• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Hasil Penelitian

2. Uji Hipotesis

Hipotesis diuji dengan teknik regresi linier berganda. Teknik analisis regresi adalah mampu memberikan lebih banyak informasi, yaitu prediksi. analisis regresi adalah persamaan linier yang digunakan untuk memprediksi atau meramalkan nilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen (Priyatno, 2012).

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 Juni sampai dengan 8 Juni 2016. Pengumpulan data menggunakan dua skala yaitu Skala Pola Asuh dan Skala Kecerdasan Emosional.

Jumlah kuesioner yang disebar adalah 235 buah, akan tetapi 79 kuesioner gugur karena subjek tidak memberikan jawaban secara lengkap pada skala penelitian. Terdapat 156 paket kuesioner yang memenuhi syarat untuk dipakai dalam penelitian ini.

B. Deskripsi Penelitian

1. Deskripsi Subjek

Subjek adalah remaja dengan rentang usia 13-18 tahun. Mereka merupakan siswa-siswi dari SMP Pamardi Yuwana Bhakti, SMP Strada, SMA Marsudirini, SMA Pangudi Luhur II Servasius. Subjek berjumlah 156 remaja yang terdiri dari 61 perempuan dan 95 laki-laki. (Tabel 15).

Berikut adalah gambaran subjek berdasarkan karakeristik yang telah ditentukan.

a. Jenis Kelamin

Tabel 13

Deskripsi Jenis Kelamin Subjek

b. Usia

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP dan SMA yang berusia 13-18 tahun. Tabel 14 menyajikan deskripsi usia subjek.

Tabel 14

Deskripsi usia Subjek

Usia Frekuensi Persentase

13 28 17,9% 14 25 16,0% 15 23 14,7% 16 30 19,2% 17 29 18,6% 18 21 13,5% Total 156 100%

c. Pengelompokkan Subjek Berdasarkan Pola Asuh

Tabel 15

Pengelompokkan Subjek berdasarkan Pola Asuh Orang tua

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Perempuan 61 39,1%

Laki-laki 95 60.9%

Total 156 100 %

Pola Asuh Jumlah Persentase

Authoritative 45 28.8 %

Authoritarian 43 27.6 %

Permissive 27 17.3 %

Uninvolved 41 26.3 %

C. HASIL PENELITIAN

Sebelum melakukan uji hipotesis regresi, dilakuakan uji asumsi yang meliputi uji nornalitas, uji lienearitas, uji multikolinieritas, dan uji heterokedastisitas (Priyatno, 2012)

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebenarnya normal (Santoso, 2010). Dalam uji normalitas regresi, yang diuji normalitsanya adalah error atau residunya. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan metode Kolmogorov-smirnov pada program SPSS versi 21 for Windows. Data normal apabila signifikansi lebih besar daripada 0.05 (p>0.05). Uji normalitas mendapatkan nilai signifikansi lebih dari 0.05 (p=0.553) menunjukkan bahwa residual telah berdistribusi normal.

Tabel 16

Hasil Uji Normalitas Residu

Signifikansi Keterangan

b. Uji Linieritas

Uji linieritas adalah uji yang digunakan untuk menyatakan bahwa hubungan antar variabel yang hendak diukur akan mengikuti garis lurus (Santoso, 2010).

Tabel 17

Hasil Uji Linieritas

Variabel Signifikansi Pengambilan Keputusan Keterangan Pola Asuh Authoritative 0.000 p<0.05 pada baris linearity Linier Pola Asuh Authoritarian 0.000 p<0.05 pada baris linearity Linier Pola Asuh Permissive 0.218 p>0.05 Deviation from linearity Linear Pola Asuh Uninvolved 0.002 p<0.05 pada baris linearity Linier

Hubungan dinyatakan linier apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (p<0.05) pada baris linearity, atau (p>0.05) pada baris Deviation from linearity (Santoso, 2010).

c. Uji Multikolinieritas

Asumsi multikolinieritas harus terpenuhi jika menggunakan analisis regresi lebih dari satu variabel prediktor. Uji Multikolinieritas dilakukan untuk melihat variabel-variabel prediktor tidak berkorelasi satu sama lain (Santoso, 2010). Jika ada dua variabel bebas di mana kedua variabel tersebut berkorelasi sangat kuat, maka secara logika persamaan regresinya cukup diwaliki oleh salah satu variabel saja

(Yudiaatmaja, 2013). Multikolinieritas dapat diketahui dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance (TOL). Syarat satu variabel tidak berkorelasi satu sama lain adalah jika nilai Tolerance lebih dari 0.10 dan nilai VIF kurang dari 10 (Priyatno, 2012).

Tabel 18

Hasil Uji Multikolinieritas

d. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas adalah kondisi dimana variasi dari residu untuk setiap nilai dari variabel independen bersifat konstan (Santoso, 2010). Uji heterokedastisitas menggunakan Uji Glejster. Apabila nilai signifikansi antara variabel independen lebih dari 0.05 (p>.05) maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas (Priyatno, 2012).

Variabel Colinierity Statistics

Tolerance VIF

Pola asuh authoritative 0.850 1.176

Pola asuh authoritarian 0.760 1.315

Pola asuh permissive 0.866 1.155

Tabel 19

Hasil Uji Hetetokedastisitas

Variabel Signifikansi

Pola Asuh Authoritative 0.087

Pola Asuh Authoritarian 0.285

Pola Asuh Permissive 0.736

Pola Asuh Uninvolved 0.613

Dari tabel 19 didapatkan hasil bahwa nilai signifikansi variabel independen lebih dari 0,05 (p>0.05), maka tidak terjadi masalah heterokedaktisitas pada data penelitian ini.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis menggunakan uji regresi linier dengan program SPSS versi 21 for Windows. Hasil analisis pola asuh orang tua sebagai prediktor kecerdasan emosional dapat dilihat pada tabel 20, 21, dan 22.

Tabel 20 Uji F

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

1

Regression 8503.354 4 2125.838 10.372 .000b

Residual 30948.954 151 204.960

Total 39452.308 155

a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosional

Hasil analisis regresi kecerdasan emosional melalui perhitungan anova (tabel 21) menunjukkan bahwa nilai F hitung (F=10.372) memiliki signifikansi sebesar 0.000 (p<0.05). Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel pola asuh authoritative, authoritarian permissive, dan uninvolved pada kecerdasan emosional remaja.

Tabel 21

Hasil Analisis Regresi Linier

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 94.952 11.878 7.994 .000 Authoritative .301 .132 .179 2.286 .024 Authoritarian .444 .134 .274 3.319 .001 PERMISSIV E .170 .152 .087 1.119 .265 Uninvolved -.339 .150 -.176 -2.255 .026

a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosional

Hasil perhitungan regresi linier (tabel 21) menunjukkan bahwa variabel pola asuh authoritative memilili nilai β= 0.301 yang berarti, peningkatan satu poin pada pola asuh authoritative maka kecerdasan emosional akan meningkat sebesar 0.301. Variabel pola asuh Authoritarian memperoleh nilai β=0,444 yang berarti, peningkatan satu poin pada pola asuh authoritarian akan diiringi dengan meningkatnya kecerdasan emosional sebesar 0,444. Variabel pola asuh permissive memperoleh nilai β=0,170 yang berarti, peningkatan satu poin pada pola

asuh permissive akan meningkatkan kecerdasan emosional remaja sebesar 0,170. Selanjutnya, variabel pola asuh uninvolved memperoleh nilai β= -0,339 yang berarti, peningkatan satu poin pada pola asuh uninvolved akan menurunkan kecerdasan emosional remaja sebesar 0,170.

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh positif signifikan dari pola asuh authoritative pada kecerdasan emosional remaja”. Tabel 24 menunjukkan hasil analisis regresi linear pola asuh authoritative dengan kecerdasan emosional memperoleh nilai (β=0.301, p=0.024). Berdasarkan taraf signifikansi sebesar 0.05 maka hipotesis pertama diterima, yang artinya terdapat pengaruh positif signifikan dari pola asuh authoritative pada kecerdasan emosional remaja.

Hipotesis kedua adalah “Terdapat pengaruh negatif signifikan dari pola asuh authoritarian pada kecerdasan emosional remaja”. Hasil regresi linier dari pola asuh authoritarian dengan kecerdasan emosional memperoleh nilai (β=0.444, p=0.001). Berdasarkan taraf signifikansi 0.05 maka hipotesis kedua ditolak, yang berarti terdapat pengaruh positif signifikan dari pola asuh authoritarian pada kecerdasan emosional remaja. Hipotesis ketiga adalah “Terdapat pengaruh negatif signifikan dari pola asuh permissive pada kecerdasan emosional remaja”. Hasil perhitungan regresi linier antara pola asuh permissive dengan kecerdasan emosional memperoleh nilai (β=0.170 , p=0.265). Berdasarkan taraf

signifikansi 0.05 maka hipotesis ketiga ditolak, yang artinya pola asuh permissive tidak berpengaruh signifikan pada kecerdasan emosional remaja.

Hipotesis keempat adalah “Terdapat pengaruh negatif signifikan dari pola asuh uninvolved pada kecerdasan emosional remaja”. Hasil perhitungan regresi linier antara pola asuh uninvolved dengan kecerdasan emosional memperoleh nilai (β=0.339 , p=0.026). Berdasarkan taraf signifikansi 0.05 maka hipotesis keempat diterima, yang artinya terdapat pengaruh negatif signifikan dari pola asuh uninvolved pada kecerdasan emosional remaja.

Tabel 22

Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .464a .216 .195 14.316

a. Predictors: (Constant), Uninvolved, Authoritative, PERMISSIVE, Authoritarian b. Dependent Variable: Kecerdasan Emosional

Tabel 22 menunjukkan bahwa pola asuh orang tua memberikan pengaruh sebesar 21.6 % pada kecerdasan emosional remaja. Sedangkan 78% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Sementara itu, sumbangan efektif untuk masing-masing variabel didapatkan dengan menghitung sumbangan efektif dengan menggunakan rumus sumbangan efektif (Widiarso, 2010) :

Keterangan :

b

ₓᵢ

=Koefisien b komponen x (Pola asuh)

CP = Cross product komponen x (terlampir di halaman 133)

Regression = nilai regresi

R² = sumbangan efektif total

Tabel 23

Sumbangan Efektif Pola Asuh Orang Tua Pada Kecerdasan Emosional

Jenis Pola Asuh Sumbangan Efektif

Authoritative 6,0%

Authoritarian 11,3%

Uninvolved 4,3%

Total Sumbangan Efektif 21.6%

SE

ₓᵢ

= b

ₓᵢ × CP × R²

Regression

Dokumen terkait