• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Analisis Data

4. Uji Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang harus diuji lagi kebenarannya. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan permainan kartu kuartet terhadap hasil belajar matematika materi geometri bangun ruang siswa kelas V di SD Negeri Kotagede 1 Yogyakarta. Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan bantuan program komputer SPSS 20 for windows.

Phophan dalam Sugiyono (2015: 273) mengatakan bahwa apabila jumlah anggota sampel � ≠ � dan varian tidak homogen, maka rumus t-tes yang digunakan adalah separated varian � = �̅ −�̅

� +

. Kemudian harga t sebagai

pengganti � �� dihitung dari selisih harga � �� dengan dk (� − 1) dan dk (� − 1) dibagi dua dan ditambahkan dengan harga t terkecil. Berdasarkan pernyataan tersebut diperoleh harga t pengganti � �� sebesar 2,041. Berikut ini perhitungan uji-t pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan uji-t posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

99

a. Uji-t Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Pada tahap ini uji-t dilakukan untuk mengetahui ada tau tidaknya perbedaan hasil pretest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hipotesis yang diuji dalam tahap ini sebagai berikut.

Ho : tidak ada perbedaan positif pada hasil pretest kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

Ha : ada perbedaan positif pada hasil pretest kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

Kriteria yang digunakan dalam uji-t ini adalah apabila �ℎ� �� ≤ � �� atau sig > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan yang positif pada hasil

pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dan begitu pula sebaliknya, apabila �ℎ� �� > � �� atau sig < 0,05 maka Ha diterima, artinya ada perbedaan

positif pada hasil belajar matematika kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut tabel hasil perhitungan uji-t pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 36. Hasil Perhitungan Uji-t Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Variabel thitung Sig. (2-tailed) Keterangan

Pretest Kelompok Eksperimen dan

Kontrol 1,028 0,308

Tidak ada beda

Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan uji-t pretest kelompok eksperimen dan kontrol diperoleh nilai t sebesar 1,028 dan signifikansi 0,308. Nilai �ℎ� ��lebih besar � �� yaitu 1,208 ≤ 2,041 atau nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,308 > 0,05. Dapat diketahui bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, artinya

100

kelompok kontrol. Dan dapat disimpulkan bahwa kemampuan yang dimiliki siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama atau tidak ada beda.

b. Uji-t Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Uji-t ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar matematika (posttest) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hipotesis statistic yang diuji dalam penelitian ini sebagai berikut.

Ho = Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil posttest pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Ha = Ada perbedaan yang signifikan hasil posttest pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol.

Tabel 37. Hasil Perhitungan Uji-t Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Variabel thitung Sig. (2-tailed) Keterangan

Posttest Kelompok Eksperimen

dan Kontrol 2,364 0,021 Ada beda

Berdasarkan tabel perhitungan uji-t di atas, hasil uji-t menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 2,364 dengan signifikansi (2-tailed) 0,021. Nilai �ℎ� ��lebih

besar � �� yaitu 2,364 > 2,041 atau nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,021 < 0,05. Hal itu membuktikan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya

ada perbedaan yang signifikan hasil posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Peran serta media atau peralatan pada pembelajaran matematika di sekolah dasar dapat mendukung dalam proses kegiatan belajar mengajar. Media atau alat pembelajaran tersebut digunakan untuk mempermudah guru dalam menyampaikan

101

materi juga mempermudah siswa untuk memahami materi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada bulan Maret 2017 ditemukan beberapa masalah yang dihadapi oleh siswa yaitu siswa kesulitan saat memahami sifat-sifat bangun ruang matematika dan kesulitan saat menghafal rumus-rumus yang terdapat pada bangun ruang. Karena dalam proses kegiatan belajar mengajar, guru cenderung menyampaikan materi secara lisan atau berceramah dan sedikit menulis di papan tulis serta guru belum menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Sehingga materi yang disampaikan oleh guru tidak sepenuhnya dapat dipahami oleh siswa.

Salah satu hal yang menyenangkan bagi anak-anak usia sekolah dasar adalah permainan. Anak-anak merasa senang saat bermain karena hal tersebut mengasyikkan. Terkadang belajar menjadi hal yang membosankan bagi anak karena belajar tidak semenarik sebuah permainan. Dengan bermain tersebut anak merasa senang dan bebas mengekspresikan apa yang sedang dirasakannya (Pitadjeng. 2006: 95). Berdasarkan permasalahan yang dihadapi siswa, peneliti memberikan solusi untuk masalah yang berkaitan dengan geometri bangun ruang berupa perlakuan atau treatment yang berbeda untuk membandingkan hasil belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum memberikan perlakuan pada kedua kelas tersebut, terlebih dahulu menentukan kelompok eksperimen dan kelompok control dengan cara pengundian. Hasil dari pengundian tersebut kelas VA sebagai kelompok kontrol dan kelas VB sebagai kelompok eksperimen.

Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol telah ditentukan. Selanjutnya peneliti memberikan soal tes kemampua awal (pretest) pada masing-masing

102

kelompok untuk mengetahui pemahaman awal siswa terkait materi geomtri bangun ruang sebelum diberikannya perlakuan atau treatment. Tes awal atau Pretest untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilaksanakan pada waktu yang berbeda yang menyesuaikan jadwal pelajaran. Pretest pertama diberikan pada kelompok kontrol pada hari Senin, 13 Maret 2017 pukul 07.00 - 08.10 dan pretest pada kelompok eksperimen diberikan pada hari Senin, 13 Maret 2017 pukul 08.10 - 09.20.

Hasil tes awal atau pretest dari masing-masing kelompok tersebut diolah dan dianalisis dengan bantuan program komputer SPSS 20 for windows. Hasil pretest kelompok eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 59,77, nilai tertinggi 76,67, nilai terendah 23,33, dan simpangan baku 12,016. Sedangkan hasil pretest kelompok kontrol diperoleh rata-rata sebesar 55,78, nilai tertinggi 90,00, nilai terendah 26,67, dan simpangan baku 17,66. Berdasarkan nilai rata-rata dari masing- masing kelompok, nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol dan memiliki perbedaan sebesar 3,99. Hasil pretest kedua kelompok tersebut belum mencapai KKM yang ditentukan yaitu 67. Dapat diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Kotagede 1 Yogyakarta harus diperbaiki.

Berdasarkan pemaparan di atas, untuk memperbaiki hasil belajar matematika yang belum mencapai KKM peneliti memberikan perlakuan atau treatment kepada kelompok eksperimen berupa permainan kartu kuartet bangun ruang dan perlakuan atau treatment kelompok kontrol berupa alat peraga bangun ruang. Pelaksanaan pemberian perlakuan atau treatment ini menyesuaikan jadwal pelajaran di sekolah.

103

Jadwal pemberian treatment untuk kelompok eksperimen yaitu hari Selasa, Rabu, dan Sabtu, sedangkan kelompok kontrol yaitu Senin, Rabu, dan Sabtu. Masing- masing kelompok mendapat 3 kali pertemuan pada jam pelajaran yang berbeda.

Pada pertemuan pertama kelas eksperimen (Sabtu, 18 Maret 2017) dan kelas kontrol (Rabu, 22 Maret 2017) membahas materi geometri bangun ruang kubus dan balok, namun media atau alat pembelajarannya berbeda. Pada pembelajaran matematika di kelas eksperimen peneliti menggunakan permainan kartu kuartet bangun ruang untuk membantu penyampaian materi. Pada pertemuan pertama, kegiatan belajar berlangsung lancar, siswa aktif, dan suasana belajar kondusif. Seluruh aspek yang ditetapkan oleh peneliti sudah tercapai. Seluruh siswa pada kelompok eksperimen berpartisipasi dalam permainan kartu kuartet. Begitu pula dengan pembelajaran pada pertemuan kedua, guru belum mengingatkan kembali langkah-langkah permainan kartu kuartet kepada siswa, sehingga ada beberapa siswa yang bertanya terkait langkah permainan kartu kuartet. Dan pembelajaran pertemuan ketiga, berdasarkan hasil pengamatan peneliti seluruh aspek dalam penelitian tercapai. Guru juga memberikan soal evaluasi setelah pemberian treatment pada setiap pertemuan treatment. Hasil evaluasi dari setiap treatment tersebut juga sudah mencapai KKM, berarti penggunaan permainan kartu kuartet bangun ruang tersebut berhasil memperbaiki hasil belajar matematika siswa. Sesuai dengan pendapat Dienes (Ruseffendi, 1992: 125-127), apabila setiap konsep atau prinsip dalam matematika yang disajikan dalam bentuk yang konkret yaitu bentuk permainan akan mudah dipahami dengan baik.

104

Tingkat pemahaman dan hasil belajar matematika pada materi geometri bangun ruang dapat diketahui melalui tes akhir atau posttest yang diberikan oleh peneliti kepada masing-masing kelompok. Tes akhir atau posttest untuk kelompok eksperimen diberikan pada hari Sabtu, 25 Maret 2017 dan kelompok kontrol pada hari Rabu, 29 Maret 2017. Hasil posttest kelompok eksperimen diperoleh nilai rata- rata sebesar 79,08, nilai tertinggi 96,67, nilai terendah 66,67, dan simpangan baku 7,716. Sedangkan hasil posttest kelompok kontrol diperoleh rata-rata sebesar 71,37, nilai tertinggi 96,67, nilai terendah 36,67, dan simpangan baku 16,249. Berdasarkan hasil posttest kedua kelompok tersebut, sesuai dengan pendapat Purwanto (2011: 4) mengatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.

Hasil perolehan nilai rata-rata tes akhir (posttest) dari masing-masing kelompok dapat dibandingkan. Hasil posttest kelompok eksperimen memperoleh nilai rata-rata sebesar 79,08 lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok control yang memperoleh 71,37. Dapat dimaknai bahwa ada pengaruh dari penggunaan permainan kartu kuartet terhadap hasil belajar matematika siswa.

Dokumen terkait