• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. Pengujian Data 1 Uji Normalitas

3. Uji Hipotesis

a. Pengujian Data Satu Tahun

Tujuan analisis regresi linier berganda adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh ROE, ROA, PM, CR, DER, LTTA, AT, ORTR, OROE terhadap rasio efektivitas pemerintah dan efisiensi pemerintah daerah untuk data satu tahun setelah penerbitan laporan keuangan pemerintah daerah. Berikut ini disajikan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian dengan model regresi I yang menggunakan variabel dependen kinerja keuangan pemerintah yang diukur dengan rasio efektivitas.

Tabel 9

Hasil Uji Hipotesis dan Regresi Model 1

Variable B t-value p-value

Constanta 0,270 5,656 0,000 ROE 0,109 0,084 0,933 ROA -0,294 -0,202 0,841 PM -0,019 -0,850 0,397 CR -0,006 -0,107 0,915 DER 2,246 6,909 0,000* LTTA -13,120 -3,143 0,002* AT -1,323 -1,376 0,172 OROE -0,408 -0,135 0,893 ORTR -0,031 -7,639 0,000* Adj R2 = 0,509 Fhitung = 34,916 P value = 0,000 Std.error = 0,2539804 *signifikan pada α = 1% ***signifikan pada α = 10%

Sumber: Hasil pengolahan data

Persamaan regresi I (data satu tahun setelah penerbitan laporan keuangan) yang digunakan untuk mengetahui pengaruh ROE, ROA, PM, CR, DER, LTTA, AT, ORTR, OROE terhadap rasio efektivitas (REK) adalah seperti berikut ini.

REK= 0,270 + 0,109 (ROE) - 0,294 (ROA) - 0,019 (PM) - 0,006 (CR) - 2,246 (DER)* - 13,120 (LTTA)* - 1,232 (AT) - 0,408 (OROE) + 0,031 (ORTR)* + 0,2539804

Hasil persamaan regresi tersebut di atas menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel yang berpengaruh pada efektivitas anggaran pemerintah daerah. Ketiga variabel dimaksud adalah DER, LTTA dan ORTR. Ketiga variabel tersebut mempunyai nilai probabilitas yang lebih kecil dari tingkat signifikan 1%. Nilai probabilitas untuk variabel DER adalah 0,000 dan untuk variabel LTTA adalah 0,002 serta untuk variabel ORTR adalah sebesar 0,000. Nilai probabilitas Untuk variabel ROE, ROA, PM, AT, dan OROE lebih besar dari tingkat signifikansi 1%, 5% dan 10% dan oleh karena itu, variabel-variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap efektivitas anggaran pemerintah.

Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa nilai probabilitas untuk signifikansi-F adalah 0,000 yang berada di bawah 1%, 5% dan 10% sehingga dapat dinyatakan bahwa model penelitian layak atau fit untuk digunakan dalam penelitian. Nilai Adj R2 adalah sebesar 0,509 yang mengindikasikan bahwa variabel independen penelitian berupa: ROE, ROA, PM, CR, DER, LTTA, AT, ORTR, OROE dapat menjelaskan variabilitas efektivitas pemerintah daerah sebesar 50,9% dan variabilitas sisanya yaitu sebesar 49,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

Sementara pengujian model regresi II untuk data satu tahun dengan menggunakan ukuran variabel kinerja keuangan berupa rasio efisiensi dapat disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 10

Hasil Uji Hipotesis dan Regresi Model 2

Variable B t-value p-value

Constanta 1,341 14,944 0,000 ROE 1,503 1,131 0,261 ROA -0,426 -0,214 0,831 PM -0,036 -1,352 0,180 CR 0,001 0,385 0,975 DER -0,219 -0,734 0,465 LTTA 1,237 0,240 0,881 AT 0,195 0,145 0,885 OROE -0,883 -2,306 0,023** ORTR 0,018 3,160 0,002* Adj R2 = 0,079 Fhitung = 5,196 P value = 0,007 Std.error = 0,3043571 *signifikan pada α = 1% **signifikan pada α = 5%

Sumber: Hasil pengolahan data

Persamaan regresi II yang digunakan untuk melihat pengaruh rasio ROE, ROA, PM, CR, DER, LTTA, AT, ORTR, OROE terhadap tingkat efisiensi pemerintah satu tahun setelah penerbitan laporan keuangan pemerintah daerah adalah:

REF= 1,341 + 1,503 (ROE) - 0,426 (ROA) - 0,036 (PM) + 0,001 (CR) - 0,219 (DER) + 1,237 (LTTA) + 0,195 (AT) + 0,883 (OROE)** + 0,018 (ORTR)* + 0,3043571

Hasil persamaan regresi tersebut di atas menunjukkan bahwa terdapat dua variabel yang berpengaruh terhadap rasio efesiensi pada satu tahun setelah pelaporan keuangan pemerintah daerah yaitu ORTR dan OROE. Nilai probabilitas untuk variabel OROE adalah 0,023 dan variabel ORTR adalah sebesar 0,002. Sementara untuk variabel yang lain ROA, CR, DER, LTTA, AT, dan PM serta ROE hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh dengan ditunjukkan oleh nilai probabilitas yang lebih besar dari tingkat signifikansi 1%, 5% dan 10%.

Sementara itu untuk nilai signifikansi F adalah sebesar 0,007 yang lebih kecil dari 0,01, 0,05 dan 0,10 yang mengindikasikan bahwa model regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah fit atau layak untuk digunakan. Angka Adj R2 adalah sebesar 0,079 yang mengindikasikan bahwa variabel independen dalam penelitian ini yang terdiri dari: ROA, PM, CR, DER, LTTA, AT, ORTR, OROE mampu menjelaskan variabilitas rasio efisiensi sebesar 7,9%, sehingga variabilitas lain sebesar 92,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

b. Pengujian Data Dua Tahun

Pengujian data dua tahun dalam penelitian ini dilakukan dengan pengujian data rasio keuangan tahun 2005 terhadap efisiensi dan efektivitas pemerintah daerah tahun 2007. Persamaan regresi I (untuk data dua tahun setelah penerbitan laporan keuangan) yang digunakan untuk mengetahui pengaruh ROE, ROA, PM, CR, DER, LTTA, AT, ORTR, OROE terhadap rasio efektivitas (REK) dua tahun setelah penerbitan laporan keuangan pemerintah daerah adalah seperti berikut ini.

REK = 0,320 - 0,544 (ROE)*** + 0,903 (ROA) - 0,018 (PM) + 0,000 (CR) + 1,648 (DER) – 7,982 (LTTA) - 0,399 (AT) – 0,880 (OROE) - 0,033 (ORTR)* + 0,40284423

Persamaan regresi tersebut di atas disusun berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dapat dijelaskan dengan tabel berikut ini.

Tabel 11

Hasil Uji Hipotesis dan Regresi Model 1

Variable. B t-value p-value

Constanta 0,320 4,471 0,000 ROE -0,544 -1,898 0,061*** ROA 0,903 0,330 0,742 PM -0,018 -0,404 0,688 CR 0,000 0,200 0,842 DER 1,648 0,500 0,618 LTTA -7,982 -1,360 0,178 AT -0,399 -0,293 0,770 OROE -0,880 -1,351 0,181 ORTR -0,033 -5,446 0,000* Adj R2 = 0,262 Fhitung = 15,380 P value = 0,000 Std.error = 0,40284423 ***signifikan pada α = 10% *signifikan pada α = 1%

Sumber: Hasil pengolahan data

Hasil persamaan regresi tersebut di atas menunjukkan bahwa terdapat dua variabel yang berpengaruh pada efektivitas anggaran pemerintah daerah dua tahun setelah penerbitan laporan keuangan pemerintah daerah. Untuk variabel masing-

masing variabel ROE signifikan pada tingkat keyakinan 10% dengan probabilitas sebesar 0,061, sementara untuk variabel ORTR signifikan pada level keyakinan 1% karena nilai probabilitas adalah sebesar 0,000. Sementara itu untuk variabel yang lain: OROE, ROA, PM, CR, DER, AT dan LTTA, hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel tersebut tidak berpengaruh pada efektivitas keuangan pemerintah daerah dua tahun setelah penerbitan laporan keuangan pemerintah daerah dengan indikasi nilai probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi penelitian 1%, 5% dan 10%.

Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa nilai probabilitas untuk F adalah 0,000 yang berada di bawah 1%, 5% dan 10% sehingga dapat dinyatakan bahwa model penelitian layak atau fit untuk digunakan dalam penelitian. Nilai adj R2

adalah sebesar 0,262 yang mengindikasikan bahwa variabel independen penelitian berupa: ROE, ROA, PM, CR, DER, LTTA, AT, ORTR, OROEdapat menjelaskan variabilitas rasio efektivitas sebesar 26,2% sehingga variabilitas sisanya yaitu sebesar 73,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

Sementara hasil model regresi II (data dua tahun) dengan rasio efisiensi sebagai variabel dependen dapat disajikan seperti tabel berikut ini.

Tabel 12

Hasil Uji Hipotesis dan Model Regresi 2

Variable B t-value p-value

Constanta 1,441 10,103 0,000 ROE 4,269 13,773 0,000* ROA -9,423 -5,025 0,000* PM 0,025 0,327 0,744 CR 0,001 0,632 0,530 DER -5,744 -1,424 0,159 LTTA 20,198 3,025 0,003* AT 2,334 1,805 0,075*** OROE -1,828 -2,118 0,038** ORTR 0,017 2,117 0,038** Adj R2 = 0,725 Fhitung = 36,650 P value = 0,000 Std.error = 0,43270995 * signifikan pada α = 1% **signifikan pada α = 5% ***signifikan pada α =10% Sumber: Hasil pengolahan data

Atas dasar hasil pengujian di atas, maka dapat disusun persamaan regresi untuk mengetahui pengaruh ROE, ROA, PM, CR, DER, LTTA, AT, ORTR, OROE terhadap rasio efektivitas (REK) dua tahun setelah penerbitan laporan keuangan pemerintah daerah adalah seperti berikut ini.

REF= 1,441 + 4,629 (ROE)* – 9,423 (ROA)* + 0,025 (PM) + 0,001 (CR) – 5,744 (DER) + 20,198 (LTTA)* + 2,334 (AT)*** – 1,828 (OROE)** + 0,017 (ORTR)** + 0,43270995

Hasil persamaan regresi tersebut di atas menunjukkan bahwa terdapat enam variabel yang berpengaruh pada efektivitas anggaran pemerintah daerah dua tahun setelah penerbitan laporan keuangan pemerintah daerah. Untuk variabel ROE, ROA dan LTTA signifikan pada tingkat keyakinan 1% dengan probabilitas masing-masing sebesar 0,000, 0,000 dan 0,003. Untuk variabel ORTR dan OROE signifikan pada level keyakinan 5% karena nilai probabilitas adalah sebesar 0,038. Untuk variabel AT signifikan pada level keyakinan 10% dengan nilai probabilitas adalah sebesar 0,075. Sementara itu, untuk variabel yang lain yaitu CR, PM dan DER tidak berpengaruh terhadap efektivitas anggaran pemerintah daerah karena nilai probabilitas lebih besar dari 1%, 5% dan 10%.

Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa nilai probabilitas untuk signifikansi-F adalah 0,000 yang berada di bawah 1%, 5% dan 10% sehingga dapat dinyatakan bahwa model penelitian layak atau fit untuk digunakan dalam penelitian. Nilai adj R2 adalah sebesar 0,725 yang mengindikasikan bahwa variabel independen penelitian berupa: ROE, ROA, PM, CR, DER, LTTA, AT, ORTR, OROE menjelaskan variabilitas rasio efektivitas sebesar 72,5% sehingga variabilitas sisanya yaitu sebesar 27,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

D. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh informasi dalam laporan keuangan yang dinyatakan dalam bentuk posisi keuangan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah yang dinyatakan dalam bentuk efisiensi dan efektivitas anggaran pendapatan dan belanja daerah. Penelitian ini

menggunakan kerangka pengujian data satu dan dua tahun setelah penerbitan laporan keuangan pemerintah daerah. Pengujian dilakukan untuk informasi posisi keuangan tahun 2005 terhadap kinerja tahun 2006 dan informasi posisi keuangan tahun 2006 terhadap kinerja keuangan tahun 2007 serta informasi posisi keuangan tahun 2005 terhadap kinerja keuangan tahun 2007.

Dalam pengujian data satu tahun diperoleh hasil bahwa variabel DER, LTTA dan ORTR berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah yang dinyatakan dalam bentuk rasio efektivitas. Hasil ini didasarkan pada nilai probabilitas untuk variabel DER sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian 1%, 5% dan 10%. Untuk variabel LTTA nilai probabilitas adalah sebesar 0,002 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian 1%, 5% dan 10% serta nilai probablitas untuk variabel ORTR adalah 0,000 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian baik 1%, 5% maupun 10%. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa posisi DER pemerintah daerah berpengaruh terhadap tingakt efektivitas anggaran pemerintah daerah. Jumlah utang pemerintah daerah yang tinggi mengindikasikan bahwa pemerintah daerah mempunyai kewajiban untuk melakukan pengeluaran yang tinggi sehingga dapat berpengaruh pada efektivitas anggaran akibat kurangnya dana yang tersedia untuk pembiayaan kegiatan pemerintah daerah (Jones dan Walker, 2007).

Alasan yang sama juga melandasi hasil penelitian bahwa LTTA berpengaruh terhadap efektivitas anggaran pemerintah daerah. Dengan adanya utang jangka panjang yang dimiliki oleh pemerintah daerah mengakibatkan adanya keharusan bagi pemerintah daerah untuk melakukan pengeluaran

pengembalian pokok pinjaman dan bunga utang pada periode berikutnya. Adanya keharusan untuk melakukan pengeluaran ini menjadikan pengurangan jumlah kas daerah hingga mempengaruhi efektivitas anggaran pemerintah daerah. Untuk hasil penelitian bahwa ORTR berpengaruh terhadap efektivitas anggaran pemerintah didasari pada alasan bahwa pendapatan pemerintah daerah yang mengalami kenaikan menyebabkan penambahan jumlah kas daerah yang dapat digunakan sebagai sumber pendanaan program kerja tahun berikutnya sehingga mempengaruhi efektivitas pemerintah daerah. Dengan jumlah pendapatan yang tinggi dapat menambah jumlah dana bagi pemerintah daerah untuk melakukan pelaksanaan program pembangunan hingga mampu melakukan program tersebut secara efektiv (Mahmudi, 2007)

Hasil pengujian satu tahun untuk regresi dengan efektivitas sebagai variabel dependen juga menunjukkan bahwa ROE, ROA, PM, CR, AT, dan OROE tidak berpengaruh terhadap efektivitas anggaran pemerintah daerah. Hasil ini diindikasikan oleh nilai probabilitas untuk variabel tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi penelitian baik 1%, 5% dan 10%.

Dalam pengujian data satu tahun dengan efisiensi sebagai variabel dependen menunjukkan bahwa variabel ORTR dan OROE berpengaruh terhadap efisiensi anggaran pendapatan dan belanja daerah. Posisi OROE menunjukkan proporsi pendapatan asli daerah dengan jumlah pengeluaran untuk memperoleh pendapatan tersebut. Dengan jumlah pendapatan tersebut dapat digunakan oleh pemerintah daerah dalam pembiayaan untuk setiap program kerja bagi pemerintah

daerah sehingga mempengaruhi efisiensi anggaran pemerintah daerah bersangkutan.

Posisi variabel ORTR menggambarkan proporsi pendapatan asli daerah dengan total pendapatan pemerintah daerah. Jumlah pendapatan yang tinggi dapat meningkatkan angka ORTR yang mengindikasikan bahwa pemerintah daerah mampu memperoleh jumlah pendapatan asli daerah yang tinggi hingga mampu mendanai program kerja pemerintah daerah pada periode berikutnya. Dengan pendanaan yang cukup, maka program kerja pemerintah daerah tahun berikutnya dapat dilakukan dengan efisien. Sementara itu untuk variabel yang lain ROE, ROA, PM, CR, DER, AT dan LTTA mempunyai nilai probabilitas yang lebih besar baik 1%, 5% maupun 10% sehingga dapat dinyatakan variabel rasio yang tersaji dalam laporan keuangan pemerintah daerah tidak berpengaruh terhadap efektivitas kinerja anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Dalam pengujian data dua tahun untuk model regresi dengan efektivitas sebagai variabel dependen menunjukkan bahwa variabel OROE dan ORTR berpengaruh terhadap efektivitas anggaran pemerintah daerah. Hasil pengujian model regresi 1 dengan data dua tahun ini mengindikasikan bahwa jumlah pendapatan asli daerah berpengaruh terhadap efektivitas anggaran pada dua periode setelah pelaporan keuangan pemerintah daerah. Dengan jumlah pendapatan yang cukup dapat berpengaruh pada jumlah kas deaerah karena pendapatan asli daerah merupakan salah satu sumber pendanaan pemerintah untuk melaksanakan pembangunan di daerah. Adanya pendapatan yang cukup menjadikan pendanaan yang cukup untuk program kerja pemerintah pada dua

periode berikutnya sehingga berpengaruh pada efektivitas anggaran pemerintah daerah. Sementara itu untuk variabel yang lain OROE, ROA, PM, CR, DER, AT dan LTTA mempunyai nilai probabilitas yang lebih besar baik 1%, 5% maupun 10% sehingga dapat dinyatakan variabel rasio yang tersaji dalam laporan keuangan pemerintah daerah tidak berpengaruh terhadap efektivitas kinerja anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Dalam pengujian model regresi yang menggunakan efisiensi sebagai variabel dependen menunjukkan bahwa variabel ROE, ROA, LTTA, AT, ORTR dan OROE berpengaruh terhadap efisiensi kinerja anggaran pemerintah daerah. Posisi ROE dan ROA berpengaruh terhadap efisiensi anggaran pemerintah daerah. Hasil pengujian mengindikasikan bahwa peningkatan ROE dan ROA adalah gambaran besarnya jumlah surplus dan menggambarkan kinerja pemerintah daerah yang kurang atau tidak efesien. Apabila suatu pemerintah daerah menghasilkan jumlah surplus dalam satu tahun anggaran, maka menjadi kewajiban bagi pemerintah daerah bersangkutan untuk mengembalikan jumlah surplus tersebut ke kas Negara. Selain itu, untuk periode berikutnya pemerintah daerah tersebut tidak diperbolehkan untuk mengajukan anggaran melebihi jumlah anggaran tahun terjadinya surplus anggaran tersebut. Oleh karena kewajiban tersebut, maka posisi ROE dan ROA dapat mempengaruhi efesiensi anggaran pada dua periode setelah pelaporan keuangan pemerintah daerah.

Variabel LTTA berpengaruh terhadap efisiensi anggaran pemerintah daerah. Hasil pengujian ini mengindikasikan bahwa dengan jumlah utang jangka panjang yang besar menyebabkan kinerja pemerintah daerah kurang atau tidak

efisien oleh karena dana yang tersedia digunakan untuk memenuhi kewajiban untuk pengembalian utang. Dengan kekurangan dana tersebut berakibat pada pelaksanaan program-program pemerintah yang kurang efisien dua periode setelah pelaporan keuangan pemerintah daerah. Sementara itu, variabel AT berpengaruh terhadap efisiensi anggaran pemerintah daerah mengindikasikan bahwa tingkat turnover asset yang tinggi menyebabkan pelaksanaan program pemerintah berjalan dengan baik karena dukungan asset yang dimilki oleh pemerintah. Dengan adanya tingkat turnover assets yang tinggi, maka pemerintah daerah dapat mencapai kinerja anggaran yang efisien.

Variabel ORTR dan OROE berpengaruh terhadap efisiensi anggaran pemerintah daerah dan hal ini mengindikasikan bahwa jumlah pendapatan pemerintah daerah yang tinggi berakibat pada jumlah dana yang cukup untuk pembiayaan program pemerintah daerah hingga mampu menghasilkan kinerja pemerintah daerah yang efisien. Dalam pengujian data dua tahun dengan rasio efiensi sebagai ukuran kinerja pemerintah daerah juga memperoleh hasil bahwa variabel DER dan PM tidak berpengaruh pada efisiensi pemerintah daerah pada dua periode setelah pelaporan keuangan. Hasil ini dibuktikan dengan nilai probabilitas untuk kedua variabel tersebut yang lebih tinggi dari tingkat signifikansi penelitian baik 1%, 5% dan 10%.

BAB V

PENUTUP

A.Simpulan

Pengujian data laporan keuangan pemerintah daerah yang dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda baik untuk model regresi I dengan rasio efektivitas maupun model regresi II yang menggunakan rasio efisiensi memperoleh bukti empiris mendasari pengambilan simpulan penelitian. Dalam pengujian model regresi I diperoleh bukti bahwa variabel return on equity, debt to equity, long term to total assets dan operating revenue to total revenue

berpengaruh terhadap efektivitas anggaran pemerintah daerah. Hasil ini mengindikasikan bahwa keempat variabel tersebut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja keuangan pemerintah yang diproksikan dengan rasio efektivitas. Debt to equity, long term to total assets dan operating revenue to total revenue berpengaruh terhadap efektivitas pemerintah daerah satu tahun setelah penerbitan laporan keuangan, sementara posisi return on equity dan

operating revenue to total revenue berpengaruh terhadap efektivitas pemerintah daerah dua tahun setelah penerbitan laporan keuangan. Namun demikian, untuk variabel lain return on assets, profit margin, current ratio, assets turnover dan

operating revenue to total revenue tidak berpengaruh pada tingkat efektivitas pelaksanaan anggaran pemerintah daerah.

Untuk pengujian model regresi II dengan menggunakan rasio efisiensi sebagai variabel dependen, hasil pengujian menunjukkan bahwa return on equity,

return on assets, long terms liabilities to total assets, assets turnover, operating revenue to total revenue dan operating revenue to operating expense berpengaruh terhadap tingkat efisiensi pemerintah daerah. Operating revenue to total revenue

dan operating revenue to operating expense berpengaruh pada tingkat efisiensi pemerintah daerah satu tahun setelah penerbitan laporan keuangan, sementara itu posisi return on equity, return on assets, long terms liabilities to total assets, assets turnover, operating revenue to total revenue dan operating revenue to operating expense berpengaruh pada efisiensi pemerintah daerah dua tahun setelah penerbitan laporan keuangan. Untuk variabel lain: current ratio, profit margin, debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah baik pada satu tahun dan dua tahun setelah penerbitan laporan keuangan pemerintah daerah.

B. Keterbatasan

Penelitian ini dilakukan dengan berbagai keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya berjumlah sembilan posisi keuangan tanpa mengikutsertakan variabel-variabel non keuangan. Selain itu penelitian ini hanya menggunakan aspek efisiensi dan efektivitas kinerja anggaran sebagai variabel dependen tanpa menyertakan aspek ekonomis dan aspek dampak (effect) anggaran dalam perspektif pengukuran kinerja value for money.

Penelitian ini menggunakan model regresi data dua tahun untuk variabel dependen efektivitas dengan adanya gejala autokorelasi positif. Adanya gejala autokorelasi positif ini mempunyai kemungkinan untuk mempengaruhi hasil penelitian ini. Selain itu, penelitian ini juga tidak memisahkan sampel penelitian ke dalam kelompok tertentu seperti: ukuran pemerintah daerah dan status daerah dalam pengujian data. Oleh karena itu, hasil penelitian tidak dapat membedakan pengaruh terhadap efisiensi dan efektivitas berdasarkan kelompok sampel tersebut.

Penelitian ini mempunyai nilai adj R square dengan perbedaan yang cukup besar di antara model 2 dengan data satu dan dua tahun. Nilai adj R square

mengindikasikan bahwa variabel independen mempunyai kemampuan yang baik dalam menjelaskan variasi variabel dependen, sebaliknya nilai adj R square yang rendah mengindikasikan bahwa kemampuan yang kurang baik dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Perbedaan nilai adj R square ini kemungkinan disebabkan oleh penggunaan data dan informasi dari laporan keuangan pemerintah daerah yang mempunyai opini wajar dengan pengecualian terutama untuk nilai aktiva pemerintah daerah dan pendapatan daerah, sehingga terdapat data penelitian yang nilainya tidak wajar berdasarkan standar akuntansi pemerintah yang dapat berpengaruh terhadap hasil pengujian data dalam penelitian ini.

Dokumen terkait