• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

D. Analisis Data Penelitian

2. Uji Hipotesis

a. Skor Efektivitas Kepemimpinan Situasional

1. Perilaku Pemimpin

Pada skor gaya kepemimpinan dengan menentukan skor perilaku

tugas dan skor perilaku hubungan (G) digunakanlah grafik yang

memuat kategori-kategori gaya kepemimpinan yang sesuai yaitu

G1 yaitu pemimpin memberitahukan kepada karyawan,

menerapkan perilaku tugas yang tinggi dan rendah hubungan antara

karyawan dan pimpinan. G2 yaitu menjajakan, maksudnya adalah

pemimpin memberikan arahan kepada karyawan dengan

menerapkan jenis perilaku tugas yang tinggi dan juga hubungan

yang tinggi. G3 yaitu pemimpin mengikutsertakan karyawan dan

menerapkan perilaku hubungan yang tinggi serta rendahnya tugas.

Kemudian G4, disini pemimpin menerapkan sistem delegating

dengan adanya perilaku hubungan dan tugas yang rendah.

Kemudian membuat range kategori (5-40) dalam tabel yang dibagi

perilaku hubungan dan skor total perilaku tugas, dari hasil skor

masing-masing tersebut akan nampak pada gambar grafik

mengenai gaya kepemimpinan yang sesuai ada pada kategori G1,

G2, G3 atau G4. Ternyata dari hasil keseluruhan kebanyakan

subjek berada di kategori G2 yaitu menjajakan, maksudnya adalah

pemimpin memberikan arahan kepada karyawan dengan

menerapkan jenis perilaku tugas yang tinggi dan juga hubungan

yang tinggi.

GRAFIK KESESUAIAN PERILAKU TUGAS DAN

HUBUNGAN

2. Kematangan Karyawan

Menentukan skor kematangan karyawan dengan cara membuat

peringkat kategori pada skala kematangan pekerjaan dan psikologis

(M) dengan membuat range kategori (6-56) dalam tabel yang dibagi

Untuk kategori tinggi M4 memiliki skor (40-56) yaitu karyawan

mampu atau kompeten dan mau atau yakin, kategori sedang namun

cenderung tinggi M3 memiliki skor (28-39) karyawan mampu tetapi

tidak mau atau tidak yakin dan kategori sedang namun cenderung

rendah M2 memiliki skor (16-27) karyawan tidak mampu tetapi

mau atau yakin, kategori rendah M1 memiliki skor (6-15) karyawan

tidak mampu dan tidak mau atau tidak yakin. Kemudian respon dari

masing-masing subjek di skor total dan dilihat atau disesuaikan

respon subjek ada di kategori M1, M2, M3 atau M4. Ternyata dari

hasil keseluruhan subjek berada di tingkat kematangan yang tinggi

yaitu M4 memiliki skor rata-rata (40-56) yaitu karyawan mampu

atau kompeten dan mau atau yakin.

GAMBAR LEVEL KEMATANGAN KARYAWAN

Matang

TINGGI SEDANG RENDAH

M4 M3 M2 M1

Tidak matang

3. Efektivitas Kepemimpinan Situasional

Berdasarkan hasil skoring Perilaku Kepemimpinan yang terdiri dari

Perilaku Tugas dan Hubungan serta Kematangan Pekerjaan dan

Psikologis kemudian dilakukan skoring yang dinamakan kesesuaian.

Kesesuaian tersebut merupakan hasil skoring dari skor

Kepemimpinan Situasional yang merupakan skor kesesuaian antara

Hubungan. Jika kategori skor kematangan pekerjaan sesuai dengan

kuadaran pada skala perilaku tugas dan hubungan maka skor

kepemimpinan situasional adalah 1. Sedangkan bila kategori skor

kematangan pekerjaan tidak sesuai dengan kuadaran pada skala

perilaku tugas dan hubungan maka skor kepemimpinan situasional

adalah 0.

Tabel. 14

Kesesuaian Gaya Kepemimpinan dengan Kaitannya Level Kematangan

LEVEL KEMATANGAN GAYA YANG SESUAI

M1 Rendah

Tidak mampu dan tidak mau atau tidak yakin

G1

Memberitahukan Perilaku tinggi tugas dan rendah

hubungan M2

Rendah ke sedang Tidak mampu tetapi mau atau

yakin

G2 Menjajakan

Perilaku tinggi tugas dan tinggi hubungan

M3 Sedang ke tinggi Mampu tetapi tidak mau atau

tidak yakin

G3

Mengikutsertakan Perilaku tinggi hubungan dan

rendah tugas M4 Tinggi Mampu/Kompeten dan mau/yakin G4 Mendelegasikan

Perilaku rendah hubungan dan rendah tugas

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa sebagian besar

subjek tidak memiliki kesesuaian antara kematangan pekerjaan dengan

kuadaran pada skala perilaku tugas dan hubungan, yaitu sebanyak 39 orang

(63,93%). Sedangkan sisanya sebanyak 22 orang (36,06%) memiliki

kesesuaian antara kematangan pekerjaan dengan kuadaran pada skala perilaku

b. Uji Independent Sample T-Test

Analisis data untuk uji beda antara variabel OCB dan Kepemimpinan

Situasional menggunakan Uji Independent Sample T-Test dari program

SPSS 17,0 for windows. Dari hasil analisis diperoleh besarnya Skor

Kepemimpinan Situasional merupakan kesesuaian penggolongan skor

Kematangan Pekerjaan dan Psikologi (M) serta Perilaku Tugas dan

Hubungan (G). Syarat untuk dilakukan uji Independent Sample T-Test

adalah apabila populasi data sama atau tidak dan sebaran data berdistribusi

normal. Namun dalam hal ini hasil uji Normalitas menggunakan

Kolmogorov-Smirnov Z dari empat skala hanya satu skala yang

berdistribusi normal. Kemudian hasil uji Homogenitas juga tidak

berdasarkan varian yang sama (Tidak Homogen). Namun setelah

dilakukan uji Normalitas menggunakan Skewness dan Kurtosis, diperoleh

hasil skor skewness pada skala situasional 0,595 dan skala OCB 0,922

kemudian pada hasil skor kurtosis pada skala situasional -1,703 dan skala

OCB 0,234 ternyata didapatkan bahwa hasil uji Normalitas berdistribusi

normal, karena dilihat dari bentuk lonceng masih pada taraf kurva normal

dan hasil skor pada skewness dan kurtosis kurang dari 20. Sehingga syarat

untuk dilakukan uji Independent Sample T-Test dapat dilaksanakan

(Agung, 2010).

H0 = Tidak ada perbedaan rata-rata OCB berdasarkan Gaya

Ha = Ada perbedaan rata-rata OCB berdasarkan Gaya Kepemimpinan

Situasional yang efektif dan yang tidak efektif.

Tabel. 15

Group StatisticsIndependent Samples Test Kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Skor 1 Efektif 22 146.00 13.313 2.838 0 Tidak Efektif 39 127.59 5.389 .836 Tabel. 16

Uji Beda Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference F Sig. t df Sig. (1-tailed) Mean Difference Std. Error

Difference Lower Upper

Skor Equal variances assumed 15.693 .000 7.635 59 .000 18.410 2.411 13.585 23.235 Equal variances not assumed 6.206 24.943 .000 18.410 2.967 12.300 24.521

Berdasarkan hasil uji Homogenitas terlihat hasil output menunjukkan

bahwa varian dari dua kelompok data adalah tidak sama atau tidak homogen.

Oleh sebab itu, dilakukan uji analisis Independent Sample T-Test

menggunakan nilai yang Equal variances not assumed (Priyatno, 2010). Hasil

analisis Uji Independent Sample T-Test antara kepemimpinan situasional

dengan OCB menunjukkan nilai t hitung = 6.206. p=0.000 < α = 0.05. t tabel sebesar 2.001.

Kesimpulannya dapat diketahui bahwa t hitung > t tabel (6.206 >

2.001) maka H0 ditolak. Dengan kata lain terdapat perbedaaan yang sangat

signifikan antara kelompok OCB berdasarkan Gaya Kepemimpinan

Situasional yang efektif dengan kelompok OCB berdasarkan Gaya

Kepemimpinan Situasional yang tidak efektif.

Dokumen terkait