• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

H. Uji Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar penelitian dan hasilnya mudah diolah (Arikunto, 2010: 203). Penelitian ini menggunakan instrumen yang berupa angket (kuesioner) yang akan diisi oleh responden. Instrumen penelitian terdiri dari tiga variabel penelitian yang dioperasionalisasikan menjadi beberapa butir pertanyaan. Tiga variabel independent, yaitu Persepsi Kegunaan, Kepercayaan dan Resiko Terhadap Minat Menggunakan Mobile Banking.

47

Sedangkan pertanyaan-pertanyaan yang penulis ajukan merupakan gambaran dari indikator-indikator yang sudah ditentukan untuk mengukur variabel tersebut yaitu: variabel Persepsi Kegunaan diukur melalui bukti langsung (tangibles), keandalan (reliability), daya tangkap (responsiveness), jaminan (assurance) dan empati (empathy), variabel kepercayaan diukur melaluisistem keamanan, sistem kepercayaan dan memberi manfaat, variabel resiko diukur melalui besarnya resiko, keamanan transaksi dan jaminan keamanan dari bank, variabel minat menggunakan Mobile Banking di ukur melalui rekomendasi produk, pencarian informasi, avaluasi alternative, keputusan akan pengguna produk dan kepuasan akan suatu produk.

A. Metode Analisis

Analisis data yang dilakukan adalah analisis data kuantitatif, dilakukan dengan beberapa langkah antara lain:

1. Uji Instrumen

a. Uji Reliabilitas

Analisis ini dipakai untuk mengetahui sejauh mana pengukuran data dapat memberikan hasil relatif konsisten atau tidak berbeda jika diukur ulang pada subyek yang sama, sehingga dapat diketahui konsistensi atau keterandalan alat ukur (kuisioner). Pada prinsipnya uji reliabilitas digunakan untuk menguji data yang kita peroleh sebagai misal hasil dari jawaban kuisioner yang dibagikan. Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban sesorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Teknik

48

yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas ini adalah teknik

cronbach alpha. Suatu variabel dikatakanreliabel jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6 sedangkan jika nilai Cronbach Alpha < 0.60 maka dikatakan tidak reliabel (Bawono, 2006: 63-64).

b. Uji Validitas

Analisis ini dipakai untuk mengukur seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurnya atau telah benar-benar dapat mencerminkan variabel yang diukur Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner tersebut mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Bawono, 2006: 68). Uji validitas dari penelitian ini digunakan untuk mengungkapkan apakah pertanyaan pada kuisioner tersebut sahih atau tidak dengan cara menentukan korelasi antara score butir pertanyaan dengan total score-nya. Signifikan atau tidaknya penelitian ini dapat dilihat pada kolom atau baris total score, jika pada kolom atau baris tersebut masing-masing total butir pertanyaan mnghasilkan tanda bintang, berarti data tersebut signifikan. Tanda bintang ada dua kemungkinan:

1) Kalau berbintang satu itu berarti korelasi signifikan pada level 5% (0,05) untuk dua sisi

2) Kalau berbintang dua itu berarti korelasi signifikan pada level 1% (0,01) untuk dua sisi.

49 2. Uji Statistik

a. Uji T

Uji T adalah uji untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial/individu terhadap variabel dependen. Uji T dapat dilihat dari tabel Coefficients pada uji statistik. Variabel independen dikatakan berpengaruh secara signifikan jika nilai t hitung > t tabel. Sedangkan jika t hitung < t tabel, maka artinya variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Cara menghitung nilai t tabel yaitu dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) = n – 1 – k.

Dimana: n = jumlah data

k = jumlah variabel yang dipakai

Selain itu bisa dilihat dari nilai signifikansinya jika kurang dari 0,05 maka dikatakan signifikan.

b. Uji F

Uji F adalah uji untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Uji F dapat dilihat pada tabel ANOVA uji statistik.Pengambilan keputusan untuk uji F yaitu apabila F hitung > F tabel maka artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Jika F hitung < F tabel berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersama bersama-sama antara variabel independen

50

terhadap variabel dependen. Cara mengetahui f tabel yaitu dengan mencari df untuk pembilang dan df untuk penyebut dengan tingkat signifikansi misal 5%.

Langkah-langkah pengujiannya: 1) Menentukan hipotesis

Ho: β1, β2, .... βn = 0, artinya variabel independen secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ho: β1, β2, .... βn≠ 0, artinya variabel independen secara

bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. 2) Menentukan F table

Untuk memperoleh F tabel digunakan taraf signifikasi α = 5%

dan derajat kebebasan (dk) = (n – k). 3) Mencari F hitung dengan rumus

Dimana:

R2 = koefisien determinasi K = jumlah variable independen n = jumlah sampel

51

4) Pengambilan keputusan

Jika f hitung< f tabel, maka Ho ditolak artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variable dependen.

Jika f hitung> f tabel, maka Ho ditolak artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel indepen den secara bersama-sama berpengaruh terhadap variable dependen.

c. Uji Determinasi (R2)

Uji R2 adalah uji untuk mengetahui sejauh mana variabel independen mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen. Uji R2dapat dilihat pada Model Summary uji statistik. Ciri-ciri nilai R2 menurut Bawono (2006: 94) adalah:

1) Besarnya nilai koefisien determinasi terletak antara 0 sampai dengan 2) Nilai nol menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

3) Nilai 1 menunjukkan adanya hubungan yang sempurna antara variabel independen dengan variabel dependen.

Menghitung koefisien determinasi (R2) untuk menilai besarnya sumbangan atau kontribusi variabel independen (X1,2,3,,,) terhadap nilai variabel dependen (Y).

3. Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang handal adalah yang memenuhi uji asumsi klasik. Yaitu yang tidak terjadi gejala multikolinearitas,

52

heteroskendastisitas, autokorelasi, data terdistribusi normal, dan memenuhi asumsi linearitas. Uji asumsi klasik yang diujikan dalam penelitian ini yaitu uji multikolineaitas, uji heteroskendastisitas, uji normalitas dan uji linearitas.

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah uji untuk mengetahui korelasi antara variabel independen dengan variabel independen lain. Ada beberapa cara untuk melakukan uji multikolinearitas tetapi dalam penelitian ini cara yang digunakan adalah dengan melakukan auxilary

regresi antar variabel independen untuk mendapatkan R2, kemudian dibandingkan dengan R2 dari persamaan utama. (Bawono, 2006: 128)

Pengambilan keputusan untuk uji multikolearitas adalah jika R2 dari regresi variabel independen < R2 regresi utama (variabel dependen dengan independen) maka dikatakan tidak ada gejala multikolinearitas. Tetapi sebaliknya jika R2 dari regresi variabel independen > R2 regresi utama (variabel dependen dengan independen) maka dikatakan ada gejala multikolinearitas. Teknik perbaikan dari penyakit multikolinearitas menurut Bawono (2006: 128) yaitu antara lain dengan mencari hubungan antar variabel yang berkorelasi, pooling data cross-section, membuang salah satu variabel yang berkorelasi, dan menambah jumlah datanya.

53 b. Uji Heteroskendastisitas

Menurut Bawono (2006: 133) heteroskendastisitas terjadi apabila varian dari variabel pengganggu tidak sama untuk semua observasi, akibat yang timbul apabila terjadi heteroskendastisitas adalah penaksir tidak bias tetapi tidak efisien lagi baik dalam sampel besar maupun sampel kecil, serta uji t-test dan F-test akan menyebabkan kesimpulanyang salah. Ada beberapa cara untuk melakukan uji heteroskendastisitas yaitu: grafik Scatterplot, metode Park, metode Glejserdan white test. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala penyakit Heteroscendasticity dalam penelitian ini menggunakan metode Park. Park mengemukakan metode bahwa σ2

merupakan fungsi dari variabel-variabel bebas, yang dinyatakan sebagai berikut:

σ2i=αX

persamaan ini dijadikan linier dalam bentuk persamaan log sehingga menjadi: Ln σ2i = α + β Ln X1 + Vi. karena σ2

i umumnya tidak diketahui, maka ini dapat ditaksir dengan menggunakan tsebagai proksi, sehingga:

LnU2i= α + β Ln Xi + Vi

Apabila koefisien parameter β dari persamaan regresi tersebut

signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi tersebut terdapat heteroscendasticity,

54

heteroscendasticity pada model tersebut tidak dapat ditolak (Bawono, 2006: 137).

c. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah di dalam model regresi kita data berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik haruslah mempunyai data yang berdistribusi normal. Ada 2 macam cara yang bisa digunakan untuk uji normalitas yaitu menggunakan analisa grafik dan analisa statistik. Penelitian ini mencoba menggunakan kedua cara tersebut.

Interpretasi dari cara analisa grafik untuk histogram adalah jika perbandingan antara data observasi dengan data distribusi mendekati distribusi normal. Sedangkan untuk grafik normal plot adalah jika ada titik-titik yang menyebar diantara garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonalnya maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang kita pakai memenuhi asumsi normalitas (Bawono, 2006: 174).

d. Uji Linearitas

Uji linearitas adalah uji untuk mengetahui model persamaan regresi kita sudah tepat atau belum ke dalam model regresi lain yang berupa linear, kuadratik atau kubik. Ada beberapa cara untuk uji linearitas yaitu Uji Durbin-Watson, Uji Ramsey dan Uji Lagrange Multiplier. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan Uji Lagrange Multiplier. Uji ini bertujuan untuk mendapatkan nilai X2,

55

untuk mendapatkan nilai X2 dengan cara mengalikan jumlah data observasi dengan R2 atau n* R2 (Bawono, 2006: 184).

a. Jika x2 hitung > x2 tabel: spesifikasi model persamaan regresi linear tidak benar.

b. Jika x2 hitung < x2 tabel: spesifikasi model persamaan regresi linear adalah benar.

Dokumen terkait