• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Hasil Penelitian

4.2.2.2. Uji Multikolinieritas

Pengukuran multikolonieritas dalam penelitian ini dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Apabila nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10 maka model regresi tersebut bebas dari multikolonieritas. Berikut hasil perhitungan menggunakan SPSS 19.

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa Model Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.616 .539 ROA .189 1.756 .082 .705 1.418 DER -.104 -1.031 .305 .800 1.250 PER .014 .128 .898 .709 1.411 PBV .395 3.623 .000 .684 1.462 CR .007 .072 .943 .907 1.102 PL -.018 -.187 .852 .839 1.192

Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa antar variabel independen tidak terjadi multikolonieritas. Hal ini dapat dilihat dari nilai tolerance yang memiliki nilai > 0,10 dan nilai VIF < 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi ini.

4.2.2.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Pengukuran autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan menggunakan uji

Durbin-Watson (DW-Test). Untuk melihat terjadi atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi dapat dilihat pada tabel Model Summary di bawah ini.

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .821a .674 .660 5.186 1.946

a. Predictors: (Constant), PL, PER, CR, DER, ROA, PBV

b. Dependent Variable: CG

Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai DW sebesar 1,946. Nilai tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5%, jumlah sampel 102, dan jumlah variabel independen 6 (k=6). Dari Tabel 4.4 dapat diketahui nilai DW sebesar 1,946 yang lebih besar dari batas atas (dU) 1,8035 dan kurang dari 4 – 1,8035 (4 – dU) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif.

4.2.2.4. Uji Heterokedastisitas

Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Untuk dapat mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser yaitu pengujian

yang meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel independen. Berikut hasil pengolahan dengan pengujian tersebut.

Tabel 4.5

Hasil Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) .309 .103 3.012 .003 ROA .011 .008 .173 1.455 .149 DER -.038 .038 -.113 -1.012 .314 PER .001 .001 .100 .842 .402 PBV .011 .030 .045 .373 .710 CR -.018 .026 -.074 -.702 .485 PL -4.429E-5 .000 -.024 -.221 .826

a. Dependent Variable: RES2

Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016

Hasil pengujian yang terlihat pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa data penelitian ini tidak terkena heteroskedastisitas karena nilai signifikan keenam variabel independen lebih besar dari 0.05.

24.2.3. Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian. Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang digunakan untuk menguji apakah variabel independen yaitu Return on Asset (ROA), Debt to Equty Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Price Book Value (PBV), Current Ratio (CR), dan Pertumbuhan Laba (PL) berpengaruh langsung terhadap Capital Gain (CG).

Model regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah: YCG= α + β1ROA + β2DER + β3PER + β4PBV + β5CR + β6PL + e

Keterangan:

YCG = Capital Gain α = Konstanta

β16 = Koefisien Regresi ROA = Return on Asset DER = Debt to Equity Ratio PER = Price Earning Ratio PBV = Price to Book Value CR = Current Ratio PL = Pertumbuhan Laba

Berikut ini adalah hasil analisis regresi berganda:

Tabel 4.6

Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.097 .157 -.616 .539 ROA .021 .012 .189 2.156 .042 DER -.060 .058 -.104 -1.031 .305 PER .000 .002 .014 .128 .898 PBV .169 .047 .395 3.623 .000 CR .003 .039 .007 .072 .943 PL -5.738 .000 -.018 2.187 .002 a. Dependent Variable: CG

Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dibuat persamaan regresi berganda sebagai berikut :

YCG = -0,097 + 0,021 ROA – 0,060 DER + 0,000 PER + 0,169 PBV + 0,003 CR – 5,738 PL + e

Dari persamaan regresi diatas di atas dapat diartikan sebagai berikut : 1. Konstanta = -0,097

Artinya jika variabel Return on Asset (ROA), Debt to Equty Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Price Book Value (PBV), Current

Ratio (CR), dan Pertumbuhan Laba (PL) dianggap sama dengan nol atau tetap, maka variabel Capital Gain (CG) turun sebesar 0,097. 2. Koefisien regresi Return on Asset (ROA) = 0,021

Artinya apabila Return on Asset meningkat 1 satuan maka akan diikuti peningkatan Capital Gain sebesar 0,021 %.

3. Koefisien regresi Debt to Equty Ratio (DER)= -0,060

Artinya apabila Debt to Equty Ratio meningkat 1 satuan maka akan diikuti penurunan Capital Gain sebesar 0,060 %.

4. Koefisien regresi Price Earning Ratio (PER) = 0,000

Artinya apabila Price Earning Ratio meningkat 1 satuan satuan maka Capital Gain dianggap sama dengan nol atau tetap.

5. Koefisien regresi Price Book Value (PBV) = 0,169

Artinya apabila Price Book Value meningkat 1 satuan maka Capital Gain akan meningkat sebesar 0,169 %.

6. Koefisien regresi Current Ratio (CR) = 0,003

Artinya apabila Current Ratio meningkat 1 satuan maka Capital Gain akan meningkat sebesar 0,003 %.

7. Koefisien regresi Pertumbuhan Laba (PL) = -5,378

Artinya apabila pertumbuhan laba meningkat 1 satuan maka Capital Gain akan menurun sebesar 5,378 %.

Untuk hubungan antara variabel independen terhadap variabel intervening dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Model regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

YPL= α + β1ROA + β2DER + β3PER + β4PBV + β5CR + e

Keterangan:

YPL = Pertumbuhan Laba α = Konstanta

β15 = Koefisien Regresi ROA = Return on Asset DER = Debt to Equity Ratio PER = Price Earning Ratio PBV = Price to Book Value CR = Current Ratio

e = Error term, yaitu tingkat kesalahan dalam penelitian.

Tabel 4.7

Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -15.250 52.214 -.292 .771 ROA 6.166 3.827 .177 2.611 .010 DER -24.714 19.168 -.134 -1.289 .200 PER .163 .642 .028 .254 .800 PBV 42.240 14.847 .309 2.845 .005 CR 3.005 12.990 .023 .231 .818 a. Dependent Variable: PL

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dibuat persamaan regresi berganda sebagai berikut :

YPL = -15,250 + 6,166 ROA – 24,714 DER + 0,163 PER + 42,240 PBV + 3,005 CR + e

Dari persamaan regresi diatas di atas dapat diartikan sebagai berikut : 1. Konstanta = -15,250

Artinya jika variabel Return on Asset (ROA), Debt to Equty Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Price Book Value (PBV), Current Ratio (CR), dianggap sama dengan nol atau tetap, maka variabel Pertumbuhan Laba (PL) turun sebesar 15,250.

2. Koefisien regresi Return on Asset (ROA) = 6,166

Artinya apabila Return on Asset meningkat 1 satuan maka akan diikuti peningkatan Pertumbuhan Laba sebesar 6,166 %.

3. Koefisien regresi Debt to Equty Ratio (DER)= -24,714

Artinya apabila Debt to Equty Ratio meningkat 1 satuan maka akan diikuti penurunan Pertumbuhan Laba sebesar 24,714 %.

4. Koefisien regresi Price Earning Ratio (PER) = 0,163

Artinya apabila Price Earning Ratio meningkat 1 satuan satuan maka akan diikuti peningkatan Pertumbuhan Laba sebesar 0,163 %. 5. Koefisien regresi Price Book Value (PBV) = 42,240

Artinya apabila Price Book Value meningkat 1 satuan maka Pertumbuhan Laba akan meningkat sebesar 42,240 %.

6. Koefisien regresi Current Ratio (CR) = 3,005

Artinya apabila Current Ratio meningkat 1 satuan maka Pertumbuhan Laba akan meningkat sebesar 3,005 %.

4.2.4. Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur digunakan untuk menguji pengaruh mediasi dari suatu model penelitian melalui variabel intervening. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Berikut ini adalah hasil analisis jalur dalam penelitian ini.

Tabel 4.8

Hasil Analisis Jalur R Square Regresi 1

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .792a .627 .607 15.072

a. Predictors: (Constant), PL, PER, CR, DER, ROA, PBV

b. Dependent Variable: CG

Tabel 4.9

Hasil Analisis Jalur Coefficients Regresi 1

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.097 .157 -.616 .539 ROA .021 .012 .189 2.156 .042 DER -.060 .058 -.104 -1.031 .305 PER .000 .002 .014 .128 .898 PBV .169 .047 .395 3.623 .000 CR .003 .039 .007 .072 .943 PL -5.738 .000 -.018 2.187 .002 a. Dependent Variable: CG

Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016

Tabel 4.10

Hasil Analisis Jalur R Square Regresi 2

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .854a .729 .708 17.193

a. Predictors: (Constant), CR, ROA, DER, PBV, PER

Tabel 4.11

Hasil Analisis Jalur Coefficients Regresi 2

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -15.250 52.214 -.292 .771 ROA 6.166 3.827 .177 2.611 .010 DER -24.714 19.168 -.134 -1.289 .200 PER .163 .642 .028 .254 .800 PBV 42.240 14.847 .309 2.845 .005 CR 3.005 12.990 .023 .231 .818 a. Dependent Variable: PL

Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016

Berdasarkan dua model regresi di atas yang menguji pertumbuhan laba sebagai variabel intervening antara variabel Return on Asset (ROA), Debt to Equty Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Price Book Value (PBV), dan Current Ratio (CR) terhadap variabel capital gain dapat diketahui nilai koefisien beta dari masing-masing variabel melalui gambar berikut ini.

Pyx1 = 0,021 Pyx2 = -0,060 Pyx3 = 0,000 Pyx4 = 0,169, Pyx5 = 0,003 Px6x1 = 0,177 Px6x2 = -0,134 Px6x3 = 0,028 Px6x4 = 0,309 Px6x5 = 0,023 Pyx6 = -5,738 e1 = 0,611 e2 = 0,520 Gambar 4.2 Model Analisis Jalur

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa Return on Asset (ROA) memiliki nilai koefisien beta = 0,021 dan memiliki signifikansi sebesar 0,042. Nilai koefisien beta pada ROA merupakan nilai jalur (Pyx1=0,021). Nilai koefisien beta untuk Pertumbuhan Laba (PL) sebesar -5,738 merupakan nilai jalur (Pyx6=-5,738). Persamaan regresi 2 yang ditunjukkan dengan Tabel 4.11, menunjukkan nilai standardized beta untuk return on asset (ROA) sebesar 0,177 yang merupakan nilai jalur (Px6x1=0,177). Besarnya nilai e1 = √(1 – 0,627) = 0,611 dan besarnya nilai e2= √(1 – 0,729) = 0,520.

Berdasarkan perhitungan di atas diketahui pengaruh langsung variabel return on asset (ROA) ke capital gain (CG) sebesar 0,021, sedangkan

ROA

DER

PER

PBV

CR

pengaruh tidak langsung variabel ROA ke capital gain sebesar (-5,738) x (0,177) = -1,016. Pengaruh langsung memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung antara variabel ROA ke capital gain, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan laba (PL) bukan merupakan variabel intervening.

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa debt to equity ratio (DER) memiliki nilai koefisien beta = -0,060 dan memiliki signifikansi sebesar 0,305. Nilai koefisien beta pada debt to equity ratio (DER) merupakan nilai jalur (Pyx2= -0,060). Nilai koefisien beta untuk pertumbuhan laba (PL) sebesar -5,738 merupakan nilai jalur (Pyx6=-5,738). Persamaan regresi 2 yang ditunjukkan dengan Tabel 4.11, menunjukkan nilai standardized beta untuk DER sebesar -0,134 yang merupakan nilai jalur (Px6x2=-0,134).

Berdasarkan perhitungan di atas diketahui pengaruh langsung variabel debt to equity ratio (DER) ke capital gain (CG) sebesar –0,060, sedangkan pengaruh tidak langsung variabel DER ke capital gain (CG) sebesar (-5,738) x (-0,134) = 0,769. Pengaruh langsung memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung antara variabel DER ke capital gain, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan laba (PL) merupakan variabel intervening.

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa price earning ratio (PER) memiliki nilai koefisien beta = 0,000 dan memiliki signifikansi sebesar 0,898. Nilai koefisien beta pada price earning ratio (PER)

merupakan nilai jalur (Pyx3= 0,000). Nilai koefisien beta untuk pertumbuhan laba (PL) sebesar -5,738 merupakan nilai jalur (Pyx6=-5,738). Persamaan regresi 2 yang ditunjukkan dengan Tabel 4.11, menunjukkan nilai standardized beta untuk PER sebesar 0,028 yang merupakan nilai jalur (Px6x3=0,028).

Berdasarkan perhitungan di atas diketahui pengaruh langsung variabel price earning ratio (PER) ke capital gain (CG) sebesar 0,000, sedangkan pengaruh tidak langsung variabel PER ke capital gain (CG) sebesar (-5,738) x (0,028) = -0,161. Pengaruh langsung memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung antara variabel PER ke capital gain, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan laba (PL) bukan merupakan variabel intervening.

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa price to book value (PBV) memiliki nilai koefisien beta = 0,169 dan memiliki signifikansi sebesar 0,000. Nilai koefisien beta pada price to book value (PBV) merupakan nilai jalur (Pyx4=0,169). Nilai koefisien beta untuk pertumbuhan laba (PL) sebesar -5,738 merupakan nilai jalur (Pyx6=-5,738). Persamaan regresi 2 yang ditunjukkan dengan Tabel 4.11, menunjukkan nilai standardized beta untuk PBV sebesar 0,309 yang merupakan nilai jalur (Px6x4=0,309).

Berdasarkan perhitungan di atas diketahui pengaruh langsung variabel price to book value (PBV) ke capital gain (CG) sebesar 0,169, sedangkan pengaruh tidak langsung variabel PBV ke capital gain (CG) sebesar (-5,738)

x (0,309) = -1,773. Pengaruh langsung memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung antara variabel PBV ke capital gain, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan laba (PL) bukan merupakan variabel intervening.

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa current ratio (CR) memiliki nilai koefisien beta = 0,003 dan memiliki signifikansi sebesar 0,943. Nilai koefisien beta pada current ratio (CR) merupakan nilai jalur (Pyx5= 0,003). Nilai koefisien beta untuk pertumbuhan laba (PL) sebesar -5,738 merupakan nilai jalur (Pyx6=-5,738). Persamaan regresi 2 yang ditunjukkan dengan Tabel 4.11, menunjukkan nilai standardized beta untuk CR sebesar 0,023 yang merupakan nilai jalur (Px6x5=0,023).

Berdasarkan perhitungan di atas diketahui pengaruh langsung variabel current ratio (CR) ke capital gain (CG) sebesar 0,003, sedangkan pengaruh tidak langsung variabel CR ke capital gain (CG) sebesar (-5,738) x (0,023) = -0,132. Pengaruh langsung memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung antara variabel CR ke capital gain, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan laba (PL) bukan merupakan variabel intervening.

4.2.5. Uji Hipotesis

4.2.5.1. Koefisien Determinasi

Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi berganda ditunjukkan oleh nilai R Square. Hasil pengujian koefisien determinasi (R Square) dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini:

Tabel 4.12

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .792a .627 .607 15.072

a. Predictors: (Constant), PL, PER, CR, DER, ROA, PBV

b. Dependent Variable: CG

Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016

Berdasarkan Tabel 4.12 nilai R Square adalah 0,627 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 62,7% sedangkan sisanya 37,3% dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian.

4.2.5.2. Uji Parsial (Uji Statistik t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen yaitu Return on Asset (ROA), Debt to Equty Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Price Book Value (PBV), Current Ratio (CR),

dan Pertumbuhan Laba (PL) secara parsial mempengaruhi variabel dependen secara signifikan atau tidak.

Tabel 4.13

Hasil Uji Parsial (Uji t) Model 1

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.097 .157 -.616 .539 ROA .021 .012 .189 2.156 .042 DER -.060 .058 -.104 -1.031 .305 PER .000 .002 .014 .128 .898 PBV .169 .047 .395 3.623 .000 CR .003 .039 .007 .072 .943 PL -5.738 .000 -.018 2.187 .002 a. Dependent Variable: CG

Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016

Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh hasil pengujian pada variable ROA yaitu nilai thitung sebesar 2,156 > ttabel sebesar 1,9849 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,042 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga ROA dapat diterima, artinya ROA berpengaruh terhadap capital gain atau Ha diterima dan H0 ditolak.

Untuk variabel DER diperoleh nilai thitung sebesar -1,031 < ttabel sebesar 1,9849 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,305 atau lebih besar dari 0,05 sehingga DER tidak dapat diterima, artinya DER tidak berpengaruh terhadap capital gain atau Ha ditolak dan H0 diterima.

Untuk variabel PER diperoleh nilai thitung sebesar 0,128 < ttabel sebesar 1,9849 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,898 atau lebih besar dari 0,05 sehingga PER tidak dapat diterima, artinya PER tidak berpengaruh terhadap capital gain atau Ha ditolak dan H0 diterima.

Untuk variabel PBV diperoleh nilai thitung sebesar 3,623 > ttabel sebesar 1,9849 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga PBV dapat diterima, artinya PBV berpengaruh terhadap capital gain atau Ha diterima dan H0 ditolak.

Untuk variabel CR diperoleh nilai thitung sebesar 0,072 < ttabel sebesar 1,9849 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,943 atau lebih besar dari 0,05 sehingga CR tidak dapat diterima, artinya CR tidak berpengaruh terhadap capital gain atau Ha ditolak dan H0 diterima.

Untuk variabel pertumbuhan laba diperoleh nilai thitung sebesar 2,187 > ttabel sebesar 1,9849 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga pertumbuhan laba dapat diterima, artinya pertumbuhan laba berpengaruh terhadap capital gain atau Ha diterima dan H0 ditolak.

Tabel 4.14

Hasil Uji Parsial (Uji t) Model 2

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -15.250 52.214 -.292 .771 ROA 6.166 3.827 .177 2.611 .010 DER -24.714 19.168 -.134 -1.289 .200 PER .163 .642 .028 .254 .800 PBV 42.240 14.847 .309 2.845 .005 CR 3.005 12.990 .023 .231 .818 a. Dependent Variable: PL

Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016

Berdasarkan Tabel 4.14 diperoleh hasil pengujian pada variabel ROA yaitu nilai thitung sebesar 2,611 > ttabel sebesar 1,9847 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,010 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ROA berpengaruh terhadap pertumbuhan laba sehingga Ha diterima dan H0 ditolak.

Untuk variabel DER diperoleh nilai thitung sebesar -1,289 < ttabel sebesar 1,9847 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,200 atau lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba sehingga Ha ditolak dan H0 diterima.

Untuk variabel PER diperoleh nilai thitung sebesar 0,254 < ttabel sebesar 1,9847 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,800 atau lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa PER tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba sehingga Ha ditolak dan H0 diterima.

Untuk variabel PBV diperoleh nilai thitung sebesar 2,845 > ttabel sebesar 1,9847 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa PBV berpengaruh terhadap pertumbuhan laba sehingga Ha diterima dan H0 ditolak.

Untuk variabel CR diperoleh nilai thitung sebesar 0,231 < ttabel sebesar 1,9847 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,818 atau lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa CR tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba sehingga Ha ditolak dan H0 diterima.

4.2.5.3. Uji Simultan (Uji Statistik F)

Untuk melihat pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama (simultan) pada model regresi berganda digunakan uji F.

Tabel 4.15

Hasil Uji Simultan (Uji F) Model 1

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6.989 6 1.165 4.646 .000a

Residual 23.819 95 .251

Total 30.808 101

a. Predictors: (Constant), PER, CR, DER, ROA, PBV

b. Dependent Variable: CG

Sumber: Output SPSS, data diolah peneliti, 2016

Untuk menguji hubungan secara simultan antara variabel ROA, DER, PER, PBV, dan CR terhadap capital gain menggunakan uji kelinieran persamaan regresi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.15 di atas. Berdasarkan Tabel 4.15 diperoleh nilai Fhitung sebesar 4,646 > Ftabel sebesar 2,31 dan sig = 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen (ROA, DER, PER, PBV, dan CR) berpengaruh terhadap capital gain atau Ha diterima.

Tabel 4.16

Hasil Uji Simultan (Uji F) Model 2

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 508719.752 5 101743.950 3.688 .004a

Residual 2648625.826 96 27589.852

Total 3157345.578 101

a. Predictors: (Constant), CR, ROA, DER, PBV, PER

b. Dependent Variable: PL

Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016

Untuk menguji hubungan secara simultan antara variabel ROA, DER, PER, PBV, dan CR terhadap pertumbuhan laba menggunakan uji kelinieran persamaan regresi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.16 di atas. Berdasarkan Tabel 4.16 diperoleh nilai Fhitung sebesar 3,688 > Ftabel sebesar 2,47 dan sig = 0,004 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen (ROA, DER, PER, PBV, dan CR) berpengaruh terhadap pertumbuhan laba atau Ha diterima.

4.3. Pembahasan

Dokumen terkait