SKRIPSI
PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN PENGENDALIAN INTERN
PEMERINTAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (STUDI
KASUS PADA DINAS PU PROVINSI SUMATERA UTARA)
OLEH
CELIA BRENAITA BR. GINTING 150503005
PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
Telah Diuji Pada
Tanggal 13 Agustus 2019
TIM PENGUJI SKRIPSI
Ketua Penguji : Rina Br. Bukit, SE., M.Si., Ak., CA., Ph.D Penguji : Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak., CA Pembanding : Dr. Keulana Erwin, SE., M.Si, Ak.
ABSTRAK
PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA,
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (STUDI KASUS PADA DINAS PU PROVINSI
SUMATERA UTARA)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, pengendalian intern pemerintah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Dinas PU Provinsi Sumatera Utara.
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 30 responden. Sampel terpilih dengan menggunakan metode sampling jenuh berjumlah 30 responden.
Responden merupakan kepala Badan/Dinas/Kantor, Kepala sub bagian keuangan, dan Bendahara Pengeluaran Provinsi Sumatera Utara.
Berdasarkan hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan menggunakan metode regresi linier berganda, uji F, dan uji t diketahui variabel kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengendalian intern pemerintah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Dinas PU Provinsi Sumatera Utara.
Kata kunci: Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Pengendalian Intern Pemerintah, dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
ABSTRACT
THE EFFECT OF HUMAN RESOURCE CAPACITY, THE UTILIZATION OF INFORMATION TECHNOLOGY AND GOVERNMENT
INTERNAL CONTROL SYSTEM ON THE QUALITY OF FINANCIAL STATEMENTS AT THE REGIONAL
GOVERNMENT (SURVEY ON AGENCY PU SUMATERA UTARA)
This research was aimed to determine the effect of human resource capacity, government internal control system, and utilization of information technology on the quality of financial statements at the regional government of Sumatera Utara.
This research used a quantitative approach, using primary data through questionnaires. Respondents of this research were 3 agency PU of Sumatera Utara. The variables in this research is the capacity of human resources, the utilization of information technology and government internal control system as independent variables, as well the quality of local government financial statements as the dependent variable.
The data were analyzed with multiple regression method. The results of hypothesis shown that the capacity of human resources, the utilization of information technology, and government internal control system give the impact add it was positive to the quality of financial statements at the Regional Government of Sumatera Utara.
Keywords: Quality of Government Financial Statement, Human Resource Capacity, Utilization of Information Technology, and Government Internal Control System.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan atas berkat dari Tuhan Yang Maha Esa karena dengan kuasanya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada Dinas PU Provinsi Sumatera Utara)”.
Skripsi ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Jurusan Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Dengan selesainya skripsi ini diharapkan nantinya dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah ilmu dan sebagai referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.
Selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, nasihat, dorongan dan bantuan baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Ramli, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPA selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Rina Br. Bukit, SE., M.Si., Ak., CA., Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan waktu, masukan, dan dorongan bagi penulis.
5. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak dan Bapak Dr. Keulana Erwin, SE., M.Si, Ak. selaku Dosen Penguji dan Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan masukan bagi penulis.
6. Kedua orang tua penulis, Papa (Ir. Gembira Ginting) dan Mama (Dra.
Hetty Yantha Br. Sembiring) yang selalu memberikan kasih sayang dan selalu memberikan support dan motivasi serta selalu mendoakan penulis, serta Abang penulis Andi Christian Ginting, S.E yang selalu memberikan semangat dan kembaran penulis Gresia Agita Br. Ginting, S.E yang tidak lupa juga selalu mendukung dan memberikan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini selesai dibuat. Endra Saka Pulung Arihta Tarigan, S.Kom yang selalu menyemangati dan memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kepada teman-teman stambuk 2015 Group A, terkhusus kepada sahabat-sahabat penulis “CISYY” dan
“SKRIPSIHOOD’S FAMILY” yang selalu membuat penulis semangat dan termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
Atas segala bantuan dan jasa mereka penulis tidak dapat membalasnya selain dengan doa semoga Tuhan selalu menyertai langkah dan melimpahkan berkat dan rahmat-NYA kepada mereka semua.
Penulis telah mengerjakan skripsi ini dengan maksimal namun penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun kepada para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Agustus 2019 Yang Membuat Pernyataan,
Celia Brenaita Br. Ginting NIM. 150503005
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 10
1.3 Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 12
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)……… . 12
2.1.2 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah... 12
2.1.3 Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) ... 14
2.1.4 Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 15
2.1.5 Pengendalian Intern Pemerintah ... 17
2.2 Penelitian Terdahulu ... 17
2.3 Kerangka Konseptual ... 20
2.3.1 Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... ... 21
2.3.2 Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah…...………. ... 22
2.3.3 Pengaruh Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah……… ... ….23
2.4 Hipotesis Penelitian ... 23
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 24
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24
3.3 Definisi Operasional ... 24
3.4 Skala Pengukuran Variabel ... 25
3.5 Populasi dan Sampel ... 27
3.5.1 Populasi Penelitian ... 27
3.5.2 Sampel Penelitian ... 27
3.7 Teknik Analisis Data ... 28
3.7.1 Uji Kualitas Data ... 28
3.7.1.1 Uji Validitas ... 28
3.7.1.2 Uji Reliabilitas ... 29
3.7.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 29
3.7.3 Uji Asumsi Klasik ... 29
3.7.3.1 Uji Normalitas ... 29
3.7.3.2 Uji Multikolinearitas ... 30
3.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 30
3.7.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 30
3.7.5 Uji Hipotesis... 31
3.7.5.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 31
3.7.5.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 31
3.7.5.3 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 33
4.1.1 Gambaran Umum Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Utara ... 33
4.1.1.1 Sejarah Singkat Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Utara ... 33
4.1.1.2 Visi dan Misi Dinas PU Marga Provinsi SumateraUtara ... 36
4.1.1.3 Tujuan dan Sasaran Dinas PU ... 36
4.1.1.4 Struktur Organisasi ... 37
4.1.2 Analisis Deskriptif Responden ... 38
4.1.2.1 Deskriptif Karakteristik Responden ... 38
4.1.2.2 Deskriptif Variabel Penelitian ... 39
4.1.3 Uji Kualitas Data ... 41
4.1.3.1 Uji Validitas ... 41
4.1.3.2 Uji Reliabilitas ... 45
4.1.4 Uji Asumsi Klasik ... 46
4.1.4.1 Uji Normalitas ... 47
4.1.4.2 Uji Linieritas ... 50
4.1.4.3 Uji Multikolinearitas ... 51
4.1.4.4 Uji Heteroskedastisitas ... 52
4.1.5 Analisis Regresi Linier Berganda ... 54
4.1.6 Uji Hipotesis ... 57
4.1.6.1 Uji t (Uji Parsial) ... 57
4.1.6.2 Uji F (Uji Simultan) ... 59
4.1.6.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 60
4.2 Pembahasan ... 61
4.2.1 Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia (X1) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Utara (Y) ... 61
4.2.2 Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Utara (Y) . 63 4.2.3 Pengaruh Pengendalian Intern Pemerintah (X3)
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Sumatera Utara (Y) ... 66
4.2.4 Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Utara (Y) ... .. 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 70
5.2 Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 75
LAMPIRAN ... 78
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Halaman
1.1 Perbedaan Laporan Keuangan yang Dihasilkan... 5
1.2 Research Gap... 8
2.1 Penelitian Terdahulu ... 18
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 25
3.2 Populasi Penelitian ... 27
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, Tingkat Pendidikan dan Lama Bekerja ... 38
4.2 Hasil Uji Deskriptif Variabel ... 39
4.3 Corrected Item Total Correlation Kapasitas Sumber Daya Manusia ... 43
4.4 Corrected Item Total Correlation Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 43
4.5 Corrected Item Total Correlation Pengendalian Intern Pemerintah... 43
4.6 Corrected Item Total Correlation Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 44
4.7 Nilai Reliability Terhadap Variabel Kapasitas Sumber Daya Manusia ... 45
4.8 Nilai Reliability Terhadap Variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 45
4.9 Nilai Reliability Terhadap Variabel Pengendalian Intern Pemerintah ... 46
4.10 Nilai Reliability Terhadap Variabel Kualitas Laporan Pemerintah Daerah ... 46
4.11 Kolmogorov-Smirnov Test ... 49
4.12 Uji Linearitas ... 50
4.13 Uji Multikolinearitas ... 51
4.14 Hasil Uji Glejser Coefficients ... 53
4.15 Analisis Regresi Linear Berganda ... 54
4.16 Uji t (Uji Parsial) ... 56
4.17 Uji F (Secara Simultan) ... 57
4.18 Goodness of Fit (R2) ... 58
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 21 4.1 Grafik Histogram ... 48 4.2 Pengujian Normalitas ... 48 4.3
Pengujian Heteroskedastisitas ... 52
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Kuesioner Penelitian ... 78 2 Daftar Responden ... 86 3 Hasil Output SPSS ... 87
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelaporan keuangan pemerintah di Indonesia merupakan sesuatu hal yang menarik untuk dikaji, mengingat semakin menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Salamun (2007) menyatakan bahwa tuntutan yang semakin besar terhadap akuntabilitas publik menimbulkan implikasi bagi manajemen pemerintahan (sektor publik) untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada publik, salah satunya ialah laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi (pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan) dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan,mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Pelaporan keuangan tidak hanya meliputi komponen laporan keuangan, tetapi juga meliputi laporan-laporan lain yang diperlukan.
Laporan keuangan yang ideal adalah laporan keuangan yang memenuhi karakteristik kualitatif dan juga bisa dipertanggungjawabkan kinerja keuangannya kepada publik, karena laporan keuangan yang dihasilkan nantinya akan dimanfaatkan bagi seluruh entitas sebagai pedoman dalam membuat kebijakan- kebijakan dan keputusan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Karakteristik kualitatif merupakan ukuran-ukuran normatif sebuah laporan keuangan yang harus diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuan dari laporan keuangan yang dihasilkan.
Laporan keuangan merupakan informasi yang memuat data berbagai elemen struktur kekayaan dan struktur finansial yang merupakan cerminan dari hasil aktivitas tertentu. Seiring dengan tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintah yang baik (good governance), telah memotivasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan akuntabilitas sebagai wujud pertanggungjawaban kepada masyarakat atas kinerja pemerintah.
Akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban pertanggungjawaban keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya (Stunbury, 2003 dalam Mardiasmo, 2006).
Wujud pertanggungjawaban pemerintah yang dapat dilakukan adalah dengan menyampaikan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa barang yang dapat dijadikan milik
negara berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Kemudian, pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan salah satu tujuan dari pemerintahan daerah yaitu untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintah daerah sehingga, upaya nyata untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah adalah dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
Laporan keuangan yang disajikan oleh pemerintah daerah harus berkualitas, karena ada banyak pihak yang mengandalkan informasi keuangan yang dipublikasikan oleh pemerintah daerah dengan kegunaan yang berbeda-beda.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, pengguna laporan keuangan pemerintahan antara lain: masyarakat, wakil rakyat, lembaga pengawas, lembaga pemeriksa, pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi dan pinjaman, serta pemerintah. Dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 dijelaskan bahwa, karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Pengelola keuangan daerah merupakan badan atau dinas atau biro keuangan atau bagian keuangan yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah. Peraturan pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 menjelaskan bahwa setiap entitas pelaporan (pemerintah daerah) wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dan laporan kinerja. Laporan keuangan pemerintah daerah dan bendahara umum daerah setidaknya terdiri dari
laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintahan akan mengukur kinerja yang telah atau yang akan dilakukan oleh pemerintah. Menurut peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010, terdapat empat kelompok utama yang membutuhkan laporan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah. Empat kelompok utama tersebut, yaitu : masyarakat, wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa, pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman, pemerintah. Pada tahun 2010, pemerintah mengeluarkan peraturan terkait standar akuntansi pemerintah (SAP) yang termaktub dalam peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 menggantikan peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2005.
Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 71 Tahun 2010 pemerintah pusat dan daerah harus menerapkan akuntansi akrual penuh (full accrual accounting) serta tidak ada lagi yang menerapkan sistem akuntansi berbasis kas
menuju akrual (cash towards accrual) dengan selambat-lambatnya tahun 2015, sehingga tahun 2015 ini merupakan tahun dimana seluruh sistem keuangan pemerintahan menggunakan akuntansi berbasis akrual secara penuh.
Jumlah dan jenis laporan keuangan yang dihasilkan oleh peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2005 yang menjelaskan standar akuntansi kas menuju akrual dengan peraturan pemerintah 71 tahun 2010 juga memiliki perbedaan.
Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1
Perbedaan Laporan Keuangan yang Dihasilkan Laporan Keuangan Berbasis Kas
Menuju Akrual
Laporan Keuangan Berbasis Akrual 1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Neraca 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Neraca 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5. Laporan Operasional 6. Laporan Perubahan SAL 7. Laporan Perubahan Ekuitas
Sumber:https://www.academia.edu/7252759/LAPORAN_KEUANGAN_PE MERINTAH_BERBASIS_AKRUAL
Banyak pihak yang membutuhkan dan mengandalkan informasi dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh pemerintah daerah. Sehingga, informasi dari laporan keuangan haruslah memiliki akuntabilitas. Pernyataan Nomor 34 Governmental Accounting Standards Board (1999) tentang Objectives of Financial Reporting menyatakan bahwa laporan keuangan dapat mencakup
informasi-informasi untuk pengambilan keputusan.
Informasi didalamnya terdiri :
a). Perbandingan hasil keuangan secara faktual dengan anggaran yang telah diputuskan secara legal.
b). Menilai kondisi keuangan dan hasil dari operasi usaha.
c). Membantu dalam menentukan hubungan antara keuangan dengan hukum dan peraturan.
d). Membantu dalam mengukur efisiensi dan efektivitas.
Tentu, untuk mencapai akuntabilitas dalam laporan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah. Laporan yang dihasilkan oleh pemerintah haruslah memiliki nilai informasi yang baik dengan bentuk ketepatwaktuan laporan keuangan yang dibuat dan dipublikasi serta dapat diandalkan. Selain itu, perlu faktor-faktor yang menunjang laporan keuangan dapat memiliki nilai informasi
yang baik seperti kapasitas sumber daya manusia yang memadai dalam membuat laporan keuangan, pemanfaatan teknologi yang mendukung serta sistem pengendalian intern.
Suwardjono (2005) mengatakan bahwa informasi harus bermanfaat bagi para pemakai sama saja dengan mengatakan bahwa informasi harus mempunyai nilai. Peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 menyatakan bahwa informasi yang disajikan oleh pemerintah harus dapat dipahami oleh semua kelompok sehingga laporan keuangan tidak hanya untuk kelompok tertentu saja. Laporan keuangan yang disajikan setidak-tidaknya mencakup elemen laporan keuangan serta jenisnya yang harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pemerintah wajib memperhatikan nilai informasi dalam laporan keuangan yang disajikan agar dapat digunakan sebagai perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang berkualitas adalah laporan keuangan yang memiliki karakteristik relevan, andal, dapat dibandingkan serta dapat dipahami (PP No. 71 Tahun 2010), dengan demikian pengguna laporan keuangan tersebut dapat memperoleh informasi yang berkualitas serta bermanfaat.
Berdasarkan karakteristik di atas, dapat kita ketahui dengan jelas standar kualitas laporan keuangan yang berlaku secara umum. Hal ini memunculkan pertanyaan selanjutnya, apakah laporan keuangan pemerintah daerah sudah sesuai standar? Apakah pencatatan keuangan pemerintah daerah sudah mengikuti prinsip akuntabilitas sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka perlu kita ketahui bahwa setiap tahunnya
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia (RI) melakukan penilaian atas laporan keuangan pemerintah. Penilaian tersebut tentu dilakukan sesuai standar dan kriteria yang berlaku hingga akhirnya menghasilkan opini terhadap laporan keungan pemerintah. Dalam hal ini BPK memberikan 4 (empat) macam opini audit yaitu : wajar tanpa pengecualian (WTP) termasuk wajar tanpa pengecualian dengan paragraph penjelas (WTP-DPP), wajar dengan pengecualian (WDP), tidak wajar (TW), dan tidak memberikan pendapat (TMP).
Undang-undang nomor 17 tahun 2003 menjelaskan bahwa salah satu upaya konkrit dalam melakukan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan di Indonesia yaitu dengan penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan negara secara tepat waktu dan disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintah yang telah diterima secara umum.
Fenomena mengenai kualitas laporan keuangan sangat menarik untuk dikaji lebih jauh. Kenyataan di dalam laporan keuangan pemerintah daerah masih banyak disajikan data-data yang tidak sesuai dan tidak mengikuti prinsip akuntansi berlaku umum. Banyak laporan keuangan yang mendapatkan opini tidak wajar dan disclaimer karena dalam penyusunannya belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan belum memenuhi kelengkapan yang telah ditentukan serta kurangnya bukti-bukti transaksi yang dapat ditemukan.
Penelitian tentang kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah sudah banyak dilakukan dengan berbagai variabel independen. Hasil penelitian dengan variabel yang sama masih mengandung ketidakkonsistenan hasil penelitian atau yang disebut dengan research gap.
Tabel 1.2 Research Gap
No Variabel Independen (X) Peneliti Hasil
1. Kapasitas Sumber Daya Manusia Andriani (2010) Berpengaruh Signifikan Karmila dkk (2014) Tidak
berpengaruh Signifikan 2. Pemanfaatan Teknologi dan
Informasi
Nurillah dan Dul Muid (2012)
Berpengaruh positif Signifikan Wardani (2017) Tidak
berpengaruh Signifikan 3. Pengendalian Intern Pemerintah Nurillah dan Dul
Muid (2012)
Berpengaruh positif Signifikan Karmila dkk (2014) Tidak
berpengaruh Signifikan
Sumber : diolah penulis
Kapasitas sumber daya manusia merupakan kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi (kelembagaan), atau sistem untuk melaksanakan fungsi- fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
Dengan adanya kompetensi sumber daya manusia maka waktu pembuatan laporan keuangan akan dapat dihemat. Penelitian yang dilakukan Andriani (2010) menyatakan bahwa kapasitas sumber daya manusia berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Karmila dkk (2014) yang menyatakan bahwa kapasitas sumber daya manusia tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Pemanfaatan teknologi informasi juga akan sangat membantu mempercepat proses pengolahan data transaksi dan penyajian laporan keuangan pemerintah sehingga laporan keuangan tersebut tidak kehilangan nilai informasi salah satunya yaitu ketepat-waktuan. Penelitian yang dilakukan Nurillah dan Dul Muid (2012) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif secara signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Berbeda dengan penelitian Wardani (2017) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Sistem pengendalian intern dibutuhkan untuk meyakinkan stakeholders maupun publik tentang keakuratan dan keandalan laporan keuangan yang dibuat oleh pemerintah. Penelitian yang dilakukan Nurillah dan Dul Muid (2012) menyatakan bahwa pengendalian intern pemerintah berpengaruh positif secara signifikan terhadap kualitas laporan keuanga pemerintah daerah. Tetapi penelitian yang dilakukan Karmila dkk (2014) menyatakan bahwa pengendalian intern pemerintah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Berdasarkan fenomena ketidakkonsistenan ini, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Dinas PU Provinsi Sumatera Utara)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Pemerintah berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas PU Kota Medan?.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Pemerintah berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Dinas PU Kota Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya maupun kepada pihak – pihak terkait sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Bagi peneliti penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan serta lebih mendalami dan memahami lagi mengenai kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Strata I pada Universitas Sumatera Utara.
2. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat sebagai masukan dan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan bagi Pemerintah Kota Medan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan sebagai referensi, masukan dan tambahan pengetahuan dibidang pemerintahan, khususnya kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengendalian intern pemerintah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Dalam teori keagenan menjelaskan tentang dua pelaku ekonomi yang saling bertentangan yaitu prinsipal dan agen. Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Jika prinsipal dan agen memiliki tujuan yang sama maka agen akan mendukung dan melaksanakan semua yang diperintahkan oleh prinsipal. Dalam penelitian ini, pemerintah adalah prinsipal sedangkan perusahaan adalah agen. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena mereka dipilih, maka pihak manejemen harus mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada pemegang saham.
2.1.2 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Laporan keuangan merupakan catatan informasi suatu entitas yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja entitas tersebut. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007:7), Laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan.
Sejalan dengan penjelasan dari (Mardiasmo, 2002) bahwa fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah semakin menguatnya tuntutan akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Dalam pelaporan keuangan, pemerintah yang bertindak sebagai penyusun laporan keuangan mempunyai kewajiban menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna informasi keuangan pemerintah, sehingga pengguna informasi keuangan dapat menilai akuntabilitas laporan tersebut dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik serta baik secara langsung atau tidak langsung melalui wakil-wakilnya.
Peraturan pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang SAP, menjelaskan karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Karakteristik laporan keuangan akan menentukan nilai dari infomasi laporan keuangan tersebut. Menurut PP No 71 tahun 2010 terdapat empat karakteristik agar laporan keuangan dapat sesuai dengan kualitas yang baik.
Empat karakteristik tersebut yaitu : 1. Relevan
Laporan keuangan dikatakan relevan jika laporan keuangan tersebut dapat mengevaluasi dan membandingkan laporan keuangan masa lalu dan masa kini serta dapat memprediksi masa depan. Informasi dapat dikatakan relevan apabila memiliki manfaat umpan balik, manfaat prediktif, tepat waktu, lengkap.
2. Andal
Laporan keuangan yang andal merupakan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan material, tidak menyesatkan, jujur sesuai fakta, dan dapat
diverifikasi. Informasi dapat dikatakan andal jika penyajian jujur, dapat diverifikasi, netral.
3. Dapat dibandingkan
Laporan keuangan dikatakan dapat dibandingkan apabila laporan keuangan tersebut dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dan dapat dibandingkan di tempat lain juga.
4. Dapat dipahami
Informasi dalam laporan keuangan dikatakan dapat dipahami apabila laporan keuangan tersebut dapat dipahami oleh pengguna serta menggunakan istilah- istilah yang sesuai dengan tingkat kepahaman pengguna.
Kualitas laporan keuangan di sektor publik khususnya di daerah menurut Mardiasmo (2009) adalah laporan keuangan yang mampu menyajikan informasi keuangan yang relevan dan dapat diandalkan. Kualitas laporan keuangan menyajikan keadaan entitas dan aktivitas yang adil dan memberikan informasi yang berguna bagi pengguna laporan keuangan. Brookson (2009) mendefinisikan bahwa kualitas laporan keuangan sesuai standar akuntansi pelaporan keuangan yang menunjukkan posisi keuangan dan hasil operasi entitas pada akhir periode.
Kualitas laporan keuangan akan menghasilkan informasi yang berguna untuk penggunaannya. Kualitas atau karakteristik informasi keuangan yang bermanfaat harus dipertimbangkan untuk meningkatkan nilai tambah bagi entitas (PP No. 71 Tahun 2010).
2.1.3 Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia merupakan modal dan kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan manusia. Manusia sebagai unsur terpenting mutlak dianalisis dan dikembangkan dengan cara tersebut. Waktu, tenaga dan kemampuannya benar-benar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan organisasi, maupun bagi kepentingan individu (Fathoni, 2006).
Kapasitas merupakan tingkat kemampuan berproduksi secara optimum dari sebuah fasilitas biasanya dinyatakan sebagai jumlah output pada satu periode waktu tertentu, jika tidak dilandasi dengan kapasitas yang memadai maka tidak akan mampu untuk berproduksi secara efektif dan efisien. Dalam hal ini pekerjaan yang dihasilkan tidak akan tepat waktu dan terdapat pemborosan waktu serta tenaga. Dengan adanya kapasitas sumber daya manusia maka waktu pembuatan laporan keuangan akan lebih tepat waktu.
2.1.4 Pemanfaatan Teknologi Informasi
Teknologi menurut Smaldino (2008:12) pada hakikatnya adalah alat untuk mendapatkan nilai tambah dalam menghasilkan produk yang bermanfaat.
Teknologi merupakan suatu sistem informasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari dan untuk mempermudah dalam melakukan suatu pekerjaan.
Teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, relevan, akurat, dan tepat waktu yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan, dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan (Primayana, 2014).
Teknologi informasi berperan dalam menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para pengambil keputusan didalam organisasi termasuk dalam hal laporan sehingga mendukung proses pengambilan keputusan dengan lebih efektif. Suatu teknologi informasi terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, manajemen data, dan jaringan (Widjajanto 2001:89).
Arfiyanti (2011) dalam Primayana (2014), mendefinisikan pemanfaatan teknologi informasi adalah penggunaan komputer, software/perangkat lunak, dan lainnya yang sejenis secara optimal. Dalam hal ini komputer merupakan bagian hal terpenting dari teknologi informasi akan sangat membantu peningkatan kualitas informasi (Husein, 2003). Teknologi informasi seperti komputer dapat membantu mempercepat pekerjaan yang sedang dikerjakan, dengan menggunakan komputer akan lebih akurat dan konsisten dalam perhitungan daripada menggunakan sistem manual. Selain itu, komputer sebagai salah satu komponen teknologi informasi yang dapat melipatgandakan kemampuan yang dimiliki manusia dan komputer juga bisa mengerjakan suatu yang tidak mampu melakukannya (Indriasari & Nahartyo, 2008). Namun, memanfaatkan teknologi informasi tidak hanya dalam teknologi komputer. Jaringan internet juga dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan keuangan pemerintah daerah serta pelayanan kepada masyarakat umum, salah satunya dengan kemudahan untuk mengakses profil pemerintah daerah melalui situs resmi pemerintah daerah.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Keuangan Daerah disebutkan bahwa situs adalah sebuah cara untuk menampilkan profil pemerintah daerah di internet dengan tujuan antara lain menyampaikan pengumuman atau pemberitahuan, memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan menerima masukan dari masyarakat.
2.1.5 Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem pengendalian intern pemerintah telah diatur pada peraturan pemerintah nomor 60 tahun 2008. Sistem pengendalian internal dikatakan efektif apabila pengendalian internal tersebut telah sesuai dengan peraturan. (PP No. 60 tahun 2008) menyatakan bahwa terdapat 5 unsur dari sistem pengendalian intern pemerintah. Lima unsur tersebut, yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan pengendalian kintern. Penerapan unsur sistem pengendalian intern pemerintah dilaksanakan secara menyatu dan menjadi bagian integral dari kegiatan Instansi Pemerintah.
Sistem pengendalian intern dapat dikatakan baik apabila mampu untuk memberikan keyakinan bahwa akan tercapainya efektivitas dan efisiensi untuk tercapainya tujuan suatu instansi, keandalan pelaporan keuangan, keamanan aset negara, dan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (BPK, 2014).
2.2 Review Penelitian Terdahulu
Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai acuan dalam meneliti. Penelitian terdahulu memudahkan peneliti dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk penyusunan penelitian dari segi teori maupun konsep. Adapun penelitian sebelumnya digunakan sebagai acuan dan referensi untuk memudahkan dalam membuat penelitian ini, peneliti telah menganalisa 4 (empat) penelitian terdahulu yang berkaitan, sejenis dalam bentuk metode penelitiannya. Peneliti terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
NO Peneliti Variabel Hasil Penelitian
1. Andriani (2010) Variabel Independen:
- Kompetensi Sumber Daya Manusia
- Pemanfaatan Teknologi Informasi
Variabel Dependen:
Keterandalan dan
Ketepatwaktuan laporan keuangan
Kapasitas sumber daya manusiadan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap keterandalan dan ketepatwaktuan laporan keuangan pemerintah daerah.
2. Nurillah dan Dul Muid (2012)
Variabel Independen:
- Kompetensi Sumber Daya Manusia
- Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan
- Pemanfaatan Teknologi Informasi
- Pengendalian intern
Variabel Dependen:
Kualitas Laporan Keuangan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern berpengaruh positif signifikan terhadap Kualitas
3. Karmila dkk (2014)
Variabel Independen:
- Kapasitas Sumber Daya Manusia
- Pemanfaatan Teknologi Informasi
- Pengendalian Intern
Variabel Dependen:
Keterandalan Pelaporan
Hasil penelitian ini
menunjukkan Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh positif secara signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah, sedangkan kapasitas sumber daya manusia dan sistem pengendalian intern pemerintah tidak berpengaruh secara signifikan.
4. Wardani (2017) Variabel Independen:
- Kualitas Sumber Daya Manusia
- Pemanfaatan Teknologi Informasi
- Pengendalian Intern
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengendalian Intern Akuntansi
berpengaruh positif secara
Variabel Dependen:
Keandalan Pelaporan Keuangan Pemerintahan Desa Di Kabupaten Klaten
Keandalan Pelaporan Keuangan Pemerintahan Desa, sedangkan Pemanfaatan Teknologi Informasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Keandalan Pelaporan Keuangan Pemerintahan Desa.
Sumber: data peneliti terdahulu
Andriani (2010) meneliti tentang pengaruh kompetensi sumber daya manusia, dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap keterandalan dan ketepawaktuan laporan keuangan pemerintah daerah. hasil penelitian ini menunjukkan kapasitas sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap keterandalan dan ketepatwaktuan laporan keuangan pemerintah daerah.
Nurillah dan Dul Muid (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh kompetensi sumber daya manusia, penerapan sistem akuntansi keuangan, pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya manusia, penerapan sistem akuntansi keuangan, pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian intern berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Karmila dkk (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian intern pemerintah terhadap keterandalan pelaporan. Hasil penelitian ini menunjukkan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif secara signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah, sedangkan kapasitas
sumber daya manusia dan sistem pengendalian intern pemerintah tidak berpengaruh secara signifikan.
Wardani (2017) meneliti tentang pengaruh kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan sistem pengendalian intern akuntansi terhadap keandalan pelaporan keuangan pemerintahan desa di kabupaten klaten.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia dan pengendalian intern akuntansi berpengaruh positif secara signifikan terhadap keandalan pelaporan keuangan pemerintahan desa. Sementara itu, pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keandalan pelaporan keuangan pemerintahan desa.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dibangun untuk memperlihatkan hubungan pengaruh setiap variabel dalam satu penelitian. Berdasarkan rumusan masalah, landasan teoritis dan review penelitian terdahulu, kerangka konseptual penelitian ini digambarkan pada Gambar berikut.
Kapasitas Sumber Daya Manusia (X1)
Pemanfaatan Kualitas Laporan Keuangan Teknologi Informasi Pemerintah Daerah
(X2) (Y)
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (X3)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.3.1 Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Pengelolaan dan pertanggungjawaban pemerintah salah satunya diungkap dalam laporan keuangan pemerintah. Dalam pengelolaan keuangan daerah yang baik, pemerintah harus memiliki kapasitas sumber daya manusia yang berkompeten dan memiliki kecakapan serta pengetahuan dalam pengolahan informasi akan menghasilkan laporan keuangan yang bernilai tinggi dan berkualitas. Sebaliknya jika sumber daya manusia tidak memiliki keterampilan untuk mempertanggungjawabkan sistem dan kualitas laporan, maka laporan tidak dapat bernilai dalam fungsinya untuk pengambilan keputusan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Andriani (2010), Wardani (2017), Nurillah dan Dul Muid (2012) menyimpulkan bahwa Kapasitas Sumber Daya Manusia secara signifikan berpengaruh positif terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
2.3.2 Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Pemanfaatan teknologi merupakan faktor pendukung untuk menciptakan terwujudnya laporan pertanggungjawaban keuangan yang memiliki ketepatwaktuan dalam penyajian serta dapat diandalkan nilai informasi di dalamnya. Penerapan teknologi informasi pada sektor publik selain dapat memberikan kemudahan dalam mengakses data, antara lain: pengajuan perizinan membantu pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP), pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM), maupun informasi profil daerah.
Peraturan pemerintah nomor 56 tahun 2005 serta diperkuat dengan munculnya peraturan pemerintah nomor 65 tahun 2010 yang menjelaskan terkait sistem informasi keuangan daerah. Peraturan tersebut mengatur terkait batas waktu penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan daerah serta terkait dana perimbangan yang tertunda apabila terlambat dalam melakukan penyampaian. Ketersediaan fasilitas teknologi informasi yang memadai serta pemanfaatan teknologi yang baik akan meningkatkan nilai informasi pada laporan keuangan pemerintah sehingga dalam penyampaiannya dapat memiliki ketepatwaktuan serta dapat diandalkan.
Sehingga dengan demikian hubungan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah sangat jelas memiliki pengaruh berdasarkan teori diatas. Dengan demikian Pemanfaatan Teknologi Informasi merupakan upaya peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah di Indonesia. Dalam penelitian Andriani (2010), Nurillah dan Dul Muid (2012), Karmila (2014) menyimpulkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi secara signifikan berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
2.3.3 Pengaruh Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Sistem pengendalian intern pemerintah adalah suatu proses yang dilakukan oleh pemerintah untuk memberikan arahan dan pengawasan serta memberikan keyakinan dan jaminan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien serta ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Dengan kata lain, pernyataan di atas menyatakan bahwa untuk membuat suatu laporan keuangan harus mengikuti peraturan perundang-undangan ataupun sistem yang sudah ditetapkan oleh pemerintah sehingga menghasilkan laporan keuangan yang baik. Dalam penelitian Nurillah dan Dul Muid (2012) menyatakan bahwa pengendalian intern pemerintah secara signifikan berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah digambarkan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengendalian intern pemerintah berpengaruh secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Dinas PU Provinsi Sumatera Utara.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah assosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan yang bersifat sebab akibat, dimana jika variabel dependen dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen tertentu, maka dapat dinyatakan bahwa variabel X menyebabkan variabel Y (Erlina, 2007:66).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 3 Dinas PU di Kota Medan. Waktu penelitian ini dilakukan selama 2 (dua bulan), dimulai sejak penyebaran kuesioner hingga pengumpulan kembali kuesioner terkait. Untuk menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan purposive sampling.
Teknik purposive sampling yaitu dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian.
3.3 Definisi Operasional
Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai.
Nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk objek atau orang yang sama, atau nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk orang atau objek yang berbeda (Erlina 2007:33).
a. Variabel Dependen
Variabel ini merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi. Melalui analisis terhadap variabel terikat memungkinkan untuk menemukan jawaban atau solusi masalah (Sekaran, 2004:116).
Variabel ini dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Jadi, vaiabel dependen adalah konsekuensi dari variabel independen. Dalam penelitian ini, variabel dependennya adalah Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
b. Variabel Independen
Variabel ini merupakan variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Pemerintah.
3.4 Skala Pengukuran Variabel
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Y)
Ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
1. Relevan 2. 2. Andal 3. 3. Dapat
4. dibandingkan 5. 4. Dapat dipahami
Likert
Kapasitas Sumber Daya Manusia (X1)
Kualitas usaha atau potesi kemampuan yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk
menghasilkan barang, jasa dan kemampuan dari daya pikir dan daya fisik yang dimikili individu.
1. Tanggung jawab 2. Pelatihan
3. Pengalaman
Likert
Pemanfaatan Teknologi Informasi (X2)
Suatu sistem yang digunakan untuk meningkatkan
kemampuan mengelola keuangan daerah dan menyalurkan informasi keuangan daerah kepada pelayanan publik.
1. Komputer 2. Jaringan internet 3. SIA
4. SAP
Likert
Pengendalian Intern
Pemerintah (X3)
Suatu proses yang dilakukan pemerintah untuk memberikan arahan dan pengawasan serta memberikan keyakinan dan jaminan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien serta ketaatan terhadap perundang-undangan.
1. Lingkungan pengendalian 2. Penilaian resiko 3. Kegiatan Pengendalian 4. Informasi dan komunikasi 5. Pemantauan.
Likert
Sumber: hasil kajian penulis, 2015
3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004).
Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan Dinas PU Provinsi Sumatera Utara yaitu Kepala Badan/Dinas/Kantor dan kepala sub bagian keuangan beserta bendahara pengeluaran yaitu sebanyak 30 responden.
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
NO Sekretariat/Badan/Dinas/Kantor Sampel
1. Dinas Bina Marga 10
2. Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang
10
3. Dinas Perumahan dan Permukiman 10
3.5.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin meneliti semua anggota populasi, karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2006:56).
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sampling jenuh, dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
3.6 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu maupun perorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner (Umar, 2001:69). Metode dilakukan dengan menyebar kuesioner yang telah disusun secara terstruktur sesuai dengan judul penelitian dengan mengadaptasi dengan indikator penelitian, dimana sejumlah pertanyaan tertulis disampaikan pada responden untuk ditanggapi sesuai dengan kondisi yang dialami oleh responden yang bersangkutan. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan kuesioner adaptasi. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang digunakan pada penelitian Andriani (2010) . Kuesioner penelitian ini diserahkan langsung kepada responden atau meminta bantuan kepada salah satu staf/pegawai untuk mengkoordinir penyebaran dan pengumpulan kuesioner pada Dinas PU tersebut sesuai jangka waktu yang ditentukan.
3.7 Teknik Analisis Data
Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain pengujian kualitas data, asumsi klasik, analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis dengan uji simultan (uji-F) dan uji parsial (uji-t).
3.7.1 Uji Kualitas Data 3.7.1.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid berdasarkan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan
nilai korelasi atau rhitung dari variabel penelitian dengan nilai rtabel. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut :
a. Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan dinyatakan valid.
b. Jika rhitung < rtabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.
3.7.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama.
Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan melihat nilai dari Cronbach’s Alpha. Apabila koefisien Croanbach’s Alpha lebih dari 0,60, maka instrument yang digunakan dikatakan
reliabel (Ghozali, 2013:133).
3.7.2 Analisis Statistik Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan kegiatan menyimpulkan data mentah dalam jumlah yang besar sehingga hasilnya dapat ditafsirkan. Mengelompokkan atau memisahkan komponen atau bagian yang relevan dari keseluruhan data, juga merupakan salah satu bentuk analisis untuk menjadikan data mudah dikelola.
3.7.3 Uji Asumsi Klasik 3.7.3.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov – Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nila Pvalue (Sig) diatas nilai signifikan 5% dapat disimpulkan bahwa data diambil dari populasi yang berdistribusi normal.
3.7.3.2 Uji Multikolinearitas
Uji ini untuk melihat variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance
mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang, 2010:153).
3.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Adanya varians vaiabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen (Homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas, atau terjadi homokedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
3.7.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis statistik regresi linier berganda. Persamaan yang digunakan adalah :
Y= a + b1X2 +b2X2 + b3X3 + e Keterangan :
Y = Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah a = Konstanta
X1 = Kapasitas Sumber Daya Manusia X2 = Pemanfaatan Teknologi Informasi X3 = Pengendalian Intern Pemerintah Daerah e = Standar error
3.7.5 Uji Hipotesis
Untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan :
3.7.5.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Penelitian ini menggunakan koefisien determinasi Adjusted R2, karena penggunaan koefisien Adjusted (R2) mempunyai kelemahan yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka nilai R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel independen (Ghozali, 2013:177).
3.7.5.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel dependen.
Kriteria pengujinya adalah :
H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Ha : b1 ‡ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan adalah : H0 diterima jika thitung > ttabel dan sig < α = 5%.
Ha tidak dapat diterima jika thitung < ttabel dan sig > α = 5%.
3.7.5.3 Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Kriteria pengujinya adalah :
H0 : b1, b2, b3 ‡ 0, artinya secara simultan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan adalah :
H0 diterima jika Fhitung > Ftabel dan sig < α = 5%.
Ha tidak dapat diterima jika Fhitung < Ftabel dan > α = 5%.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Utara 4.1.1.1 Sejarah Singkat Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Utara
Sejarah Berdirinya Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera UtaraPeristiwa ini berawal pada tanggal 03 Desember 1945 di kota Bandung, yaitu pada waktu memuncaknya perjuangan fisik bangsa Indonesia melawan tentara sekutu untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah di proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Dalam pertempuran dahsyat yang terjadi pada tanggal tersebut telah gugur tujuh orang pemuda/pegawai Departemen Pekerjaan Umum (PU) yang bernama : Didi Hardianto Kamarga, Muchtaruddin, Suhodo, Rio Susilo, Subenget, Rana, dan Surjono untuk mempertahankan gedung “V & W” (terkenal dengan nama “Gedung Sate”) yang terletak di Jl. Diponegoro No.22 Bandung.
Gedung ini dipertahankan mati-matian sampai titik darah pengahabisan oleh para pemuda/pegawai Departemen PU, karena mereka sadar bahwa gedung tersebut pada waktu itu dipergunakan sebagai Kantor Pusat Departemen Pemerintah Republik Indonesia. Setelah kemerdekaan Bangsa dan Negara Republik Indonesia diproklamasikan, para pemuda/pegawai Departemen PU tidak mau ketinggalan dari pemuda-pemuda lainnya di kota Bandung. Mereka mempersiapkan diri dalam menghadapi segala kemungkinan yang sekiranya dapat merintangkan serta mengganggu kemerdekaan yang telah diproklamasikan.
Pada tanggal 04 Oktober 1945 kota Bandung dimasuki tentara sekutu yang diikuti oleh serdadu Belanda dan NICA . Sehingga Kota Bandung menjadi tidak aman, karena gerakan-gerakan perjuangan pemuda dihadapkan kepada tentara Jepang dan tentara sekutu/Belanda/NICA . Dengan persenjataan yang kurang dan sederhana para pemuda tetap mempunyai semangat perjuangan yang tinggi dan tidak gentar menghadapi kekuatan musuh yang mempunyai persenjataan yang lebih lengkap dan modern. Dari hari ke hari suasana kota Bandung semakin tegang, pertempuran-pertempuran mulai meletus dari kecil-kecilan kemudian menghebat dan disertai dengan provokasi musuh yang semakin menjadi-jadi .
Peristiwa 03 Desember 1945 telah tercatat dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia dan sejarah perkembangan Pekerjaan Umum pada khususnya telah mempersembahkan “Sapta Taruna Kestaria”-annya keharibaan ibu pertiwi dan telah melahirkan suatu korps pemuda/pegawai Pekerjaan Umum yang mempunyai kesadaran sosial, jiwa kesatuan (korp-geest), rasa kesetia-kawanan (solidaritas), serta kebanggaan akan tugasnya sebagai abdi masyarakat khususnya dalam bidang Pekerjaan Umum.
Pada tanggal 03 Desember 1951, Ir.Ukar Bratakusuma pada Kabinet Sukiman, memberikan surat tanda penghargaan yang menyatakan dan menghormati ketujuh orang pemuda/pegawai yang gugur sebagai “Pemuda yang Berjasa”. Berdasarkan jasa-jasa pengorbanan ketujuh pemuda /pegawai tersebut, terutama bagi tiga orang yang tidak diketahui liang kuburnya dan tidak dapat ditemukan kerangka jenajahnya, dibuatlah monument “Batu Peringatan” berupa batu alam yang benar.
Dengan keputusan Menteri Koordinator Kompartemen Pekerjaan Umum dan Tenaga NO.58/KPTS/MENKO/1965 tanggal 27 November 1965 telah ditetapkan tanggal 03 Desember sebagai Hari Bakti Pekerjaan Umum yang diperingati secara intern segenap pegawai yang bekerja dalam bidang pemerintahan Kompartemen Pekerjaan Umum dan Tenaga, dengan maksud : 1. Membangkitkan kesadaran sosial, jiwa korsa/kebangsaan akan tugas dan harga
diri sebagai putera-puteri Indonesia yang bekerja dibidang pekerjaan umum dan tenaga .
2. Pengorbanan semangat persatuan dan kesatuan, semangat bekerja untuk mengabdikan diri kepada perjuangan kemerdekaan Indonesia, guna membangun dunia baru yang bebas dari penghisapan manusia oleh manusia dan bangsa oleh bangsa .
Sejak itu peringatan Hari Kebangkitan Pekerjaan Umum dan Tenaga diperingati secararesmi menurut keadaan dan situasi setempat. Pada peringatan seperempat abad Hari Kebangkitan Pekerjaan Umum dan Tenaga pada tanggal 03 Desember 1970 yang dipusatkan di Bandung, dan sekaligus dimaksudkan untuk mengadakan upacara pemindahan “Batu Peringatan” dari tempat semula dan ditempatkan ditengah taman diatas suatu altar yang tinggi, sesuai tingkat penghormatan dan martabat pengorbanan sapta taruna.
Pada altar tersebut dibubuhi suatu prasasti yang berbunyi “cita-citamu adalah cita-cita kami, baktimu teladan bagi kami untuk berjuang, bekerja, membangun guna mewujudkan cita-cita Indonesia yang adil dan makmur”
4.1.1.2 Visi dan Misi Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera Utara
Visi Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara adalah terwujudnya jaringan jalan nasional dan provinsi yang mantap di Sumatera Utara.