HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Uji Normalitas Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah
Dari perhitungan uji normalitas nilai kemampuan pemecahan masalah
diperoleh Nilai dibandingkan dengan dengan
taraf nyata 5% dan dk = 7 – 3, yaitu . Karena ≥ ,
maka diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 28.
4.1.2 Regresi Linear Ganda
Dari perhitungan diperoleh regresi linear ganda sebagai berikut
Variabel menyatakan kepercayaan diri dan
menyatakan aktivitas belajar. Dari persamaan tersebut, jika dan ,
maka akan diperoleh nilai kemampuan pemecahan masalah sebesar 28,62. Hal ini berarti bahwa apabila peserta didik tidak mempunyai kepercayaan diri dan tidak melakukan aktivitas belajar, maka diperkirakan peserta didik tersebut dapat memperoleh nilai kemampuan pemecahan masalah sebesar 28,62.
Regresi yang diperoleh juga menunjukkan bahwa rata-rata nilai kemampuan
pemecahan masalah meningkat sebesar untuk peningkatan satu skor
kepercayaan diri dan diperkirakan meningkat sebesar untuk peningkatan
satu skor aktivitas belajar. Karena koefisien dan bertanda positif, maka semakin tinggi kepercayaan diri dan aktivitas belajar, semakin tinggi pula nilai
pemecahan masalah yang diperoleh. Perhitungan regresi linear ganda dapat dilihat pada lampiran 29.
4.1.3 Uji Keberartian Regresi Linear Ganda
Hipotesis yang diujikan adalah yaitu regresi linear ganda tidak berarti sedangkan yaitu regresi linear ganda berarti. Dari perhitungan diperoleh
. dibandingkan dengan daftar distribusi F untuk
α = 5%, dk pembilang = 2 dan dk penyebut = 34 – 2 – 1 = 31, yaitu = 3,31.
Karena maka ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
koefisien regresi linear ganda pada regresi
berarti. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31. 4.1.4 Koefisien Korelasi Ganda
Dari perhitungan diperoleh koefisien korelasi ganda sama dengan
0,4235. Jadi, terdapat tingkat hubungan yang tinggi antara variabel kepercayaan diri ( ) dan variabel aktivitas belajar ( ) terhadap kemampuan pemecahan masalah (Y). Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 30.
4.1.5 Uji Keberartian Koefisien Korelasi Ganda
Hipotesis yang diujikan adalah yaitu koefisien korelasi ganda tidak berarti sedangkan yaitu koefisien korelasi ganda berarti. Dari perhitungan
diperoleh , kemudian dibandingkan dengan
daftar distribusi F untuk α = 5%, dk pembilang = 2 dan dk penyebut = 34 – 2 – 1
= 31, yaitu = 3,31. Karena maka ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa regresi korelasi ganda pada persamaan
64
digunakan untuk memprediksi nilai Y dari variabel dan . Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 32. 4.1.6 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dirumuskan sebagai harga dari koefisien , dengan
adalah koefisien yang menunjukkan pengaruh variabel dan terhadap .
Berdasarkan perhitungan diperoleh koefisien determinasi adalah
, artinya besarnya hubungan kepercayaan diri, aktivitas belajar dan
kemampuan pemecahan masalah adalah . Hal ini berarti bahwa
meningkat atau menurunnya kemampuan pemecahan masalah dipengaruhi oleh kepercayaan diri dan aktivitas belajar, sedangkan dipengaruhi oleh faktor yang lain.
4.1.7 Uji Keberartian Koefisien Regresi Linear Ganda
Hipotesis yang diujikan untuk uji keberartian koefisien regresi adalah yaitu koefisien regresi linear ganda tidak berarti dan yaitu koefisien regresi linear ganda berarti, sedangkan hipotesis yang diujikan untuk uji signifikansi koefisien regresi adalah yaitu koefisien regresi linear ganda tidak berarti dan yaitu koefisien regresi linear ganda berarti.
Dari perhitungan keberartian koefisien regresi diperoleh .
Kemudian dibandingkan dengan untuk α = 5%, dk pembilang = 2 dan dk
penyebut = 34 – 2 – 1 = 31 yaitu =2,058. Karena , maka
ditolak. Jadi koefisien regresi berarti, sedangkan untuk perhitungan keberartian
koefisien regresi , diperoleh . Kemudian dibandingkan dengan
=2,058. Karena , maka ditolak. Jadi koefisien regresi berarti.Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 33.
4.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian, pengaruh kepercayaan diri dan aktivitas belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah dijelaskan dengan regresi linear ganda , artinya untuk setiap kenaikan satu skor kepercayaan diri akan terjadi kenaikan skor kemampuan pemecahan masalah sebesar satuan, sedangkan untuk kenaikan satu skor aktivitas belajar akan
terjadi kenaikan skor kemampuan pemecahan masalah sebesar satuan.
Setelah dilakukan uji keberartian regresi linear ganda diketahui bahwa nilai , artinya bahwa regresi linear ganda berarti. Setelah diuji keberartian koefisien regresi
linear ganda diperoleh dan
yang berarti koefisien regresi linear ganda berarti. Koefisien
korelasi ganda yang diperoleh adalah , yang berarti bahwa terdapat
tingkat hubungan yang tinggi antara kepercayaan diri dan aktivitas belajar peserta didik secara bersama-sama terhadap kemampuan pemecahan masalah. Setelah dilakukan uji keberartian koefisien korelasi ganda diperoleh
, artinya bahwa koefisien korelasi ganda R dapat digunakan untuk
memprediksi nilai Y dari variabel dan Setelah dilakukan perhitungan
koefisien determinasi diperoleh nilai , artinya besarnya pengaruh
66
adalah . Jadi, meningkat atau menurunnya kemampuan pemecahan
masalah dapat dijelaskan oleh besarnya kepercayaan diri dan aktivitas
belajar melalui persamaan . Hal ini
menunjukkan bahwa kecenderungan kemampuan pemecahan masalah secara nyata bergantung pada kepercayaan diri dan aktivitas belajar atau dengan kata lain kepercayaan diri dan aktivitas belajar berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah yang akan dicapai oleh peserta didik. Jadi, semakin tinggi kepercayaan diri dan aktivitas belajar peserta didik akan semakin tinggi pula kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh peserta didik. Sebaliknya, semakin rendah kepercayaan diri dan aktivitas belajar peserta didik akan semakin rendah pula kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh peserta didik.
Adanya pengaruh kepercayaan diri dan aktivitas belajar ini karena pada saat proses pembelajaran matematika materi persegi panjang dan persegi, peneliti
menerapkan model PBL berbantuan LKPD dan slide show power point.
Penggunaan model PBL berbantuan LKPD dan slide show power point
memudahkan peserta didik untuk menemukan dan memahami konsep-konsep persegi panjang dan persegi serta memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Penggunaan model PBL berbantuan LKPD dan slide show power point juga mendorong peserta didik untuk berperan aktif saat pembelajaran berlangsung sehingga menimbulkan kepercayaan diri peserta didik akan kemampuan matematikanya. Peserta didik menjadi aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model PBL karena mereka dibimbing oleh guru untuk belajar secara mandiri, mampu mengungkapkan pendapat, menanggapi
pendapat peserta didik yang lain, menjawab pertanyaan, dan mempresentasikan hasil pemecahan masalahnya. Hal ini tentu akan mempermudah peserta didik untuk memahami dan menemukan konsep-konsep persegi panjang dan persegi dengan baik dan mempermudah peserta didik untuk memecahkan permasalahan sehari-hari yang berhubungan dengan materi persegi panjang dan persegi sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat Arends (2008:70) tentang tujuan intruksional dan lingkungan belajar PBL sebagai berikut:
…bahwa tujuan intruksional PBL adalah membantu siswa
mengembangkan keterampilan investigatif dan keterampilan mengatasi masalah, memberikan pengalaman peran-peran orang dewasa kepada siswa, dan memungkinkan siswa untuk mendapatkan rasa percaya diri atas kemampuannya sendiri, untuk
berfikir dan menjadi pelajar yang self-regulated. Sedangkan
lingkungan belajar PBL ditandai oleh keterbukaan, keterlibatan aktif siswa, dan atmosfer kebebasan intelektual.
Kemampuan pemecahan masalah tidak terlepas dari faktor kepercayaan diri dan aktivitas belajar. Kepercayaan diri dan aktivitas belajar peserta didik perlu ditingkatkan agar timbul rasa semangat dalam memahami matematika sehingga terjadi eksplorasi pengetahuan secara maksimal. Untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik, guru hendaknya melakukan usaha yang mendukung timbulnya rasa percaya diri peserta didik, diantaranya memilih model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif, membangkitkan rasa optimis peserta didik bahwa setiap permasalahan matematika pasti ada solusi pemecahannya, dan memberikan penghargaan dalam setiap usaha belajar yang dilakukan oleh peserta didik sehingga peserta didik akan merasa senang dan nyaman dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, tidak takut salah ketika
68
mengerjakan soal matematika, dan termotivasi untuk selalu melibatkan diri secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini tentunya akan meningkatkan kepercayaan diri dan aktivitas belajar sehingga berpengaruh terhadap pencapaian kemampuan pemecahan masalah secara optimal. Pembahasan di atas menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara kepercayaan diri dan aktivitas belajar peserta didik terhadap kemampuan pemecahan masalah.