• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

C. Analisis Data

4. Uji Hipotesis

a. Uji t atau Uji Parsial

Uji t digunakan untuk membuktikan signifikan atau tidaknya pengaruh variabel bebas (dependen) terhadap variabel tak bebas (independen) secara individual (parsial). Jika thitung > ttabel pada tingkat signifikansi 5% atau 0,05 maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) (Asnawi dan Masyhuri, 2011:182-183).

b. Uji F atau Uji Simultan

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Asnawi dan Masyhuri, 2011:182). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independent yang terdapat di dalam model secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel independen. Dengan tingkat signifikansi 0,05, jika Fhitung > Ftabel maka berarti bahwa masing-masing variabel independent berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependent. Dan sebaliknya, apabila Fhitung < Ftabel maka berarti bahwa masing-masing variabel independent tidak berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependent.

70 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Sejarah Perusahaan 1. Gambaran Umum

Lapau Cokelat Malibou merupakan suatu perusahaan pengolahan cokelat yang memproduksi berbagai macam produk olahan cokelat baik murni maupun campuran. Usaha ini dirintis oleh Ibu HJ. Usnaiti. Lapau Cokelat Malibou didirikan pada tanggal 24 januari 2012. Perusahaan ini dahulu berlokasi di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dan pada tahun 2018 berpindah ke Guguak, Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat. Perusahaan ini bermula dari sebuah UKM (Usaha Kecil Menengah) yang didirikan dengan tujuan untuk memajukan perekonomian petani sekitar Kabupaten Padang Pariaman.

Perkembangan bisnis yang semakin berjalan membuat perusahaan ini mampu menghasilkan ribuan kilo produk olahan cokelat. Produk-produk yang dihasilkan oleh Lapau Cokelat Malibou berupa cokelat bubuk dan batangan, adapun produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini yaitu bubuk 3 in 1, cocoa powder, bar milk chocolate, bar dark chocolate, dan cocoa butter. Lapau Cokelat Malibou memiliki motto yaitu “its chocolate not sugar”. Perusahaan ini sangat menjunjung tinggi kualitas dari produk hasil olahannya agar mampu menghasilkan produk yang berkualitas baik dan mampu memberikan efek kesehatan bagi para konsumennya. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya proses pengolahan yang sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia). Sekarang nama perusahaan yaitu CV. Nauli Perdana.

2. Visi dan Misi a. Visi

Membantu para petani kakao mendapatkan nilai jual kakao yang layak, meningkatkan lapangan pekerjaan untuk warga sekitar, serta memajukan olahan cokelat lokal yang terjamin kualitas dan mutunya.

b. Misi

1) Memberikan edukasi kepada para petani untuk menghasilkan biji kakao yang baik dan berkualitas.

2) Memberikan pelatihan kepada staff produksi agar menghasilkan produk yang bermutu dan berkualitas.

3) Melakukan promosi dan memberika pengetahuan tentang cokelat kepada warga sekitar dan klien.

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan struktur fungsional dalam suatu organisasi yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan bersama. Struktur organisasi yang baik dibuat sesuai dengan kebutuhan. Setiap organisasi yang dilaksanakan selalu berhubungan dengan struktur organisasi yang dibentuk agar menciptakan suatu pola dapat mempertinggi efisiensi kerja, dan menciptakan hubungan baik antar bagian dari kelompok kerja tersebut. Berikut adalah struktur organisasi yang dimiliki oleh Lapau Cokelat malibou:

a. Ketua

Ketua bertanggung jawab terhadap kelangsungan industri serta memimpin jalannya suatu industri. Pemimpin dalam suatu badan usaha bertugas mengawasi serta melakukan kontrol terhadap kinerja karyawannya. Ketua juga bertugas membuat rencana jangka panjang dan jangka pendek untuk keberlangsungan usaha. Ketua perusahaan ini yaitu Septiani Nauli Simamora, S.E, BBA (Hons).

b. Sekretaris dan Bendahara (SEKBEN)

Sekben bertugas untuk membantu ketua mengatur semua pembukuan, surat menyurat, mengatur semua aliran dana industri, membuat budget serta membuat laba-rugi industri. Sekben juga bertanggung jawab terhadap pembayaran pajak industri, dan mempertanggung jawabkannya pada ketua.

c. Produksi

Bagian produksi bertanggung jawab dalam pelaksanakan proses produksi yang ada pada CV. Nauli Perdana (Lapau Cokelat Malibou) termasuk pengoperasian mesin penunjang produksi. Ruang lingkup bagian produksi meliputi penjemuran biji, sortasi, penyangraian, pemisahan kulit biji, pembuatan pasta kasar, pembuatan pasta halus, ekstraksi lemak kakao, mebuatan bubuk kakao, pembuatan coklat

Ketua

Sekretaris dan Bendahara (SEKBEN)

Pengemasan Pemasaran

batangan serta pembuatan bubuk 3 in 1. CV. Nauli Perdana (Lapau Cokelat Malibou) memiliki 7 orang anggota bagian produksi.

d. Pengemasan

Bagian pengemasan bertugas untuk mengemas produk-produk yang dihasilkan. Proses pengemasan dimulai dari penyiapan bahan kemasan, pemasangan label, penimbangan dan sealing. CV. Nauli Perdana (Lapau Cokelat Malibou )memiliki 2 orang bagian pengemasan.

e. Penggudangan

Bagian penggudangan betugas untuk mengecek jumlah produk yang terisa digudang, serta jumlah produk yang masuk dan keluar dari gudang. CV. Nauli Perdana (Lapau Cokelat Malibou) memiliki 2 orang anggota bagian penggudangan.

f. Pemasaran

Bagian pemasaran bertugas untuk mengenalkan dan mempromosikan produk-produk dari CV. Nauli Perdana (Lapau Cokelat Malibou) dalam acara-acara kedaerahan, stan dan perlombaan. Bagian Pemasaran juga bertugas mengirimkan barang pada dsitributor dan melakukan penitipan barang pada minimarket-minimarket dan sekolah-sekolah sekitar CV. Nauli Perdana (Lapau Cokelat Malibou). CV. Nauli Perdana (Lapau Cokelat Malibou) memiliki 4 orang anggota bagian pemasaran.

B. Analisis Deskriptif Data Penelitian

Penelitian ini membahas tentang pengaruh Total Quality Management terhadap kinerja operasional pada Lapau Cokelat Malibou Anai Resort Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian ini memiliki 18 orang responden yang merupakan karyawan dari Lapau Cokelat Malibou. Kuesioner penelitian ini disebarkan sejak tanggal 10 Februari 2020 sampai dengan 11 Februari 2020 sebanyak 18 kuesioner.

Indikator kuesioner yang diujikan dari 61 pernyataan dibagi dalam 5 bagian. Bagian pertama tentang kepuasan pelanggan, bagian kedua tentang pemberdayaan karyawan, bagian ketiga tentang manajemen berdasarkan fakta, bagian keempat perbaikan berkesinambungan dan bagian kelima kinerja operasional.

C. Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi semua variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual terdistribusi secara normal. (Priyatno, 2014: 90)

Uji normalitas diujikan pada masing-masing variabel penelitian yang meliputi: kepuasan pelanggan, pemberdayaan karyawan, manajemen berdasarkan fakta, perbaikan berkesinambungan dan kinerja operasional. Pengujian normalitas menggunakan kolmogrov-smirnov dan untuk perhitungannya menggunakan SPSS 22 for windows. Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai signifikasi lebih besar dari 0,05. Hasil uji normalitas untuk masing-masing variabel dan variabel penelitian disajikan berikut ini:

Tabel 4. 1 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 18

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std.

Deviation 3,47171975 Most Extreme Differences Absolute ,127

Negative -,127

Test Statistic ,127

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance. Sumber: data primer (diolah) menggunakan SPSS 22

Dari Tabel 4.5 hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikan (Asymp. Sig. 2-tailed) mempunyai nilai sebesar 0,200 karena signifikansi lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.

Uji normalitas yang dilakukan dengan melihat grafik Normal P-P Plot Of Regression Residual yang dapat dilihat melalui grafik dibawah ini:

Gambar 4. 1

Hasil Uji Normalitas Grafik Normal P-P Plot

Sumber: data primer (diolah) menggunakan SPSS 22

Berdasarkan gambar 4.1 uji normalitas dengan menggunakan Grafik Normal P-P Plot terlihat bahwa data tersebar disekitar garis diagonal, mengikuti garis diagonal dan menyebar disepanjang garis

histogramnya. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian memiliki pola distribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heterokedastisitas dengan metode Scatterplot yaitu dengan melihat sebaran pola titik pada Scatterplot Regresi. Heteroskedastisitas tidak terjadi jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka nol. (Priyatno, 2014: 108)

Gambar 4. 2

Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber: data primer (diolah) menggunakan SPSS 22

Pada gambar 4.2 diatas dapat dilihat bahwa penyebaran titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas berada di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas artinya antar variabel independen yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna diantara variabel bebasnya. Konsekuensi adanya multikolinearitas adalah koefisien korelasi tidak tertentu dan kesalahan yang sangat besar. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF (variance inflaction factor) dan tolerance. Apabila nilai VIF kurang dari 10 dan tolerance lebih dari 0,10, maka tidak terjadi multikolinearitas, sebaliknya terjadi multikolinearitas antar variabel independen apabila nilai besar dari 10 dan tolerance kurang dari 0,10. (Priyatno, 2014: 103)

Hasil uji multikolinearitas untuk regresi pada penelitian ini disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. 2

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) Kepuasan Pelanggan ,277 3,607 Pemberdayaan Karyawan ,193 5,186

Manajemen Berdasarkan Fakta ,245 4,076

Perbaikan Berkesinambungan ,310 3,225 a. Dependent Variable: Kinerja Operasional

Sumber: data primer (diolah) menggunakan SPSS 22

Dari tabel 4.6 di atas memperlihatkan nilai tolerance dan VIF dari semua variabel bebas. Nilai tolerance yang didapat yaitu variabel kepuasan pelanggan 0,277, pemberdayaan karyawan 0,193, manajemen berdasarkan fakta 0,245, dan perbaikan berkesinambungan 0,310. Masing-masing variabel independen memiliki nilai tolerance besar dari 0,10.

Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF besar dari 10 dimana variabel kepuasan pelanggan memiliki nilai VIF yaitu 3,607, pemberdayaan karyawan memiliki nilai VIF yaitu 5,186, manajemen berdasarkan fakta memiliki nilai VIF yaitu 4,076, dan perbaikan berkesinambungan memiliki nilai VIF yaitu 3,225. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi.

2. Regresi Linear Berganda

Uji regresi linear berganda berfungsi untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil analisis regresi linear berganda yang penulis teliti terdapat pada tabel 4.7 sebagai berikut :

Tabel 4. 3

Hasil Uji Regresi Linear Berganda Coefficientsa Model Unstandardize d Coefficients Standard ized Coeffici ents t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolera nce VIF 1 (Constant) 9,988 9,686 1,031 ,321 Kepuasan Pelanggan -,188 ,382 -,084 -,492 ,631 ,277 3,607 Pemberdayaan Karyawan ,995 ,382 ,533 2,609 ,022 ,193 5,186 Manajemen Berdasarkan Fakta 1,053 ,331 ,577 3,184 ,007 ,245 4,076 Perbaikan Berkesinambu ngan -,088 ,262 -,054 -,334 ,743 ,310 3,225

a. Dependent Variable: Kinerja Operasional

Hasil analisis regresi linear berganda tersebut jika dijadikan kedalam persamaan adalah:

Y = 9,988 – 0,188X1 + 0,995X2 + 1,053X3 – 0,088X4 + e Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Besarnya nilai konstanta (a), yakni 9,988 dapat diartikan bahwa apabila semua variabel independen (kepuasan pelanggan, pemberdayaan karyawan, manajemen berdasarkan fakta dan perbaikan berkesinambungan) bernilai 0 (nol), maka kinerja operasional sebesar 9,988.

b. Besarnya nilai koefisien b1 yang merupakan koefisien regresi dari kepuasan pelanggan (X1) yakni -0,188 yang artinya mempunyai pengaruh negatif terhadap kinerja operasional (Y), apabila variabel kepuasan pelanggan (X1) bertambah satu satuan, maka kinerja operasional (Y) akan mengalami penurunan sebesar -0,188 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya tetap atau konstan.

c. Besarnya nilai koefisien b2 yang merupakan koefisien regresi dari pemberdayaan karyawan (X2) yakni sebesar 0,995 yang artinya mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja operasional (Y), apabila variabel pemberdayaan karyawan (X2) bertambah satu satuan, maka kinerja operasional (Y) juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,995 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya tetap atau konstan. Jika pemberdayaan karyawan meningkat, maka kinerja operasional pada Lapau Cokelat Malibou Anai Resort Kab. Padang Pariaman juga akan meningkat.

d. Besarnya nilai koefisien b3 yang merupakan koefisien regresi dari manajemen berdasarkan fakta (X3) yakni sebesar 1,053 yang artinya mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja operasional (Y), apabila variabel manajemen berdasarkan fakta (X3) bertambah satu satuan, maka kinerja operasional (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 1,053 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya tetap atau konstan. Jika manajemen berdasarkan fakta meningkat, maka kinerja operasional

pada Lapai Cokelat Malibou Anai Resort Kab. Padang Pariaman juga akan meningkat.

e. Besarnya nilai koefisien b4 yang merupakan koefisien regresi dari perbaikan berkesinambungan (X4) yakni sebesar –0,088 yang artinya mempunyai pengaruh negatif terhadap kinerja operasional (Y), apabila variabel perbaikan berkesinambungan (X4) bertambah satu satuan, maka kinerja operasional (Y) juga akan mengalami penurunan sebesar –0,088 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya tetap atau konstan.

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan suatu alat untuk suatu alat untuk mengukur besarnya persentase pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi berkisar antara angka 0 sampai 1, besarnya koefisien determinasi mendekati angka 1, maka semakin besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut di bawah ini tabel hasil koeefisien determinasi :

Tabel 4. 4

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,946a ,895 ,863 3,291

a. Predictors: (Constant), Perbaikan Berkesinambungan, Kepuasan Pelanggan, Manajemen Berdasarkan Fakta, Pemberdayaan Karyawan b. Dependent Variable: Kinerja Operasional

Sumber: Data primer (diolah) menggunakan SPSS 2

Tabel. 4.8 di atas menunjukkan bahwa angka R Square sebesar 0,895 atau 89,5%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase pengaruh variabel independen yaitu Total Quality Management yang terdiri dari aspek kepuasan pelanggan, pemberdayaan karyawan, manajemen berdasarkan fakta dan perbaikan berkesinambungan terhadap Kinerja Operasional adalah sebesar 89,5%, sedangkan sisanya yaitu 10,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

4. Uji Hipotesis

Perumusan hipotesis yang diuji dengan tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 5% atau α = 0,05 maka hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Uji t atau Uji Parsial

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh secara parsial atau tidak terhadap variabel dependen. Apabila nilai thitung > ttabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

Tabel 4. 5 Hasil Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Stand ardize d Coeffi cients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolera nce VIF 1 (Constant) 9,988 9,686 1,031 ,321 Kepuasan Pelanggan -,188 ,382 -,084 -,492 ,631 ,277 3,607 Pemberdaya an Karyawan ,995 ,382 ,533 2,609 ,022 ,193 5,186 Manajemen Berdasarkan Fakta 1,053 ,331 ,577 3,184 ,007 ,245 4,076 Perbaikan Berkesinamb ungan -,088 ,262 -,054 -,334 ,743 ,310 3,225

a. Dependent Variable: Kinerja Operasional

Sumber: data primer (diolah) menggunakan SPSS 22

Dari tabel 4.9 didapatkan thitung dari masing-masing variabel bebas. Selanjutnya thitung penelitian dibandingkan dengan ttabel, dalam pengujian digunakan tingkat kesalahan atau alpha sebesar 0,05 atau 5% : 2 = 0,025

(uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) = n-k-1= 18-4-1 = 13, diperoleh ttabel = 2,160. Dari tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Kepuasan Pelanggan

Hasil uji t untuk variabel kepuasan pelanggan (X1) diperoleh thitung sebesar -0,492 dan ttabel 2,160, karena thitung < ttabel (-0,492 < 2,160), sedangkan untuk nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,631 > 0,05). Maka H1 ditolak. Jadi dapat disimpulkan kepuasan pelanggan tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja operasional pada Lapau Cokelat Malibou Anai Resort Kabupaten Padang Pariaman. 2) Pemberdayaan Karyawan

Hasil uji t untuk variabel pemberdayaan karyawan (X2) diperoleh thitung sebesar 2,609 dan ttabel 2,160, karena thitung > ttabel

(2,609 > 2,160), sedangkan untuk signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,022 < 0,05). Maka H2 diterima, artinya bahwa aspek pemberdayaan karyawan berpengaruh secara parsial terhadap kinerja operasional. Jadi pemberdayaan karyawan yang dilakukan oleh Lapau Cokelat Malibou Anai Resort Kabupaten Padang Pariaman Mempengaruhi Kinerja Operasional.

3) Manajemen Berdasarkan Fakta

Hasil uji t untuk variabel manajemen berdasarkan fakta (X3) diperoleh thitung sebesar 3,184 dan ttabel 2,160, karena thitung > ttabel

(3,184 > 2,160), sedangkan untuk signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,007 < 0,05). Maka H3 diterima, artinya bahwa aspek manajemen berdasarkan fakta berpengaruh secara parsial terhadap kinerja operasional. Jadi manajemen berdasarkan fakta yang dilakukan oleh Lapau Cokelat Malibou Anai Resort Kabupaten Padang Pariaman Mempengaruhi Kinerja Operasional.

4) Perbaikan Berkesinambungan

Hasil uji t untuk variabel perbaikan berkesinambungan (X4) diperoleh thitung sebesar -0,334 dan ttabel 2,160, karena thitung < ttabel (-0,334 < 2,160), sedangkan untuk nilai signifikansi lebih besar dari

0,05 (0,743 > 0,05). Maka H4 ditolak. Jadi dapat disimpulkan perbaikan berkesinambungan tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja operasional pada Lapau Cokelat Malibou Anai Resort Kabupaten Padang Pariaman.

b. Uji F atau Uji Simultan

Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh variabel independen yaitu (Total Quality Management) yang terdiri dari aspek kepuasan pelanggan, pemberdayaan karyawan, manajemen berdasakan fakta dan perbaikan berkesinambungan secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap variabel dependen (Kinerja Operasional) pada Lapau Cokelat Malibou. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka model regresi signifikan secara statistik.

Tabel 4. 6 Hasil Uji F

ANOVAa Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1203,164 4 300,791 27,765 ,000b Residual 140,836 13 10,834

Total 1344,000 17

a. Dependent Variable: Kinerja Operasional

b. Predictors: (Constant), Perbaikan Berkesinambungan, Kepuasan Pelanggan, Manajemen Berdasarkan Fakta, Pemberdayaan Karyawan

Sumber: Data primer (diolah) menggunakan SPSS 22)

Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa perolehan Fhitung sebesar 27,765 dengan taraf signifikansi yaitu 0,000. Selanjutnya Fhitung penelitian dibandingkan dengan Ftabel. Ftabel = F (k;n-k) = F (4;14) = 3,11 dalam pengujian digunakan tingkat kesalahan atau alpha sebesar 0,05 jadi, diperoleh Ftabel = 3,11. Dapat diketahui Fhitung > Ftabel (27,765 > 3,11) dengan signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel kepuasan pelanggan (X1), pemberdayaan karyawan (X2), manajemen berdasarkan fakta (X3) dan perbaikan

berkesinambungan (X4) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja operasional (Y), sehingga H5 diterima. Jadi, Total Quality Management yang terdiri dari aspek kepuasan pelanggan (X1), pemberdayaan karyawan (X2), manajemen berdasarkan fakta (X3) dan perbaikan berkesinambungan (X4) berpengaruh secara simultan terhadap kinerja operasional pada Lapau Cokelat Malibou Anai Resort Kabupaten Padang Pariaman.

Dokumen terkait