lebih lanjut kontribusi dari setiap pertanyaan terhadap variabel kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan kegiatan usaha tani (X1), pengembangan agribisnis perdesaan (X2), pengembangan keuangan mikro (X3), serta penilaian terhadap Pendampingan (X4).

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2009. Berita Resmi Statistik No.43/07/Th.XII, 1 Juli 2009. Jakarta

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Selatan. 2010a. Statistik Daerah Kabupaten Lampung Selatan 2010. Kalianda

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Selatan. 2010b. Lampung Selatan dalam Angka, Lampung Selatan In Figures 2010. Kalianda

Cunningham, W.G. 1982. Partial Book Review: Perspektif Ekonomi dalam Perencanaan Pendidikan. Mayfield Publishing Company USA. Hal 3-26. Danfar. 2009. Education, Business, Communication, and Information. Majalah

Manajemen Pemasaran. Edisi Maret.

[Deptan] Departemen Pertanian. 2006. Bahan Rapat Kerja dengan Dewan Perwakilan Daerah – Republik Indonesia (DPD-RI), tanggal 19 Juni 2006. Jakarta

Green Blue Pinishi. 2009. Pendampingan dalam Pemberdayaan Masyarakat. Pelita Ilmu. Jakarta

Herujito, Y.M. 2001. Dasar-Dasar Manajemen. Grasindo. Jakarta

Hidayat, W.A. 2007. Analisa Kredit Macet Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Sentra Konveksi Ulu Jami Semarang, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Semarang

Indriantoro, N dan Supomo, B. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE - Yogyakarta

Inspektorat Jenderal. 2010. Laporan Hasil Pengawalan PUAP Tahun Anggaran 2009. Departemen Pertanian. Jakarta

Kaplan, M. R, dan Saccuzzo, P. D, 1993. Phsycological Testing Principles, Application, and Issues; Brooks/Cole Publishing Company, Pacific Grove. California

Kurniawan, H. 2010. UKM: Ciri-ciri, Kelemahan dan Kekuatan yang Dimilikinya. Arrahman. Jakarta

Lampiran Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 16/Permetan/OT.140/2/2008 tanggal 11 Pebruari 2008. Jakarta

Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005. Tentang Desa. Jakarta

Prihartono M.K. 2009. Dampak Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan terhadap Kinerja Gapoktan dan Pendapatan Anggota Gapoktan,

Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. 2010. Evaluasi dan Penyusunan Desa Calon Lokasi Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) 2010, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. Bogor

Pusat Pembiayaan. 2009a. Laporan Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Kementerian Pertanian. Jakarta

Pusat Pembiayaan. 2009b. Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Kementerian Pertanian. Jakarta

Pusat Pembiayaan. 2009c. Petunjuk Teknis Verifikasi Dokumen Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Kementerian Pertanian. Jakarta

Pusat Pembiayaan. 2010a. Laporan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Tahun 2008-2009, Kementerian Pertanian. Jakarta

Pusat Pembiayaan. 2010b. Petunjuk Teknis Pemeringkatan (Rating) Gapoktan PUAP Menuju LKM-A. Kementerian Pertanian. Jakarta

[Pusdiklat BPKP] Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 2002. Sistem Pengendalian Manajemen. Diklat Anggota Tim Auditor Ahli. BPKP. Jakarta

Riduwan dan Kuncoro, E.A, 2008, Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis), CV.Alfabeta. Bandung

Rivai, R.S. Suradisastra, K. Sadra, D. K. 2010. Proposal Evaluasi dan Penyusunan Desa Calon Lokasi Pengembangan Usaha Agribisnis (PUAP), Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian. Bogor

Saksono, P.B. 1984, Manajemen Pemasaran. Erlangga.Jakarta.

Simatupang, P. Sudaryanto, T. Kariyasa, K. 2005. Konsep Sistem Usaha Pertanian, serta Peranan Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian (BPTP) dalam Rekayasa Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor

Singarimbun, M dan Effendi, S. 1995. Metode Penelitian Survai, Edisi Revisi, LP3ES. Jakarta

Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor

Umar, H. 2008. Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan, Raja Grafindo Persada. Jakarta

Uji Asumsi Klasik

Dokumen terkait