BAB III METODE PENELITIAN
3.5 Metode Pengumpulan Data
3.5.1 Wawancara
Menurut Arikunto (2010: 198) wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari
terwawancara (narasumber). Secara fisik wawancara dibedakan menjadi wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur kepada guru mata pelajaran TIK kelas XI SMA Teuku Umar Semarang. Informasi yang didapatkan setelah melakukan wawancara dengan guru yaitu tentang permasalahan pembelajaran pada mata pelajaran TIK pada materi dokumen pengolah angka dengan variasi tabel. Informasi tersebut kemudian digunakan peneliti untuk menentukan variabel yang akan diteliti.
3.5.2 Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274). Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai nama-nama siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol serta untuk memperoleh data nilai awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang dijadikan sebagai data awal adalah nilai ulangan harian TIK bab sebelumnya yaitu materi Microsoft Office Excel (Versi 2007).
3.5.3 Observasi
Di dalam pegertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan observeran, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi mengobservaasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap (Arikunto, 2010: 199). Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengamati aktivitas belajar
siswa selama pembelajaran berlangsung. Observeran terhadap siswa ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan tingkat keaktifan siswa dalam kelas pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3.5.4 Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk menentukan ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 193). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pretest-posttest. Pretest digunakan untuk mengukur kemampuan awal dan posttest untuk mengetahui hasil belajar setelah mendapatkan perlakuan. Tes yang diberikan kepada siswa berbentuk tes objektif. Bentuk soal yang digunakan peneliti yaitu soal pilihan ganda. Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat (Sudjana, 2011: 48).
Peneliti menggunakan tes berbentuk pilihan ganda karena bentuk tes pilihan ganda memungkinkan adanya satu jawaban yang benar dari beberapa pilihan jawaban, sehingga menimbulkan adanya objektivitas bagi siswa dalam menjawab dan guru atau korektor dalam memeriksa dan menilai pekerjaan siswa. Peneliti menyediakan lima aternatif pilihan jawaban dalam tes. Tes pilihan ganda tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam kompetensi berpikir siswa jenjang sekolah menengah seperti ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Selain itu, hasil pekerjaan siswa dapat dikoreksi secara cepat dengan hasil yang dapat dipercaya.
3.6Instrumen Penelitian
Arikunto (2010: 203) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Instrumen observasi dan Instrumen tes. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut:
3.6.1 Instrumen Observasi
Instrumen observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran yang akan di isi oleh observer. Adapun kriteria yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa dalam pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.1 Kriteria penilaian aktivitas siswa
Persentase Keaktifan Siswa Kriteria
Presentase keaktifan siswa ≤ 25% Kurang Aktif 25% < Persentase keaktifan siswa ≤ 50% Cukup Aktif 50% < Persentase keaktifan siswa ≤ 75% Aktif Persentase keaktifan siswa > 75% Sangat Aktif
3.6.2 Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda. Sebelum tes dilaksanakan, instrumen tes yang digunakan untuk mengambil data, terlebih dahulu di ujicobakan ke dalam kelas uji coba yaitu kelas XI.IPA
agar dapat di analisis validitasnya, rebilitasnya, tingkat kesukaran dan daya beda soal. Adapun teknik analisis instrumen selengkapnya adalah sebagai berikut:
3.6.2.1Validitas soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan mengungkap data dari variabel yang di teliti secara tepat. Untuk menentukan validitas soal dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ } ∑ ∑
…………. (1)
Arikunto (2010: 87) Keterangan:
rx = koefisien korelasi product moment N = jumlah subyek
x = skor setiap butir soal yang diraih oleh siswa y = skor total yang diraih tiap siswa
= jumlah skor perbutir soal dari seluruh siswa
= jumlah skor total siswa seluruhnya Jika rx hitung > tabel maka soal tersebut valid.
3.6.2.2Reabilitas soal
Rebilitas atrinya dapat diandalkan atau di percaya. Arikunto (2010: 221) menyatakan bahwa reabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat di percaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk menentukan reabilitas soal dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut:
∑
………. (2)
Arikunto (2010: 115) Keterangan:
= reliabilitas tes secara keseluruhan
P = prporsi subjek yang menjawab item dengan benar
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ( q = 1-p )
∑ = Jumlah hasil perkalian dari p dan q
= banyaknya item
S = Standar deviasi dari tes
Jika hitung > r tabel maka soal tersebut reliabel.
3.6.2.3Tingkat kesukaran soal
Tingkat kesukaran ini untuk menyatakan seberapa mudah atau sulitkah sebuah soal tes. Untuk menentukan indeks kesukaran maka digunakan rumus :
………….. (3)
(Arikunto,S 2012: 223) Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyak peserta didik yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes
Klasifikasi kesukaran yang digunakan adalah : a. Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar b. Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang c. Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
3.6.2.4Daya beda soal
Daya beda soal menyatakan seberapa besar butir soal dapat membedakan antara siswa kelompok tinggi (skor tinggi) dengan siswa kelompok rendah (skor rendah). Butir soal yang baik adalah butir soal yang mampu membedakan kelompok tersebut. Untuk menentukan daya beda soal maka digunakan rumus :
……… (4) (Arikunto,S 2012: 228) Keterangan:
D = daya beda soal
BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar JA = jumlah kelompok atas
JB = jumlah kelompok bawah
PA = = proporsi kelompok atas yang menjawab benar
PB = = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar Kriteria yang digunakan adalah:
a. Soal dengan D = 0,00 – 0,20 memiliki daya beda jelek b. Soal dengan D = 0,21 – 0,40 memiliki daya beda cukup
c. Soal dengan D = 0,41 – 0,70 memiliki daya beda baik d. Soal dengan D = 0,71 – 1,00 memiliki daya beda baik sekali