• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pengaruh Penggunaan Inkuiri Terhadap Kemampuan

4.1.2.1 Uji Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Memahami

dilakukan dengan membandingkan skor pretest dan dilanjutkan uji pengaruh perlakuan pada aspek memahami.

4.1.2.1Uji Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Memahami

Langkah pertama yang dilakukan yaitu menganalisis perbandingan skor pretest untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berdasarkan penjelasan sebelumnya cara ini digunakan untuk mengetahui apakah kondisi data dari kelompok kontrol dan eksperimen yang akan dianalisis memiliki titik pijak yang sama. Hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa semua data terdistribusi normal karena memiliki harga Sig. (2-tailed) > 0,05 sehingga analisis statistik yang akan digunakan dalam uji perbandingan adalah statistik parametrik dalam hal ini independent samples t-test. Analisis data memiliki tingkat kepercayaan 95% dengan hipotesis statistik sebagai berikut (lihat lampiran 13.2).

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Dengan kriteria sebagai berikut.

1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima. Dengan kata lain tidak terdapat perbedaan antara pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak. Dengan kata lain terdapat perbedaan antara pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hasil analisis perbandingan skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 15. Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Memahami

Hasil Pretest Signifikansi Keterangan Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 0,302 Tidak berbeda

Nilai signifikansi dilihat berdasarkan hasil perolehan harga Levene’s Test. Jika harga Levene’s Test di atas kriteria dalam hal ini > 0,05 maka terdapat

47 homogenitas varian. Sedangkan jika harga Levene’s Test di bawah kriteria dalam hal ini < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varian. Hasil uji hipotesis menunjukkan harga Levene’s Test 0,302 yang menunjukkan terdapat homogenitas varian. Analisis data menunjukkan skor pretest kelompok kontrol lebih tinggi dengan nilai M = 2,16, SE = 0,08, dibandingkan kelompok eksperimen yang menggunakan nilai M = 2,02, SE = 0,10. Terkait hasil tersebut diperoleh perbedaan yang signifikan dengan nilai t(61) = 1,04, Sig. (2-tailed) = 0,302. Dari tabel tersebut harga Sig. (2-tailed) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan harga > 0,05 yaitu 0,302 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam kemampuan memahami. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama.

4.1.2.2Uji Perbedaan Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Memahami Langkah ini dilakukan untuk melihat apakah ada kenaikan yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji perbedaan pretest dan posttest I akan menunjukkan besar persentase peningkatan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berdasarkan uji normalitas pada semua kelompok memiliki harga Sig. (2-tailed) > 0,05 sehingga semua data termasuk berdistribusi normal. Terkait hal tersebut analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik dalam hal ini paired t-test dengan tingkat kepercayaan 95% dengan hipotesis ststistik sebagai berikut (lihat lampiran 13.3).

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I. Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I. Dengan kriteria sebagai berikut (lihat lampiran 13).

1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima. Dengan kata lain tidak ada kenakan yang signifikan dari pretest ke posttest I.

2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak. Dengan kata lain ada kenakan yang signifikan dari pretest ke posttest I.

48 Hasil analisis perbedaan pretest dan posttest I pada kelompok ekperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 16. Perbandingan Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Memahami

No Kelompok Rerata Test (%)

Peningkatan Signifikansi Keterangan Pretest Posttest I

1 Kontrol 2,16 2,69 24,53 0,000 Berbeda

2 Eksperimen 2,02 2,94 45,54 0,000 Berbeda

Skor pretest dan posttest I kemampuan memahami pada masing-masing kelompok berbeda secara signifikan. Skor rata-rata pada posttest memiliki nilai lebih tinggi dari pada skor rata-rata pretest. Pretest kelompok kontrol memiliki nilai M = 2,16, SE = 0,08, sedangkan hasil nilai posttest I diperoleh nilai M = 2,69, SE = 0,13. Terkait hasil tersebut diperoleh perbedaan yang signifikan dengan nilai t(30) = -4,11, Sig. (2-tailed) = 0,000. Hal yang serupa juga dialami kelompok eksperimen dengan nilai M = 2,02, SE = 0,09, sedangkan hasil nilai posttest I diperoleh nilai M = 2,94, SE = 0,15. Pada kelompok eksperimen diperoleh perbedaan yang signifikan dengan nilai t(31) = -6,62, Sig. (2-tailed) = 0,000. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa terdapat kenaikan yang signifikan terjadi dari pretest ke posttest I pada masing masing kelompok.

4.1.2.3Uji Perbedaan Selisih Skor Pretest-posttest Kemampuan Memahami Langkah ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen. Analisis statistik yang digunakan dalam hal ini adalah analisis statistik parametrik independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% dengan hipotesis statistik sebagai berikut (lihat lampiran 13.5).

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor dari pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan kontrol.

49 Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor dari pretest ke

posttest I pada kelompok eksperimen dan kontrol. Dengan kriteria sebagai berikut.

1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima. Dengan kata lain metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memahami. 2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak. Dengan kata lain metode

inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memahami.

Tabel 17. Perbandingan Selisih Skor Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Hasil Selisih Pretest ke PosttestI Signifikansi Keterangan Kelompok kontrol dan eksperimen 0,046 Berbeda

Sebelum melihat harga signifikansi terlebih dahulu mengetahui harga Levene’s Test dari hasil analisis data. Jika harga Levene’s Test di atas kriteria dalam hal ini > 0,05 maka terdapat homogenitas varian. Sedangkan jika harga Levene’s Test di bawah kriteria dalam hal ini < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varian. Hasil uji hipotesis menunjukkan harga Levene’s Test 0,50 menunjukkan adanya homogenitas varian. Penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memahami. Pencapaian selisih skor rata-rata kelompok kontrol lebih rendah dibandingkan kelompok eksperimen. Selisih skor rata-rata yang diperoleh pada kelompok kontrol diperoleh nilai M = 0,53 , SE = 0,13 , sedangkan skor rata-rata yang diperoleh pada kelompok eksperimen diperoleh nilai M = 0,92 , SE = 0,14. Terkait hal tesebut terdapat perbedaan yang signifikan selisih skor rata-rata pada kelompok kontrol dan eksperimen dengan nilai t(61) = -2,04, Sig. (2-tailed) = 0,046. Analisis statistik diperoleh nilai t yang sebesar -2,04 dengan df sebesar 61 yang menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,046 sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima, maka ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memahami.

50 Langkah analisis statistik dapat diringkas ke dalam diagram berikut yang memperlihatkan skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Gambar 5. Perbandingan Skor Pretest dan Posttest I Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Kemampuan Memahami.

4.1.2.4Uji Besarnya Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Memahami

Langkah ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh yang signifikan hasil penelitian atau biasa disebut dengan effect size. Untuk mengetahui besarnya effect size dalam hal ini digunakan analisis statistik menggunakan korelasi dengan kriteria r. Hasil perhitungan besarnya effect size menggunakan analisis statistik menggunakan korelasi dengan kriteria r. Perhitungan persentase dilakukan dengan mengkuadratkan nilai r. Koefisien korelasi r dipilih karena koefisien korelasi ini cukup mudah untuk mengetahui besarnya efek dalam rentang antara harga 0 (tidak ada efek) dan 1 (efek sempurna). Hasil perhitungan persentase pengaruh metode terhadap kemampuan mengingat sebagai berikut.

Tabel 18. Besarnya Pengaruh terhadap Kemampuan Memahami

Kelompok t df r R2 Effect

size keterangan Kontrol -4,12 30 0,60 0,3600 36 % Efek menengah Eksperimen -6,66 31 0,77 0,5929 59,29 % Efek besar

51 Kelompok kontrol memiliki nilai t(30) = -4,12, r = 0,60 sedangkan pada kelompok eksperimen memiliki nilai t(31) = -6,66, r = 0,77. Berdasarkan hasil tabel tersebut menunjukkan bahwa besarnya effect size yang diperoleh kelompok kontrol sebesar 0,60 dan besar effect size kelompok eksperimen diperoleh sebesar 0,77. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh metode ceramah terhadap kemampuan memahami termasuk ke dalam kategori menengah. Hal berbada terdapat pada hasil pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan memahami termasuk ke dalam kategori besar. Pengaruh pada metode ceramah terhadap kemampuan memahami sebesar 36%, sedangkan persentase pengaruh pada metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat sebesar 59,29%. Hal tersebut berarti penggunaan metode konvensional mempengaruhi kemampuan mengingat sebesar 36% sedangkan 64% lainnya merupakan pengaruh dari faktor-faktor lain yang tidak kami teliti. Hal yang serupa terdapat pada penggunaan metode inkuiri yang mempengaruhi kemampuan mengingat sebesar 59,29%, sedangkan 40,71% merupakan pengaruh dari faktor-faktor lain yang tidak kami teliti.

Dokumen terkait