• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN

C. Analisis Data

2. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan teknik korelasi

Spearman’s Rho. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan yang positif dan signifikan antara stres akademik dengan perilaku merokok pada mahasiswa. Adapun tabel koefisien korelasinya sebagai berikut (Arikunto, 2014: 319):

90

Tabel 4.15

Tabel Koefisien Korelasi

Interval koefisien “r” Tingkat Hubungan (Interpretasi)

0,000 – 0,200 Korelasi sangat lemah/rendah, sehingga

dianggap tidak ada korelasi

0,200 – 0,400 Korelasi lemah atau rendah

0,400 – 0,700 Korelasi sedang atau cukup

0,700 – 0,900 Korelasi kuat atau tinggi

0,900 – 1,000 Korelasi sangat kuat atau sangat tinggi

Adapun untuk hasil analisis uji hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.16

Hasil Uji Hipotesis

Correlations

stres akademik perilaku merokok

stres akademik Pearson Correlation 1 ,405** Sig. (2-tailed) ,000 N 100 100 perilaku merokok Pearson Correlation ,405** 1 Sig. (2-tailed) ,000 N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil analisis data di atas menunjukkan bahwa diperoleh nilai koefisien r = 0,405 dengan p = 0,000 (p < 0,05) yang mana nilai r terletak terletak pada peringkat antara 0,400 – 0,700 yang berarti

91

korelasi sedang atau cukup. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara stres akademik dengan perilaku merokok mahasiswa. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat

diterima.

D. Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara stres akademik dengan perilaku merokok mahasiswa. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penelitian ini membuktikan adanya hubungan yang positif antara stres akademik dan perilaku merokok mahasiswa. Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi stres akademik yang dialami oleh mahasiswa maka dapat memicu munculnya perilaku merokok pada mahasiswa. Karena bagaimanapun tingkat stres yang dialami akan membuat mahasiswa mencari alternatif solusi untuk membuat tingkat stresnya berkurang. Semakin rendah tingkat stres yang dialami mahasiswa maka semakin rendah pula tingkat merokok pada mahasiswa. Dengan begitu, dapat disimpulka bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dinyatakan diterima.

Dalam menentukan diterima atau tidaknya sebuah hipotesis, dilakukan berbagai uji data sebelum melakukan uji hipotesis yaitu:

92 1. Kategorisasi Data

Berdasarkan data yang diperoleh menggunakan skala stres akademik dari 100 subjek, menunjukkan bahwa 11 subjek berada dalam kategori sangat rendah dengan jumlah prosentase sebanyak 11%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat 11 subjek yang memiliki tingkat stres akademik sangat rendah. 20 subjek berada dalam kategori rendah dengan jumlah prosentase sebanyak 20% atau dengan kata lain, dari 100 mahasiswa atau subjek yang diteliti terdapat 20 subjek yang memiliki tingkat stres akademik rendah. Subjek dalam kategori sedang dengan prosentase 41%, hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat 41 subjek yang mengalami stres akademik di universitas, meski dalam kategori sedang. 22 subjek dengan kategori tinggi dengan prosentase sebesar 22%, hal ini menunjukkan bahwa 22 subjek dari 100 subjek penelitian mengalami tingkat stres akademik yang tinggi. Kemudian yang terakhir yaitu 6 subjek yang berada pada tingkat sangat tinggi dengan prosentase sebesar 6%. hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut mengalami stres akademik sangat tinggi.

Adapun data yang diperoleh menggunakan skala perilaku merokok dari 100 subjek, menunjukkan bahwa 4 subjek berada dalam kategori sangat rendah dengan jumlah prosentase sebanyak 4%, dengan demikian dapat diketahu bahwa terdapat 4 subjek yang memiliki perilaku merokok sangat rendah. 18 subjek berada dalam

93

kategori rendah dengan jumlah prosentase sebanyak 18%. Hal ini menunjukkan bahwa dari 100 mahasiswa atau subjek yang diteliti terdapat 18 subjek yang memiliki kebiasaan merokok rendah. 37 subjek dalam kategori sedang dengan prosentase 37%, hal ini menunjukkan bahwa terdapat 37 subjek yang memiki kebiasaan merokok, meski dalam kategori sedang. 24 subjek dengan kategori tinggi dengan prosentase sebesar 24%, hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat 24 subjek dari 100 subjek penelitian memiliki kebiasaan merokok yang tinggi. Kemudian terdapat 17 subjek yang berada pada tingkat sangat tinggi dengan prosentase sebesar 17%. hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut memiliki kebiasaan merokok yang sangat tinggi.

2. Uji Instrumen Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data dengan uji valididtas, didapatkan hasil bahwa pada variabel stres akademik terdapat 20 aitem yang memiliki skor koefisien korelasinya ˃ 0,195 sehingga aitem aitem tersebut yang digunakan untuk penelitian. Hal ini serupa dengan hasil dari uji validitas variabel perilaku merokok, terdapat 20 aitem yang valid. (Lihat Lampiran 4.)

3. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil uji normalitas menunjukkan bahwa skala stres akademik mempunyai nilai p = 0,009 dan perilaku merokok

94

mempunyai nilai p = 0,146. Asumsi normalitas pada sebaran variabel stres akademik tidak terpenuhi dan terdistribusi dengan tidak normal sedangkan pada variabel komitmen karyawan terpenuhi dan terdistribusi dengan normal.

4. Uji Linieritas

Berdasarkan hasil uji linearitas menunjukkan bahwa korelasi antara stres akademik dan perilaku merokok pada Linearity diperoleh nilai F = 18,016 dengan p = 0,000 (p < 0,05) dan pada Deviation from Linearity diperoleh nilai F = 0,776 dengan p = 0,765 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara stres akademik dan perilaku merokok bersifat linearsecara signifikan

5. Uji Hipotesis

Hasil analisis uji hipotesis menunjukkan bahwa diperoleh nilai koefisien r = 0,405 dengan p = 0,000 (p < 0,05) yang mana nilai r terletak terletak pada peringkat antara 0,400 – 0,700 yang berarti korelasi sedang atau cukup. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara stres akademik dengan perilaku merokok mahasiswa. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima

Diterimanya sebuah hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara stres akademik dan perilaku merokok. Stres akademik dapat

95

diartikan sebagai suatu keadaan individu mengalami tekanan hasil persepsi dan penilaian tentang stressor akademik, segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan di perguruan tinggi (Govarest & Gregoire, 2004: 10). Mahasiswa merupakan populasi yang sangat rentang terhadap stres akademik, karena mahasiswa akan dihadapkan dengan berbagai masalah dan tuntutan yang muncul dari lingkungan perkuliahan seperti penyesuaian diri dengan lingkungan belajar yang baru ataupun dengan teman baru, menyelesaikan tugas yang banyak dan membutuhkan waktu yang lama, perkuliahan di kelas, ujian, kompetisi prestasi dengan teman, kegagalan dalam proses belajar, dan lain sebagainya.

Dampak dari stres akademik yang dialami oleh mahasiswa dapat berdampak positif maupun negatif. Dampak positif dapat berupa peningkatan kreativitas dan pengembangan diri selama stres yang dialami masih dalam batas kapasitas individu. Sedangkan dampak negatifnya seorang remaja dapat berperilaku negatif seperti merokok, alkohol, tawuran, seks bebas bahkan hingga penyalahgunaan NAPZA (Widianti, 2007)

Seseorang yang mengalami gejala stres akademik dapat melampiaskannya pada perilaku merokok. Namun tidak semua mahasiswa merokok saat dirinya merasa stres. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Silvan Tomkins (dalam Adistie, 2015: 83) terdapat 4 tipe perilaku merokok berdasarkan management of affect theory

96

Beberapa dari responden merokok disaat dirinya merasa baik-baik saja, hal ini sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh responden yang menyatakan bahwa mereka merokok setelah makan, saat nongkrong dengan teman-temannya, dan meraka juga merasa bahwa rokok merupakan pelengkap dalam sebuah acara pesta ataupun acara santai.

2. Perilaku merokok berdasarkan perasaan negatif

Responden merokok disaat dirinya merasa bahwa dia sedang berada dalam kondisi yang kurang baik, seperti beberapa aitem yang diisi sesuai oleh keadaan mahasiswa yaitu mahasiswa akan merokok disaat sedang sendirian, merokok disaat sedang marah karena mereka merasa bahwa dengan merokok dapat mengurangi amarahnya, merokok disaat perasaannya tidak enak, hal ini menunjukkan bahwa menurut responden rokok dapat membuat meraka menjadi lebih tenang.

3. Perilaku merokok yang adiktif

Beberapa aitem dari aspek ini gugur atau tidak valid karena hanya beberapa responden yang merasa bahwa kapasitas dia merokok bertambah setiap harinya. Terdapat beberapa responden juga menyatakan bahwa dia akan berusaha mendapatkan rokok setiap harinya.

97

4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan

Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan yaitu seseorang yang menjadikan kegiatan merokok dalam aktivitasnya sehari-hari dan rata-rata rokok yang mereka hisap setiap hari adalah rokok dengan merk yang sama. Meraka akan merokok setiap kali ada waktu kosong ataupun sedang begadang.

Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, mulai dari waktu penelitian yang kurang sesuai, karena variabel yang diteliti adalah stres akademik namun peneliti melakukan penelitian disaat responden tidak dalam masa perkuliahan. Selain itu, angket yang disebarkan kepada responden memiliki banyak butir pernyataan sehingga rentan bagi responden untuk mengisinya secara “asal”, dimana hal tersebut juga berpengaruh pada hasil penelitian.

98

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel stres akademik dan perilaku merokok. Hasil dari penelitian ini adalah:

1. Berdasarkan hasil hitung persentase dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat stres akademik pada mahasiswa berada pada tingkat sedang yaitu dengan prosentase sebesar 41%..

2. Berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa perilaku merokok mahasiswa berada dalam kategori sedang yaitu sebesar 37%. Beberapa hal yang berhubungan dengan stres akademik yaitu responden yang merokok disaat dirinya merasa bahwa dia sedang berada dalam kondisi yang kurang baik, karena responden merasa bahwa rokok dapat membuat meraka menjadi lebih tenang.

3. Berdasarkan hasil uji korelasi disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara stres akademik dengan perilaku merokok mahasiswa. Hal ini menunjukka bahwa ada keterkaitan antara kedua variabel yaitu variabel stres akademik dan variabel perilaku merokok. Dengan begitu, dapat disimpulka bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dinyatakan diterima.

99

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran yang diajukan kepada beberapa pihak berikut:

1. Bagi Pihak Lembaga Pendidikan

a. Beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk pihak universitas, setelah dilakukannya penelitian ini diharapkan pihak universitas dapat lebih memperhatikan mahasiswanya dari berbagai aspek, salah satunya aspek psikologi untuk bagaimana keadaan mahasiswanya lebih detail.

b. Berhubungan dengan stres akademik, maka diharapkan pihak universitas dapat menciptakan suasana yang lebih kondusif, agar mahasiswa, tenaga pendidik dan juga tenaga pendidikan dapat berbaur dan bekerja sama sesuai dengan porsinya masing-masing. c. Berkaitan dengan banyaknya dampak yang ditimbulkan dari

perilaku merokok, maka diharapkan pihak universitas dapat memberikan penyuluhan tentang bahaya yang ditimbukan dari merokok guna mencegah timbulnya berbagai dampak buruk dari merokok tersebut.

d. Selain mencegah, pihak universitas dapat mmberikan pelayanan bimbingan bagi para perokok untuk berhenti dari merokok.

2. Bagi Mahasiswa

b. Untuk mengurangi tingkat stres yang dialami, diharapkan mahasiswa dapat berpikir lebih positif terhadap hal-hal yang

100

dihadapi selama masa perkuliahan. Berpikir positif dapat membuat individu dapat mengelola depresi dan menerima situasi yang tengah dihadapi.

c. Rokok bukanlah satu-satunya solusi untuk menghilangkan stres, sehingga saat mahasiswa mengalami stres akademik, sebaiknya disalurkan pada hal-hal yang positif.

d. Rokok memang tidak memberikan dampak maupun efek dalam jangka pendek, namun jangka panjang. Sehingga kebanyakan mahasiswa akan acuh terhadap kesehatannya karena mereka belum merasakan efek yang ditimbulkan dari merokok. Oleh sebab itu bagi mahasiswa perokok diharapkan dapat lebih memperhatikan kesehatannya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat mengkaji topik yang sama dengan lebih komprehensif dan mendalam. Apabila tidak dengan topik yang sama maka diharapkan dapat meneliti variabel yang sama untuk dikaitkan dengan variabel lainnya. Selain itu, diharapkan peneliti selanjutnya dapat menambah subjek penelitian agar data yang diperoleh lebih luas dan mendapatkan analisis lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Adistie, Fanny dkk. 2015. Jurnal Keperawatan: Faktor-Faktor yang Mendukung Perilaku Merokok Mahasiswi. Volume 2. No. 1

Arikunto, Suharsimi. 2005a. Manajemen Penelitian. Jakarta: RinekaCipta Aditama, Tjandra Yoga. 1992. Rokok dan Kesehatan. Jakarta: UI-Press Azwar, S. 2002. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Baradja, Fuad. 2013. Hari gini masih ngerokok... Apa kata dunia?. Yogyakarta: Pro-U Media

Busari, A.O. 2011. British Journal of Humanities and Social Sciences: Stress Inoculation Techniques in Fostering Adjustment to Academic Stress among Undergraduate Students. Volume 1. No. 2

Carlson, MD. 2004. Energize Your Life. Alih bahasa Diana Angelica denga judul:

Mengatasi Keletihan dan Stres. Yogyakarta: ANDI (Anggota IKAPI) Darmawan, Deni. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Fikriyah, Samrotul & Febrijanto, Yoyok. 2012. Jurnal STIKES: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok pada Mahasiswa Laki-laki di Asrama Putra. Volume 5. No.1

Govaerst, S & Gregoire, J. 2004. Stressfull Academia Situation: Study on appraisil variable in adolescence. British Journal of Clinical Psikologi. [diakses 18 April 2017]

Hasnida dan Kemala. 2005. Psikologia: Hubungan Antara Stres dan Perilaku Merokok pada Remaja Laki-Laki. Online. Volume 1. No.2. [diakses 13 April 2017]

Hadjar, Ibnu. 2014. Dasar-dasar Statistik Untuk Ilmu Pendidikan, Sosial, & Humaniora, Semarang: Pusaka Zaman.

Hawari, Dadang. 2011. Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Indrasari, Novi. 2011. Hubungan Antara Tingkat Stres dengan Perilaku Merokok pada Siswa Laki-laki Perokok SMK N 2 Batusangkar. Universitas Andalas

Komasari, Dian & Helmi, A. F. 2000. Jurnal Psikologi: Faktor-faktor Penyebab Perilaku Merokok pada Remaja. No.1. [diakses 09 Mei 2017]

Lazarus, R,S & Folkman, Susan. 1984. Stress, Appraisal, and Coping. New York: Springer

Mujib, Abdul. 2012. Jurnal Psikologi: Motivasi Berprestasi sebagai Mediator Kepuasan Kerja. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Volume 39. No. 2 Musradinur. 2016. Jurnal Edukasi: Stres dan Cara Mengatasinya dalam

Perspektif Psikologi. Volume 2. No. 2

Najati, usman. 2001. Al-Qur’an dan Psikologi. Jakarta: Aras Pustaka

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Prasasti, Renny AIN. 2011. Hubungan Antara Dimensi Kepribadian Big Five dengan Perilaku Merokok pada Remaja Akhir. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Purwati, Susi. 2012. Tingkat Stres akademik pada Mahasiswa Reguler angkatan 2010 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas indonesia. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia

Rohman, Abdur. 2009. Hubungan Antara Tingkat Stres dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Merokok pada Remaja.

[http://psikologi.or.id]

Sanjiwani, Ni Luh PY & Budisetyani, I Gusti APW. 2014. Jurnal Psikologi Udayana: Pola Asuh Permisif Ibu ddan Perilaku Merokok pada Remaja Laki-laki di Sma Negeri 1 Semarapura. Volume.1. No. 2. [diakses 13 April 2107]

Sarafino, Edward & Smith, Timothy. 2011. Health Psychologi: Biopsychosocial Interactions. United State of America

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuanitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Widiansyah, Muhammad. 2014. e-Jurnal Sosiologi: Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Remaja perokok di Desa Sidorejo Kabupaten Penajam Paser Utara. Volume. 2. No.4. [ejournal.sos.fisip.unmul]

Widianti, Elfri. 2007. Remaja dan Permasalahannya: Bahaya Merokok, Penyimpangan Seks pada Remaja, dan Bahaya Penyalahgunaan Minuman Keras dan Narkoba. http://prov.bkkbn.go.ig

Lampiran 1. Angket Penelitian 1

ANGKET

Assalamu’alaikum wr.wb Dengan hormat,

Bersama ini saya sampaikan bahwa saya bermaksud mengadakan penelitian pada mahasiswa IAIN Salatiga. Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka penulisan skripsi sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian studi program strata 1 Pendidikan Agama Islam tentang stres akademik dan perilaku merokok pada mahasiswa. Sehubungan dengan hal tersebut, saya mengharapkan bantuan rekan-rekan untuk bersedia mengisi instrumen penelitian ini. Informasi dan juga data yang rekan-rekan berikan akan dijamin kerahasiaanya. Oleh karena itu saya berharap rekan-rekan dapat memberikan jawaban sejujur-jujurnya sesuai dengan pendapat dan pengalaman yang dimiliki.

Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan rekan-rekan untuk meluangkan waktunya guna membantu terwujudnya proses penelitian ini. Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam kata-kata maupun dalam penulisan. Wassalamu’alaikum wr.wb

Salatiga, Juli 2017

Peneliti (Shinta Amalia)

DATA RESPONDEN Nama : Umur :

Status perokok: aktif/pasif*

PETUNJUK PENGISIAN

Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda, dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kotak yang sesuai. Tidak ada jawaban salah dalam pengisian angket ini, semua jawaban adalah benar, yang terpenting adalah menjawab sesuai dengan keadaan yang rekan-rekan alami. Jawaban yang anda berikan semata-mata hanya untuk kepentingan akademik.

Terdapat empat jawaban alternatif untuk masing-masing pernyataan yaitu: SS : Sangat Sesuai

S : Sesuai TS : Tidak Sesuai

STS : Sangat Tidak Sesuai

Atas partisipasi dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.

Skala A: Stres Akademik

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya tersinggung jika teman membandingkan

Dokumen terkait