• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Hasil Analisis dan Pembahasan

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah model persamaan regresi berganda. Model ini digunakan untuk menguji 2 atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Bambang, 2002:2011). Variabel independen terdiri dari Earning per Share, Net Profit Margin, dan Return on Asset. Sedangkan variabel dependennya adalah ReturnSaham.

Persamaan regresi yang diinterpretasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: + 1 1 + 2 2 + 3 3 + Dimana: Y =returnsaham α = konstanta

X1 =earning per share X2 =net profit margin X3 =return on asset e =error

Dalam pengujian hipotesis, analisis dilakukan melalui:

a. Ujian Simultan (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara sama-sama terhadap variabel dependen, untuk mengambil keputusan hipotesis diterima atau ditolak dengan membandingkan tingkat kesalahan 0,05 dengan nilai Sig padaprint out(Ghozali, 2005). b. Uji Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual untuk menguji hipotesisnya adalah dengan menentukanlevel of significance. Level of significance yang digunakan sebesar % atau (α) = 0,05. Jika sign t > 0,05 maka Ha ditolak namun jika sign t < 0,05 maka Ha

diterima dan berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2005:85).

E. Operasional Variabel Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah penelitian, maka akan dirumuskan definisi dari operasionalisasivariabel :

1. Variebel Independen (X)

Variable indenpenden adalah variebel yang mempengaruhi. Dalam penilitian ini variabel independennya antara lain :

a. Earning Per Share(X1)

Earning per share (EPS) adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham yang beredar. Data mengenai earning per share di ukur dengan satuan rupiah. EPS menurut Tendelilin (2001 :242)

s st

u s

b. Net Profit Margin (X2)

Menurut Alexandri (2008: 200) Net Profit Margin(NPM) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : s t ! " #!u # c. Return On Asset (X3)

Menurut Mardiyanto (2009: 196) ROA adalah rasio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi.

Data mengenai return on asset di ukur dengan skala rasio dalam persen (%). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

$%&

st !" '()sst 2. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2003 : 33).

Return saham adalah perbandingan harga saham sekarang dengan harga saham sebelumnya. Investor tidak dapat mengetahui hasil return yang akan diperoleh dari suatu keputusan investasi, oleh karena itu harus dapat diestiminasikan.

Menghitung return saham yang digunakan adalah retun tahunan yang dihitung dengan menggunakan rumus:

*+t,

(-++ t Pit) Pit

Di mana:

Rit =Returnsaham perusahaan I pada periode t

Pi+t = Harga saham perusahaan I pada periode t (closing price) Pit = Harga saham perusahaan I pada awal periode t (previous

price)

Berikut ini adalah tabel operasional variabel yang berkaitan dengan penelitian ini.

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Jenis variabel Indikator Skala

ReturnSaham Dependen

Rit =(Pi + t Pit) Pit

Rasio

Earning per Share (EPS)

Independen

EPS Laba Setelah Pajak Jumlah saham yang beredar

Rasio

Net Profit Margin (NPM)

Independen

ROA =Laba Setelah Pajak Total asset

Rasio

Return on Asset (ROA)

Independen

ROA =Laba Setelah Pajak Total asset

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini menguji pengaruh Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin(NPM), danReturn On Asset (ROA) sebagai variabel independen dan Returnsaham saham sebagai variabel dependen.

Dalam penelitian ini digunakan metode purposive sampling untuk menentukan sampel. Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia perusahaan ini mengambil sampel 4 tahun, yaitu dari tahun 2007 sampai tahun 2010. Sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu salah satu tekhnik pengambilan sampel Non Probabilistic yang berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu (Indriantoro dan Bambang, 2002:120). Data yang digunakan berasal dari laporan keuangan tahunan dari tahun 2007 sampai tahun 2010.

Data yang diambil dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007 sampai tahun 2010 ini kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan asuransi go public dan terdaftar di bursa efek Indonesia pada peroide tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 secara terus menerus (tidak pernah di-delist).

c. Perusahaan tersebut mempunyai laporan keuangan yang telah di audit per 31 Desember selama periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2010.

d. Perusahaan yang termasuk dalam sektor perusahaan asuransi.

Dari keterangan tersebut, maka dapat diperoleh sampel penelitian yaitu sembilan (9) perusahaan dengan nama perusahaan sebagai berikut:

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan Asuransi

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan

1 ABDA Asuransi Bina Data Arta Tbk

2 AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk

3 AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk

4 ASBI Asuransi Bintang Tbk

5 ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk

6 ASRM Asuransi Ramayana Tbk

7 LPGI Lipo General Insurance

8 MREI Maskapai Reasuransi Ind tbk

9 PNIN Panin Insurance Tbk

Sumber : Bursa Efek Indonesia

B. Hasil Analisis dan Pembahasan 1. Statistik deskriptif

penelitian ini. Alat analisis yang digunakan dalam pengujian ini adalah nilai terendah (minimum), nilai tertinggi (maximum), rata-rata (mean) dan standar deviasi. Hasil penelitian statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut

Tabel 4.2

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

EPS 36 ,00 2,56 1,6943 ,55178

NPM 36 ,49 1,59 1,0118 ,26449

ROA 36 -,27 1,59 ,7889 ,42206

R.Saham 36 -2,00 ,18 -,2280 ,41394

Valid N (listwise) 36 sumber : Data diolah

a. Variabel Indepensen

Earning per Share

Berdasarkan hasil tabel 4.2 dan lampiran 2 didapat nilai maksimum dari earning per share sebesar 2,56 yang dimiliki oleh PT. Lippo general Insurance Tbk di tahun 2010 dan memliliki nilai minimum 0 -(-70,59) pada perusahaan PT. Asuransi Bintang Tbk di tahun 2007. Nilai mean dariearning per sharesebesar 1,6943 dan standar deviasiearning per sharesebesar 0,55178.

Net Profit Margin

Berdasarkan tabel 4.2 dan lampiran 2 didapat nilai maksimum dari net profit margin sebesar 1,59 yang dimiliki oleh PT. Panin Inssurance Tbk di tahun 2010 dan memliliki nilai minimum 0,49 pada perusahaan PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk di tahun

2007. Nilai mean dari net profit margin sebesar 1,0118 dan standar deviasinet profit marginini sebesar 0,26449

Return on Asset

Berdasarkan tabel 4.2 dan lampiran 2 didapat nilai maksimum darireturn on assetsebesar 1,59 yang dimiliki oleh PT. Panin Inssurance Tbk di tahun 2010 dan memliliki nilai minimum -0,27 pada perusahaan PT. Asuransi Dayin Mitra Tbk di tahun 2007. Nilai mean dari return on asset sebesar 0,7889 dan standar deviasi darireturn on assetini sebesar 0,42206.

b. Variabel Dependen

Returnsaham

Berdasarkan tabel 4.2 dan lampiran 2 didapat nilai maksimum dari return saham sebesar 0,18 yang dimiliki oleh PT. Asuransi Dayin Mitra Tbk di tahun 2010 dan memliliki nilai minimum -0,27 pada perusahaan PT. Asuransi Bintang Tbk di tahun 2007. Nilai mean dari return saham sebesar -,2280 dan standar deviasi dari return saham ini sebesar 0,41394.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas dapat dilihat pada grafik Probability-Plot (P-Plot)pada gambar 4.1 berikut:

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data diolah

Hasil uji norrmallitas dengan P-P Plot pada gambar di atas, menunjukan bahwa terdapat titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti garis diagonal menunjukan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk melihat apakah model regresi ditemukan adanya korelsai antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS.

Adapun hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3

Nilai Tolerance dan VIF Hasil Pengujian Multikolinearitas

Sumber : data di olah Model Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) EPS ,579 1,728 NPM ,422 2,368 ROA ,302 3,310

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa masing-masing variabel independen memiliki tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF di bawah 10. Dapat diketahui bahwa variabel bebasEarning per Share, Net Profit Margin,danReturn on Assetmempunyai tolerance 0,579, 0,422, dan 0,302 > 0,10 dan VIF, 1,728 , 2,368, dan 3,310 < 10. Dengan demikian dapat didindikasikan bahwa pada model ini tidak terjadi masalah multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi ini. Semakin sedikit penyimpangan dalam suatu model, maka hasil regresi yang dihasilkan semakin baik.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam model regresi dimana variabel independen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud berkorelasi dengan dirinya sendiri adalah bahwa nilai dari variabel independen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri. Dalam penelitian ini pengujian autokorelasi dilakukan dengan Durbin Watson (D-W). Untuk mengetahui adanya autokorelasi atau tidak dapat dilihat melalui nilai Durbin Watson (W) menurut Singgih Santoso (2000:218) secara umum angka D-W yang dapat dijadikan dalam pengambilan keputusan adalah:

i. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. ii. Angka D-W diantara -2 dengan dua berarti tidak ada

autokorelasi.

Jika ada masalah autokorelasi, maka model regresi yang seharusnya signifikan (dilihat angka F dan signifikannya), menjadi tidak layak untuk dipakai Uji F (Uji secara simultan).

Adapun hasil dari autokorelasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.4

Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson Statistik

Model Summaryb

Change Statistics

Durbin-Watson R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

,398 7,061 3 32 ,001 1,839

a. Predictors: (Constant), EPS, NPM, ROA b. Dependent Variable: Saham

Berdasrkan tabel 4.4 diatas bahwa angka D-W sebesar 1,839. dengan demikian nilai D-W dari penelitian ini terbebas dari masalah autukorelasi. Karena nilai D-W diantara -2 sampai dengan 2 dapat dijadikan acuan bahwa model ini tidak memiliki gejala autokorelasi. d. Uji Heteroskedetisitas

Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heterosdetisitas. Untuk mengetahui apakah dalam pengujian ini ada atau tidaknya heterokedastistias dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.2 Hasil Uji Heterosdastisitas

Berdasarkan tabel scatterplot di atas terlihat bahwa pada model ini tidak terjadi heteroskedastisitas karena tidak ada titik-titik yang berdekatan. Penyebaran data berada disekitar titik nol serta menyebar secara acak, sehingga model tersebut layak digunakan dalam penelitan.

3. Koefisien Determinasi

Hasil koefisien Adjusted R Square disajikan pada tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5

Hasil Pengujian Koefesien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,631a ,398 ,342 ,33580

a. Predictors: (Constant), ROA, EPS, NPM b. Dependent Variable: Saham

sumber : Data diolah

Berdasarkan analisis data pada tabel 4.5 diatas menunjukan bahwa nilai koefesien Adjusted R Square adalah sebesar 0,342, hal ini berarti 34.2% variabel return saham dapat dijelaskan oleh variabel Earning per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM) dan Return on Asset(ROA). Sedangkan sisanya (100% - 34,2% = 65,8%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain. faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi return saham seperti Return on Invesmen (ROI), Return on Asset (ROE), Market Value Added (MVA), Economic Value Added(EVA), dan yang lainnya.

4. Pengujian Hipotesis

a. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Hasil uji F dilakukan dengan tujuan menguji apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. berikut hasil penelitian:

Tabel 4.6

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 2,389 3 ,796 7,061 ,001a

Residual 3,608 32 ,113

Total 5,997 35

a. Predictors: (Constant), ROA, EPS, NPM b. Dependent Vaiabel: Saham

Sumber : data diolah

Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukan hasil uji F dengan signifikansi sebesar 0,001 yang memiliki nilai lebih kecil dari 0,05. artinya bahwa variabel, Earning per Share, Net Profit Margin, dan Return on Asset secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabelreturnsaham.

c. Uji Parsial (Uji Statistik t)

Hasil uji t bertujuan menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual yaitu kinerja keuangan yang diukur dengan return on asset, earning per share, dan net profit margin dalam menerangkan variasi variabel dependen, yaitu return saham. berikut hasil uji penelitian:

Tabel 4.7

Hasil Uji Individu (Uji t)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -,302 ,293 -1,031 ,310 EPS ,272 ,135 ,363 2,014 ,052 NPM -,833 ,330 -,532 -2,521 ,017 ROA ,576 ,245 ,587 2,355 ,025

a. Dependent Variable: Saham

Berdasarkan analisis data tabel 4.7 yang menunjukan hasil pengujian antara variabel dependen dengan variabel independen yang dilakukan dengan uji t, hasilnya sebagai berikut:

1) Earning Per Share(EPS)Returnsaham

Berdasarkan hasil pengujian variabel earning per share didapat koefesien regresi sebesar 0,272 dengan nilai t hitung sebesar 2,014 dan nilai sig 0,052. Hasil tersebut menunjukan bahwa tingkat signifikansi > 0,05 yang berarti bahwa earning per sharetidak berpengaruh terhadapreturnsaham. Maka dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak yaitu earning per share tidak berpengaruh secara parsial terhadapreturnsaham.

Hasil ini mendukung hasil penelitian Nicky Nathaniel SD, ST. yang menunjukkan bahwa earning per share (eps) merupakan variabel yang tidak menerangkan harga saham. Hal ini mengindikasikan bahwa earning per share (eps) yang

menurun menandakan investor tidak mau lagi menanamkan sahamnya pada perusahaan tersebut. Akibatnya laba perusahaan akan semakin menurun, sehinggaearning per share (eps) tidak mempengaruhi harga saham. Tidak adanya pengaruh pada harga saham tersebut juga akan mempengaruhi return saham perusahaan.

2) Net Profit Margin(NPM)–ReturnSaham

Berdasarkan hasil pengujian variabel net profit margin (npm) didapat koefesien regresi sebesar -0,833 dengan nilai t hitung sebesar -2,521 dan nilai sig 0,017. Hasil tersebut menunjukan bahwa tingkat signifikansi < 0,05 yang berarti net profit margin (npm) berpengaruh terhadap return saham. Maka dapat disimpulkam bahwa H2 diterima yaitu net profit margin (npm) berpengaruh terhadap return saham. Arah negatif pada koefesien variabel net profit margin (npm) menunjukan bahwa setiap peningkatan net profit margin akan menurunkan return saham.

Hasil ini mendukung hasil penelitian Muhammad Naufal (2009) yang berjudul Analisis Pengaruh Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Nwc, Total Asset Turn Over terhadap Return Saham bahwa net profit margin berpengaruh negatif terhadap return saham. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa perubahan nilai net profit margin akan memberikan kontribusi

yang semakin tingggi akan memberikan kontribusi terhadap return saham yang semakin rendah atau sebaliknya perubahan nilai net profit margin yang semakin rendah akan memberikan kontribusi terhadapreturnsaham yang semakin tinggi.

3) Return on Asset (ROA)Returnsaham

Berdasarkan hasil pengujian variabel return on asset (roa) didapat koefesien regresi sebesar 0,576 dengan nilai t hitung sebesar 2,355 dan nilai sig 0,025. hasil tersebut menunjukan bahwa tingkat signifikansi < 0,05 yang berarti bahwareturn on asset (roa) berpengaruh dan signifikan terhadap return saham. Maka dapat disimpulkam bahwa H3 di terima yaitu return on asset berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap return saham.

Hasil ini mendukung penelitian Saniman Widodo (2007) dan I G. K. A. Ulupui (2007). Hasil analisis ini menunjukkan bahwa perubahan nilai return on asset akan memberikan kontribusi yang positif dan signifikan terhadap perubahanreturn saham, yaitu kenaikan atau penurunan nilaireturn on asset akan berdampak pada kenaikan atau penurunan return saham, nilai return on asset yang semakin tingggi akan memberikan kontribusi terhadap nilai returnsaham yang semakin tinggi atau sebaliknya nilai return on asset yang semakin rendah akan memberikan kontribusi terhadap return saham yang semakin rendah.

BAB V PENUTUP

Dokumen terkait