HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.4 Uji Asumsi Klasik
4.1.4.3 Uji Multikolinieritas
Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap
variabel indenpenden manakah yang dijelaskan oleh variabel dependen lainnya. Tolerance adalah mengukur variabalitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance> 0,10 dan VIF < 10,0 maka tidak terjadi multikolinieritas seperti yang terlihat pada Tabel 4.13 sebagai berikut.
Tabel 4.13 Uji Multikolinieritas
Persamaan Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
Kapasitas SDM,
0.744 1.344 Tidak terdapat Multikolinieritas
Pengendalian Intern Pemerintah (X3)
0.742 1.347 Tidak terdapat Multikolinieritas
Provinsi Sumatera Utara (Y)
Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah pada Dinas PU Provinsi Sumatera Utara (Y)
0.10 10.00
Sumber : Data Penelitian Diolah (2019)
Berdasarkan data Tabel di atas memperlihatkan semua nilai variabel independen memiliki nilai Tolerance > 0,10 dan VIF < 10,0 dimana nilai Tolerance dari masing-masing variabel berupa Kapasitas Sumber Daya
Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern Pemerintah sebagai variable bebas sebesar (0,708 > 0,10), (0,744> 0,10), dan (0,742> 0,10) sedangkan nilai VIF dari masing-masing variabel bebas berupa Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern Pemerintah sebesar (1.412 < 10,0), (1,344 < 10,0) dan (1,347 < 10,0), berarti tidak terjadi multikolinieritas dalam penelitian ini.
4.1.4.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan grafik dan analisis statistic berupa uji scatterplot. Melalui analisis grafik, suatu model regresi dianggap tidak terjadi heteroskedastisitas jika titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Pengujian heteroskedastisitas secara visual dapat dilakukan dengan Scatterplot dalam program SPSS sebagai berikut :
Scatterplot
Gambar 4.3 Pengujian Heteroskedastisitas Sumber : Data Penelitian (2019)
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak terjadi heteroskedasitisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memperdiksi pengaruh PengaruhKapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas PU Provinsi Sumatera Utara berdasarkan variabel independennya.
Hasil analisis menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi adanya heterokedastisitas pada model. Selain menggunakan diagram pencar, dilakukan pula Uji Glejser untuk melihat apakah regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas. Uji Glejser dilakukan dengan meregresi nilai absolute residual terhadap variabel independen. Uji Glejser dilihat dengan cara menghasilkan regresi nilai absolute residual (AbsUi) terhadap variabel
heteroskedastisitas jika variabel-variabel independen yang diregresikan dengan nilai absolute residual menunjukkan nilai yang tidak signifikan (α=5%) seperti yang terlihat pada tabel 4.14 berikut :
Tabel 4.14 Hasil Uji Glejser Coefficients
Persamaan Variabel Nilai Sig. Kesimpulan
Kapasitas SDM,
Kapasitas SDM (X1) .002 Homokedastisitas Pemanfaatan
Sumber : Data Penelitian Diolah (2019)
Berdasarkan data pada Tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel independen dan masing-masing variabel dependen tidak mempunyai masalah heterokedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan masing variabel independen berupa Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Utara yang menunjukkan nilai yang lebih besar dari nilai α (Sig < 0.05).
Berdasarkan hasil di atas dapat dilihat bahwa hasil regresi residual seluruh variabel bebas mempunyai nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidakterjadi heterokedastisitas atau disebut juga homoskedastisitas.
4.1.5. Analisis Regresi Linier Berganda
Adapun persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini terlihat pada tabel 4.15 berikut:
Tabel 4.15 Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa
a. Dependent Variable: Kualitas LapKeu PEMDA Sumber : Data Penelitian Diolah SPSS, 22.00 (2019)
Berdasarkan data Tabel di atas maka diketahui persamaan regresi linier berganda adalah berikut:
Y = 31,269 + 0,257X1 + 0,035X2 + 0,116X3
Adapun penjelasannya persamaan regresi linier berganda di atas adalah:
a. Nilai konstanta
Nilai konstanta sebesar 31,269, hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas (X) berupaKapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi danPengendalian Intern Pemerintah, mampu dan memberi kontribusi yang besar dalam mempengaruhi tentang Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Utara sebesar kelipatan 31,269 dari variabel penelitian yang ada.
b. Variabel Kapasitas Sumber Daya Manusia (X1)
Nilai variabel Kapasitas Sumber Daya Manusia sebesar 0,257 artinya apabila terjadi kenaikan pada variabel X3, danX2sedangkan variabelX1
bersifat konstan, maka Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Utara juga akan ikut meningkat sebesar kelipatan 0,257 demikian juga sebaliknya. Hal ini berarti bila Kapasitas Sumber Daya Manusia (X1) mengalami kenaikan sebesar kelipatan 1X maka Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Utara (Y) juga akan ikut meningkat sebesar 25,70%, demikian juga sebaliknya.
c. Variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi (X2)
Nilai variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi sebesar 0,035 artinya apabila terjadi kenaikan pada variabel X3danX1sedangkan variabel X2
bersifat konstan, maka Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Utara juga akan ikut meningkat sebesar 0,035 demikian juga sebaliknya. Hal ini berarti bila Pemanfaatan Teknologi Informasi (X3) mengalami kenaikan sebesar kelipatan 1X maka Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Utara (Y) juga akan ikut meningkat yaitu sebesar 3,50%, demikian juga sebaliknya.
d. Variabel Pengendalian Intern Pemerintah (X3)
Nilai variabel Pengendalian Intern Pemerintah sebesar 0,116 artinya apabila terjadi kenaikan pada variabel X2, danX1sedangkan variabel X3 bersifat konstan, maka Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Utara juga akan ikut meningkat sebesar 0,116 demikian juga sebaliknya. Hal ini berarti bila Pengendalian Intern Pemerintah (X3) mengalami kenaikan sebesar kelipatan 1X maka Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Utara (Y) juga akan ikut meningkat sebesar 11,60%, demikian juga sebaliknya.
4.1.6 Uji Hipotesis
4.1.6.1 Uji t (Uji Parsial)
Uji-t (uji parsial) dilakukan untuk melihat secara individual pengaruh secara positif dan signifikan dari variabel bebas (X) berupa Kapasitas Sumber Daya Manusia (X1), Pemanfaatan Teknologi Informasi (X2), dan Pengendalian Intern Pemerintah (X3) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas PU Provinsi Sumatera Utara sebagai variabel terikat (Y). Nilai t digunakan untuk membuktikan pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai thitung dapat dilihat pada hasil regresi melalui nilai signifikansi < 0,05. Uji parsial dilakukan antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dan hasilnya sebagai berikut :
Tabel 4.16 Uji t (Uji Parsial) Coefficientsa
Model T Sig.
Collinearity Statistics Tolerance VIF
1 (Constant) 2.174 .039
Kapasitas SDM 3.440 .002 .708 1.412
Pemanfaatan TI 3.111 .012 .744 1.344 Pengndln Intern
Pemerintah 3.525 .004 .742 1.347
a. Dependent Variable: Kualitas LapKeu PEMDA Sumber : Data Penelitian Diolah SPSS, 22.00 (2019)
Berdasarkan data pada Tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Nilai thitung secara parsial dari variabel Kapasitas Sumber Daya Manusia
(X1) diperoleh hasil yaitu Nilai thitung adalah 3,440 dan nilai ttabel sebesar 1,699dimana nilai thitung > ttabel (3,440> 1,699) dan nilai sig< 0,05 (0,002<
0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa Kapasitas Sumber Daya Manusia secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Utara, sebesar 3,440.
2. Nilai thitung secara parsial dari variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi (X2) diperoleh hasil yaitu Nilai thitung adalah 3,111 dan nilai ttabel sebesar 1,699 dimana nilai thitung > ttabel (3,111> 1,699) dan nilai sig< 0,05 (0,012< 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa Pemanfaatan Teknologi Informasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Utara sebesar 3,111.
3. Nilai thitung secara parsial dari variabel Pengendalian Intern Pemerintah (X3) diperoleh hasil yaitu Nilai thitung adalah 3,525 dan nilai ttabel sebesar 1,699 dimana nilai thitung > ttabel (3,525 > 1,699) dan nilai sig< 0,05 (0,004 < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa Pengendalian Intern Pemerintah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Utara sebesar 3,525.
4. Nilai thitung secara parsial dari variabel Pengendalian Intern Pemerintah (X3) diperoleh hasil yaitu Nilai thitung adalah 3,525 dan nilai ttabel sebesar 1,699 dimana nilai thitung > ttabel (3,525> 1,699) dan nilai sig < 0,05 (0,004< 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa Pengendalian Intern Pemerintah secara parsial merupakan variabel dominan yang berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Utara sebesar 3,525.
4.1.6.2 Uji F (Uji Simultan)
Uji-F (uji serempak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama (serempak) pengaruh secara positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu Kapasitas Sumber Daya Manusia (X1), Pemanfaatan Teknologi Informasi (X2) dan Pengendalian Intern Pemerintah (X3) terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Utara sebagai variabel terikat (Y) sebagaimana yang terlihat pada tabel 4.17 berikut :
Tabel 4.17 Uji F (Secara Simultan) ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 30.707 3 10.236 4.835 .001b
Residual 318.760 26 12.260
Total 349.467 29
a. Dependent Variable: Kualitas LapKeu PEMDA
b. Predictors: (Constant), Pengndln Intern Pemerintah, Pemanfaatan TI, Kapasitas SDM Sumber : Data Penelitian Diolah SPSS, 22.00 (2019)
Berdasarkan data pada Tabel 4.17, memperlihatkan bahwa nilai Fhitung adalah 4,835 dengan tingkat signifikan 0,001. Sedangkan, nilai Ftabel pada tingkat signifikan 95% (α = 0,05) adalah 2,934 dimana (Fhitung > Ftabel) sehingga 4,835 > 2,934 dan nilai sig < 0,05 (0,001< 0,05). Dengan demikian, secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas PU Provinsi Sumatera Utara Medan.
4.1.6.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien deteminasi berkisar antara nol sampai satu (0 < R2 < 1). Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan
variabel terikat dan demikian sebaliknya seperti yang terlihat pada Tabel 4.18
a. Predictors: (Constant), Pengndln Intern Pemerintah, Pemanfaatan TI, Kapasitas SDM
b. Dependent Variable: Kualitas LapKeu PEMDA Sumber : Data Penelitian Diolah SPSS, 22.00 (2019)
Berdasarkan data pada Tabel di atas dapat dijelaskan yaitu Nilai AdjustedRSquare yaitu 0,617 atau 61,70%, artinya variabel penelitian memberikan sumbangsih atau kontribusi dalam menjelaskan tentang Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Utara sebesar 61,70% sedangkan sisanya 38,30% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini seperti variabel komitmen organisaasi, Standar Akuntansi Pemerintah, Pengawasan Keuangan, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan, Faktor Personal dan Faktor Situasi, Kebijakan Pemerintah dan Situasi Perekonomian Nasional.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia (X1) Terhadap Kualitas