• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji apakah hipotesis yang telah ditetapkan dalam penelitian ditolak atau didukung. Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

a) Ho: Tidak ada kontribusi yang signifikan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan efikasi kolektif guru.

b) Ha: Terdapat kontribusi yang signifikan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan efikasi kolektif guru.

Hipotesis penelitian didukung apabila nilai thitung > ttabel, maka terdapat

kontribusi yang signifikan (Ho diterima), sedangkan apabila nilai thitung < ttabel,

maka tidak ada kontribusi yang signifikan (Ho ditolak).

Dalam penelitian ini, untuk menguji hipotesis menggunakan regresi linear sederhana.

(1) Regresi Linear Sederhana

Pada analisis regresi linear sederhana, akan dicari persamaan regresi linear sederhana yang dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:

Y= Efikasi kolektif guru a= konstanta

X= Kepemimpinan transformasional kepala sekolah b= Koefisien regresi

Sebelum menghitung menggunakan rumus di atas, maka harus mencari nilai a dan b menggunakan rumus sebagai berikut.

a=

 

  

2

  

2 2

  X X n XY X X Y b=

   

2

  

2

  X X n Y X XY n Keterangan:

Y = Variabel efikasi kolektif guru a = Konstanta (nilai Y jika tidak ada X)

b = Koefisien regresi (kecenderungan perubahan Y dengan adanya X) X = Variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah

N = Banyaknya sampel

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan uji R2 dan F

(a) Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengetahui kekuatan pengaruh dan hubungan antara variabel penduga (kepemimpinan transformasional kepala sekolah) terhadap variabel bergantung (efikasi kolektif guru).

Nawari (2010) nilai r2 berkisar 0 sampai 1. Jika R2 mendekati 1 maka menunjukkan pengaruh variabel penduga (kepemimpinan transformasional kepala sekolah) terhadap variabel bergantung (efikasi kolektif guru) semakin kuat. Sebaliknya, jika R2 mendekati 0 maka pengaruh variabel penduga (kepemimpinan transformasional kepala sekolah) terhadap variabel bergantung (efikasi kolektif guru) semakin lemah.

Sedangkan untuk mencari nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan kekuatan hubungan fungsional variabel bergantung (efikasi kolektif guru) dengan variabel penduga (kepemimpinan transformasional kepala sekolah).

(b) Uji F

Uji F dilakukan untuk melihat arah pada taraf kepercayaan 95%. Pengujian harga F dengan pendekatan analisis model Anova. Kemudian pengujian dengan cara membandingkan Fhitung dan Ftabel. Kriterian probabilitas harga F adalah Fhitung

> Ftabel dengan derajat kebebasan tertentu. Proses analisis uji F dilakukan dengan

bantuan SPSS versi 19. Sumber data berasal dari output ANOVA. Pengujian dilakukan dengan taraf signifikansi 0,05.

BAB IV

GAMBARAN UMUM A. SMA Negeri 1 Magelang

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Magelang

Setelah kemerdekaan RI, pendidikan berkembang dengan sangat pesat. Sekolah-sekolah mulai didirikan, maka S.R, SMP, SMA dan Universitas mulai muncul secara bersama-sama. Kota Magelang juga mulai dibangun SMA Persiapan pada tahun 1947 di bawah pimpinan Bapak Soedarsono (mantan Kepala Jawatan Kebudayaan Pusat) di gedung Christyelyke M.U.L.O.

Tenaga pengajar berasal dari kantor-kantor dimana Kota Magelang memiliki banyak kaum intelektual karena pada zaman tersebut Kementrian Kemakmuran dan Kementrian Keuangan berkedudukan di Magelang.

Dalam upaya pemerintah Federal untuk membuat pemuda-pemuda tertarik untuk bersekolah maka didirikan SMA dan SMA di gedung SMP 1 dan Ir. Soeroto sebagai direkturnya.

Pada bulan September 1949 didirikan SMA Darurat di gedung SMA AL- Iman di Jl. Bayeman dibawah pimpinan Bapak Siregar. Pada bulan September 1949 kedua SMA disatukan. SMA B menempati gedung dimana sebelumnya adalah Ambache School dan bagian C di RST. Pada tahun 1952, bagian C ditutup sehingga wilayah Karisidenan Kedu hanya memiliki SMA bagian B saja. Pada bulan Agustus 1955 SMA bagian C dibuka kembali dilengkapi bagian A yang menempati gedung SMP. Pada tahun 1959 SMA Negeri 1 Magelang resmi

mempunyai gedung sendiri. Bagian A, B, C dengan jumlah 23 kelas, 835 siswa dipimpin Bapak R. Tedjana dan 36 pendidik yang berada di Jalan Cepaka.

SMA Negeri 1 Magelang disamping menghasilkan siswa-siswinya yang kemudian mendapat kepercayaan Drs. Hadi Sutomo untuk menduduki suatu jabatan, SMA Negeri 1 Magelang juga telah berhasil membina guru-gurunya yang dapat dipercaya pemerintah menjadi Kepala SMA dan juga berperan dalam mendirikan SMA-SMA yang lain di Karesidenan Kedu Tahun 1980. SMA Negeri 1 Magelang juga mendapat tugas untuk mengelola berdirinya SMA Negeri UGB Grabag Kabupaten Magelang dan salah satu guru SMA 1 menjadi Kepala Sekolah tersebut. Tahun 1983 SMA Negeri 1 Magelang mendapat tugas mengelola berdirinya SMA Negeri UGB Kota Mungkid dan salah satu gurunya menjadi Kepala Sekolah tersebut. Tahun 1985 mendapat tugas untuk mengelola berdirinya SMA Negeri UGB di Kota Magelang yang menempati gedung lama SPG Negeri Magelang di Jalan Medang No.17 Magelang yang selanjutnya disebut SMA Negeri 3 Kota Magelang.

2. Profil SMA Negeri 1 Magelang

Nama : SMA Negeri 1 Magelang

Alamat : Jl. Cempaka No 1, Kemirirejo, Magelang Tengah Kota Magelang

3. Visi, Misi SMA Negeri 1 Magelang

1) Visi SMA Negeri 1 Magelang

Terwujudnya warga sekolah yang beriman dan taqwa, unggul dalam berprestasi dan berbudi pekerti luhur.

2) Misi SMA Negeri 1 Magelang

a) Mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar (KBM) b) Menumbuhkan semangat belajar dan berprestasi c) Mengoptimalkan kegiatan ekstra

d) Meningkatkan semangat di dalam mengikuti berbagai kegiatan ilmiah

e) Meningkatkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama serta nilai-nilai budaya bangsa sehingga menjadikan landasan budi pekerti

4. Daftar Guru

Jumlah guru di SMA Negeri 1 Magelang berjumlah 50 guru. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 15 guru. Data sampel guru akan dilampirkan.

5. Sarana dan Prasarana

SMA Negeri 1 Magelang dilengkapi sarana dan prasarana yang mendukung guru maupun siswa. Data sarana dan prasarana sekolah akan dilampirkan.

B. SMA Negeri 2 Magelang

1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 2 Magelang

SMA Negeri 2 Magelang berdiri pada tahun 1979. Seiring dengan berjalannya waktu SMA Negeri 2 Magelang telah mengalami berbagai perubahan kurikulum sesuai dengan program kurikulum dari pemerintah melalui Depdiknas. SMA Negeri 2 ditunjuk oleh pemerintah sebagai Rintisan Sekolah Kategori

Mandiri (RSKM) atau sering disebut juga Sekolah Bertaraf Nasional dimana dalam perkembangannya selalu ditingkatkan mutu dan prestasinya sehingga pada awal tahun 2009 ini diusulkan sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).

2. Profil SMA Negeri 2 Magelang

Nama : SMAN 2 Magelang Tipe : Negeri

Alamat : Jl. Jend Urip Sumoharjo Magelang Propinsi : Jawa Tengah

Kab/Ktmdy : Kota Magelang Jenjang : SMA

Telp : (0293) 363669

3. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 2 Magelang 1) Visi :

Mewujudkan Warga Sekolah yang Berprestasi, Berintak dan Berbudaya.

2) Misi :

a) Menumbuhkan rasa dan jiwa tanggung jawab sesuai dengan bakat dan minat untuk berprestasi sebagai perwujudan nasionalisme.

b) Mengefektifkan kegiatan belajar-mengajar dengan memberdayakan perpustakaan sebagai pewujudan kemandirian.

c) Meningkatkan perolehan nilai ujian nasional hingga rata-rata min 8,5 d) Meningkatkan hasil kejuaraan akademik dan nonakademik,

f) Meningkatkan daya saing siswa untuk diterima di Perguruan Tinggi Favorit. g) Mengembangkan kreativitas seni sehingga menumbuhkan karakter siswa yang berjiwa luhur.

h) Meningkatkan kinerja warga sekolah sebagai cermin rasa tanggung jawab. i) Meningkatkan animo masyarakat untuk mendaftarkan di SMA Negeri 2 Magelang

j) Memberikan bimbingan lomba mapel & OSN secara optimal kegiatan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keekstrakurikuler.

k) Memberdayakan tempat ibadah dan tempat doa dengan memberdayakan perpustakaan masjid, sebagai wujud rasa toleransi dengan agama lain.

l) Menggiatkan pembinaan dan bimbingan mental spiritual secara berkesinambungan, sebagai wujud ahlak mulia yang tinggi.

m) Menanamkan kesadaran berdisiplin dalam melaksanakan tata tertib sekolah, menumbuhkan kesadaran pelaksanaan 6 K, sebagai rasa cinta dengan lingkungan hidup

n) Meningkatkan budaya senyum, sapa, salam, sangat berhati-hati dan tidak menyakiti hati.

o) Menanamkan sopan santun dan budi pekerti luhur

3) Tujuan :

a) Meningkatkan perolehan nilai ujian nasional.

b) Meningkatkan jumlah siswa yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri dan PTS favorit.

c) Meningkatkan hasil kejuaraan lomba mapel, OSN, kreativitas seni, KIR dan keagamaan.

d) Meningkatkan kesadaran dan disiplin warga sekolah dalam melaksanakan 6 K dan peduli terhadap lingkungan hidup.

e) Meningkatkan kerja sama dengan pihak lain dalam pembelajaran maupun pengembangan diri.

f) Meningkatkan kinerja melalui kegiatan workshop dan in house training. g) Meningkatkan hasil belajar siswa melalui kegiatan pengayaan, remidiasi dan pelajaran tambahan.

h) Meningkatkan motivasi belajar siswa melalui kegiatan ESQ

4. Data Sekolah 1) Daftar Guru

Jumlah guru di SMA Negeri 2 Magelang berjumlah 62 guru. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 15 guru. Data sampel guru akan dilampirkan.

2) Sarana dan Prasarana SMA Negeri 2 Magelang

SMA Negeri 3 Magelang dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung guru dan siswa. Data sarana dan prasarana sekolah akan dilampirkan.

C. SMA Negeri 3 Magelang

1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 3 Magelang

Pada tanggal 15 Juli 1985 Kepala SMAN 1 Magelang yaitu Bapak Drs. Wahono diberi tugas oleh pemerintah untuk membuka SMAN 3 Magelang dengan menempati gedung yang awalnya digunakan untuk SPGN Magelang. SMAN 3

berada di Jl. Medang No. 17 karena SPGN menempati gedung baru di Jl. Senopati Magelang.

Pada tahun 1985 status gedung SMAN 3 Magelang masih dianggap milik KODIM. Oleh karena itu, pihak SMAN 3 Magelang diwajibkan menyewa kepada pihak KODIM. Namun pada tahun 1990 status tersebut menjadi milik SMAN 3 Magelang.

Jumlah siswa pada awal tahun pelajaran 1985/1986 adalah 131 yang terbagi menjadi 3 kelas. Bapak Achmad Soetrisno bertugas sebagai wakil Kepala SMAN 3 Magelang. Jumlah tenaga guru pun masih sangat terbatas yaitu 7 guru dimana semuanya masih berstatus GTT (Drs. Umar Yunoto, Drs. Rustam Bambang, Drs. Sugiyanto, Drs. Sulistyo Pribadi, Dra. B. Rimbawati, Drs. V Naryoso dan Pudyastuti) serta dibantu 5 guru dari SMA N 1 Magelang.

Kepala Sekolah SMA N 3 Magelang 1. Bapak Abdul Manab ( 1986 s/d 1989) 2. Ibu Christiana Sumidah ( 1990 s/d 2003) 3. Bp. Drs. Hadi Sutomo ( sementara )

4. Bp. Drs. Herman Pramono (2004 s/d 2009) 5. Bp. Drs. Sucahyo Wibiwo ( 2009 s/d sekarang)

2. Profil SMA Negeri 3 Magelang

Nama : SMA Negeri 3 Magelang

Alamat : Jalan Medang No. 17 Magelang, Jawa Tengah, Indonesia Telepon : (0293) 363116

Web : www.sman3-magelang.sch.id Administrator : admin@sman3-magelang.sch.id

3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah SMA Negeri 3 Magelang 1) Visi Sekolah :

“Unggul dalam mutu, bertaqwa, berbudaya dan berwawasan lingkungan”

2) Misi Sekolah

Untuk mewujudkan visi, sekolah memiliki misi sebagai berikut :

a) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya

b) Menumbuhkan semangat keunggulan dan persaingan yang sehat dalam memperoleh prestasi terbaik kepada seluruh warga sekolah

c) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal

d) Mewujudkan sekolah yang mempunyai keunggulan akademik di bidang seni, sains, matematika dan bahasa inggris sehingga menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di pendidikan yang lebih tinggi

e) Menumbuhkan kondisi sekolah yang kondusif dan dinamis dalam mekanisme kerja untuk meningkatkan kinerja

f) Menumbuhkan kualitas dalam beribadah sesuai agama masing-masing, memiliki toleransi yang tinggi sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak

g) Menumbuh kembangkan amalan agama sehingga menjadi landasan moral dalam kehidupan sehari-hari

landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)

i) Menumbuhkan budi pekerti, tata krama dalam pergaulan sehingga menjadi pribadi yang santun dan berdisiplin

j) Mengkondisikan terciptanya pendidikan yang berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan gender

k) Menciptakan hubungan tata kerja yang harmonis, profesional yang dilandasi semangat persaudaraan

l) Mengembangkan penguasaan teknologi dan informasi komputer dan IPTEK untuk meningkatkan mutu pembelajaran

m) Mengupayakan lingkungan kerja yang kondusif sehingga menunjang efektivitas tugas pokok dan fungsinya

n) Menumbuh kembangkan kecintaan terhadap keseimbangan alam o) Berpartisipasi dalam menciptakan keharmonisan lingkungan sekolah

3) Tujuan Sekolah

Mengembangkan potensi akademik sesuai dengan bakat dan minat peserta didik, serta untuk menumbuhkembangkan semangat menggali potensi diri sehingga tercipta manusia yang berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi.

4. Data Sekolah SMA Negeri 3 Magelang 1) Data guru

Jumlah guru di SMA Negeri 3 berjumlah 53 guru. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 15 guru. Data sampel guru akan dilampirkan.

2) Data sarana dan prasarana sekolah SMA Negeri 3 Magelang

a. Data lahan dan Bangunan Sekolah

Luas lahan sekolah = 6.532 m2

Luas bangunan = 323 m2

Status kepemilikan lahan sekolah = Hak Guna Bangunan

b. Jumlah dan Kondisi Keadaan Sarana (Bangunan)

SMA Negeri 3 Magelang dilengkapi sarana dan prasarana yang mendukung guru maupun siswa. Data sarana dan prasarana sekolah akan dilampirkan.

D. SMA Seminari Mertoyudan

1. Sejarah Berdirinya SMA Seminari Metoyudan

Seminari berdiri tidak terlepas dari dua pemuda lulusan Kweekschool Muntilan yang ingin menjadi imam bernama Petrus Darmaseputra dan F.X. Satiman. November 1911 mereka berdua menghadap Romo Van Lith SJ dan Romo Mertens SJ untuk memohon supaya diperkenankan belajar menyiapkan diri menjadi imam. Kesungguhan kedua pemuda ini ternyata mampu mendorong munculnya gagasan untuk menyelenggarakan pendidikan bagi para calon imam.

Proses perizinan dari Roma mulai diurus dan pada tanggal 30 Mei 1912 izin resmi dari Roma keluar untuk memulai lembaga pendidikan calon imam di Indonesia. Kursus pendidikan calon imam diselenggarakan di Kolese Xaverius Muntilan.

Diantara tahun 1916-1920 terdapat 10 siswa yang dikirim ke Latin yang diselenggarakan oleh para pastor Ordo Salib Suci di Uden, Belanda. Ada dua

siswa yang meninggal dan seorang lagi terganggu kesehatannya. Oleh sebab itu, diambilah kebijakan untuk menyelenggarakan pendidikan di Indonesia.

Pada tanggal 7 September 1922, dua seminaris menjadi novis pertama Novisiat Serikat Yesus yang baru dibuka di Yogyakarta dengan rektor dan pimpinan novisiatnya Romo Strater SJ. Pada bulan Mei 1925, dimulailah Seminari Kecil (Klein Seminarie) yang terletak di sebelah barat kolese St. Ignatius Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1927 dan diberkati oleh Mgr APF Van Velsen SJ. Kursus diadakan bagi mereka yang baru tamat Sekolah Dasar Hollands Inlandse School (HIS) dan Europese Lagere School (ELS). Bersamaan dengan itu, kursus di Muntilan bagi mereka yang sudah memiliki ijazah guru tetap juga berlangsung.

Tahun 1927 kursus ini digabung dengan Seminari Kecil di Yogyakarta dikarenakan jumlah siswanya meningkat hingga 100 siswa lebih sehingga dipindah ke Mertoyudan Magelang. Pelajaran pertama dimulai pada 13 Januari1941.

Pada tanggal 8 Maret 1942 tentara Belanda menyerah kepada Jepang. Gedung Seminari Mertoyudan diduduki Jepang dan digunakan untuk sekolah Pertanian Nogako. Tanggal 5 April 1942 para seminaris terpaksa pulang ke rumah masing- masing. Meski demikian pendidikan calon imam tetap dilangsungkan di berbagai pastoran, diantaranya di Boro, Yogyakarta, Ganjuran, Muntilan, Girisonta, Ungaran, Semarang dan Solo. Pelajaran diberikan dengan sembunyi-sembunyi. Selama masa sulit ini, seminari lazim disebut Seminari in diaspora. Situasi ini berlangsung hingga 1945.

Dalam masa revolusi fisik, gedung Seminari Mertoyudan sempat dihancurkan. Setelah situasi tenang, Seminari dibangun kembali oleh Vikariat Semarang dan berakhir Agustus 1952. Bangunan tersebut sekarang merupakan bagian dari gedung Domus Patrum dan Medan Madya. Setelah pembangunan selesai, selama libur para seminaris pindah ke Mertoyudan.

Tanggal 3 Desember 1952 gedung Seminari Mertoyudan diberkati Mgr Albertus Soegijapranata SJ. Lima tahun kemudian dibangun gedung tambahan yang dipergunakan untuk seminari, yaitu Medan Utama dan Medan Pratama. Sejak saat itu semakin banyak murid lulusan SD yang diterima di Seminari Mertoyudan. Namun berdasar pertimbangan lain, lulusan SD tidak diterima lagi sejak tahun 1968. Seminari hanya menerima lulusan SLTP dan SLTA.

Tahun 1971 siswa seminari lulusan SLTA tinggal di Yogyakarta dan mengikuti kuliah di IKIP Sanata Dharma hingga menyelesaikan pendidikan sarjana muda. Tahun 1972 siswa tamatan SLTA juga diterima di Seminari Mertoyudan. Dikarenakan berbagai alasan, tahun 1974 di Wisma Realino Yogyakarta dibangun cabang Seminari untuk menampung siswa lulusan SLTA.

Di Mertoyudan dilakukan penambahan gedung. Pada tahun 1976 dilakukan penambahan gedung, yang diresmikan dan mulai dihuni oleh Seminaris Medan Utama. Tahun itu juga Seminari Cabang Yogyakarta digabung lagi dengan Seminari Mertoyudan hingga sekarang.

2. Profil SMA Seminari Mertoyudan

Nama : SMA Seminari Mertoyudan Magelang

Telp : (0293) 326718

Email : sma_seminari@yahoo.com

3. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Seminari Mertoyudan 1) Visi SMA Seminari Mertoyudan

Seminari Menengah Santo Petrus Canisius Mertoyudan berkehendak menjadi rumah formatio bagi para calon gembala Gereja yang dengan gigih dan gembira mencintai Yesus Kristus, haus akan pengetahuan, dan berhasrat besar untuk melayani.

2) Misi SMA Seminari Mertoyudan

a) Mengusahakan terciptanya komunitas murid-murid Yesus Kristus sebagai teman seperjalanan dalam menanggapi panggilan Tuhan dengan gembira.

b) Mendampingi seminaris dalam mengenal, mencintai, dan mengikuti Yesus Kristus, megejar kedalaman hidup rohani, kemantapan panggilan, dan kesiapsediaan untuk diutus ke tengah Gereja dan masyarakat.

c) Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pembelajaran secara optimal sehingga seminaris dapat mempertanggungjawabkan imannya dan memiliki bekal yang diperlukan untuk melanjutkan formatio ke jenjang pendidikan berikutnya.

d) Mendampingi seminaris dalam mengembangkan diri menjadi pribadi penuh kasih, sehat jasmani dan rohani, dewasa secara manusiawi maupun kristiani sehingga siap untuk melayani.

3) Tujuan SMA Seminari Mertoyudan

Kegiatan formatio di Seminari Menengah Mertoyudan dilaksanakan dengan mengedepankan nilai-nilai dasar kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab.

4. Data Sekolah

1) Data guru SMA Seminari Mertoyudan

Jumlah guru di SMA Seminari Mertoyudan berjumlah 35 guru. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 15 guru. Data sampel guru akan dilampirkan.

2) Sarana dan Prasarana

SMA Mertoyudan Magelang dilengkapi sarana dan prasarana yang mendukung guru maupun siswa. Data sarana dan prasarana sekolah akan dilampirkan.

E. SMA Tarakanita Magelang

1. Sejarah Berdirinya SMA Tarakanita Magelang

SMA Tarakanita Magelang lahir dari kerinduan masyarakat kota Magelang, terlebih orang tua murid SMP Tarakanita yang akan mencarikan sekolah lanjutan tingkat atas bagi anak-anak mereka setelah lulus SMP, karena di Magelang saat itu hanya terdapat 2 SMA Negeri dan baru segelintir SMA swasta yang belum mampu menjawab kebutuhan masyarakat yang mencari pendidikan yang berkualitas. Banyak di antara mereka yang harus jauh-jauh melanjutkan ke luar kota untuk mencari SMA yang dipandang memenuhi keinginan tersebut.

Tahun ajaran 1984/1985 secara resmi SMA Tarakanita hadir di Kota Magelang dan menjadi salah satu unit karya di Yayasan Tarakanita. Kepala Sekolah yang dipercaya untuk memimpin unit karya ini adalah Ibu JC Resyanto. Ketika SMA Tarakanita lahir, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan siang hingga sore hari setelah anak-anak SD Tarakanita pulang, karena masih meminjam gedung SD Tarakanita di Jalan Tentara Pelajar 25 Magelang. Gedung

Kantor Yayasan yang ada sekarang ini dulu digunakan sebagai ruang guru dan kantor Tata Usaha SMA Tarakanita. Saat itu para guru yang mengajar masih dipinjam dari sekolah-sekolah lain yang lebih dulu terkenal, seperti SMAK Pendowo Magelang, SMA Negeri 1 Magelang, SMA Seminari Mertoyudan, bahkan dari Universitas Tidar Magelang. Kegiatan pembelajaran di SD Tarakanita ini berlangsung selama 2 tahun, hingga pada tanggal 31 Desember 1986 gedung baru berlantai 2 di Jalan Beringin VI selesai dibangun.

Tanggal 10 Januari 1987 gedung baru SMA Tarakanita yang berada di lingkungan Kelurahan Tidar diberkati oleh Romo Vikep Kedu, Evaristus Rusgiharto Pr. Sejak itu para siswa SMA Tarakanita Magelang menempati gedung sendiri di gedung baru untuk kegiatan pembelajarannya. Ternyata proses pembangunan gedung tidak berhenti di situ. Di sela-sela proses belajar mengajar, pembangunan gedung lantai III terus dilanjutkan dan tepat pada tanggal 15 Agustus 1989 gedung baru lantai III pun diberkati dalam Perayaan Ekaristi yang bertepatan dengan pesta Bunda Maria diangkat ke surga. Seiring dengan perkembangan zaman dan makin berkembangnya SMA Tarakanita, penambahan sarana dan prasarana semakin bertambah. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, pada tahun 1999 pada masa kepemimpinan pejabat sementara yaitu Ibu Serafina Panti Satija Wardani, S.Pd, dilakukan pembangunan tahap 3 gedung SMA Tarakanita Magelang, yaitu dengan dibangunnya aula, perpustakaan yang lebih besar, laboratorium bahasa, areal parkir yang memadai, laboratorium komputer, dan beberapa ruang lain yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Unit gedung yang baru ini diresmikan oleh Uskup Agung

Semarang, Mgr. Ignatius Suharyo, Pr pada 4 November 2000, bertepatan dengan Carolus Day. Pada saat itu Kepala Sekolah yang sedang mengemban tugas adalah Sr. Hanna CB. Beliau sebelumnya mengemban tugas sebagai Kepala SMP Tarakanita Magelang.

Pengemban tugas Kepala Sekolah setelah Sr. Hanna CB adalah Bapak Drs. Theodulus Tri Sunarta yang menjalani masa tugasnya selama 2 periode. Tugas perutusan sebagai Kepala Sekolah dilanjutkan oleh Bapak Drs. Stephanus Sutrisno.

2. Profil SMA Tarakanita Magelang

Nama : SMA Tarakanita Magelang No Telp : (0293) 364526

Website : www.sma_mgl.tarakanita.or.id

3. Visi dan Misi SMA Tarakanita Magelang 1) Visi SMA Tarakanita Magelang

Yayasan Tarakanita, sebagai Yayasan Pendidikan Katolik yang dijiwai oleh semangat Kongregasi suster-suster cinta kasih St. Carolus Borromeus, bercita-cita menjadi penyelenggara karya pelayanan pendidikan yang dilandasi semangat cinta kasih dengan menekankan terbentuknya manusia dengan kepribadian yang utuh: berwatak baik, beriman, jujur, bersikap adil, cerdas, mandiri, kreatif, terampil, berbudi pekerti luhur, berwawasan kebangsaan dan digerakkan oleh kasih Allah yang berbela rasa terhadap manusia, terutama mereka yang miskin, tersisih dan menderita.

2) Misi Tarakanita Magelang

a) Ambil bagian dalam misi pendidikan Gereja Katolik.

b) Ikut serta menciptakan iklim religius dan suasana kasih yang membawa manusia pada sikap beriman, berbakti, dan memuliakan Allah, serta hidupnya digerakkan oleh kasih Allah yang berbela rasa terhadap manusia, terutama kepada mereka yang miskin, tersisih dan menderita.

c) Melakukan koordinasi dan menciptakan iklim yang kondusif di sekolah- sekolah yang dikelolanya guna terselenggaranya proses pembelajaran melalui pengajaran, pelatihan, dan bimbingan terhadap peserta didik, sedemikian rupa sehingga terbentuk manusia dengan kepribadian yang utuh.

d) Mengupayakan agar diselenggarakan pendidikan tentang religiositas dan pendidikan nilai yang membantu peserta didik mengembangkan watak yang baik, sikap jujur, adil dan budi pekerti yang luhur.

Dokumen terkait