B. Pengujian Hipotesis 1) Uji Normalitas1) Uji Normalitas
2) Uji Hipotesis
40 Jika data terdistribusi normal maka pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan statistik parametrik tes.
1. Uji T Untuk Dua Sampel Bebas (Independent Sample T Test). Uji ini dilakukan untuk membandingkan dua sampel yang berbeda (bebas). Independent Sample T Testdigunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah:
Hipotesis Pertama
O
H : Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar IPA materi fisika siswa yang menggunakan media TIK Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
1
H : Ada perbedaan rata-rata hasil belajar IPA materi fisika siswa yang menggunakan media TIK Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas.
a) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka
O
41 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 _____ 2 ____ 1 1 1 2 ) 1 ( ) 1 ( n n n n s n s n X X t
b) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka
O
H ditolak.
Hipotesis Kedua
O
H : Rata-rata hasil belajar IPA materi fisika siswa yang
menggunakan media TIK Bahasa Indonesia sama atau tidak lebih baik dari yang menggunakan media TIK Bahasa Inggris.
1
H : Rata-rata hasil belajar IPA materi fisika siswa yang
menggunakan media TIK Bahasa Indonesia lebih baik dari yang menggunakan media TIK Bahasa Inggris.
Rumus perhitunganIndependent Sample T Testadalah sebagai berikut:
Dimana t adalah t hitung. Kemudian t tabel dicari pada tabel distribusi t dengan = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2. Setelah diperoleh besar t hitung dan t tabel maka dilakukan pengujian dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Kriteria pengujian
O
42
O
H ditolak jika-t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas.
a) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka HO diterima.
b) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka HO ditolak. Pengujian ini didasarkan pada pendapat Priyatno (2010:32-42)
2. Uji Data Dua Sampel Tidak Berhubungan (Independen)
Pada penelitian ini jika data tidak terdistribusi normal maka untuk menguji data dari dua sampel yang tidak berhubungan menggunakan UjiMann-Whitney.
Hipotesis Pertama
O
H : Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar IPA Materi fisika siswa yang menggunakan media TIK Bahasa Indonesia dengan yang menggunakan media TIK Bahasa Inggris.
1
H : Ada perbedaan rata-rata hasil belajar IPA materi fisika siswa yang menggunakan media TIK Bahasa Indonesia dengan yang menggunakan media TIK Bahasa Inggris.
43
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas.
a) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka HO diterima.
b) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka HO ditolak.
Hipotesis Kedua
O
H : Rata-rata hasil belajar IPA materi fisika siswa yang
menggunakan media TIK Bahasa Indonesia sama atau tidak lebih baik dari yang menggunakan media TIK Bahasa Inggris.
1
H : Rata-rata hasil belajar IPA materi fisika siswa yang
menggunakan media TIK Bahasa Indonesia lebih baik dari yang menggunakan media TIK Bahasa Inggris.
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas.
a) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka HO diterima.
b) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka HO ditolak.
56
Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rataN-Gainhasil belajar ranah kognitif masing-masing kelas yang telah dilakukan pembelajaran dengan media pembelajaran berbasis TIK Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Diperoleh hasil analisis bahwa ada perbedaan hasil belajar antara kedua kelas eksperimen yaitu yang menggunakan media TIK berbahasa Indonesia dengan pembelajaran yang menggunakan media TIK berbahasa Inggris. Rata-rataN-Gainhasil belajar ranah kognitif pada kelas eksperimen yang menggunakan media TIK berbahasa
Indonesia lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen yang menggunakan media TIK berbahasa Inggris. Hal ini disebabkan karena pada kelas eksperimen dengan media TIK berbahasa Indonesia lebih mudah diterima, karena bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari yaitu Bahasa Indonesia. Sedangkan pada kelas yang menggunakan media TIK berbahasa Inggris, siswa agak kesulitan memahami, karena menggunakan bahasa Inggris.
Adapun perolehan hasil uji normalitas rata-rata hasil belajar di kedua kelas eksperimen, disajikan dalam Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Rata-Rata Hasil Belajar
No Parameter
SMP Negeri 1 Metro SMP Negeri 4 Metro Eksperimen 1 Eksperimen 2 Eksperimen 1 Eksperimen 2 1. Jumlah Siswa 24 24 24 24 2. Rata-rata 82, 29 77, 29 81, 46 76, 88 3. Nilai Tertinggi 95 95 90 90 4. Nilai Terendah 70 65 70 60
5. Asymp. Sig (2-tailed) 0,265 0,645 0,329 0,444
Langkah pertama dalam uji statistik hasil belajar aspek kognitif adalah menguji data skor rata rata hasil belajar dari kedua kelas tersebut berdistribusi normal
57
atau tidak. Berdasarkan data yang tersaji pada Tabel 4.4, dapat diketahui bahwa data skor hasil belajar pada kelas eksperimen 1 di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 4 Metro memiliki distribusi normal, dimana nilai Asymp. Sig. (2-tailed)lebih dari 0,05 yaitu 0,265 dan 0,329. Berdasarkan hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa data skor rata rata hasil belajar di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 4 Metro pada kelas eksperimen 1 berdistribusi normal. Hal yang sama juga terjadi pada kelas eksperimen 2 dimana untuk data skor hasil belajar di SMP Negeri 1 Metro dan SMP Negeri 4 Metro memiliki distribusi normal dengan nilaiAsymp. Sig. (2-tailed)lebih dari 0,05 yaitu 0,645 dan 0,444. Berdasarkan hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa skor hasil belajar pada kelas eksperimen 2 berdistribusi normal. Hasil ini merupakan salah satu syarat terpenuhinya untuk melakukan uji 2 sampel tidak berhubungan dengan menggunakanIndependent Sample T Test. Namun sebelum dilakukan uji t test, terlebih dahulu dilakukan uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test ( ), artinya jika varian sama, maka uji t menggunakanEqual Variances Assumed(diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakanEqual Variances Not Assumed
(diasumsikan varian berbeda). Adapun perbedaan hasil belajar siswa disajikan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Uji Perbedaan Hasil Belajar
Independent Samples Test Nilai di SMP Negeri 1 Metro
Nilai di SMP Negeri 4 Metro
58 Equal variances assumed Equal variances not assumed Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for
Equality of Variances
F .754 .556
Sig. .390 .460
t-test for Equality of Means T 2.478 2.478 2.722 2.722 Df 46 44.911 46 44.190 Sig. (2-tailed) .017 .017 .009 .009 Mean Difference 5.000 5.000 4583 4583 Std. Error Difference 2.018 2.018 1.684 1.684 95%Confidence Interval of the Difference Lower Upper .938 9.062 .935 9.065 1.194 7.972 1.191 7976
Berdasarkan Tabel 4.5, nilai signifikansi pada uji F adalah 0,754 dan 0,556. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa varian kelompok kelas eksperimen 1 dan 2 adalah sama. Dengan ini penggunaan uji t menggunakanEqual Variances Assummed. Setelah diketahui bahwa varian kedua kelas sama, kemudian dilakukan uji t. Nilai thitungEqual Variances Assummedpada tabel sebesar 2,478 dan 2,722, sedangkan nilai ttabelsebesar 1,995. Nilai thitung> ttabelmaka H0ditolak.
Ada perbedaan rata-rata hasil belajar IPA materi fisika siswa yang menggunakan media TIK Bahasa Indonesia dan yang menggunakan media TIK Bahasa
.
4.2 Pembahasan
Dari uji perbedaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar ranah kognitif antara kelas eksperimen 1
59
yaitu kelas yang menggunakan media TIK berbahasa Indonesia dan kelas eksperimen 2 yaitu kelas yang menggunakan media TIK berbahasa Inggris. Rata-rataN-Gainhasil belajar kelas eksperimen 1 memiliki perbedaan dengan kelas eksperimen 2.
Berdasarkan hasil analisis pada ujiIndependent Sample T Testtersebut dapat terlihat bahwa ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa antara yang menggunakan media TIK berbahasa Indonesia dengan yang menggunakan media TIK berbahasa Inggris. Hal ini terlihat dari data kuantitatif yang menunjukkan perbedaan hasil belajar dari pembelajaran menggunakan media TIK berbahasa Indonesia dengan yang menggunakan media TIK berbahasa Inggris.
Hal tersebut didukung oleh rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelas eksperimen tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui rata-rata N-Gainhasil belajar pada kelas eksperimen 1 di SMP Negeri 1 Metro sebesar 0,76 (kategori tinggi). Dengan rincian sebanyak 21 siswa memperoleh kategori tinggi, dan 3 siswa memperoleh kategori sedang. Sedangkan di SMP Negeri 4 Metro diperolehN-Gainhasil belajar sebesar 0,71 (kategori tinggi). Dengan rincian sebanyak 15 siswa memperoleh kategori tinggi dan 9 siswa memperoleh kategori sedang. Sedangkan pada kelas eksperimen 2, diketahui rata-rataN-Gainhasil belajar siswa di SMP Negeri 1 Metro
sebesar 0,60 (kategori sedang) dengan rincian: 9 siswa memperoleh kategori tinggi dan 15 siswa memperoleh kategori sedang. Dan rata-rataN-Gainhasil belajar siswa di SMP Negeri 4 Metro sebesar 0,69 (kategori sedang).
60
Dengan rincian 9 siswa memperoleh kategori tinggi dan 15 siswa memperoleh kategori sedang.
Perbandingan banyaknya siswa yang memperoleh kategori sedang dan tinggi pada kedua kelas eksperimen dapat dilihat pada grafik 4.1.
Gambar 4.1 Grafik rata-rata kategoriN-Gainhasil belajar per kelas eksperimen
Perolehan nilai rata-rataN-Gainpada kedua kelas eksperimen berbeda. Perolehan kategori tinggi pun pada kedua kelas eksperimen berbeda. Ini berarti bahwa ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang
menggunakan media TIK berbahasa Indonesia dan yang menggunakan media TIK berbahasa Inggris. Selain itu, rata-rataN-Gainpada kelas yang menggunakan media TIK berbahasa Indonesia dan yang menggunakan media TIK berbahasa Inggris juga berbeda.
perbedaan rata-rataN-Gainhasil belajar kedua eksperimen dalam penelitian ini adalah signifikan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor perbedaan tingkat intelegensi masing-masing siswa, kondisi
21 9 3 15 0 5 10 15 20 25
61
psikologis siswa, maupun kondisi lingkungan pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran sedang berlangsung.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen 1, siswa yang mendapatkan kategori tinggi lebih banyak bila dibandingkan pada kelas eksperimen 2. Ini menunjukkan bahwa hasil belajar pada kelas yang menggunakan media TIK berbahasa Indonesia lebih mudah diterima. Karena menggunakan bahasa yang biasa mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini didukung pula oleh hasil pengujian data rata-rataN-Gain dan dapat dilihat padaMeanhasil pengujian data bahwameankelas
eksperimen 1 lebih besar daripada kelas eksperimen 2, yaitu 82,29 > 77,29. Hal ini menunjukkan bahwa H0pada hipotesis kedua pun ditolak sehingga dugaan rata-rata hasil belajar fisika siswa yang menggunakan media TIK berbahasa Indonesia lebih baik dari yang menggunakan media TIK berbahasa Inggris dapat diterima dan dapat diartikan bahwa rata-rata hasil belajar fisika siswa yang menggunakan media TIK berbahasa Indonesia lebih baik dari yang menggunakan media TIK berbahasa Inggris.
Perbedaan nilai rata-rataN-Gainhasil belajar pada masing-masing kelas eksperimen terkait proses pembelajaran dari kedua kelas tersebut. Secara keseluruhan proses pembelajaran pada kedua kelas eksperimen berbeda, yang membedakan adalah pada proses berlangsungnya, dimana kelas eksperimen 1 menggunakan media TIK berbahasa Indonesia dan kelas eksperimen 2 menggunakan media TIK berbahasa Inggris. Perbedaan mendasar yang menjadi faktor utama yang menyebabkan rata-rataN-Gain hasil belajar siswa kelas yang menggunakan media TIK berbahasa Indonesia
62
lebih tinggi daripada kelas yang menggunakan media TIK berbahasa Inggris karena penggunaan media pembelajaran TIK berbahasa Indonesia
menggunakan bahasa yang mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga mereka lebih mudah menerima pelajaran yang diajarkan.
Berdasarkan analisis data, observasi di lapangan dan rujukan penelitian yang sudah ada sebelumnya, dapat dinyatakan bahwa hasil belajar antara pembelajaran yang menggunakan media TIK berbahasa Indonesia lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan media TIK
63