• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.4 Uji Hipotesis

4.4.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Ho : b1 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ho : b1 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α= 5% Ho ditolak jika F hitung > F tabel pada α= 5%

Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:

df (Pembilang) = k – 1 df (Penyebut) = n – k

Keterangan :

n = jumlah sampel penelitian k = jumlah variabel bebas dan terikat

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) 30 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh :

1. df (pembilang) = 3 – 1 = 2 2. df (penyebut) = 30 – 3 = 27

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS, kemudian akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat α = 5%.

Tabel 4.11

Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 106.594 2 53.297 14.167 .000a

Residual 101.573 27 3.762

Total 208.167 29

a. Predictors: (Constant), Faktor Kepribadian, Pengetahuan Kewirausahaan b. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa hasil perolehan Fhitung pada kolom F yakni sebesar 14,167 dengan tingkat signifikansi = 0.000, lebih besar dari nilai Ftabel yakni 3,354, dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau dengan kata lain Fhitung > Ftabel (14,167 > 3,354).

Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansinya (0.000 < 0.05), menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas (pengetahuan kewirausahaan, dan faktor kepribadian) secara serempak adalah signifikan terhadap variabel terikat (keberhasilan usaha).

4.4.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara parsial (individual) terhadap variasi variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah :

Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ho : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan adalah: Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α= 5% Ho ditolak jika t hitung > t tabel pada α= 5% Hasil pengujian adalah :

Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k) n = jumlah sampel, n = 30

k = jumlah variabel yang digunakan, k = 3

Derajat kebebasan/ degree of freedom(df) =(n-k) = 30-3 = 27

Uji-t yang dilakukan adalah uji satu arah, maka ttabel yang digunakan adalah t0,05 (27) = 1,703

Tabel 4.12

Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .449 4.413 .102 .920 Pengetahuan Kewirausahaan .279 .111 .389 2.524 .018 Faktor Kepribadian .278 .098 .440 2.854 .008

a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa: 1. Variabel Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

Nilai thitung variabel pengetahuan kewirausahaan adalah 2,524 dan nilai ttabel 1,703 maka thitung > ttabel (2,524 > 1,703) sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan (0,018 < 0,05) secara parsial terhadap keberhasilan usaha.

2. Variabel Faktor Kepribadian (X2)

Nilai thitung variabel faktor kepribadian adalah 2,854 dan nilai ttabel 1,703 maka thitung > ttabel (2,854 > 1,703) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel faktor kepribadian berpengaruh positif dan signifikan (0,008 < 0,05) secara parsial terhadap keberhasilan usaha.

4.4.3 Pengujian Koefesien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R² ≥ 1). Jika R² semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya.

Tabel 4.13

Hasil Uji Koefesien Determinasi (R2) Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .716a .512 .476 1.93958

a. Predictors: (Constant), Faktor Kepribadian, Pengetahuan Kewirausahaan

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa :

1. R = 0,716 berarti hubungan antara variabel pengetahuan kewirausahaan dan faktor kepribadian terhadap kinerja karyawan sebesar 71,6%. Artinya hubungannya erat.

2. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,476 berarti 47,6% variabel keberhasilan usaha dapat dijelaskan oleh variabel pengetahuan kewirausahaan dan faktor kepribadian sedangkan sisanya 52,4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini seperti efikasi diri, motivasi dan lain sebagainya. 3. Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 1,93958. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.5 Pembahasan

4.5.1 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan kewirausahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha dengan nilai thitung variabel pengetahuan kewirausahaan adalah 2,524 dan nilai ttabel 1,703 maka thitung > ttabel (2,524 > 1,703) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan (0,018 < 0,05) secara parsial terhadap keberhasilan usaha. Hal ini sejalan dengan hasil uji linier berganda yang menunjukkan koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel pengetahuan kewirausahaan dengan keberhasilan

usaha, jika pengetahuan kewirausahaan ditingkatkan maka keberhasilan usaha juga akan meningkat pada Usaha Pasar Kuliner di Kota Stabat.

Pengetahuan kewirausahaan merupakan kemampuan seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang baru melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga dapat menciptakan ide-ide atau peluang dan dapat dimanfaatkan dengan baik. Pengetahuan kewirausahaan dapat diperoleh melalui pendidikan kewirausahaan, sehingga dengan pengetahuan kewirausahaan yang diperoleh seseorang dapat menjalankan usahanya dengan baik karena pengetahuan kewirausahaan adalah salah satu faktor yang mampu mendukung dalam keberhasilan usaha yang ditunjang dengan pengalaman, modal, serta keinginan yang kuat dalam berwirausaha. Dengan pengetahuan kewirausahaan seorang wirausahawan juga mampu berpikir untuk mengembangkan usahanya karena dengan kompetensi yang dimiliki dan pengalaman yang cukup merupakan modal utama dalam berwirausaha.

Pengetahuan kewirausahaan juga merupakan proses pembelajaran melalui materi-materi maupun dari sumber-sumber lain yang diharapkan dapat memberikan gambaran dan bekal mengenai kewirausahaan yang nantinya dapat dijadikan bahan pertimbangan seseorang untuk menentukan masa depan dan diharapkan dapat mendorong seseorang untuk menumbuhkan minat berwirausaha, yang pada akhirnya dapat mencapai keberhasilan usaha yang maksimal dan mampu membuka lapangan pekerjaan.

4.5.2 Pengaruh Faktor Kepribadian Terhadap Keberhasilan Usaha

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel faktor kepribadian memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha, yang dapat dilihat dari nilai thitung variabel faktor kepribadian adalah 2,854 dan nilai ttabel 1,703 maka thitung > ttabel (2,854 > 1,703) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel faktor kepribadian berpengaruh positif dan signifikan (0,008 < 0,05) secara parsial terhadap keberhasilan usaha. Faktor kepribadian juga merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan usaha.

Kepribadian adalah serangkaian ciri yang relatif mantap, kecenderungan dan perangai yang sebagian besar dibentuk oleh faktor keturunan dan faktor sosial, kebudayaan dan lingkungan. Menurut Robins (2006:85) bahwa “Kepribadian merupakan total jumlah dari cara-cara dalam mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. Kepribadian seorang manajer sangat dipengaruhinya dalam bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain”.

Berdasarkan pengertian tersebut, jelas terlihat bahwa kepribadian sangat mempengaruhi keberhasilan usaha, hal ini disebabkan karena kepribadian merupakan ciri yang cenderung menunjukkan tingkah maupun prilaku seseorang dalam bersikap sehingga kita dapat menilai apakah seseorang memiliki jiwa maupun minat dalam berwirausaha atau tidak.

Dengan kepribadian kita juga dapat melihat apakah usaha yang dijalankan dapat berkembang atau tidak sama sekali karena kepribadian yang rapuh akan berdampak negatif terhadap pekerjaan. Kepribadian yang baik yaitu apabila wirausaha dapat bekerjasama dengan baik serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara wajar dan efektif. Di Indonesia kata wiraswasta sering

diartikan sebagai orang yang tidak bekerja pada sektor pemerintah seperti para pedagang, pengusaha, dan orang yang bekerja di perusahaan swasta. Sedangkan wirausahawan adalah orang yang mempunyai usaha sendiri. Wirausahawan adalah orang yang berani membuka kegiatan produktif yang mandiri. Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausaha agar wirausaha tersebut dapat maju / sukses (Laura, 2010:152).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait