• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.4 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

3.4.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk menganalisis dan menarik kesimpulan terhadap masalah-masalah yang diteliti. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui keterkaitan hubungan antara variabel dependen serta untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh masing-masing variabel dependen.

3.4.3.1 Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent secara simultan. Untuk membuktikan kebenaran pengaruh secara simultan dilakukan dengan uji F yang menyatakan ada tidaknya pengaruh dari variabel independent terhadap variabel dependent. Dimana pengujian statisknya sebagai berikut :

1. Merumuskan Hipotesis

a. H0:b1 b2 b2 b3 b4 b5 = 0, variabel independent (X) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent (Y).

b. H0:b1 b2 b2 b3 b4 b5 ≠ 0 , variabel independent (X) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent (Y).

2. Menentukan level of signifikan (α) sebesar 5% dengan :

df= n – k – 1

Dimana :

k = jumlah parameter regresi

3. Menghitung nilai F untuk mengetahui secara simultan pengaruh signifikan antara variabel independen dan variabel dependen dengan rumus sebagai berikut :

=

( )

.( )

...

Saleh (2004:110)

Dimana :

n = jumlah responden

m = jumlah variabel bebas

Fhitung = Koefisien Uji F

R2 = Koefisien Determinasi

4. Kriteria pengujian dari uji F adalah sebagai berikut :

a. Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 ditolak yang berarti secara simultan variabel independent {Gross Profit Margin (X1), Return on Asset’s (X2), Return On Investment (X3), Return on Equity (X4),

Earning Per Share (X5)} tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent {Harga Saham (Y)}.

b. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti secara simultan variabel independent {Gross Profit Margin (X1), Return on Asset’s (X2), Return On Investment (X3), Return on Equity (X4),

Earning Per Share (X5)} berpengaruh secara signifikan terhadap dependent {Harga Saham (Y)}.

Gambar 3.1 Kur va uji F H○ ditolak Hditerima Ftabel 3.4.3.2 Uji t

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent secara parsial. Untuk membuktikan kebenaran pengaruh secara parsial dilakukan dengan uji t yang menyatakan ada tidaknya pengaruh dari variabel independent terhadap variabel dependent.

1. Merumuskan hipotesis statistik

a. H0 : β1 = 0, variabel independent {Gross Profit Margin (X1), Return on Asset’s (X2), Return On Investment (X3), Return on Equity (X4),

Earning Per Share (X5)}, secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent {Harga Saham (Y)}.

b. H1 : βi ≠ 0, , variabel independent {Gross Profit Margin (X1), Return on Asset’s (X2), Return On Investment (X3), Return on Equity (X4),

Earning Per Share (X5)}, secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent {Harga Saham (Y)}.

2. Menentukan Level of Significant, sebesar 5%

df = n-k-1

Dimana :

n = jumlah sample

k = jumlah parameter

3. Menentukan besarnya thitung

(bi) βi

thitung = ... Saleh (2004:87)

Se (βi)

Dimana :

thitung = t hasil hitungan

β1 = koefisiensi regresi

Se βi = standart error

4. Kriteria pengujian daru uji t adalah sebagai berikut :

a. Jika –ttabel < thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti secara parsial variabel independent {Gross Profit Margin (X1), Return

on Asset’s (X2), Return On Investment (X3), Return on Equity (X4),

Earning Per Share (X5)} tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependent {Harga Saham (Y)}.

b. Jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti secara parsial variabel independent {Gross Profit Margin

(X1), Return on Asset’s (X2), Return On Investment (X3), Return on Equity (X4), Earning Per Share (X5)} berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependent {Harga Saham (Y)}.

Gambar 3.2 Kur va Uji t

-ttabel ttabel

Daerah Penerimaan Ho

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1.1 Bur sa Efek Indonesia (BEI)

Secara Historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau Bursa Efek Indonesia telah hadir sejak jaman Kolonia Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintahan Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintahan Kolonial dan VOC.

Meskipun pasar modal sudah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke 1 dan ke 2, perpindahan kekuasan dari pemerintah kolonial kepada pemerintahan Republik Indonesia, dan berbagi kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat dijalankan sebagai mana mestinya.

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut :

1. 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintahan Hindia Belanda.

3. 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.

4. Awal tahun 1939 : Karena isu politik (perang dunia II) Bursa Efek di Semaran dan Surabaya ditutup.

5. 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama perang dunia ke II.

6. 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal1952, yang dikeluarkan Oleh Menteri Kehakiman (Lukman Wiranata) dan Menteri Keuangan (Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo). Intrumen yang diperdagangkan adalah ObligaSI Pemerintahan RI (1950). 7. 1952 : Program Nasionalisme perusahaan Belanda. Bursa Efek Semakin

tidak aktif.

8. 1956 – 1977 : perdagangan di Bursa Efek Vakum.

9. 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto.

10. 1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efk sangat lesu. Umlah emiten higga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan intrumen pasar modal.

11. 1987 : Ditandatangani dengan Hadirnya Paket Desember 1987 yang memeberikan kemudahan bagi perusahaan melakukan penawaran umum dan investor asing menanam modal di Indonesia.

12. 1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang perbankan dan pasar modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas Bursa Terlihat Meningkat.

13. 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelolah ole perusahaan perdagangan uang dan efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

14. Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk gi public

dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal. 15. 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya mulai beroperasi dan dikelolah oleh

Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT. Bursa Efek Surabaya.

16. 13 Juli 1992 : Swastanisasi BRJ. BAPEPAM berubah menjadi badan pengawasan pasar modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ. 17. 22 Mei 1995 : Sistem otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan

computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).

18. 10 November1995 : Pemerintahan Mengeluarkan Undang – Undang No 8 Tahun 1995 tentang pasar modal. Undang – Undang ini mulai diberlakukan mulai januari 1996.

19. 1995 : Buesa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya. 20. 2000 : Sistem perdaganagan tanpa warkat (scripless tranding) mulai

diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

21. 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote tranding).

22. 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya ke Bursa Efek Jakarta dan berubah nama Menjadi Bursa Efek Indinesia.

Maksud dan tujuan Bursa Efek Indonesia yaitu :

1. Menunjang kebijaksanaan pemerintahan dalam bidang pengembangan pasar modal sebagai alternative sumber pembiayaan untuk mendukung dunia usaha dalam rangka pembangunan nasional.

2. Memberikan kesempatan yang lebih luas kepada masyarakat untuk ikut memiliki berbagai macam efek (saham) disamping memberikan kesempatan yang lebih luas bagi usaha untuk menarik dana dengan cara menawarkan efek kepada masyarakat.

3. Menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien. 4.1.1.2 Gambaran Umum Per usahaan

Perusahaan BUMN yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia sampai dengan 2011 sebanyak 19 perusahaan. Dari 19 perusahaan yang diambil sampel sebanyak 11 perusahaan yang memenuhi kriteria pengambilan sampel yaitu membagikan datanya secara terus menerusdari tahun 2008 – 2011.

Berikut ini adalah gambaran umum perusahaan yang dijadikan sampel penelitian :

1. Astr a Internasional Tbk (ASII)

PT Astra International Tbk (ASII) didirikan pada tanggal 20 Februari 1957 dikelola serta dipimpin oleh William Soeryadjaja, Tjien Kian Tie dan Liem peng Hong. Pada tahun 1965 dengan nama PT Astra

Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta. Pemegang saham terbesar ASII adalah Jardine Cycle & Carriage Ltd, perusahaan yang didirikan di Singapura. Jardine Cycle & Carriage Ltd merupakan entitas anak dari Jardine Matheson Holdings Ltd, perusahaan yang didirikan di Bermuda.

Saat ini, Perusahaan memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), antara lain: PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Astra Graphia Tbk (ASGR), PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ASII bergerak di bidang perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama entitas anak meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur dan teknologi informasi.

Pada tahun 1990, ASII memperoleh Pernyataan efektif BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ASII (IPO) kepada masyarakat sebanyak 30.000.000 saham dengan nominal Rp1.000,- per saham, dengan Harga Penawaran Perdana Rp14.850,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 04 April 1990.

2. Astr a Otoparts Tbk (AUTO)

PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) didirikan tanggal 20 September 1991 dan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1991. Kantor pusat AUTO beralamat di Jalan Raya Pegangsaan Dua Km. 2,2, Kelapa Gading, Jakarta, dan pabrik berlokasi di Jakarta dan Bogor. Induk usaha dari Perusahaan adalah PT Astra International Tbk (ASII).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan AUTO terutama bergerak dalam perdagangan suku cadang kendaraan bermotor, baik lokal maupun ekspor, dan manufaktur dalam bidang industri logam, plastik dan suku cadang kendaraan bermotor. Saat ini kegiatan pemasaran AUTO meliputi dalam dan luar negeri, termasuk Asia, Timur Tengah, Oceania, Amerika, Eropa dan Afrika, dan memiliki divisi perdagangan yang beroperasi di Singapura dan entitas anak di Australia.

Pada tanggal 29 Mei 1998, AUTO memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham AUTO (IPO) kepada masyarakat sebanyak 75.000.000 saham dengan nilai nominal Rp500,- per saham dan harga perdana sebesar Rp575,- per saham. Pada tanggal 15 Juni 1998, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

3. Indo Kordsa Tbk (BRAM)

PT Indo Kordsa Tbk (BRAM) didirikan 08 Juli 1981 dan mulai berproduksi secara komersial pada tanggal 1 April 1987. BRAM berdomisili di Indonesia dengan kantor pusat dan pabrik berlokasi di Jl. Pahlawan, Desa Karang Asem Timur, Citeureup, Bogor. BRAM tergabung dalam kelompok usaha Grup Kordsa Global Endustriyel Iplik ve Kord Bezi Sanayi ve Ticaret A.S. (Kordsa Global, Turki), suatu perusahaan yang berdomisili di Turki.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BRAM meliputi bidang manufaktur dan pemasaran ban, filamen yarn (serai-serat nylon, polyester, rayon), benang nylon untuk ban dan bahan baku polyester (purified terepthalic acid). Hasil produksi BRAM dipasarkan di dalam dan di luar negeri, ke Asia dan Timur Tengah.

Pada tanggal 20 Juli 1990, BRAM memperoleh izin Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BRAM (IPO) kepada masyarakat sebanyak 12.500.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp9.250,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 05 September 1990.

4. Goodyear Indonesia Tbk (GDYR)

The Goodyear Tire & Rubber Company yang berpusat di Amerika Serikat adalah perusahaan pembuat ban terbesar di dunia yang memproduksi berbagai jenis ban, produk karet dan kimia di lebih dari 90 pabrik di 28 negara, dengan sekitar 80.000 karyawan di seluruh dunia.

Sebagai anak perusahaan The Goodyear Tire & Rubber Company, PT Goodyear Indonesia Tbk telah berdiri sejak tahun 1935 dan merupakan produsen pertama ban di Indonesia, memproduksi berbagai jenis ban yang berkualitas tinggi. Saat ini, Goodyear Indonesia berkantor pusat dan memiliki pabrik yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat, di atas area tanah seluas 172.000 meter persegi dengan memproduksi 2.200.000 ban per tahun.

Goodyear Indonesia saat ini telah bekerjasama dengan pabrik-pabrik mobil terkemuka di seluruh dunia seperti; Toyota, Honda, Nissan, Suzuki, Volkswagen, Audi, Mercedes Benz, BMW, Citroen, Ford, dan General Motor.

Pada bulan Februari 1994, PT Goodyear Indonesia Tbk menjadi perusahaan ban pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat ISO 9002. Beberapa tahun kemudian mendapat sertifikat ISO 14001. Dilanjutkan pada Februari 2006, PT Goodyear Indonesia memperoleh sertifikat ISO/TS 16949:2002.

5. Gajah Tunggal Tbk (GJ TL)

Gajah Tunggal Tbk merupakan perusahaan manufaktur ban yang memproduksi berbagai jenis varian ban dan ban dalam untuk sepeda motor, mobil, dan kendaraan berat.

Sejarah singkat perusahaan:

a. Berdiri pada tahun 1951 untuk memproduksi dan mendistribusikan ban luar dan ban dalam sepeda

b. Tahun 1973 ditandatangani kesepakatan dengan Inoue Rubber Company, Jepang untuk memproduksi ban sepeda motor

c. Tahun 1990 terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya

d. Tahun 1991 mengakuisisi Petrochem Industries, produsen kain ban (Tire Cord) dan benang nilon

e. Tahun 1995 mengakuisisi Langgeng Baja Pratama, produsen kawat baja

f. Tahun 1996 mengakuisisi Meshindo Alloy Steel Corporation, produsen velg aluminium di Indonesia

g. Tahun 2002 melakukan restrukturisasi perusahaan karena krisis keuangan Aisa sehingga mampu menurunkan beban hutang perusahaan hingga lebih dari USD 200 juta

h. Tahun 2004 menyelesaikan restrukturisasi perusahaan dan melakukan dekonsolidasi laporan keuangan perusahaan dengan Petrochem Industries dan melakukan kontrak kerja sama dengan Michelin untuk memproduksi 5 juta ban per tahun untuk Michelin untuk pasar ekspor hingga tahun 2010

6. Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS)

PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) didirikan tanggal 06 Nopember 1997 berdasarkan hasil penggabungan usaha antara PT Indomulti Inti Industri Tbk (IMII) dan PT Indomobil Investment Corporation (IIC) di mana IMII adalah perusahaan yang melanjutkan usaha. IMII didirikan pada tanggal 20 Maret 1987 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990. Kantor pusat IMAS terletak di Wisma Indomobil Lt. 6 , Jl. MT. Haryono Kav. 8, Jakarta 13330, Indonesia. Induk usaha dan induk usaha terakhir IMAS adalah Gallant Venture Ltd., yang berkedudukan di Singapura.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan IMAS melakukan penyertaan saham dalam perusahaan-perusahaan atau kegiatan lainnya yang terkait dengan industri otomotif. Saat ini, IMAS dan anak usaha bergerak dalam bidang perakitan dan distribusi kendaraan bermotor roda empat, bis dan truk, serta alat berat dengan merek “Suzuki”, “Nissan”, “Volvo”, “Volkswagen (VW)”, “SsangYong”, “AUDI”, “Hino”, “Renault”, “Manitou”, “Kalmar”, “Foton”, “Great

Wall” dan “Mack” dan/atau kendaraan bermotor roda dua beserta suku cadangnya, perbengkelan, alat-alat berat, jasa keuangan, pembiayaan konsumen, penyewaan dan jual beli kendaraan bekas pakai.

Saat ini, IMAS memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS).

Pada tahun 1993, IMAS memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham IMAS (IPO) kepada masyarakat sebanyak 6.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp3.800,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Nopember 1993.

7. Indospring Tbk (INDS)

PT Indospring Tbk (INDS) didirikan tanggal 05 Mei 1978 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1979. Kantor pusat INDS terletak di Jalan Mayjend Sungkono No. 10, Segoromadu, Gresik 61123, Jawa Timur.

Pemegang saham mayoritas INDS adalah PT Indoprima Gemilang (88,11%), yang didirikan di Surabaya – Indonesia dengan nama PT Indokalmo.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INDS bergerak dalam bidang industri spare parts kendaraan bermotor

khususnya pegas, yang berupa leaf spring (pegas daun) dan coil spring (pegas spiral).

Pada tanggal 26 Juni 1990, INDS memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INDS (IPO) kepada masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp9.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Agustus 1990.

8. Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN)

PT Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN) didirikan tanggal 07 Januari 1982 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1987. Kantor pusat LPIN berdomisili di Karawaci Office Park Blok M No. 39-50 Lippo Karawaci, Tangerang, sedangkan pabriknya berlokasi di Jl. Kabupaten No. 454, Desa Tlajung Udik, Kecamatan Gunung Putri, Bogor Jawa Barat.

Pemegang saham mayoritas LPIN adalah Pacific Asia Holdings Limited, Cook Islands, dengan persentase kepemilikan sebesar 25,00%.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan LPIN meliputi, antara lain:

Manufaktur busi dan suku cadang kendaraan bermotor.

a. Perdagangan barang-barang hasil produksi sendiri dan/atau perusahaan yang mempunyai hubungan berelasi.

b. Penyertaan dalam perusahaan-perusahaan dan/atau badan hukum lain.

Pada tahun 1990, LPIN memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham LPIN (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.250.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp3.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 17 Oktober 1994.

9. Multistr ada Arah Sarana Tbk (MASA)

PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) didirikan tanggal 20 Juni 1988 dengan nama PT Oroban Perkasa dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1995. Kantor pusat MASA terletak Jl. Raya Lemahabang KM 58,3, Cikarang Timur, Propinsi Jawa Barat.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MASA adalah menjalankan usaha di bidang industri pembuatan ban untuk semua jenis kendaraan bermotor, dan pengusahaan dan pengelolaan Hutan Tanaman Industri (“HTI”). Saat ini, MASA bergerak dalam bidang industri pembuatan ban kendaraan bermotor. Hasil

produksi MASA dipasarkan di dalam dan di luar negeri, termasuk Timur Tengah, Eropa, Australia, Afrika, Asia dan Amerika

Pada tanggal 18 Maret 2005, MASA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MASA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.000.000.000 dengan nilai nominal Rp140,- per saham dengan harga penawaran Rp170,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 09 Juni 2005.

10. Nipr ess Tbk (NIPS)

PT Nipress Tbk (NIPS) didirikan 24 April 1975 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1975. Kantor pusat dan pabrik NIPS berlokasi di Jl. Narogong Raya Km. 26 Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan NIPS meliputi bidang usaha industri accu lengkap untuk segala keperluan dan usaha-usaha lainnya yang berhubungan. Hasil produksi NIPS dipasarkan di dalam dan di luar negeri, termasuk Eropa, Asia, Timur Tengah, Afrika dan Amerika.

Pada tanggal 31 Juni 1991, NIPS memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) NIPS kepada masyarakat sebanyak 4.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp5.000,- per saham.

Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 24 Juli 1991.

11. Pr ima Alloy Steel Universal (PRAS)

PT Prima Alloy Steel Universal Tbk (PRAS) didirikan tanggal 20 Februari 1984 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1986. Kantor pusat PRAS dan pabrik terletak di Jalan Muncul No. 1, Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PRAS meliputi industri rim, stabilizer dan peralatan lain dari alloy aluminium dan baja, serta perdagangan umum untuk produk-produk tersebut.

Pada tahun 1990, PRAS memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) PRAS kepada masyarakat sebanyak 2.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp6.750,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 12 Juli 1990.

12. Selamat Sempur na Tbk (SMSM)

PT Selamat Sempurna Tbk. (SMSM) didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Januari 1976 dan memulai kegiatan operasi komersialnya sejak tahun 1980. Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dengan kantor

pusat di Wisma ADR, Jalan Pluit Raya I No. 1, Jakarta Utara, sedangkan pabriknya berlokasi di Jakarta dan Tangerang.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah bergerak dalam bidang industri alat-alat perlengkapan (suku cadang) dari berbagai macam alat-alat mesin pabrik dan kendaraan, dan yang sejenisnya.

Pada tanggal 13 Agustus 1996, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana atas 34.400.000 saham Perusahaan kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp500,- per saham dan harga penawaran Rp1.700 per saham.

Sehubungan dengan transaksi penggabungan usaha (Merger) Perusahaan dengan PT Andhi Chandra Automotive Products Tbk., Entitas Anak, yang berlaku efektif pada tanggal 28 Desember 2006, Perusahaan menerbitkan saham baru sejumlah 141.000.060 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan di BEI pada tanggal 2 Januari 2007.

Dokumen terkait