BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.4. Analisis Data Hasil Penelitian
4.1.4.9. Uji Pengaruh Keaktifan Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa
Uji pengaruh keaktifan siswa terhadap hasil belajar siswa dalam penelitian ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi dan analisis korelasi. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui ada/tidaknya pengaruh keaktifan terhadap hasil belajar siswa, rumus yang digunakan untuk analisis regresi yaitu rumus 12 pada bab 3 dengan X = hasil belajar siswa dan Y = keaktifan siswa. Sedangkan analisis korelasi digunakan
untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara keaktifan siswa dan hasil belajar siswa, rumus yang digunakan untuk analisis korelasi adalah rumus 13 pada bab 3. Adapun Hasil Analisis regresi dan korelasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.19 Hasil analisis regresi dan korelasi kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelas Persamaan Regresi Koefisien Korelasi
Eksperimen Y = 25,05 + 1,28 X 0,08 Kontrol Y = 39,70 + 0,76X 0,06
Berdasarkan tabel 4.19 di atas, dari hasil penghitungan persamaan regresi sederhana pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat diketahui bahwa keaktifan siswa mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa, artinya jika semakin aktif siswa maka akan semakin baik nilai hasil belajarnya. Hal ini dapat dilihat dari koefisien regresi (b) yang bernilai positif yaitu 1,28 pada kelas eksperimen dan 0,76 pada kelas kontrol. Sedangkan dari hasil perhitungan koefisien korelasi, pada kelas eksperimen di dapat koefisien korelasi 0,08 sedangkan pada kelas kontrol di dapat koefisien korelasi 0,06 ( nilai koefisien korelasi (r) > 0), hal ini berarti bahwa antara keaktifan dan hasil belajar siswa mempunyai hubungan positif, namun hubungan kedua variabel tersebut tidak terlalu erat. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi yang masih jauh dari angka 1.
4.2. Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini diuraikan dalam rumusan masalah, yaitu apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, seberapa besar model pembelajaran Problem Based Instruction dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa serta apakah keaktifan siswa berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, diketahui bahwa pada kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, guru tidak lagi mendominasi kelas, siswa juga mampu untuk belajar mandiri. Dari hasil analisis pengamatan aktifitas siswa, pada kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran Problem Based Instrction diperoleh rata-rata persentase keaktifan siswa sebesar 75,62% yang termasuk ke dalam kategori sangat aktif, sedangkan pada kelas kontrol persentase keaktifan siswa hanya mencapai 64,17% dan termasuk dalam kategori aktif.
Pada kelas eksperimen selama pembelajaran di kelas berlangsung siswa terlihat aktif membaca dan menggarisbawahi hal-hal penting dari materi yang mereka baca, bahkan beberapa diantara mereka membuat catatan-catatan kecil. Siswa juga memperhatikan saat guru menjelaskan serta menunjukan respon akan hal yang disampaikan sehingga saat diberikan pertanyaan secara mendadak oleh guru mereka bisa menjawabnya. Selain itu Saat diberikan tugas diskusi siswa tampak antusias untuk berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi mereka, mereka juga aktif memeberikan pendapat mereka. Sebagian besar siswa juga terlihat sering mencobakan sendiri berbagai fungsi tabel yang ada dalam materi
dengan soal-soal latihan yang diberikan sehingga mereka lebih memahami materi yang diajarkan dan dapat menerapkannya secara langsung.
Sedangkan pada kelas kontrol siswa terlihat kurang aktif membaca selama pembelajaran berlangsung. Saat diminta untuk mempelajari materi terlebih dahulu, sebagian besar dari mereka hanya membaca materi secara sepintas tanpa memperhatikan hal penting yang ada di dalamnya sehingga ketika diberi pertanyaan mereka cenderung masih bingung mencari-cari jawaban. Pada saat diberikan tugas untuk di diskusikan siswa terlihat aktif untuk berdiskusi, akan tetapi ketika diminta untuk mengerjakan soal di depan mereka lebih sering mengerjakan soal dengan bertanya kepada teman. Siswa yang aktif dalam mengemukakan pendapat juga masih sangat sedikit dan siswa masih bingung ketika diminta untuk menjelaskan hasil diskusi mereka.
Hal ini menunjukan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Instruction, tingkat keaktifan menjadi siswa lebih tinggi dibandingkan menggunakan metode pembelajaran konvensional dalam proses belajar mengajar di kelas.
Tingginya tingkat keaktifan siswa di kelas eksperimen ini terjadi karena model pembelajaran Problem Based Instruction memberikan kesempatan kepada siswa untuk bisa mengajukan pendapat, bertanya dan menjawab pertanyaan yang dilakukan selama berdiskusi dalam penyelesaian permasalahan, mempresentasikan hasil diskusi ke seluruh kelompok dalam kelas serta dalam mengevaluasi hasil penyelesaian masalah. Dalam model pembelajaran Problem
Based Instruction siswa dibiasakan untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran dengan model Problem Based Instruction di kelas eksperimen ini diawali dengan pemberian kartu permasalahan untuk diselesaikan secara berkelompok kemudian dipresentasikan di depan kelas dan di evaluasi bersama-sama untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Sehingga dalam proses pembelajaran siswa yang berperan secara aktif, mulai dari proses diskusi untuk memecahkan permasalahan yang disajikan sampai pada proses penyajian hasil diskusi di kelas. Dengan demikian siswa akan memperoleh pengetahuan baru secara mandiri dari masalah yang dihadapinya. Sebagaimana dijelaskan dalam teori belajar vigotsky (Rusman, 2013:244) bahwa perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan pengalaman baru dan menantang serta ketika mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang dimunculkan.
Kartu permasalahan yang diberikan untuk diselesaikan secara berkelompok ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam belajar dan menemukan penyelesaian dari masalah yang diberikan. Dalam hal ini, selain diajak untuk memperoleh pengetahuan baru secara mandiri siswa juga diajak untuk lebih aktif dalam berinteraksi dengan siswa yang lain. Selain itu, penyelesaian masalah dengan diskusi kelompok juga mampu menciptakan komunikasi yang baik dan tanggung jawab dalam kelompok. Sedangkan tahap mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan mengevaluasi bersama-sama ini dapat membiasakan siswa untuk berani menunjukan hasil karyanya serta aktif dalam menyampaikan pedapat dan menanggapi hasil karya orang lain. Beberapa
hal tersebut menunjukkan bahwa Problem Based Instruction dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.
Lain halnya dengan kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran konvensional. Dalam pembelajaran di kelas kontrol guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dimana guru lebih mendominasi kelas sehingga siswa tampak bosan dan banyak diantara mereka yang tidak memperhatikan. Penggunaan model pembelajaran konvensional ini menyebabkan siswa menjadi malas berpikir dan kurang terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar siswa kurang optimal. Proses pembelajaran di kelas kontrol dengan menggunakan model konvensional merupakan proses pembelajaran satu arah, dimana guru berperan sebagai sumber belajar dan penyampaian informasi dan siswa hanya diberikan kesempatan untuk mendengarkan, menirukan apa yang dilakukan guru dan sesekali menjawab jika diberi pertanyaan sehingga partisipasi dan peran aktif siswa kurang.
Berdasarkan penjelasan di atas, di ketahui bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Instruction memiliki kelebihan di antaranya dalam model pembelajaran Problem Based Instruction siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik. Siswa juga di latih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain, dalam pembelajaran ini interaksi sosial antar siswa lebih banyak dikembangkan sebab hampir setiap langkah dalam pengajaran ini ada dalam situasi kelompok. Adanya permasalahan yang disajikan dalam pembelajaran Problem Based Instruction membiasakan siswa berfikir secara logis dan sistematis dalam pemecahan masalah, belajar memecahkan
masalah dapat membantu peserta didik untuk belajar bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata dan dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis serta mengembangkan kemampuan mereka guna beradaptasi dengan pengetahuan. Pembalajaran dengan model Problem Based Instruction pun dapat meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar
Selain itu, dilihat dari nilai hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction peningkatan hasil belajar lebih signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil
pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol yang sudah dipaparkan sebelumnya. Berdasarkan uji gain terjadi peningkatan hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen sebesar 0,45 yang berkategori sedang dan untuk kelas kontrol hanya sebesar 0,25 yang berkategori rendah. Pada kelas eksperimen nilai posttest
setelah diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction lebih tinggi dari nilai posttest kelas kontrol yang di berikan perlakuan menggunakan metode pembelajaran konvensional, hal ini menandakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kedua kelas tersebut. Ini dibuktikan dengan pengujian hipotesis yang menggunakan uji-t, dengan membandingkan thitung dan ttabel didapatkan thitung 4,63 dan ttabel sebesar 2,00 dengan taraf kesalahan 5% sehingga diperoleh thitung > ttabel, yang artinya terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, perbedaan tersebut dapat
dilihat berdasarkan nila rata-rata kelas eksperimen yang lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelas kontrol dengan selisih sebesar 10,35.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Titin, dkk. (2009) yang berjudul “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kontekstual melalui Model Pembelajaran Problem Based Instruction terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Pernapasan Manusia di Kelas VIII SMP Sukadana” hasil penelitian menunjukan bahwa model Problem Based Instruction dapat meningkatkan hasil belajar secara signifikan. Hasil ini membuktikan bahwa terdapat kecocokan hasil penelitian yang dilakukan oleh Titin, dkk. dengan penulis, yaitu bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction memang benar adanya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Namun, dalam penelitian ini juga telah dibuktikan bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Instruction
tidak hanya mampu meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi model pembelajaran
Problem based Instruction ini juga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dikelas.
Dari analisis regresi dan korelasi yang telah dilakukan, juga diketahui bahwa keaktifan siswa berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa hal ini dapat dilihat dari analisis regresi yang telah dilakukan, dimana koefisien regresi yang bernilai positif yaitu 1,28 pada kelas eksperimen dan 0,76 pada kelas kontrol. Sedangkan dari hasil perhitungan koefisien korelasi, pada kelas eksperimen di dapat koefisien korelasi 0,08 sedangkan pada kelas kontrol di dapat koefisien korelasi 0,06 ( nilai koefisien korelasi (r) > 0), hal ini berarti bahwa antara keaktifan dan hasil belajar siswa mempunyai hubungan positif.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction siswa jauh lebih aktif dan hasil belajar juga lebih baik dibandingkan jika menggunakan metode pembelajaran konvensional. Sehingga hipotesis yang menyatakan model pembelajaran Problem Based Instruction dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK kelas XI SMA Teuku Umar Semarang diterima.
4.3.Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan secara maksimal untuk mencapai hasil yang terbaik, namun diakui bahwa penelitian ini masih memiliki keterbatasan yang harus dikemukakan sebagai bahan pertimbangan. Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini diantaranya:
4.3.1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction membutuhkan waktu yang relatif lama karena terdapat lima tahap yang harus dilalui siswa, sedangkan alokasi waktu untuk pembelajaran terbatas.
4.3.2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction hanya dilakukan pada materi dokumen pengolah angka dengan variasi tabel pada mata pelajaran TIK, sehingga dimungkinkan akan terdapat perbedaan hasil penelitian apabila diterapkan pada materi pelajaran TIK yang lebih luas.
95
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di uraikan pada bab 4, dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1. Terdapat peningkatan keaktifan siswa pada kelas kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction, hal ini ditunjukkan dengan perbedaan persentase keaktifan siswa. Pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata persentase keaktifan siswa sebesar 75,62% yang termasuk ke dalam kategori sangat aktif, sedangkan pada kelas kontrol persentase keaktifan siswa hanya mencapai 64,17% dan termasuk dalam kategori aktif.
5.1.2. Terdapat peningkatan nilai hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction sebesar 0,45, besar peningkatan tersebut termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan peningkatan nilai hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional hanya sebesar 0,25 yang termasuk dalam kategori rendah. Pada analisis uji t didapatkan thitung sebesar 4,63 sedangkan ttabel sebesar 2,00, maka thitung > ttabel yang artinya terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas
eksperimen (75,54) yang lebih tinggi dibanding nilai rata-rata kelas kontrol (65,19) dengan selisih nilai sebesar 10,35.
5.1.3. Keaktifan siswa berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa yang berarti setiap keaktifan siswa bertambah hasil belajar siswa juga akan ikut bertambah. Hal ini dapat dilihat dari analisis regresi yang telah dilakukan, dimana koefisien regresi yang bernilai positif yaitu 1,28 pada kelas eksperimen dan 0,76 pada kelas kontrol.
5.2. Saran
Berdasarkan keterbatasan penelitian, ada beberapa saran yang dapat di pertimbangkan untuk penelitian selanjutnya, diantaranya yaitu:
5.2.1. Dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction
diperlukan manajemen waktu yang sebaik-baiknya agar kelima tahap dalam model pembelajaran Problem Based Instruction dapat dilaksanakan semaksimal mungkin.
5.2.2. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menerapkan model pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Abas. 2011. Comparison Between The Biology Of Learning Modelcooperative Learning Think Pair Share (TPS) Model With Problembased Learning Instruction (PPI) SMP 21 VII Class City Bengkulu.Jurnal Exacta, Vol. IX
Ahmadi, Abu & Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta Rineka Cipta
Anni, Chatarina Tri dkk. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang:UNNES PRESS Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta:Rinaka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumu Aksara
Ginanjar, Bagus. 2012. Pengaruh Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran dan Kebiasaan Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Malang. Skripsi, Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Dwiani, Heningtyas. 2015. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Klaten: Viva Pakarinda
Eko. 2011. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). http://www.ras-eko.com/2011/05/model-pembelajaran-problem-
based_19.html.29 Maret 2015(20.49)
Hollingsworth, Patt & Gina Lewis. 2008. Pembelajaran Aktif Meningkatkan Keasyikan Kegiatan di Kelas. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang Ibrahim. 2004. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya:UNESA
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers
Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rinaka Cipta.
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya
Sugandi, Ahmad dan Haryanto. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang:UNNES Pers
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta
Sundayana, Rostina. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta Suprijono. Agus. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Suryosubroto. 2012. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rieka Cipta Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep
Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Belajar.Jakarta:Rajawali Pers
Titin, dkk. 2009. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kontekstual Melalui Model Problem Based Instruction(PBI) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pernapasan Manusia Di Kelas VII SMP Negeri 3 Sukadana.Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXI
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publiser
Wahyuni,Eni Nur dan Baharudin. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group
Yusmiati, Rini. 2010. Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Belajar di Kelas Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VIII SMP N 7 Semarang tahu ajaran 2009/2010. Universitas Negeri Semarang.
100
Lampiran 1: Silabus pengembangan
SILABUS PENGEMBANGAN
Nama Sekolah : SMATeuku Umar
Mata Pelajaan : Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kelas/Semester : XI/II (Genap)
Tahun ajaran : 2014/2015
Standar kompetensi : Menggunakan Perangkat Lunak Pengolah Kata
Alokasi waktu persemester : 4 x 45 menit
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi Waktu Sumber/ Bahan/Alat 2.2 Menggunakan perangkat lunak pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar, dan diagram Dokumen pengolah angka dengan variasi tabel
Peserta didik diminta untuk mengaktifkan program pengolah angka sesuai dengan prosedur yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Guru menjelaskan beberapa
operator, formula, fungsi dan referensi pada program pengolah angka Ms. excel.
Dengan menggunakan program pengolah angka Ms. Excel yang sudah aktif, peserta didik diminta untuk mengaplikasikan beberapa operator, formula, fungsi dan referensi pada microsoft excel.
Menggunakan operator pada Microsoft Excel Menggunakan formula pada Microsoft Excel Menggunakan fungsi
pada Microsoft Excel Menggunakan referensi pada Microsoft Excel Tugas kelompok Ulangan 4 JP Seperangkat komputer Buku Paket TIK kelas XI (Yudhistira) Seperangkat LCD LKS
Lampiran 2: RPP kelas eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMA Teuku Umar Semarang Mata Pelajaran : Teknik Informatika dan Komputer Kelas / Semester : XI / 2
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit
A. STANDAR KOMPETENSI
Menggunakan perangkat lunak pengolah angka untuk menghasilkan informasi
B. KOMPETENSIDASAR
Menggunakan perangkat lunak pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar, dan diagram
C. INDIKATOR
Mengolah data dengan menggunakan variasi tabel (operator, formula, fungsi dan referensi) pada microsoft excel
D. TUJUANPEMBELAJARAN
Mengolah data dengan menggunakan variasi tabel (operator, formula, fungsi dan referensi) pada microsoft excel
E. MATERIPEMBELAJARAN
5) Operator pada Microsoft Excel e. Operator Aritmetika
Operator aritmetika berfungsi untuk membuat operasi dasar matematika. Berikut adalah jenis-jenis operator aritmetika:
Sistem Operator Operasi
+ Penjumlahan - Pengurangan : Pembagian * Perkalian % Persentase ^ Eksponensial & Penggabungan f. Operator Perbandingan
Operator perbandingan berfungsi untuk membandingkan dua buah nilai yang menghasilkan logika true or false. Berikut jenis-jenis operator perbandingan:
Sistem Operator Operasi
= Sama dengan > Lebih besar dari
< Lebih kecil dari
> = Lebih besar sama dengan < = Lebih kecil sama dengan < > Tidak sama dengan g. Operator Acuan (Referesi)
Operator acuan berfungsi menggabungkan range (selang) sel yang digunakan dalam perhitungan. Berikut tabel jenis-jenis operator acuan yang digunakan pada program Microsoft Excel:
Sistem Operator Operasi
Titik dua (:) Operator jangkauan yang berfungsi untuk menghasilkan satu acuan dari dua acua, meskipun dari sel yang berbeda.
Koma (,) Operator penyatuan yang berfungsi untuk menggabungkan banyak acuan menjadi satu acuan
Spasi ( ) Operator perpotongan yang berfunfsi untuk mengacu kepada sel yang menjadi perpotongan di antara dua acuan.
h. Operator Penggabungan Teks
Fungsi operator penggabungan teks adalah untuk merangkai atau menggabungakan dua buah data teks atau lebih sehingga meghasilkan satu rangkaian teks. Simbol operator yang digunakan adalah “&”.
6) Mengenal Formula pada Microsoft Excel
Formula adalah ekspresi untuk menghitung numerik atau teks berdasarkan rumus tertentu.. Formula dapat berisi operator, referensi, atau suatu fungsi tertentu. Berikut adalah aturan-aturan yang perlu diperhatikan dalam penulisan formula:
6. Tanda sama dengan
Tanda sama dengan (=) merupakan tanda awal dari penulisan formula yang mutlak harus dituliskan jika hendak menggunakan formula apapun.
7. Tanda kurung
Tanda kurung “( )” digunakan untuk memisahkan bagiab-bagian yang dianggap perlu dalam suatu formula.
8. Tanda pemisah argument/variable
Pada penerapan formula lanjutan, banyak digunakan argument atau variable dalam suatu formula. Untuk memisahkan argument atau variable, ada dua tanda yang digunakan yaitu tanda koma (,) atau titik kima (;).
9. Tanda kutip/petik
Tanda kutip (“ “) digunakan jika hendak menggunakan isi atau data pada sebuah sel untuk digunakan pada formula.
10.Gunakan alamat sel/range
Penulisan formula hendaknya merujuk pada alamat sel atau range, dan jangan merujuk langsung pada isi sel atau datanya.
7) Mengenal Fungsi pada Microsoft Excel
Fungsi merupakan rumus yang sudah disediakan oleh Microsoft Excel dan siap untuk digunakan sebagai alat untuk membantu perhitungan.
Berikut adalah beberapa macam fungsi yang biasa digunakan: 1. Fungsi Statistik
Fungsi statistik digunakan untuk keperluan dalam pekerjaan stastistik. Berikut adalah tabel beberapa macam fungsi statistik yang sering digunakan dalam mengolah data.
Fungsi Kegunaan
AVERAGE Mencari nilai rata-rata MAX Mencari nilai tertinggi MIN Mencari nilai terendah
COUNT Mencari jumlah data berformat angka yang terdapat dalam suatu range tertentu
COUNTIF Mencari jumlah data berformat angka yang terdapat dalam suatu range dengan kriteria tertentu
LARGE Mencari uruta nilai terbesar SMALL Mencari urutan nilai terkecil 2. Fungsi teks
Fungsi teks digunakan untuk mengolah data-data berupa teks, dimana fungsi ini akan memunculkan suatu nilai berdasarkan data- data berformat teks. Berikut adalah tabel beberapa contoh penggunaan fungsi teks:
Fungsi Kegunaan
LEFT mengambil beberapa karakter dari kiri pada sebuah string teks yang dipilih
RIGHT mengambil beberapa karakter dari kanan pada sebuah string teks yang dipilih
MID mengambil beberapa karakter dengan menentukan terlebih dahulu posisi awal karakter dan berapa karakter pada teks yag dimunculkan
LOWER Mengubah kondisi karakter teks dari huruf kapital menjadi huruf kecil.